Anda di halaman 1dari 11

NAMA: YUFRON ATWIANTO

NIM: 17101110001

Saluran Transmisi

Saluran transmisi dicirikan oleh adanya resistansi dan induktansi seri per satuan panjang dan
oleh kapasitansi paralel per-satuan panjang. Nilai-nilai ini menentukan kapasitas penyaluran
daya dari masing-masing saluran transmisi dan drop tegangan pada saluran transmisi dalam
kondisi berbeban.

Resistansi

Resistansi arus searah konduktor dinyatakan dengan persamaan berikut

Dimana
l = panjang konduktor
A = luas area melintang konduktor
ρ = resistivitas konduktor

Namun, ketika arus bolak-balik mengalir melalui konduktor, kepadatan arus tidaklah seragam
di seluruh bagian permukaan konduktor, akan tetapi agak lebih dekat ke permukaan.
Peristiwa ini disebut dengan skin effect yang membuat resistansi AC menjadi sedikit lebih
tinggi daripada resistansi DC pada persamaan (1).
Suhu juga berpengaruh terhadap resistivitas konduktor. Kenaikan suhu pada konduktor logam
hampir linier pada operasinya dan dapat dinyatakan dengan:

Dimana R1 dan R2 adalah resistansi pada temperatur t1 dan t2 dan T adalah konstanta yang
bergantung pada bahan konduktor dan konduktifitasnya. Karena resistansi konduktor tidak
dapat ditentukan secara akurat, maka cara yang paling baik untuk menentukannya adalah
dengan melihat data yang disediakan oleh pabrikannya.

Induktansi

Persamaan untuk mencari induktansi dari saluran transmisi tiga fasa dinyatakan dengan
persamaan:

Dari persamaan (3) dan (4) di atas, dapat diketahui bahwa:

 Semakin besar jarak antar fasa dalam saluran transmisi, semakin besar nilai
induktansinya. Hal ini terlihat dari besarnya GMD yang akan semakin meningkat bila
jarak antar fasa tersebut semakin lebar, sehingga nilai induktansi-dan reaktansi
induktif akan semakin besar.
 Semakin besar jari-jari konduktor saluran transmisi, semakin kecil induktansinya. Hal
ini terlihat dari besarnya besarnya r’ atau GMR yang akan semakin meningkat bila
jari-jari konduktor semakin bertambah, sehingga nilai induktansi-dan reaktansi
induktif akan semakin kecil.

Kapasitansi

Persamaan untuk mencari kapasitansi saluran transmisi tiga fasa dinyatakan melalui
persamaan:
Dari persamaan di atas, dapat diketahui bahwa:

 Semakin besar jarak antar fasa dalam saluran transmisi, semakin kecil nilai
kapasitansinya. Hal ini terlihat dari besarnya nilai GMD yang akan semakin
meningkat bila jarak antar fasa tersebut semakin lebar, sehingga nilai kapasitansi
akan semakin kecil
 Semakin besar jari-jari konduktor saluran transmisi, semakin besar pula nilai
kapasitansinya. Hal ini terlihat dari besarnya r yang meningkat mengakibatkan nilai C
akan semakin besar.

Model Saluran Transmisi

Tidak seperi generator, motor atau transformator, saluran transmisi secara fisik mempunyai
panjang yang terbentang sejauh puluhan atau ratusan kilometer. Sebagai akibatnya, resistansi,
induktansi dan kapasitansi yang berkaitan dengan saluran transmisi juga terdistribusi
sepanjang saluran tersebut.

Elemen seri dan paralel yang terdistribusi dari saluran transmisi membuatnya lebih sulit
untuk dimodelkan daripada transformator dan motor. Distribusi tersebut mungkin dapat
didekati dengan menggunakan resistor, induktor dan kapasitor sebagaimana yang tergambar
pada gambar berikut:

Akan tetapi, waktu yang dibutuhkan untuk menghitung tegangan dan arus yang mengalir
melalui saluran transmisi akan sangat banyak karena harus melakukan perhitungan tegangan
dan arus pada tiap-tiap simpul dari saluran transmisi.

Untungnya, adalah mungkin untuk membuat beberapa penyederhanaan dari model saluran
transmisi tanpa mengakibatkan error yang besar dalam perhitungan berdasarkan panjang dari
saluran transmisi itu sendiri, yaitu:

 Saluran transmisi pendek untuk saluran yang mempunyai panjang kurang dari 80 Km
(50 mil)
 Saluran transmisi menengah untuk saluran yang mempunyai panjang antara 80 Km
sampai 240 Km (150 mil), dan di beberapa referensi menyebutkan sampai 250 Km
 Saluran transmisi panjang untuk saluran yang mempunyai panjang lebih dari 240/250
Km.
Two-port Network dan Model ABCD

Saluran transmisi merupakan salah satu contoh dari two-port network. Two-port network
adalah sebuah jaringan yang dapat diisolasikan dari dunia luar dengan dua koneksi, atau port,
sebagaimana tergambar pada gambar berikut:

Jika network bersifat linier, maka teorema rangkaian dasar (yang analog dengan teorema
Thevenin) menyatakan hubungan antara tegangan pengirim dan tegangan penerima dan juga
arus dapat saling dihubungkan melalui persamaan berikut:

Dimana konstanta A dan D tidak mempunyai dimensi, konstanta B mempunyai satuan ohm
dan konstanta C mempunyai satuan siemen (S). Konstanta-konstanta ini seringkali disebut
sebagai konstanta ABCD, dan saluran transmisi adalah salah satu contoh two-port network
yang linier yang sering direpresentasikan dengan model ABCD.

Saluran transmisi pendek

Pada saluran transmisi pendek, kapasitansi paralelnya dapat diabaikan. Impedansi seri
diasumsikan digabung seperti yang digambarkan pada gambar berikut:
Jika impedansi per Km untuk saluran transmisi yang mempunyai panjang K Km adalah z0 = r
+ jx, maka total impedansi dari saluran adalah Z = R + Jx = Kr + jKx. Tegangan di ujung
pengiriman dan arus untuk pendekatan ini adalah:

Sehingga parameter ABCD-nya yaitu:

Saluran transmisi menengah


Saluran transmisi menengah dapat didekati dengan menggunakan dua model, yaitu:

 Model saluran π
 Model saluran T
Pada saluran transmisi menengah, kapasitansi paralel tidak dapat diabaikan, akan tetapi dapat
didekati dengan menggunakan dua model tersebut di atas.

Model saluran π

Model saluran π untuk saluran menengah digambarkan pada gambar berikut:


Dari gambar di atas, dengan menerapkan KCL pada simpul M dan N, didapatkan:

Dengan menerapkan KVL:

Substitusi persamaan untuk Vs ke persamaan


untuk Is didapatkan:

Sehingga parameter ABCD-nya yaitu:

Model saluran T
 
Model saluran T digambarkan sebagai berikut:

Dengan menerapkan KCL di titik tengah, maka :

Dengan menyusun kembali persamaan di atas, maka:

Arus di ujung sisi penerima diberikan oleh persamaan:

Substitusi persamaan untuk VM ke persamaan untuk IR, dan dengan menyusunnya kembali,


didapatkan:

Selanjutnya, arus di ujung sisi pengirim adalah:

Substitusi nilai persamaan untuk VM ke persamaan untuk IS, dan menyelesaikannya, maka
akan didapatkan persamaan:

Parameter ABCD dari model saluran T adalah:


Saluran transmisi panjang
Saluran transmisi panjang Diagram satu garis dari saluran transmisi ditunjukkan pada gambar
berikut:

Panjang saluran transmisi adalah l. Jika diasumsikan ∆x merupakan cuplikan bagian dari
saluran transmisi panjang dengan jarak x dari ujung sisi penerima. Tegangan dan arus pada
ujung cuplikan ini adalah V dan I sedangkan tegangan dan arus pada awal bagian yang
dicuplik adalah V+∆V dan I+∆I. Drop tegangan sepanjang bagian yang dicuplik adalah ∆V.
Karena panjang cuplikan adalah ∆x, impedansi seri dan admitansi paralel adalah z∆x dan
y∆x. Perlu diperhatikan bahwa impedansi dan admitansi total saluran adalah:

Dari rangkaian, terlihat bahwa

Atau jika dinyatakan dalam limit:

Untuk arus yang mengalir melalui cuplikan ∆x, yaitu:

Suku kedua dari persamaan di atas dapat diabaikan karena merupakan perkalian antara dua
kuantitas yang kecil, sehingga bila dinyatakan dalam limit, maka:
Dengan menurunkan kembali persamaan Dv/dx = Iz, dan mensubstitusikan persamaan Di/dx
= Vy, maka:

Akar-akar dari persamaan di atas terletak pada ±√(yz). Sehingga, hasil akhirnya adalah

Dan jika diturunkan kembali, maka

Persamaan untuk arus

Jika dua kuantitas berikut diberikan:

yang disebut dengan impedansi karakteristik

yang disebut dengan konstanta propagasi


Maka persamaan untuk tegangan dan arus dengan memasukan impedansi karakteristik dan
konstanta propagasi yaitu

Jika diasumsikan x = 0. Maka V=VR dan I = IR , sehingga:

Sehingga persamaan untuk A1 dan A2 adalah:

Nilai x adalah panjang saluran l, dan V = VS dan I = IS. Sehingga didapatkan persamaan
untuk tegangan dan arus di sisi pengirim adalah:

Dan karena
Sehingga persamaan akhirnya adalah:

Sehingga parameter ABCD-nya adalah


DAFTAR PUSTAKA
https://kurniawanpramana.files.wordpress.com/2012/03/sal-trans-panjang.pdf
https://kurniawanpramana.wordpress.com/2012/03/15/impedansi-saluran-transmisi/

Anda mungkin juga menyukai