Anda di halaman 1dari 7

Makalah

Elektronika Dasar

Disusun Oleh :
Kelompok 11
Nama : Erwinsius Simamora – 5233131030

Kelas B

Pendidikan Teknik Elektro


Universitas Negeri Medan 2023
FREKUENSI
Pengertian Frekuensi
Pengertian Frekuensi adalah jumlah getaran yang dihasilkan dalam setiap 1 detik. Sedangkan
dalam ilmu elektronika, Frekuensi dapat diartikan sebagai jumlah gelombang listrik yang
dihasilkan tiap detik. Frekuensi biasanya dilambangkan dengan huruf “f” dengan satuannya
adalah Hertz atau disingkat dengan Hz. Jadi pada dasarnya 1 Hertz adalah sama dengan satu
getaran atau satu gelombang listrik dalam satu detik (1 Hertz = 1 gelombang per detik).
Istilah Hertz ini diambil dari nama seorang fisikawan Jerman yaitu Heinrich Rudolf Hertz
yang memiliki kontribusi dalam bidang elektromagnetisme.

Kelipatan Satuan Hertz (Standar Internasional)

Kelipatan satuan atau sering juga disebut dengan Prefix untuk Hertz adalah menggunakan
sistem metrik yaitu kelipatan ribuan keatas yang berupa Kilo, Mega, Giga, Tera dan
seterusnya. Sedangkan untuk kelipatan ribuan kebawah adalah desi, senti, mili, nano dan
seterusnya. Untuk selengkapnya, silakan lihat tabel kelipatan satuan Hertz dibawah ini.

Prefix Simbol Desimal 10n

gerahertz THz 1.000.000.000.000 1012

gigahertz GHz 1.000.000.000 109

megahertz MHz 1.000.000 106

kilohertz kHz 1.000 103

hertz Hz 1 100

desihertz dHz 1/10 10-1

centihertz cHz 1/100 10-2

milihertz MHz 1/1.000 10-3

microhertz µHz 1/1.000.000 10-6


nanohertz nHz 1/1.000.000.000 10-9

picohertz pHz 1.000.000.000.000 10-12

Alat Pengukur Frekuensi – Frequency Counter


Frekuensi yang lebih tinggi biasanya diukur dengan alat pengukur frekuensi yang dinamakan
dengan Frequency Counter atau Pencacah Frekuensi. Frequency Counter ini merupakan alat
yang mengukur frekuensi sinyal elektronik yang berulang-ulang dan menampilkan hasilnya
pada layar digital. Alat ini menggunakan logika digital untuk menghitung jumlah siklus
(number of cycles) selama interval waktu yang ditetapkan. Berikut ini adalah salah satu
bentuk fisik Freqency Counter.

Cara Menghitung Frekuensi

Seperti yang disebut sebelumnya, Frekuensi adalah jumlah gelombang atau getaran yang
dihasilkan pada setiap detik. Detik merupakan satuan untuk waktu atau Periode yang
biasanya dilambangkan dengan huruf “T”. Jadi pada dasarnya, kita harus mengetahui
“Periode” atau “waktu” dalam satuan detik (second) untuk dapat menghitung frekuensi.
Periode dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu siklus
pengulangan gelombang atau getaran yang lengkap. Berikut ini adalah persamaan atau rumus
untuk menghitung Frekuensi.

Rumus Menghitung Frekuensi

f = 1/T

Dimana :
f = Frekuensi dalam satuan Hertz (Hz)
T = Periode dalam satuan detik (sec)

Contoh Kasus Perhitungan Frekuensi

Contoh 1 : Menghitung Frekuensi

Diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 siklus lengkap gelombang
listrik adalah 0,004 detik, berapakah Frekuensinya ?

Diketahui :

T = 0,004 detik
f=?

Jawaban :

f = 1/T
f = 1/0,004
f = 250Hz

Jadi Frekuensinya adalah 250Hz.

Contoh 2 : Menghitung Periode (T)

Diketahui bahwa frekuensi listrik bolak-balik (AC) dari PLN Indonesia adalah 50Hz.
Pertanyaannya adalah diperlukan waktu berapa lamakah untuk menghasilkan 1 siklus lengkap
gelombang listrik ?

Penyelesaiannya :

Diketahui :

f = 50Hz
T=?

Jawaban

T = 1/f
T = 1/50
T= 0,02 detik

Jadi diperlukan 0,02 detik untuk menghasilkan 1 siklus lengkap gelombang listirk.

Adaptor
Pengertian Adaptor
Adaptor ialah tegangan arus listrik bolak balik (AC) akan diubah menjadi tegangan arus
listrik yang searah (DC). Nah secara prinsip kerja adaptor, ini bisa dikatakan berfungsi
sebagai alat catu daya.

Fungsi Adaptor

Fungsi adaptor adalah sebagai media pengubah tegangan arus listrik tinggi menjadi lebih
rendah. Adaptor inilah yang berfungsi untuk membuat arus tegangan listrik mengalir sesuai
dengan kebutuhan perangkat yang digunakan.

Prinsip dasarnya, arus listrik PLN disalurkan menggunakan sistem AC atau arus bolak –
balik. Sedangkan peralatan listrik yang ada di rumah membutuhkan jenis tegangan DC
(searah).

Oleh sebab itu, kita membutuhkan peralatan listrik yang dapat mengubah jenis arus AC
menjadi arus DC

Bagian Bagian Adaptor

1. Transformator (Trafo)

2. Retchifier (Penyearah)

3. Filter (Penyaring)

4. Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)


1. Transformator (Trafo)

Transformator atau yang lebih umum disebut sebagai trafo. Dimana trafo merupakan salah
satu komponen penyusun sebuah adaptor. Trafo berfungsi menurunkan bahkan menaikkan
tegangan arus daya sesuai dengan kebutuhan pemakaian.

Pada adaptor, penggunaan trafo yang umum dipakai adalah trafo jenis penurun tegangan
(trafo step down). Alat tersebut tersusun dari dua bagian, yakni bagian primer dan sekunder.

Lilitan sekunder pada trafo step down jumlahnya lebih kecil dibandingkan lilitan pada trafo
primer. Jadi, yang berfungsi sebagai input adalah lilitan primer, sedangkan fungsi outputnya
ada pada lilitan sekunder.

Fungsinya, meskipun tegangan pada trafo sudah diturunkan. Namun output dari trafo masih
berbentuk arus AC (arus bolak-balik). Yang mana arus AC ini nantinya akan diproses
kembali sesuai dengan kebutuhan.

2. Rectifier (Penyearah)

Rectifier lebih umum disebut sebagai penyearah gelombang. Pada rangkaian adaptor arus
yang masuk ke dalam perangkat merupakan jenis arus bolak-balik.
Jadi, supaya arus daya listrik bisa berfungsi di peralatan elektronik maka perlu adanya
perubahan arus menjadi searah terlebih dahulu. Intinya, dari yang tadinya arus AC diubah
menjadi arus DC.

Dengan demikian, pada bagian rectifier inilah arus AC tersebut diolah dan diubah menjadi
arus searah. Di dalam rectifier diode, terdapat juga komponen dioda. Yang mana bagian-
bagiannya adalah sebagai berikut :

 Half wave rectifier, di dalamnya terdapat dioda 1 yang berfungsi sebagai penyearah.
 Full wave rectifier, di dalamnya terdapat 2 atau 4 perangkat dioda yang fungsinya
penyearah.

3. Filter (Penyaring)

Filter atau penyaring adalah komponen penyusun dari adaptor yang sama pentingnya. Filter
ini berfungsi sebagai penyaring sinyal dari rectifier. Komponen yang terdapat didalam filter
antara lain adalah kondensator yang berjenis ELCO (Electrolytic Capacitor).

4. Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)

Bagian penyusun adaptor yang terakhir ialah voltage regulator. Umumnya disebut juga
sebagai alat pengatur tegangan. Voltage regulator ini berfungsi menstabilkan tegangan arus
searah serta melakukan kontrol pada tegangan outputnya

Tujuannya yaitu agar tegangan tidak terpengaruh oleh arus beban, suhu, ataupun tegangan
input yang asalnya dari output filter.

Di dalam voltage regulator, Anda akan menemukan beberapa komponen. Seperti diantaranya
transistor, dioda zener serta IC regulator. Selain itu, di dalam voltage regulator terdapat
beberapa komponen penyusunnya. Berikut ini komponen yang ada di dalam voltage
regulator:

 Current Limiting berfungsi sebagai pembatas arus


 Over Voltage Protection sebagai protektor dari kelebihan tegangan
 Short Circuit Protection sebagai protektor dari hubungan arus pendek listrik

Cara kerja adaptor adalah:

 PLN mendistribusikan aliran arus listrik melalui sumber tegangan yang kemudian
akan masuk dalam transformator.
 Arus listrik yang masuk ke dalam transformator kemudian diubah menjadi arus searah
(DC) hingga masuk ke dalam switching.
 Proses selanjutnya tegangan arus listrik akan masuk ke dalam blok inverter dimana
tegangan DC akan diubah lagi menjadi arus tegangan AC.
 Tegangan arus AC kemudian masuk ke dalam blok regulated dan akan diproses oleh
dioda half wave, penyearah dan juga elco. Nantinya arus tegangan listrik akan diubah
kembali menjadi searah.
 Arus listrik DC lalu akan masuk ke dalam IC dan mengalir pada perangkat elektronik.
 Selanjutnya, daya akan disesuaikan dengan pemakaian atau kebutuhan dari perangkat
tersebut.

Jenis-Jenis Adaptor

1. Adaptor Konvensional

Jenis adaptor yang pertama adalah adaptor konvensional. Prinsip kerja dari adaptor
konvensional adalah menurunkan tegangan AC menjadi tegangan DC dengan menggunakan
transformator step down.

Transformator step down dalam hal ini fungsinya sebagai penurun tegangan. Jadi, tegangan
AC terlebih dahulu diturunkan melalui transformator step down.

Kemudian baru disearahkan dengan dioda (rectifier). Terakhir lalu diratakan dengan
kapasitor elektrolit.

Pada adaptor konvensional, arus yang dihasilkan besarnya bertumpu pada tegangan yang
dihasilkan oleh transformator. Penggunaan adaptor jenis konvensional, bisa kita temukan
pada peralatan listrik seperti amplifier, radio tape, dan lain sebagainya.

2. Adaptor Switching (SPMS)

Switching adaptor adalah jenis adaptor yang menjadi penyempurna dari jenis yang
sebelumnya. Adaptor konvensional dianggap masih memiliki banyak kelemahan dan
kekurangan.

Jadi hadirnya switching adaptor ini dibuat dengan tujuan untuk menyempurnakan versi yang
sebelumnya.

Pada adaptor switching, Anda tidak lagi menemukan transformator step down untuk
digunakan sebagai penurun tegangan. Selain itu, jenis adaptor switching juga memiliki
rangkaian yang sangat berbeda dari yang konvensional.

Adaptor switching sekarang ini sudah tidak lagi menggunakan trafo besi dengan ukuran
besar. Karena pada tipe adaptor switching, trafo yang digunakan adalah trafo berukuran kecil
yang disebut juga sebagai trafo switching.

Trafo switching memiliki seri on dan off serta tegangan yang konstan. Besarnya frekuensi
switching biasanya berkisar antara 20 kilo hertz. Selain menggunakan trafo yang lebih kecil,
Adaptor switching juga memiliki efesiensi daya listrik yang lebih rendah, yakni hingga 83 %

Anda mungkin juga menyukai