Anda di halaman 1dari 46

Pengukuran Frekuensi dan Kuat Medan Listrik

A. Pengukuran Frekuensi

Dalam ilmu Fisika, Pengertian Frekuensi adalah jumlah getaran


yang dihasilkan dalam setiap 1 detik. Sedangkan dalam ilmu elektronika,
Frekuensi dapat diartikan sebagai jumlah gelombang listrik yang
dihasilkan tiap detik. Frekuensi biasanya dilambangkan dengan huruf “f”
dengan satuannya adalah Hertz atau disingkat dengan Hz. Jadi pada
dasarnya 1 Hertz adalah sama dengan satu getaran atau satu gelombang
listrik dalam satu detik (1 Hertz = 1 gelombang per detik). Istilah Hertz ini
diambil dari nama seorang fisikawan Jerman yaitu Heinrich Rudolf Hertz
yang memiliki kontribusi dalam bidang elektromagnetisme.

 Kelipatan Satuan Hertz (Standar Internasional)

Kelipatan satuan atau sering juga disebut dengan Prefix untuk


Hertz adalah menggunakan sistem metrik yaitu kelipatan ribuan keatas
yang berupa Kilo, Mega, Giga, Tera dan seterusnya. Sedangkan untuk
kelipatan ribuan kebawah adalah desi, senti, mili, nano dan seterusnya.
Untuk selengkapnya, silakan lihat tabel kelipatan satuan Hertz dibawah
ini.

Prefix Simbol Desimal 10n

gerahertz THz 1.000.000.000.000 1012

gigahertz GHz 1.000.000.000 109

megahertz MHz 1.000.000 106

kilohertz kHz 1.000 103

hertz Hz 1 100
desihertz dHz 1/10 10-1

centihertz cHz 1/100 10-2

milihertz MHz 1/1.000 10-3

microhertz µHz 1/1.000.000 10-6

nanohertz nHz 1/1.000.000.000 10-9

picohertz pHz 1.000.000.000.000 10-12

 Alat Pengukur Frekuensi – Frequency Counter

Frekuensi yang lebih tinggi biasanya diukur dengan alat pengukur


frekuensi yang dinamakan dengan Frequency Counter atau Pencacah
Frekuensi. Frequency Counter ini merupakan alat yang mengukur
frekuensi sinyal elektronik yang berulang-ulang dan menampilkan
hasilnya pada layar digital. Alat ini menggunakan logika digital untuk
menghitung jumlah siklus (number of cycles) selama interval waktu yang
ditetapkan. Berikut ini adalah salah satu bentuk fisik Freqency Counter.

Gambar 1Frekuensi Counter

 Cara Menghitung Frekuensi


Seperti yang disebut sebelumnya, Frekuensi adalah jumlah
gelombang atau getaran yang dihasilkan pada setiap detik. Detik
merupakan satuan untuk waktu atau Periode yang biasanya dilambangkan
dengan huruf “T”. Jadi pada dasarnya, kita harus mengetahui “Periode”
atau “waktu” dalam satuan detik (second) untuk dapat menghitung
frekuensi. Periode dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan satu siklus pengulangan gelombang atau getaran yang
lengkap. Berikut ini adalah persamaan atau rumus untuk menghitung
Frekuensi.1

Rumus Menghitung Frekuensi

𝟏
𝑭=
𝝉

Dimana :

f = Frekuensi dalam satuan Hertz (Hz)

T = Periode dalam satuan detik (sec)

Contoh Kasus Perhitungan Frekuensi

Contoh 1 : Menghitung Frekuensi

Diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 siklus


lengkap gelombang listrik adalah 0,004 detik, berapakah Frekuensinya ?

Diketahui :

T = 0,004 detik

f=?

Jawaban :

1
Dickson Kho.2018(PengertianFrekuensi dan Cara Menghitung frekuensi.Dipetik.29 Desember
2018
https://teknikelektronika.com/pengertian-frekuensi-cara-menghitung-frekuensi/
1
𝑓=
𝜏

1
𝑓=
0,004

𝑓 = 250 𝐻𝑧

Jadi Frekuensinya adalah 250Hz.

Contoh 2 : Menghitung Periode (T)

Diketahui bahwa frekuensi listrik bolak-balik (AC) dari PLN Indonesia


adalah 50Hz. Pertanyaannya adalah diperlukan waktu berapa lamakah
untuk menghasilkan 1 siklus lengkap gelombang listrik ?

Penyelesaiannya :
Diketahui :

f = 50Hz

T=?

Jawaban

1
𝑇=
𝑓

1
𝑇=
50

𝑇 = 0,02detik

Jadi diperlukan 0,02 detik untuk menghasilkan 1 siklus lengkap


gelombang listirk.

B. Pengukuran Kuat Medan Listrik


Kuat medan listrik di suatu titik dalam medan listrik didefinisikan
sebagai gaya per satuan muatan listrik di titik tersebut. Kuat medan listrik
dinyatakan dengan lambang E. Kuat medan listrik dipengaruhi oleh
besarnya muatan sumber dan jarak benda (muatan yang diuji). Kuat medan
listrik di rumuskan sebagai besarnya gaya Coulomb untuk setiap satuan
muatan. Secara matematis rumus medan listrik yaitu:

Keterangan:

E = kuat medan listrik (N/C)

F = gaya coulomb (F)

q = muatan uji (C)

Contoh Soal Medan Listrik

 Sebuah muatan uji +25.105 C diletakkan dalam sbuah medan listrik. Jika
gaya yang bekerja pada muatan uji tersebut adalah 0,5 N. Berapa besar
medan listrik pada muatan uji tersebut?

Pembahasan:
Diketahui:
F=0,5N
q = +25. 105 C

Ditanya: E ….?

Jawab:
E=F/q
E=0,5/25.105C
E = 5. 104 / 25 = 2000 N/C
 Jika dua buah titik berjarak 4 meter bermuatan masing-masing +q1 dan +q2.
Berapa perbandingan antara q1 dan q2 jika medan listrik pada titik yang
berjarak 1 meter dari q1 bernilai nol.

Pembahasan:

Karena pada titik A memiliki medan listrik sama dengan nol maka E1-E2
= 0, E1 = E2. Maka persamaan yang diperoleh yaitu:

Arah kuat medan listrik yang dialami muatan uji bergantung pada
jenis muatan uji dan muatan sumber. Apabila positif dan negatif maka akan
tarik menarik namun jika jenis muatannya sama akan tolak menolak.
Berikut ilustrasi selengkapnya:
Jika diketahui rumus gaya coulomb antara muatan sumber Q dengan
muatan uji q adalah:

Maka rumus medan listrik menjadi:

Keterangan

E = kuat mendan litrik (N/C)

Q = muatan sumber (C)

r = jarak muatan uji dengan muatan sumber (m)


 Kuat Medan Listrik Oleh Beberapa Muatan

Jika suatu muatan uji ternyata dipengaruhi oleh beberapa muatan


listrik, bagaimana cara menghitung medan listrik total yang dialami oleh
muatan uji tersebut? Ada dua kemungkinan, muatan yang mempengaruhi
muatan uji bisa segaris atau membentuk sudut (tidak segaris).

 Resultan Medan Litrik yang Segaris

.Jika Titik B berada di antara muatan Q1 dan Q2 yang terletak segaris.


Jadi ada dua medan listik yang timbul masing-masing oleh Q1 dan Q2. E1
adalah kuat medan listrik karena pengaruh muatan Q1 dirumuskan:

Sedangkan E2 adalah medan listrik karena pengaruh muatan Q2,


dirumuskan:

Besar kuat medan listrik yang dialami oleh B adalah merupakan resultan
vector dari E1 dan E2, dirumuskan:

Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan rumus diatas yaitu jenis
muatan sumber dan muatan uji. Hal tersebut akan menentukan + dan – dari
medan listrik yang dialami.
 Resultan Medan Listrik yang Tidak Segaris

Dari gambar di atas, titik A berada dalam pengaruh medan listrik


dari muatan Q1 dan Q2, sehingga antara titik Q1, A, dan Q2 membentuk
sebuah sudut apit dengan nilai tertentu. Total kuat medan listrik yang
dialami oleh titik A adalah resultan dari vector E1 dan E2. Untuk
menentukan besarnya digunakan rumus resultan vektor.

Pengukuran medan listrik (Electric Field) adalah pengukuran


ambient (sekitar) medan elektromagnetik yang dilakukan dengan
menggunakan sensor tertentu atau probe, seperti EMF meter. Probe ini
secara umum dapat dianggap sebagai antena meskipun dengan
karakteristik yang berbeda. Bahkan probe tidak harus mengganggu bidang
elektromagnetik dan harus mencegah kopling dan refleksi sebanyak
mungkin untuk mendapatkan hasil yang tepat. Ada dua jenis utama dari
pengukuran EMF:

pengukuran broadband dilakukan dengan menggunakan probe


broadband, yang merupakan perangkat untuk menangkap sinyal di
berbagai frekuensi dan biasanya dibuat dengan tiga detektor dioda
independen;

pengukuran dengan pemilihan frekuensi di mana sistem


pengukuran terdiri dari antena medan dan spektrum analyzer yang
memungkinkan untuk memantau rentang frekuensi tertentu.

Probe EMF ada yang hanya mampu membaca satu bidang pada
sebuah sumbu tertentu, atau mungkin tri-aksial secara langsung sehingga
dapat menunjukkan arah dari medan secara langsung.

 Pengukuran Ideal Isotropik (Keseragaman Dalam Segala Arah)

Pengukuran EMF yang diperoleh dengan menggunakan sensor E-


field atau H-field yang isotropik maupun mono-aksial, pasif atau pasif.
Mono-aksial, probe dengan satu arah adalah perangkat yang menangkap
listrik (short dipole) atau medan magnet terpolarisasi pada arah tertentu.

Menggunakan probe mono-aksial memerlukan tiga pengukuran


yang diambil dengan sumbu sensor yang diatur pada tiga arah yang saling
orthogonal, dalam konfigurasi X, Y, Z. Sebagai contoh, dapat digunakan
probe yang membaca komponen medan listrik sejajar dengan arah dari
sumbu simetri. Dalam kondisi ini, di mana E adalah amplitudo medan
listrik, dan θ adalah amplitudo sudut antara sumbu sensor dan arah medan
listrik E, sinyal terbaca sebanding dengan | E | cos θ (kanan). Hal ini
memungkinkan untuk memperoleh total amplitudo yang benar dari
medan dalam bentuk:

Sebuah probe isotropik (tri-aksial) memudahkan langkah


pengukuran diatas, karena total pengukuran dapat ditentukan dengan tiga
langkah pengukuran tanpa mengubah posisi sensor. Sensor yang diatur
sedemikian rupa secara orthogonal satu sama lain.

EMF meter adalah instrumen ilmiah untuk mengukur medan


elektromagnetik (disingkat EMF). Kebanyakan meter mengukur
kerapatan fluks elektromagnetik radiasi (bidang DC) atau perubahan
medan elektromagnetik dari waktu ke waktu (bidang AC), pada dasarnya
sama dengan antena radio, tetapi dengan karakteristik deteksi sangat
berbeda.

Dua model yang umum adalah sumbu tunggal dan tri-axis. Meter
sumbu tunggal lebih murah daripada tri-axis meter, tetapi memakan
waktu lebih lama untuk menyelesaikan survei karena meteran hanya
mengukur satu dimensi dari medan. Instrumen sumbu tunggal dibuat
miring dan dihidupkan semua tiga sumbu untuk mendapatkan pengukuran
penuh. Sebuah meter tri-axis mengukur semua secara simultan, tetapi
model ini cenderung lebih mahal.

Medan elektromagnetik dapat dihasilkan oleh arus AC atau DC.


EMF meter dapat mengukur medan elektromagnetik AC, yang biasanya
dipancarkan dari sumber buatan manusia seperti kabel listrik, sedangkan
gaussmeters atau magnetometer mengukur medan DC, yang terjadi secara
alami di medan geomagnetik bumi dan dipancarkan dari sumber lain di
mana terdapat arus searah.
Gambar 2 EMF meter

 Peraturan Mengenai Medan Listrik dan Magnet

Sampai saat ini tidak ada batas paparan yang pasti yang dapat
dijadikan patokan sehingga dapat menyebabkan penyakit kanker.
Rekomendasi yang ada saat ini adalah batasan ekstrim yang terjadi dalam
waktu jangka pendek.

ICNIRP dan IEEE telah menetapkan batas paparan EMF untuk


pekerja dengan exposure EMF serta untuk umum, tanpa menentukan
durasi maksimum. ACGIH telah membentuk batas paparan hanya untuk
pekerja yang berlaku untuk paparan maksimum dari delapan jam sehari.
Listrik dan medan magnet menginduksi arus yang sangat lemah
pada tubuh manusia. Tujuan dari tingkat eksposur maksimum yang
direkomendasikan oleh ICNIRP tersebut, IEEE dan ACGIH adalah untuk
membatasi arus induksi ini ke tingkat yang tidak ada risiko kesehatan.

Pada saat ini, belum ada teknologi yang memungkinkan kita untuk
mengukur arus induksi ke dalam tubuh secara langsung. Namun,
intensitas arus induksi dapat diperkirakan dengan menggunakan model
dari tubuh manusia dari berbagai kompleksitas. Kemungkinan lain adalah
untuk menghitung tegangan induksi bukannya arus induksi, seperti yang
telah dilakukan IEEE.2

Langkah-langkah Pengukuran Medan

1. Pasangkan power supply 12V pada konektor disebelah kanan alat


2. Pilih card dengan range frekuensi sesuai dengan frekuensi 100
KHz, yaitu card dengan range 100 KHz – 100 MHz
3. Pasangkan card pada slot bagian atas EMF meter dengan menekan
kedalam sampai terpasang dengan benar
4. Pilih probe sesuai dengan range frekuensi 100 KHz, yaitu probe
dengan range 100 KHz – 100 MHz
5. Pasangkan probe pada konektor dibagian atas EMF meter
disebelah slot card, putar bagian bawah untuk mengunci agar probe
terpasang dengan aman
6. Pasangkan adaptor pada steker AC PLN
7. Tekan tombol POWER berwarna biru, untuk menyalakan EMF
meter, sampai muncul angka 0.00 yang menunjukkan bahwa EMF
meter siap digunakan
8. Letakkan probe EMF meter dibelakang Apparel untuk mengukur
medan listrik dari Apparel. Baca nilai terukur pada display EMF
meter.

2
Si Manis.(2018,Apri l22) Pengertian, Rumus dan Contoh Soal Cara Menghitung Medan Listrik
dan Kuat Medan Listrik Lengkap
https://www.pelajaran.id/2018/22/pengertian-rumus-dan-contoh-soal-cara-menghitung-medan-
listrik-dan-kuat-medan-listrik-lengkap.html
C. Pengukuran Jarak Jauh

Gambar 3 Total Station Topcon GM 52 Fast and Powerful Reflectorless


EDM

Pada pengukuran jarak langsung, jarak-jarak yang relatif jauh dan


menuntut ketelitian yang tinggi akan membutuhkan waktu yang lebih lama
dan biaya yang besar. Oleh karena itu, orang membuat alat pengukur jarak
tidak langsung dengan ketelitian yang tinggi dan jangkauan cukup jauh
dengan menggunakan prinsip perambatan gelombang elektromaknetik.
Metode pengukuran jarak ini desebut elektronic distance measurement dan
alatnya dinamakan Electronic Distance Meter atau EDM.

EDM dapat dikelompokkan menjadi dua ipe, yaitu tipe


menggunakan gelombang mikro atau gelombang radio, disebut Microwave
Distance Maasurement (MDM), dan tipe yang menggunakan gelombang
cahaya, disebut Electrooptic Distance Maasurement (EDM).

Pada umumnya tipe MDM mempunyai jangkauan yang cukup


jauh, hingga beberapa puluh kilo meter, dengan pemantulan atau reflektor
aktif, sedangkan tipe EDM mempungai jarak jangkau yang lebih pendek,
dari beberapa puluh kilo meter sampai beberapa kilo meter dan
menggunakan reflektor pasif, sehingga EDM lebih cocok untuk
pengukuran-pengukuran relatif pendek yang umumnya terkait survey
rekayasa. EDM bentuknya kecil dan ringan sehingga dapat dipasang di
atas theodholit, sehingga pengukuran sudut dan jarak dapat dilakukan
secara bersamaan sebagaimana takheometer biasa.

Tipe EDM dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. menggunakan gelombang cahaya tampak, yang mempunyai panjng


gelombang 3.6 x 10-7 – 7.8 x 10-7 m

2. menggunakan gelombang infra merah, yang mempunyai panjang


gelombang 7.8 x 10-7 – 3.4 x 10-4 m

3. meggunakan sinar LASER (Lighat Amplification through Simulated


Emition of Radiation)

SEJARAH SINGKAT

Dibandingkan dengan pengukuran langsung menggunakan pita


ukur, pegas ukur dan yang lain, pengukuran jarak elektronik tergolong
masih baru. Hali ini erat kaitannya dengan perkembangan teknologi
eletronika. Pemakaian secara umum dan boleh dikatakan murah, baru
dimulai sekitar tahun1970-an.

Penemuan pertama PJE dengan sinar tampak atau cahaya,


berkaitan erat dengan seorang ilmuan kebangsaan Swedia bernama E.
Bergstrand. Beliau dalah seorang yang pertama kali mendisain
geodiameter yang merupakan kependekan dari geodetic distance meter
untuk keperluan perhitungan kecepatan cahaya pada tahun 1943.
Geodiameter NASM-2 baru digunakan secara kormasial pada tahun 1950,
yang diproduksi oleh pabrik kimia AGA di Swedia.

Dengan geodiameter pertama ini, jarak yang jauh hanya pada


diukur pada malam hari. Tepapi pada saat sekarang, geodiameter model
600 dan B sudah dipakai secara luas di dunia untuk mengukur jarak yang
jauh(long range) dalam survey geodesi.

Tipe MDM pertama dibuat oleh T.L Wadley pada Instetute of


Telecommunication Research di Afrika Selatan pada tahun 1954. pada
tahun 1957, alat ini dipublikasikan dengan nama telurometer. Telurometer
mempunyai jarak jangkau yang lebih jauh daripada jarak jangkau
geodiameter dan dipakai secara luas di dunia sampai diperkenalkan PJE
dengan sinar LASER pada tahun 1960-an.

Prototype pertama PJE jarak pendek (berkaitan dengan


ditemukannya diode pendar) muncul pada decade 1960-an(telulometer
MA-100 tahun 1965, Zeiss SM-11 pada tahun 1967). Alat-aalat tersebut
baru dipasarkan secara bebas pada tahun 1968 untuk Wild/SercelDistomat
DI-10, tahun 1969 untuk telulometer MA-100, dan tahun 1970 untuk Zeiss
SM-11.

PJE jarak pendek dengan sinar infra merah sekarang berkembang


pesat dan banyak digunakan dalam berbagai macam survey, sedangkan
yang jarak jauh hanya digunakan dalam survey kerangka geodesi. Alat
ukur PJE yang paling teliti hingga saat ini bernama mikometer dibuat oleh
K.D.Froome dan R.H Bradsell pada tahun 1961 di Laboratorium fisika
Nasional Tedington (U.K) dan baru dipasarkan pada awal 1973. Pada jarak
pendek, ketelitian alat mencapi 0.2 mm.

 PRINSIP PENGUKURAN JARAK

Suatu gelombang elektronik yang telah diketahui frekuensinya (f)


dipancarkan ke pemantul atau reflector, dan dipantulkan kembali
kepemancar. Alat pemancar mampu menghitung jumlah panjang
gelombang (n) dengan ketelitian sampai 1/1000 bagian dari panjang
gelombang. Nilai n/f dihitung (t) baik secara manual maupun otomatis
pada alat, dan dikalikan dengan nilai kecepatan standar sinyal di atmosfer
(v), hasilnya adalah jarak atau panjang lereng yang diukur.
Dimuka telah dikemukakan bahea berdasarkan macam gelombang
yang dipakai, pengukuran metode elektronik dapat dibagi menjadi dua
system. Yaitu MDM untuk pengukuran jarak jauh dan EDM untuk
pengukuran jarak menengah dan dekat.

 SISTEM ELEKTRO-OPTIS

Berdasarkan spectrum yang digunakan, system elektro-optis dapat


dikelompokkan dalam dua kelas, yaitu kelas menggunakan sinar
tampak/kasat mata(termasuk katagori jarak menengah) dan kelas
menggunakan sinar infra merah (termasuk katagori jarak pendek). Kedua
memiliki banyah kesamaan.

Sinyal pengukur dibawa oleh berkas sinar sempit yang sangat terpokus
yang diarahkan secara otomatis kesasaran yang jauh dengan teropong yang
terdapat didalamny. Unit PJE jarak pendek dapat dipasang pada teropong
theodholit dengan wadah yang khusus derancang untuk mengarahkan unit
PJE tepat sasaran dengan garis bidik teropong ke mana saja dia diarahkan.3

 FUNGSI PENGUKURAN JARAK JAUH


o Mengukur tidak secara langsung menggunakan tilt sensor
terintegrasi, seseorang bisa dengan cepat & mudah mengukur
kemiringan hingga ± 45 ° apalagi kecenderungan diatas tanah. hal
ini sangat bermanfaat ketika memastikan kemiringan atap.
o Mengukur jarak horizontal dan selebihnya ketika objek tidak
dapat ditargetkan dengan langsung, pagar atau dinding yang
berdiri di garis pandang akan sangat bermanfaat ketika
pengukuran.
o Mengukur sudut & fungsi stake out.
o Lion battery menghindari dari penggantian battery dengan teratur

3
IFFAH.(2009,Mei 24)Pengkuran Jarak Ekektronik.Dipetik.28 Desember 2018,dari
http://geodesigeomatika.blogspot.com/2009/05/pengukuran-jarak-elektronik-pje.html
o mengukur jarak seseorang, lokasi serta luas dengan pas kurun
waktu sekejap serta alat perkiraan untuk mengukur jarak jauh dan
juga tempat yang sulit dijangkau.
 PEKERJAAN LAPANGAN

1. Pemancar dipasang pada salah satu ujung garis yang akan diukur, dan
diarahkan secara teliti ke reflector yang dipasang pada ujung garis
yang lain. Sebaliknya reflector juga diarahkan pada pemancar dengan
alat pembidikan terbuka yang ada padanya. Reflector tunggal
digunakan untuk jarak ± 600 meter. Untuk jarak yang lebih jauh
diperlukan susunan tiga, enam atau sembilan buah reflector.

2. Sinyal dipancarkan degan frekuensi yang diketahui ke reflector. Dari


sana dikembalikan ke pemancar dan beda fasenya diukur.

3. Frekuensi sinyal diubah secara otomatis oleh alat, dan prosuder


pengukurannya diulangi lagi sebagaimana di muka (1). Dari padanya
banyak gelombang dapat ditentukan dan jarak miring dapat
ditentukan.

Kemiringan teropong (bacaan lingkaran vertikal) dan kondisi atmosfer


dicatat untuk reduksi menjadi jarak datar dan koreksi hasil ukuran.
D. Transducer

Gambar 4 Tranduser

Transduser (Inggris: transducer) adalah sebuah alat yang mengubah


satu bentuk daya menjadi bentuk daya lainnya untuk berbagai tujuan
termasuk pengubahan ukuran atau informasi (misalnya,sensor tekanan).
Transducer bisa berupa peralatan listrik, elektronik, elektromekanik,
elektromagnetik, fotonik, atau fotovoltaik. Dalam pengertian yang lebih
luas, transduser kadang-kadang juga didefinisikan sebagai suatu peralatan
yang mengubah suatu bentuk sinyal menjadi bentuk sinyal lainnya.Contoh
yang umum adalah pengeras suara (audio speaker), yang mengubah
beragam voltase listrik yang berupa musik atau pidato, menjadi vibrasi
mekanis. Contoh lain adalah mikrofon, yang mengubah suara kita, bunyi,
atau energi akustik menjadi sinyal atau energi listrik.

Suatu definisai mengatakan “ transducer adalah sebuah alat yang


bila digerakkan oleh energi di dalam sebuah sitem transmisi,
menyalusrkan energi dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang
berlainan ke sistem transmisi kedua”. Transmisi kedua ini bisa listrik,
mekanik, kimia, optik (radiasi) atau termal (panas). Sebagai contoh,
definisi transducer yang luas ini mencakup alat-alat yang mengubah gaya
atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik. Alat-alat ini membentuk
kelompok transducer yang sangat besar dan sangat penting yang lazim
ditemukan dalam instrumentasi industri; dan ahli instrumentasi terutama
berurusan dengan jenis pengubahan energi ini. Banyak parameter fisis
lainnya (seperti panas, intensitas cahaya, kelembaban) juga dapt diubah
menjadi energi listrik dengan menggunakan transducer. Transducer-
transducer ini memberikan sebuah sinyal keluaran bila diransang oleh
sebuah masukan yang bukan mekanis; sebuah transmistor bereaksi
terhadap variasi temperatur; sebuah fotosel bereaksi terhadap perubahan
intensitas cahaya; sebuah berkas elektron terhadap efek-efek maknetik,
dan lain-lain. Namun dalam semua hal, keluaran elektris yang diukur
menurut metoda standar memberikan besarnya besaran masukan dalam
bentuk ukuran elektris analog.

 Tabel pengelompokan transducer

Transduser Pasif (daya dari luar)

Parameter listrik dan Prinsip kerja dan sifat Pemakaian alat


kelas transduser alat

Potensiometer Perubahan nilai Tekanan,


tahanan karena posisi pergeseran/posisi
kontak bergeser

Strain gage Perubahan nilai Gaya, torsi, posisi


tahanan akibat
perubahan panjang
kawat oleh tekanan
dari luar

Transformator selisih Tegangan selisih dua Tekanan, gaya,


(LVDT) kumparan primer pergeseran
akibat pergeseran inti
trafo

Gage arus pusar Perubahan induktansi Pergeseran, ketebalan


kumparan akibat
perubahan jarak plat

Transduser Aktif

Parameter listrik dan Prinsip kerja dan sifat Pemakaian alat


kelas transduser alat

Sel fotoemisif Emisi elektron akibat Cahaya dan radiasi


radiasi yang masuk pada
permukaan fotemisif

Photomultiplier Emisi elektron sekunder Cahaya, radiasi dan


akibat radiasi yang relay sensitif cahaya
masuk ke katoda sensitif
cahaya

Termokopel Pembangkitan ggl pada Temperatur, aliran


titik sambung dua panas, radiasi
logam yang berbeda
akibat dipanasi
Generator kumparan Perputaran sebuah
putar (tachogenerator) kumparan di dalam
medan magnit yang
membangkitkan
tegangan Kecepatan,
getaran

Piezoelektrik Pembangkitan ggl Suara, getaran,


bahan kristal piezo percepatan, tegangan
akibat gaya dari luar

Sel foto tegangan Terbangkitnya tegangan Cahaya matahari


pada sel foto akibat
rangsangan energi dari
luar

Termometer tahanan Perubahan nilai tahanan


(RTD) kawat akibat perubahan
temperature

Hygrometer tahanan Tahanan sebuah strip Kelembaban relative


konduktif berubah
terhadap kandungan uap
air
Termistor (NTC) Penurunan nilai tahanan Suhu
logam akibat kenaikan
temperature

Berdasarakan fungsinya transducer dibagi 2 jenis yaitu Transducer Input


dan Transducer Output. Hampir semua perangkat elektronika
terdapat kedua jenis transducer tersebut.

 Transduser Input (Input Transducer)

Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah


energi fisik (physical energy) menjadi sinyal listrik ataupun Resistansi
(yang kemudian juga dikonversikan ke tegangan atau sinyal listrik). Energi
fisik tersebut dapat berbentuk Cahaya, Tekanan, Suhu maupun gelombang
suara. Seperti contohnya Mikropon (Microphone), Mikropon dapat
mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang dapat dihantarkan
melalui kabel listrik. Transduser Input sering disebut juga dengan Sensor.

Berikut ini beberapa Komponen Elektronika ataupun perangkat


Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser Input.

 LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi


Resistansi (Hambatan)
 Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi
(Hambatan)
 Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi
Resistansi (Hambatan)
 Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi
sinyal listrik
 Transduser Output (Output Transducer)
Transduser Output merupakan Transduser yang dapat mengubah
sinyal listrik menjadi bentuk energi fisik (Physical Energy). Seperti
contohnya Loudspeaker, Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi
Suara yang dapat di dengar oleh manusia. Transduser Output sering
disebut juga dengan istilah Actuator.

Beberapa Komponen Elektronika atau Perangkat Elektronika yang


digolongkan sebagai Transduser Output diantaranya adalah sebagai berikut
:

 LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi Energi


Cahaya
 Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
 Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion)
 Heater mengubah listrik menjadi Panas
 Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara

Penggabungan Transduser Input dan Output

Banyak Perangkat Elektronika yang kita pergunakan saat ini adalah


gabungan dari Transduser Input dan Transduser Output. Dalam Perangkat
Elektronika yang dimaksud ini terdiri dari Sensor (Transduser Input) dan
Actuator (Transduser Output) yang mengubah suatu bentuk Energi
menjadi bentuk energi lainnya dan kemudian mengubahnya lagi menjadi
bentuk energi yang lain. Seperti contohnya Pengukur Suhu Badan
(Termometer) yang mengkonversikan atau mengubah suhu badan kita
menjadi sinyal listrik (Transduser input = Sensor Suhu) kemudian diproses
oleh Rangkaian Elektronika tertentu menjadi Angka atau Display yang
dapat dibaca oleh kita (Transduser Output = Display).4

 Aplikasi Transduser

Berdasarkan Aplikasinya, Transduser dapat dibagi menjadi beberapa jenis,


diantaranya adalah :
4
ardheaanandari.(2016.Maret 09)Makalah Transduser.dipetik.28 Desember,dari
http://ardheaanandari.blogspot.com/2016/03/makalah-transducer-babi-pendahuluan-1.html
 Transducer Electromagnetic, seperti Antenna, Tape Head/Disk
Head, Magnetic Cartridge.
 Transducer Electrochemical, seperti Hydrogen Sensor, pH Probes.
 Transducer Electromechanical, seperti Rotary Motor,
Potensiometer, Air flow sensor, Load cell.
 Transducer Electroacoustic, seperti Loadspeaker, Earphone,
Microphone, Ultrasonic Transceiver.
 Transducer Electro-optical, seperti Lampu LED, Dioda Laser,
Lampu Pijar, Tabung CRT.
 Transducer Thermoelectric, seperti komponen NTC dan PTC,
Thermocouple.

 Pemilihan transducer

Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai


dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser
perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:

 Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.


 Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik
masukan-keluaran yang linier.
 Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak
begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.
 Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti
masukan dengan bentuk dan besar yang sama.
 Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali
keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran
yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
 Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik
transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata
seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga
dipertimbangkan. Diantara beberapa karakteristik transduser di
atas, akan dibahas lebih mendalam tentang linieritas.
 Linieritas Transducer

Linieritas adalah suatu sifat yang penting dalam suatu transducer.


Bila suatu transduser adalah linier, maka bila masukan menjadi dua kali
lipat, maka keluaran – misalnya – menjadi dua kali lipat juga. Hal ini
tentu akan mempermudah dalam memahami dan memanfaatkan
transduser tersebut. Ketidaklinieran setidaknya dapat dibagi menjadi dua,
yaitu ketidak-linieran yang diketahui dan yang tidak diketahui.
Ketidaklinieran yang tidak diketahui tentu sangat menyulitkan,karena
hubungan masukan – keluaran tidak diketahui. Seandainya transduser
semacam ini dipakai sebagai alat ukur, ketika masukan menjadi dua kali
lipat, maka keluarannya menjadi dua kali lipat atau tiga kali lipat, atau
yang lain, tidak diketahui. Sehingga untuk transduser semacam ini, perlu
dilakukan penelitian tersendiri untuk mendapatkan hubungan masukan–
keluaran, sebelum memanfaatkannya. Adapun untuk ketidaklinieran yang
diketahui, maka transduser yang memiliki watak semacam ini masih
dapat dimanfaatkan dengan menghindari ketidaklinierannya atau dengan
melakukan beberapa transformasi pada rumus-rumus yang
menghubungkan masukan dengan keluaran. Contoh ketidaklinieran yang
diketahui misalnya: daerah mati (dead zone), saturasi (saturation),
logaritmis, kuadratis dan sebagainya. Perinciannya adalah sebagai
berikut:

 Daerah mati (dead zone) artinya adalah ketika telah diberikan


masukan, keluaran belum ada. Baru setelah melewati nilai
ambang tertentu, ada keluaran yang proporsional terhadap
masukan.
 Saturasi maksudnya adalah, ketika masukan dibesarkan sampai
nilai tertentu, keluaran tidak bertambah besar, tetapi hanya
menunjukkan nilai yang tetap. Masukan keluaran nilai ambang
 Logaritmis, maksudnya adalah – sesuai dengan namanya – bila
masukan bertambah besar secara linier, keluarannya bertambah
besar secara logaritmis.
 Kudratis, maksudnya adalah – sesuai dengan namanya – bila
masukan bertambah besar secara linier, keluarannya bertambah
besar secara kuadratis.

Pada kondisi riil, transduser yang linier dalam jangkau yang luas sangat
jarang ditemui. Bahkan banyak transduser yang memiliki sifat tidak linier
yang merupakan gabungan dari beberapa sifat tidak linier. Oleh karena itu,
perlu kiat-kiat yang tepat untuk memanfaatkan fenomena tersebut.5

5
Dickson Kho.2018. Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya.Dipetik.29 Desember 2018,dari
https://teknikelektronika.com/pengertian-transducer-jenis-jenis-transduser/
DAFTAR PUSTAKA

IFFAH.(2009,Mei 24)Pengkuran Jarak Ekektronik.Dipetik.28 Desember


2018,dari
http://geodesigeomatika.blogspot.com/2009/05/pengukuran-jarak-
elektronik-pje.html

ardheaanandari.(2016.Maret 09)Makalah Transduser.dipetik.28 Desember,dari


http://ardheaanandari.blogspot.com/2016/03/makalah-transducer-babi-
pendahuluan-1.html

Dickson Kho.2018(PengertianFrekuensi dan Cara Menghitung


frekuensi.Dipetik.29 Desember 2018
https://teknikelektronika.com/pengertian-frekuensi-cara-menghitung-
frekuensi/

Si Manis.(2018,Apri l22) Pengertian, Rumus dan Contoh Soal Cara Menghitung


Medan Listrik dan Kuat Medan Listrik Lengkap
https://www.pelajaran.id/2018/22/pengertian-rumus-dan-contoh-soal-cara-
menghitung-medan-listrik-dan-kuat-medan-listrik-lengkap.html

Dickson Kho.2018. Pengertian Transducer dan Jenis-jenisnya.Dipetik.29


Desember 2018,dari
https://teknikelektronika.com/pengertian-transducer-jenis-jenis-transduser/
PRESENTASI POWER POINT
PERTANYAAN

1. (Heny) Jelaskan langkah langkah Pengukuran frekuensi


menggunakan alat
ukur frekuensi.
2. (Hakim) Apa yang diukur dipengukuran jarak jauh ?
3. (Galih) Apa fungsi pengukuran jarak jauh?
4. (Ari) Jelaskan apa itu Tranduser dan jelaskan perbedaan
tranduser input
dan output serta aplikasi Tranduser!
5. (Amirul) Gambar sel foto misif – sel foto tegangan dan prinsip
kerjanya!
6. (Yufron) Jelaskan apa yang dimaksud fotovotaik!
7. (Dhimas) Dampak negatif dan Posif Frekuensi dan medan listrik serta
keuntungan Tranduser.

JAWAB

1. Langkah-langkah cara penggunaan Osiloskop:

1) Tekan tombol ON pada Osiloskop.


2) Sakelar TIME/DIV diputar ke 5msec (5 mili detik)
3) Sakelar VOLT/DIV diputar ke 5 Volt (artinya 1 kotak atau 1 Div
pada layar Osiloskop adalah 5 Volt).
4) Pasangkan Probe pada terminal yang ingin diukur.
5) Hitung Tegangan AC berdasarkan gelombang yang ditampilkan.
Contoh seperti gelombang dibawah ini :

6) Tegangan puncak adalah 2 kotak atau 2 DIV, Sakelar VOLT/DIV


yang kita setting adalah 5 Volt maka hasil perhitungannya adalah
10 Volt ( 2 DIV x 5 Volt = 10 Volt)
7) Sedangkan Tegangan puncak ke puncaknya adalah 20 Volt dengan
perhitungan sebagai berikut : 4 DIV x 5 Volt = 20 Volt
Maka hasil pengukuran tegangan AC tersebut adalah 20 Volt

2. Yang diukur adalah


a. Mengukur sudut & fungsi stake out.
b. mengukur jarak seseorang, lokasi serta luas dengan pas kurun
waktu sekejap serta alat perkiraan untuk mengukur jarak jauh dan
juga tempat yang sulit dijangkau.
3. Fungsi Pengukuran jarak jauh
a. Mengukur tidak secara langsung menggunakan tilt sensor
terintegrasi, seseorang bisa dengan cepat & mudah mengukur
kemiringan hingga ± 45 ° apalagi kecenderungan diatas tanah. hal
ini sangat bermanfaat ketika memastikan kemiringan atap.
b. Mengukur jarak horizontal dan selebihnya ketika objek tidak dapat
ditargetkan dengan langsung, pagar atau dinding yang berdiri di
garis pandang akan sangat bermanfaat ketika pengukuran.
c. Mengukur sudut & fungsi stake out.
d. Lion battery menghindari dari penggantian battery dengan teratur
e. mengukur jarak seseorang, lokasi serta luas dengan pas kurun
waktu sekejap serta alat perkiraan untuk mengukur jarak jauh dan
juga tempat yang sulit dijangkau.
4. Transducer (Transduser) adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu
bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Bentuk-bentuk energi tersebut
diantaranya seperti Energi Listrik, Energi Mekanikal, Energi
Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia, Energi Akustik (bunyi)
dan Energi Panas. Pada umumnya, semua alat yang dapat mengubah
atau mengkonversi suatu energi ke energi lainnya dapat disebut sebagai
Transduser (Transducer).
 Transduser Input (Input Transducer)
Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah
energi fisik (physical energy) menjadi sinyal listrik ataupun
Resistansi (yang kemudian juga dikonversikan ke tegangan atau
sinyal listrik). Energi fisik tersebut dapat berbentuk Cahaya,
Tekanan, Suhu maupun gelombang suara. Seperti contohnya
Mikropon (Microphone), Mikropon dapat mengubah gelombang
suara menjadi sinyal listrik yang dapat dihantarkan melalui kabel
listrik. Transduser Input sering disebut juga dengan Sensor

 Transduser Output (Output Transducer)

Transduser Output merupakan Transduser yang dapat mengubah


sinyal listrik menjadi bentuk energi fisik (Physical Energy). Seperti
contohnya Loudspeaker, Loudspeaker mengubah sinyal listrik
menjadi Suara yang dapat di dengar oleh manusia. Transduser
Output sering disebut juga dengan istilah Actuator.

Transduser input

 LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi


Resistansi (Hambatan)
 Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi
(Hambatan)
 Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi
Resistansi (Hambatan)
 Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi
sinyal listrik

Transduser Output (Output Transducer)


 Transducer Electromagnetic, seperti Antenna, Tape Head/Disk
Head, Magnetic Cartridge.
 Transducer Electrochemical, seperti Hydrogen Sensor, pH Probes.
 Transducer Electromechanical, seperti Rotary Motor,
Potensiometer, Air flow sensor, Load cell.
 Transducer Electroacoustic, seperti Loadspeaker, Earphone,
Microphone, Ultrasonic Transceiver.
 Transducer Electro-optical, seperti Lampu LED, Dioda Laser,
Lampu Pijar, Tabung CRT.
 Transducer Thermoelectric, seperti komponen NTC dan PTC,
Thermocouple.

5.

Gb.sel fotomisif Gb.Photomultiplier Gb.generator

Gb.Termokopel Gb.Picroelektrik Gb.sel foto tegangan

Prinsip kerjs
 Emisi elektron akibat radiasi yang masuk pada permukaan
fotemisif
 Emisi elektron sekunder akibat radiasi yang masuk ke katoda
sensitif cahaya
 Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang
digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis
logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga
menimbulkan efek “Thermo-electric
 Generator adalah Perputaran sebuah kumparan di dalam medan
magnit yang membangkitkan tegangan Kecepatan getaran
 Piezoelectric atau biasa disebut juga dengan efek piezoelectric
adalah muatan listrik yang terakumulasi dalam bahan padat
tertentu, seperti kristal dan keramik akibat dari mechanical pressure
(tekanan)
 Terbangkitnya tegangan pada sel foto akibat rangsangan energi dari
solar sel

6. Fotovoltaik Adalah alat sensor cahaya yang mengubah energi cahaya


langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada
dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika
ada cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan
elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan DC yang
kecil sekitar 0,5volt per sel pada cahaya matahari penuh

7. Dampak Negatif dari penggunaan Radio


 Radiasi gelombang radio dapat menimbulkan induksi gelombang
elektromagnetik.
 Induksi gelombang elektromagnetik dapat mempengaruhi ion
positif dan ion negatif di sekeliling pancaran radiasinya.
 Di dalam tubuh manusia, terkandung ion-ion yang bermuatan
positif maupun negatif.
 Muatan (ion) positif dan negatif di dalam tubuh terjadi
keseimbangan apabila tidak mendapat pengaruh terutama dari
radiasi gelombang elektromagnetik.
 Apabila pengaruh radiasi tersebut melebihi batas ambang yang
dapat diterima oleh tubuh manusia, maka akan terjadi
ketidakseimbangan muatan (ion) di dalam tubuh manusia yang
akan berakibat pada terganggunya fungsi-fungsi organ tubuh atau
metabolisme dalam tubuh manusia.
 Apabila hal ini terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang
lama maka kesehatan orang tersebut akan terganggu (sakit).
Dampak positif radio
 mudah memperoleh informasi
Dampak Negatif medan listrik
 memacu kangker otak bagi anak kecil karena tegangan yg tinggi,
leukimia dan mandul
Dampak positif medan listrik
 untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang
jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa
disalurkan dengan efisien
Keuntungan transduser listrik meliputi:
o Output listrik dapat diperkuat menurut keperluan.
o Output dapat dilihat dan direkam secara jarak jauh, selain dapat
dibaca atau dilihat untuk beberapa transduser dapat diproses
bersama-sama.
o Output dapat diubah tergantung keperluan pemeragaan atau
mengontrol alat lain. Besarnya sinyal dapat dinyatakan dengan
tegangan atau arus. Informasi frekuensi atau pulsa. Output yang
sama dapat diubah menjadi format digital, pemeragaan digital,
pencetakan (print out) atau penghitungan dalam proses (on-line
computation). Karena output dapat dimodifiksi atau diperkuat maka
sinyal output tersebut dapat direkam pada osilograp perekam multi
channel misalnya, pada transduser listrik yang digunakan secara
bersamaan.
o Sinyal dapat dikondisikan atau dicampur untuk mendapatkan
kombinasi output dan transduser sejenis, seperti contohnya pada
komputer on line, atau pada sistem kontrol adaptif.
o Ukuran dan bentuk transduser dapat disesuaikan dengan rancangan
alat untuk mendapatkan berat serta volume optimum.
o Dimensi dan bentuk desain dapat dipilih agar tidak mengganggu
sifat yang diukur seperti misalnya pada pengukuran turbulensi arus,
ukuran transduser dapat dibuat kecil sekali, ini akan menaikkan
frekuensi natural dan menjadi lebih baik. Contohnya pada
transduser piezo elektrik miniatur yang digunakan untuk mengukur
getaran.

Anda mungkin juga menyukai