Transduser
2. Jenis-jenis Transduser
Berdasarkan pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu transduser pasif
dan transduser aktif.
a. Transduser Pasif
Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari
luar. Transduser pasif bekerja berdasarkan prinsip pengontrolan energi, transduser pasif
bekerja atas dasar perubahan parameter listrik (resistansi, induktansi atau kapasitansi), oleh
karena itu, supaya dapat bekerja diperlukan penggerak atau sumber dari luar berbentuk energi
listrik sekunder. Contoh: pemakaian strain gauge digerakkan sumber listrik arus searah, LVDT
(transformator diferensial) digerakkan oleh sinyal gelombang pembawa. Contoh lain: RTD
(resistance thermal detector), Potensiometer dan NTC.
b. Transduser Aktif
Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang diubah itu sendiri. Tranduser aktif bekerja berdasarkan hukum
kekekalan energi. Transduser aktif dapat membangkitkan sinyal output listrik yang ekuivalen
tanpa adanya sumber energi dari luar. Contoh: piezoelectric, thermocouple, photovoltaic dan
termistor.
Berdasarkan fungsinya, transduser terbagi menjadi dua jenis yaitu transduser input dan
transduser output. Hampir semua perangkat elektronika terdapat kedua jenis transduser
tersebut. Berikut ini adalah blok diagram sederhana dari transduser input ke transduser output.
a. Transduser Input
Transduser input merupakan transduser yang dapat mengubah energi fisik (physical energy)
menjadi sinyal listrik ataupun resistansi (yang kemudian juga dikonversikan ke tegangan atau
sinyal listrik). Energi fisik tersebut dapat berbentuk cahaya, tekanan, suhu maupun gelombang
suara. Seperti contohnya mikrofon (microphone), mikrofon dapat mengubah gelombang suara
menjadi sinyal listrik yang dapat dihantarkan melalui kabel listrik. Transduser input sering
disebut juga dengan sensor.
Berikut ini beberapa komponen elektronika ataupun perangkat elektronika yang digolongkan
sebagai transduser input.
1. LDR (Light Dependent Resitor)
LDR (Light Dependent Resistor) mengubah cahaya menjadi resistansi (hambatan). LDR adalah
jenis resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya
yang diterimanya. Nilai hambatan LDR menurun pada saat cahaya terang dan nilai
hambatannya menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR adalah
untuk menghantarkan listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (kondisi terang) dan
menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
Gambar 3.2 LDR (Light Dependent Transistor)
2. Termistor (NTC/PTC)
Termistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi resistansi (hambatan). Termistor (NTC/PTC)
merupakan jenis resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu disekitarnya.
Jenis termistor yaitu PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature
Coefficient).
4. Mikrofon (Microphone)
Mikrofon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik. Setiap jenis
mikrofon memiliki cara yang berbeda dalam mengubah (konversi) bentuk energinya, tetapi
semuanya memiliki persamaan yaitu semua jenis mikrofon memiliki suatu bagian yang disebut
diafragma.
Gambar 3.5 Mikrofon
b. Transduser Output
Transduser output merupakan transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi bentuk
energi fisik (physical energy). Seperti contohnya loudspeaker, loudspeaker mengubah sinyal
listrik menjadi suara yang dapat didengar oleh manusia. Transduser output sering disebut juga
dengan istilah actuator.
Beberapa komponen elektronika atau perangkat elektronika yang digolongkan sebagai
transduser output diantaranya adalah sebagai berikut.
1) LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi energi cahaya.
2) Lampu mengubah listrik menjadi energi cahaya.
3) Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion).
4) Heater mengubah listrik menjadi panas.
5) Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi suara.
Gambar 3.6 Loudspeaker
Banyak perangkat elektronika yang dipergunakan saat ini adalah gabungan dari transduser
input dan transduser output. Dalam perangkat elektronika yang dimaksud ini terdiri dari sensor
(transduser input) dan actuator (transduser output) yang mengubah suatu bentuk energi
menjadi bentuk energi lainnya dan kemudian mengubahnya lagi menjadi bentuk energi yang
lain. Contohnya pengukur suhu badan (thermometer) yang mengkonversikan suhu badan
menjadi sinyal listrik (transduser input = sensor suhu) kemudian diproses oleh rangkaian
elektronika tertentu menjadi angka atau display yang dapat dibaca (transduser output =
display).
Berdasarkan aplikasinya, transduser dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya
sebagai berikut.
a. Transducer electromagnetic, seperti antenna, tape head/disk head, dan magnetic cartridge.
b. Transducer electrochemical, seperti hydrogen sensor dan pH probes.
c. Transducer electromechanical, seperti rotary motor, potensiometer, air flow sensor, dan load
cell.
d. Transducer electroacoustic, seperti loudspeaker, earphone, microphone, dan ultrasonic
transceiver.
e. Transducer electro-optical, seperti lampu LED, dioda laser, lampu pijar, dan tabung CRT.
f. Transducer thermoelectric, seperti komponen NTC , PTC, dan termokopel.
2) Saturasi
Saturasi maksudnya ketidaklinieran yang terjadi apabila masukan (input) dibesarkan sampai
nilai tertentu, keluaran (output) tidak bertambah besar, tetapi hanya menunjukkan nilai yang
tetap.
c. Repeatibility
Repeatability yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika
digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
d. Instrumentasi Memuaskan
Memberikan sinyal output analog yang tinggi dengan perbandingan sinyal terhadap noise
yang besar; dalam banyak hal lebih disukai keluaran digital.
e. Stabilitas dan Keandalan Tinggi
Stabilitas tinggi yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh
oleh faktor-faktor lingkungan.
f. Tanggapan Dinamis (Dynamic Response) Baik
Tanggapan dinamik yang baik yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan
besar yang sama. Efek ini dianalisis sebagai tanggapan frekuensi.
g. Karakteristik Mekanik yang Baik
Karakteristik mekanik yang baik dapat mempengaruhi unjuk kerja statis kuasistatik dan
keadaan dinamis.
h. Minimumkan Noise yang Bersatu dengan Device Integrated
Minimumkan noise yang Bersatu dengan device integrated, minimumkan asimitri dan
kerusakan lain.