Anda di halaman 1dari 50

Pertemuan 3.

DASAR ANALISA
IMPEDANSI SERI SALURAN TRANSMISI
• Terdapat empat parameter yang memengaruhi kinerja
saluran transmisi, yaitu : resistansi, induktansi,
kapasitansi, dan konduktansi.

• Konduktansi, ada antara konduktor atau antara


konduktor dan tanah. Konduktansi sebagai akibat dari
arus bocor pada isolator saluran udara dan melalui
isolasi kabel. Karena kebocoran pada isolator saluran
udara dapat diabaikan,maka konduktansi antara
konduktor saluran udara biasanya diabaikan (sebab
tergantung pada iklim cuaca, dan cepat berubah ubah)
Beberapa sifat dari rangkaian listrik dapat dijelaskan
oleh medan listrik dan medan magnet yang menyertai
arusnya, seperti tampak pada gambar saluran satu fasa
berikut.

Garis fluks magnet membentuk loop tertutup yang


menghubungkan rangkaian, dan garis fluks listrik
berasal dari muatan positif pada satu konduktor dan
berakhir pada muatan negatif pada konduktor lainnya.
Perubahan arus pada penghantar menyebabkan
perubahan jumlah garis fluks yang melingkupi
rangkaian. Jika Fluks magnetic yang melingkupi
rangkaian berubah-ubah maka akan menginduksikan
tegangan pada rangkaian yang sebanding dengan nilai
perubahan fluks tersebut. Induktansi rangkaian
berhubungan dengan tegangan induksi dengan
perubahan fluks terhadap perubahan arus.

Kapasitansi yang terjadi antara penghantar didefinisikan


sebagai muatan pada suatu penghantar persatuan beda
potensial antara mereka. Resistansi dan induktansi
tersebar secara merata sepanjang saluran, yang
membentuk impedansi seri.
Konduktansi dan kapasitansi timbul pada saluran fasa
tunggal, atau dari suatu saluran ke netral pada saluran
tiga fasa membentuk admitansi shunt.

Walaupun resistansi, induktansi, dan kapasitansi


tersebar, rangkaian ekuivalen suatu saluran adalah
terdiri dari parameter-parameter yang disamakan.
Biasanya jenis penghantar saluran transmisi daya menggunakan
tembaga, tetapi telah digantikan dengan penghantar aluminium
untuk saluran udara, sebab harga lebih murah dan berat lebih ringan
untuk tahanan yang sama. Walaupun pada kenyataannya diameter
aluminium lebih besar namun ini merupakan satu keunggulan dari
aluminium sebab dengan diameter yang lebih besar, garis fluks listrik
yang berasal dari konduktor akan terpisah lebih jauh pada
permukaan konduktor untuk tegangan yang sama.

Ini berarti ada gradien tegangan yang lebih rendah pada permukaan
konduktor dan lebih sedikit kecenderungan untuk mengionisasi
udara di sekitar konduktor.

Ionisasi menghasilkan efek yang tidak diinginkan yang disebut


korona.
JENIS-JENIS PENGHANTAR SALURAN
Beberapa tipe penghantar aluminium yang
umum digunakan pada saluran udara:
AAC : All Aluminium Conductor
AAAC : All Aluminium Alloy Conductor
ACSR : Aluminium Conductor Steel Reinforced
ACAR : Aluminium Conductor Alloy Reinforced

ACSR yang dibedakan oleh pabrik pembuat


dalam beberapa jenis (Lihat Daftar)
Contoh penghantar ACSR sperti gambar

Terdiri dari 7 untai baja, dan 24 untai aluminium (ditandai dengan 24


Al/7St atau 24/7)
Suatu penghantar yang disebut expanded ACSR
diberi kertas pemisah untai baja bagian dalam
dengan utai aluminium bagian luar. Kertas
dengan diameter lebih besar dengan tujuan
memperkecil korona. Bentuk penghantar ini
biasanya digunakan pada Extra High Voltage
(EHV)
RESISTANSI DAN INDUKTANSI JARINGAN TRANSMISI
Tujuan dasar jaringan transmisi:
 menghantarkan energi listrik dari unit pembangkit ke berbagai lokasi sistem
distribusi yang akhirnya mensuplai beban

 Parameter saluran transmisi:


• Resistansi (R),
• Induktansi (L),
• Kapasitansi (C)
• dan Konduktansi shunt
 Konduktansi shunt berkaitan dengan arus bocor yang mengalir pada isolasi dan
jalur ionisasi di udara. Arus bocor tidak berarti jika dibandingkan dengan arus
yang mengalir pada saluran transmissi
 Tahanan seri pada saluran mengakibatkan rugi daya nyata pada penghantar
 Kapasitas penyaluran daya dari jaringan transmisi umumnya dipengaruhi oleh
induktansi seri
 Kapasitansi shunt mengakibatkan arus pemuatan untuk mengalir pada saluran
dan penting pada saluran saluran transmisi menengah dan panjang.
 Parameter parameter ini tersebar secara merata tetapi dapat disatukan untuk
analisis dan dasar pendekatan
Resistansi saluran
Tahanan dc dari penghantar padat dituliskan dengan rumus:

Rdc = Resistansi tegangan searah (Ohm, Ω)


l = Panjang penghantar (meter)
A = Diameter (mm 2)
= Tahanan jenis
Tahanan konduktor dipengaruhi oleh 3 faktor:
 Frekuensi : Arus bolak balik yang mengalir pada konduktor, tidak megalir secara
merata pada luar diameter penghantar dan tidak bertambah secara merata dengan
bertambahnya frekuensi). Kerapatan arus lebih besar pada permukaan konduktor.
Ini mengakibatkan tahan ac lebih besar dibandingkan tahanan dc. Efek ini dikenal
dengan efek kulit. Tahanan ac biasanya sebagai dasar dalam tahanan efektip
konduktor.
 Lilitan(spiralling): Nilai tahanan dc penghantar yang terlilit akan lebih besar
dibandingkan tanpa terlilit sebab lilitan tersebut mengakibatkan lebih panjang dari
konduktor itu sendiri
 Temperatur: Tahanan akan bertambah dengan bertambahnya temperatur. Pada saat
harga pada temperatur dan panjang tertentu, bekerja pada temperatur yang lebih
tinggi, resistansi aktual akan lebih besar.
Dengan perubahan kecil dari temperatur, resistansi bertambah secara
linear seperti pertambahan temperature, dan resistandi pada
temperatur T, ditentukan dengan rumus:

Tahanan R2 pada temperatur T2 0C dapat diperoleh bila tahanan R1


pada temperatur T1 0C diketahui, yaitu dituliskan dengan rumus:

Untuk aluminium,
PENTABULASIAN NILAI RESISTANSI PENGHANTAR
SALURAN

Perhatikan pada Tabel. Nilai tahanan dc dari ragam jenis


penghantar telah dicantumkan oleh pabrik. Pertambahan nilai
resistansi akibat efek kulit dapat dihitung untuk sekeliling
kawat dan tabung penghantar padat, dan kurva R/R0 .
Pada table Daftar karakteristik listrik dari kabel Farigold
stranded memiliki tahanan dc 0,01558 Ohm per 1000 ft pada
temperature 200 C, dan tahanan ac nya = 0,0956 Ohm/mile
pada temperature 500 C. Untaian terdapat 61 untai dan
ukurannya adalah 1113000 cmil (Circular mile). Untuk
memferifikasi tahanan dc dan membandingkan dengan
tahanan ac nya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
ini.
Nilai tahanan penghantar adalah

Tahanan pada temperature 200C, (dengan pertambahan 2% untuk spiral) diperoleh:

Pada temperature 500C adalah

Jadi perbandingan resistansi dc dan ac =

Efek kulit menyebabkan pertambahan resistansi sebesar 3,7%


INDUKTANSI: Konsep dasar

Dasar pemahaman tentang teori medan elektromagnetik:


 Suatu penghantar yang dialiri arus litrik maka disekeliling penghantar
terdapat medan maknetik. Garis gaya maknet melingkar pada pusat
penghantar dan tersusun datar tegak lurus terhadap penghantar.
 Tegangan induksi pada penghantar ditentukan dengan:

= fluks bocor dari penghantar (Wb-Turn)


Sehingga persamaan dapat ditulis:

Dimana, adalah Induktansi (Henry)

Dalam suatu rangkaian maknet linear, fluks bocor berubah secara linear
dengan arus, dimana induktansi dibutuhkan konstan, yang ditentukan dengan
rumus:
Jika arus adalah bolak balik, maka dapat ditulis:

Dimana, adalah harga efektip dari fluks bocor


I adalah harga efektip dari arus.
Dengan menggunakan hukum Ampere, yang menghubungkan
intensitas medan maknetik H dengan arus tertutup Ienclosed , yaitu:

Kerapatan fluks (WB/mt2 ) ditentukan dengan rumus:

Dimana, µ = µ0.µr
Henry/mt (permeabilitas ruang bebas)
µr = Permeabilitas relatip
Dengan ini dapat diperoleh fluks yang terlingkupi oleh rangkaian dengan
menggabungkan kerapatan fluks pada permukaan yang dibatasi oleh gabungan
penghantar rangkaian.
Sehingga dengan menggunakan persamaan,

digantikan dengan , menjadi tegangan ac drop akibat lingkup fluks


bolak balik, sehingga dapat diperoleh sebagai:

Dengan cara yang sama induktansi mutual diantara dua rangkaian


didefinisikan sebagai lingkup fluks dari yang satu akibat arus dari rangkaian
yang ke-2, yaitu:

Drop tegangan pada rangkaian 2 akibat arus pada rangkaian 1 dapat ditulis:

Konsep induktansi mutual dibutuhkan ketika memutuskan untuk memasangkan


saluran yang paralel dan efek saluran daya pada saluran telepon.
Induktansi suatu penghantar akibat fluks dalam

Induktansi saluran transmisi diperhitungkan sebagai


fluks yang terlingkupi per Ampere. Jika permeabilitas
konstan, maka arus sinusoidal mengakibatkan
perubahan fluks secara sinusoidal yang sefasa dengan
arus. Jumlah fluks yang terlingkupi dapat digambarkan
sebagai fasor , dan .

Jika I merupakan nilai sesaat dari arus, maka harus


menjadi nilai sesaat dari fluks yang ditimbulkan oleh
arus. Arus yang terlingkupi diukur dengan satuan
Weber Turn (Wbt).
INDUKTANSI SALURAN TUNGGAL
Saluran transmisi adalah penggabungan dari penghantar
parallel, dan diasumsikan sebagai panjang yang tak
terbatas.

Gambaran lingkup fluks dari suatu konduktor silinder


berisolasi yang berarus dengan jalur kembali, ini
membentuk suatu rangkaian lilit tunggal, dan saluran
fluks maknetik adalah lingkaran tertutup berpusat, yang
ditentukan dengan kaidah tangan kanan.

Untuk menghitung induktansi suatu konduktor, penting


menentukan fluks dalam konduktor seperti fluks luar.
INDUKTANSI INTERNAL
Diameter konduktor silinder panjang dengan radius r,
Mengalirkan arus sinuoidal, dengan harga efektif I.
Ggm sekitar jalur lingkaran tertutup terpusat, dengan
Radius internal X terhadap konduktor, adalah:

Dimana, Hx = intensitas medan maknit (AT/m),


berjarak X meter dari pusat konduktor
Ix = Arus tertutup (A) sampai jarak X
Ketika medan simetris, Hx adalah konstan untuk semua titik yang berjarak
sama dari titik pusat konduktor. Sehingga persamaan
menjadi:

Dengan mengabaikan efek kulit dan menganggap rapat arus adalah


merata, maka
diperoleh: . Karena

maka

Untuk konduktor nonmaknetik, dengan permeabilitas konstan ,


Kerapatan fluks Bx pada jarak x dari pusat adalah:

dimana,
Diferensial fluks dari suatu daerah kecil pada ketebalan
dan panjang satu meter konduktor adalah:

Fluks melingkupi hanya bagian dari konduktor. Oleh sebab itu


pada asumsi kerapatan arus yang merata, hanya lilitan bagian
dari arus total yang dilingkupi oleh fluks.
Yaitu:

Dengan mengintegralkan dari 0 ke r, diperoleh:

Atau

(Bebas dari radius konduktor)


INDUKTANSI AKIBAT LINGKUP FLUKS EKTERNAL
Dua titik P dan Q masing masing pada jarak D1 dan D2 dari konduktor
yang mengalirkan arus sebesar I Amper. Ketika garis fluks maknetik
melingkar berpusat pada sekeliling koduktor,
keseluruhan Fluks antara titik P dan Q berada
pada permukaan Silinder terpusat lewat melalui
titik ini (Gambar 2.2).
Intensitas medan pada suatu jarak x adalah:

Dan kerapatan fluks adalah:


Fluks luar konduktor melingkupi seluruh arus I, dan kemudian
keterkaitan fluks adalah sama secara numerik terhadap fluks
Fluks pada suatu daerah kecil dan ketebalan dan panjang
satu meter konduktor, ditentukan dengan:
Dengan demikan total fluks yang terlingkupi akibat fluks antara titik P
dan Q adalah :

Induktansi antara dua titik eksternal konduktor adalah:


INDUKTANSI SUATU FASA TUNGGAL SALURAN DUA KAWAT
Suatu saluran fasa tunggal, terdiri dari 2 penghantar padat
bulat dengan radius r1 dan r2 yang terpisah sejarak D
(Gambar 2.3). Mengalirkan arus yang sama besar tetapi
berlawanan arah.

Arus membangkitkan gaya gerak maknit (ggm) yang


melingkupi antara penghantar spt gambar 2.3.
Induktansi konduktor 1 akibat fluks internal =
Secara simpel assumsi fluks eksternal yang ditimbulkan oleh arus pada
konduktor 1 melingkupi semua arus sampai pusat pada konduktor 2. Dan fluks
diluar pusat konduktor 2 tidak melengkapi arus. Asumsi ini memberikan hasil
yang agak akurat khususnya ketika D lebih besar dari r1 dan r2. Jadi untuk
memperoleh induktansi konduktor 1, akibat lingkup fluks eksternal adalah
dengan mensubtitusikan D1= r1 dan D2 = D,
pada persamaan:
,menjadi

Total induktansi konduktor 1 menjadi:




Dimana,

Radius adalah radius bayangan tidak mempunyai induktansi internal tetapi


mempunyai induktansi total yang sama seperti konduktor aktual

Dengan cara yang sama pada konduktor 2,

total induktansi rangkaian menjadi,

Bila konduktor identik, artinya:

Maka , persamaan ini memberikan induktansi

dari saluran dua kawat yang mana satu konduktor bertindak sebagai konduktor
kembali terhadap yang lain. Ini disebut induktansi loop.
Dari persamaan, ,induktansi konduktor 1 dapat

dituliskan sebagai,

Dengan cara yang sama, induktansi konduktor 2 =

Bila kedua konduktor identik, maka dapat ditulis L1=L2=L, maka induktansi per
fasa per Km panjang dari saluran dapat ditulis:

Dari persamaan ini jelas bahwa istilah pertama hanya fungsi dari radius
bayangan penghantar. Istilah ini didefinisikan sebagai akibat dari kedua fluks
internal dan eksternal terhadap konduktor 1 ke suatu jarak radius 1 meter.
Istilah yang kedua ketergantungan pada jarak konduktor dan ini disebut faktor
jarak induktansi.
INDUKTANSI SENDIRI DAN INDUTANSI MUTUAL
Induktansi per fasa untuk fasa tunggal saluran dua kawat dapat
digambarkan dalam induktansi sendiri dari masing masing konduktor
dan induktansi mutual mereka.
Misal rangkaian fasa tunggal digambarkan oleh dua kumparan yang
ditunjukkan dengan induktansi sendiri masing masing L11 dan L22 dan
induktansi mutual M12

Gambar menunjukkan saluran fasa tunggal


tampak sebagai dua kumparan yang digan
dengkan secara maknit, polaritas maknit
ditunjukkan dengan titik.
Keterkaitan fluks dan dapat dituliskan:

, pada saat , maka


Oleh sebab itu dapat dituliskan:

Dengan membandingkan persamaan tersebut dengan persamaan:

, dan

diperoleh:

Pendekatan dari induktansi sendiri dan induktansi mutual yang


digambarkan, dapat diberlakukan terhadap sekelompok konduktor.
Misal sebanyak n konduktor, yang membawa phasor arus I1, I2 ..In
Dimana, I1 + I2 + ...+ In = 0
Formula umum untuk lingkup fluks dari konduktor ditentukan dengan:

atau dapat dituliskan menjadi:


JENIS JENIS KONDUKTOR
Penghantar jaringan transmisi dalam praktek menggunakan yang
terjalin untuk memastikan fleksibilitas. Konduktor terjalin juga dikenal
dengan penghantar campuran, yaitu campuran dari dua atau lebih
elemen terjalin paralel secara kelistrikan. Konduktor yang digunakan
dalam saluran transmisi adalah penghantar tembaga terpilin (stranded
copper conductor), Penghantar tembaga berongga (hollow copper
conductor), dan konduktor ACSR (Alluminium Conductor Steel
Reinforced)

Jumlah pilinan (S), pada penghantar terjalin secara pilinan dengan total
ruang berbentuk gelang dengan pilinan dari diameter rata-rata (d)
ditentukan dengan:

Dimana, y adalah jumlah lapisan dimana pilinan pusat tunggal dihitung


sebagai lapisan pertama. Diameter (D) keseluruhan konduktor yang
terpilin adalah:
Pada gambar tampak suatu konduktor yang
Terdiri dari pilinan 24 aluminium dan 7 pilinan
Baja.
Pengembangan ACSR digunakan pada
Saluran transmisi EHV (Extra High Voltage).
Dengan menggunakan lapisan kertas atau goni
antara lapisan yang berbeda dari pilinan, yang menambah diameter
keseluruhan konduktor, mengurangi rugi korona dan tekanan elektrik
pada permukaan penghantar.
Konduktor tergabung (Bundled Conductor), umumnya digunakan pada
saluran transmisi EHV untuk mengurangi rugi korona dan mengurangi
gangguan radio pada rangkaian komunikasi.
INDUKTANSI PENGHANTAR CAMPURAN

Pada gambar tampak saluran satu fasa dengan 2 penghantar


campuran.
Pada prakteknya, kabel yang
Digunakan pada saluran adalah
Penghantar yang dipilin.
Spt gambar, dimana:

Penghantar X terdiri dari n berkas dengan radius rx, dengan arus I, dan
Y terdiri dari m berkas, dengan dengan radius ry, dengan arus –I
Diasumsikan mengalirkan besar arus yang sama, sehingga masing
masing, pada X adalah I/n dan pada Y adalah –I/m
Berdasarkan persamaan,

Diperoleh:

Jadi induktansi subkonduktor a ditentukan


dengan:

Induktansi rata-rata dari satu bagian dari gabungan konduktor X


menjadi:

Jika penghantar X merupakan gabungan dari sebanyak n berkas


yang paralel secara listrik, maka induktansinya menjadi:

Dengan mensubtitusikan harga


Dimana,

dimana ,
Dm adalah akar pangkat mn, yaitu perkalian dari jarak timbal
balik yang mungkin dari bagian penghantar n dari penghantar X
ke subpenghantar m dari penghantar B, yang disebut dengan
Mutual Geometric Mean Distance (GMD) dari penghatar X.
Dsx akar n2 dari perkalian istilah n2 yang terdiri dari rx’ dari tiap
pilin kali jarak masing masing pilinan dari semua pilinan yang lain
pada kelompok X. Dsx = Self Gemeometric Mean Distance (Self
GMD).
INDUKTANSI SALURAN TRANSMISI TIGA FASA DENGAN JARAK SIMETRIS
Pada gambar, tampak radius masing-masing
Adalah r.
Fluks yang terlingkup pada saluran a,

Jika diasumsikan arus tiga fasa seimbang,


yaitu: sehingga,

Oleh sebab itu:

Karena semetris,
maka: ketiga induktansi identik, yaitu:
INDUKTANSI SALURAN TRANSMISI TIGA FASA DENGAN JARAK TIDAK
SIMETRIS
Pada prakteknya jarak saluran tidak selalu
sama disebabkan konstruksi yang dibuat.
Oleh sebab itu akibat jarak tidak simetris,
walaupun arus seimbang, fluks yang dilingkupi
dan induktansi adalah tiap fasa adalah berbeda.
Induktansi yang berbeda pada tiap fasa,
mengakibatkan tegangan yg tidak seimbang di
ujung penerimaan, walaupun arus dan tegangan
yang dikirim adalah seimbang. Berdasarkan persamaan,

Sehingga fluks yang dihasilkan,

,
Yaitu:

dalam bentuk matriks,


Matriks induktansi L,

Matriks induktansi simetris L ditentukan dengan:


Arus tiga fasa seimbang, dengan Ia sebagai referensi diperoleh:
Ib = α2 Ia
Ic = α Ia
Dimana, operator kompleks α,
α = 1< 120o;
α2 = 1< 2400 ;
α3 = 1
Dari persamaan sebelumnya, diperoleh:

, Persamaan ini
menunjukkan induktansi fasa tidak sama akibat indktansi mutual
SALURAN TRANSMISI TRANSPOSE
Untuk mengatasi kerugian akibat induktansi biasanya dilakukan
pertukaran posisi seperti gambar:

Sehingga diperoleh:
INDUKTANSI SALURAN RANGKAIAN GANDA TIGA FASA
Untuk jenis ini, masing-masing fasa memiliki dua penghantar. Ini
dimaksudkan untuk memperkecil induktansi saluran. Ini memungkinkan
mutual GMD (Dm) rendah dan self GMD (Ds) adalah tinggi.

Dari gambar tampak:

Dab = mutual GMD antara fasa a dan b, pada bagian I transposisi


Dbc = mutual GMD antara fasa b dan c, pada bagian I transposisi

Dca = mutual GMD antara fasa c dan a, pada bagian I transposisi

Jadi:

Catatan: Deq ditetapkan serupa pada seksi II, dan seksi III dari siklus
transpose.
Self GMD equivalen (Ds) dapat ditentukan sebagai:

Dimana, Dsa = self GMD pada bagian I fasa a


(yaitu: penghantar a dan a’)

Ds juga diperoleh sama pada setiap transposisi. Jadi induktansi


per fasa:
Dimana, Ls adalah induktansi diri masing masing rangkaian
M = induktansi mutual antara dua rangkaian

Ini disebut sebagai hasil rangkaian ganda yang terhubung paralel. Metode
GMD juga digunakan pada yang tidak ditransposisikan.
Contoh kasus
Suatu rangkaian tunggal saluran tiga fasa, yang
bekerja pada frekuensi 60 Hz tersusun seperti
gambar berikut. Jenis penghantar adalh ACSR
Drake.

Carilah reaktansi induktif per fasa per mile.


Penyelesaian:
Dari daftar Tabel diperoleh Ds untuk ACSR Drake
= 0,0373 ft.
Deq = = 24,8 ft.
L = 2 x 10-7 ln = 13x10-7 H/m
XL = 2π x F x L = 6,28 x 13 x 10-7 x 1609 per mile
= 0,788 Ω/mi
1 Mile = 1,609 Km = 1609 Meter
TUGAS & LATIHAN
Penghantar dari suatu saluran satu fasa 60
Hz adalah kawat aluminium padat dengan
diameter 0,412 Cm. Penghantar dengan
jarak 3 meter. Tentukan induktansi saluran
dalam milli Henry per Mile.
Berapa induktansi yang diakibatkan
lingkupan fluks dalam ? Diasumsikan efek
kulit diabaikan.

Anda mungkin juga menyukai