Anda di halaman 1dari 14

Transducer (Transduser) adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk

energi lainnya. Bentuk-bentuk energi tersebut diantaranya seperti Energi Listrik, Energi Mekanikal,
Energi Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia, Energi Akustik (bunyi) dan Energi Panas.
Pada umumnya, semua alat yang dapat mengubah atau mengkonversi suatu energi ke energi
lainnya dapat disebut sebagai Transduser (Transducer).

Jenis-jenis Transducer
Berdasarkan Fungsinya, Transduser terbagi menjadi 2 jenis yaitu Transduser Input dan Transder
Output. Hampir semua perangkat Elektronika terdapat kedua jenis Transduser tersebut. Berikut ini
adalah Blok Diagram sederhana dari Transduser Input ke Transduser Output.

Transduser Input (Input Transducer)


Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah energi fisik (physical energy)
menjadi sinyal listrik ataupun Resistansi (yang kemudian juga dikonversikan ke tegangan atau sinyal
listrik). Energi fisik tersebut dapat berbentuk Cahaya, Tekanan, Suhu maupun gelombang suara.
Seperti contohnya Mikropon (Microphone), Mikropon dapat mengubah gelombang suara menjadi
sinyal listrik yang dapat dihantarkan melalui kabel listrik. Transduser Input sering disebut juga
dengan Sensor.

Berikut ini beberapa Komponen Elektronika ataupun perangkat Elektronika yang digolongkan
sebagai Transduser Input.

– LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi Resistansi (Hambatan)


– Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi (Hambatan)
– Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi Resistansi (Hambatan)
– Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik

Transduser Output (Output Transducer)


Transduser Output merupakan Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi bentuk
energi fisik (Physical Energy). Seperti contohnya Loudspeaker, Loudspeaker mengubah sinyal listrik
menjadi Suara yang dapat di dengar oleh manusia. Transduser Output sering disebut juga dengan
istilah Actuator.

Beberapa Komponen Elektronika atau Perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser
Output diantaranya adalah sebagai berikut :

– LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi Energi Cahaya


– Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
– Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion)
– Heater mengubah listrik menjadi Panas
– Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara

Penggabungan Transduser Input dan Output


Banyak Perangkat Elektronika yang kita pergunakan saat ini adalah gabungan dari Transduser Input
dan Transduser Output. Dalam Perangkat Elektronika yang dimaksud ini terdiri dari Sensor
(Transduser Input) dan Actuator (Transduser Output) yang mengubah suatu bentuk Energi menjadi
bentuk energi lainnya dan kemudian mengubahnya lagi menjadi bentuk energi yang lain. Seperti
contohnya Pengukur Suhu Badan (Termometer) yang mengkonversikan atau mengubah suhu
badan kita menjadi sinyal listrik (Transduser input = Sensor Suhu) kemudian diproses oleh
Rangkaian Elektronika tertentu menjadi Angka atau Display yang dapat dibaca oleh kita (Transduser
Output = Display).

Aplikasi Transduser
Berdasarkan Aplikasinya, Transduser dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :

1. Transducer Electromagnetic, seperti Antenna, Tape Head/Disk Head, Magnetic Cartridge.


2. Transducer Electrochemical, seperti Hydrogen Sensor, pH Probes.
3. Transducer Electromechanical, seperti Rotary Motor, Potensiometer, Air flow sensor, Load
cell.
4. Transducer Electroacoustic, seperti Loadspeaker, Earphone, Microphone, Ultrasonic
Transceiver.
5. Transducer Electro-optical, seperti Lampu LED, Dioda Laser, Lampu Pijar, Tabung CRT.
6. Transducer Thermoelectric, seperti komponen NTC dan PTC, Thermocouple.

Transduser adalah sebuah alat yang mampu mengubah energi ke energi lainnya sesuai dengan
spesifikasi transduser itu sendiri serta dapat juga digunakan untuk mengukur energi (oleh sebab itu,
alat ini disebut dengan alat pengukur energi). Transduser mempunyai bagian Input (masukkan) dan
Output (keluaran). Cara kerja dari Transduser adalah energi yang masuk seperti energi fisik (mekanik
dan sebagainya) dapat berubah menjadi sinyal listrik yang kemudian sinyal listrik tersebut dapat
berubah menjadi energi lain. Transdunser memiliki dua jenis, yaitu aktif dan pasif. Penjelasan dari
jenis-jenis tersebut adalah:
1. Transduser Pasif
Transduser pasif adalah transduser yang baru akan bekerja jika mendapatkan energi tambahan dari
luar. Transduser jenis ini tidak bisa menghasilkan tenaganya sendiri namun transduser ini dapat
melakukan perubahan nilai resistansi, induktansi atau kapasitansi jika mengalami perubahan.
Transduser Pasif memiliki berberapa jenis, yaitu resistif, kapasitif, induktif dan foto.
2. Transduser Aktif
Transduser aktif merupakan transducer yang mampu bekerja tanpa bantuan energi dari luar dan
bekerja dengan menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Transduser ini tidak membutuhkan
catu daya (sumber daya) dan dapat menghasilkan energi listrik.
Selain itu, Transduser memiliki prinsip-prinsip kerja yang berbeda. Prinsip-prinsip kerja dari
transduser adalah:
1. Prinsip Elektromagnetik: Prinsip ini mengubah besaran energi fluks magnetis yang selanjutnya
mengibas suatu tegangan
2. Prinsip Fotokonduktif: Prinsip ini mengubah hantaran (konduktif) atau rambatan (resistan) bahan
semi konduktor yang mengenai perubahan cahaya.
3. Prinsip Fotovoltaik: Prinsip ini menggunakan besaran indera cahaya yang diubah menjadi tegangan
antara dua bahan yang berbeda susunannya.
4. Prinisip Induktif: Prinsip ini akan mengubah besaran energi yang masuk dengan metode perubahan
induktif
5. Prinsip Kapasitif: Prinsip ini akan mengubah besaran energi yang masuk dengan metode
perubahan kapasitas
6. Prinsip Piezoelektris: Prinsip ini akan mengubah besaran energi yang mengubah tegangan (V) dan
muatan (Q) yang disebabkan oleh sejenis kristal
7. Prinsip Potensiometer: Prinsip ini akan mengubah besaran energi menjadi kedudukan kontak geser
pada suatu hambatan
8. Prinsip Reluktif: Prinsip ini mengubah tegangan ac dikarenakan efek yang timbul dari lintasan
reluxtan diantara dua atau lebih komponen saat sistem kumparan transduser mengeluarkan
rangsangan AC.
9. Prinsip Resitif: Prinsip ini mengubah besaran energi menjadi perubahan hambatan dari sebuah
elemen
10. Prinsip Termoelektris: Prinsip ini mengubah besaran suhu dengan cara kerja efek Seeback, efek
Thomson atau efek Peltier
11. Prinsip Ukur Regangan: Prinsip ini mengubah besaran energi menjadi hambatan akibat adanya
regangan dan terdapat dua atau empat cabang suatu jembatan wheatsone.
Dalam pengaplikasiannya, transduser dibagi menjadi berberapa jenis, diantaranya adalah:
Transducer Electromagnetic: Magnetic Cartridge, Antena, Disk Head
Transducer Electrochemical: Sensor Hidrogen, pH Probe
Transducer Electromechanical: Air flow sensor, Load cell, Rotary Motor
Transducer Electroacoustic: Microphone, Loudspeaker, Earphone, Ultrasonic Transceiver
Transducer Electro-optical: Lampu Pijar, LED, Dioda Laser, Tabung CRT
Transducer Thermoelectric: Termocouple, komponen PTC dan NTC

Pengertian sensor dan tranduser


1. 1. PENGERTIAN SENSOR DAN TRANDUSER 1. Sensor adalah alat yang dapat digunakan
untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah
jenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar
dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui
pengukur dan memegang peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi modern.
Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran, hidung lidah dan menjadi otak
mikroprosesor dari sistem otomatisasi industri. A. Macam-macam Sensor 1). Sensor
Proximity Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya
target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat
elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan,
kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi
penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu
mekanis saklar. 2). Sensor Magnet Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat
yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada
keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan
magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan
bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap. 3. Sensor Sinar Sensor sinar terdiri dari 3
kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar
langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan
pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif
(fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel- selnya,
semakin tinggi intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai
tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan
pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun
target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima. 4). Sensor
Ultrasonik Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana
sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan
perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang
suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah
berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang
dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun tekstil.
2. 2. 5). Sensor Tekanan Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur
ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar
penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat
perubahan panjang dan luas penampangnya. 6). Sensor Kecepatan (RPM) Proses
penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana
suatu poros/object yang berputar pada suatu generator akan menghasilkan suatu tegangan
yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur
dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat
medan magnetis terjadi. 7). Sensor Penyandi ( Encoder ) Sensor Penyandi ( Encoder )
digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana
sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2
lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan ( yang mentransmisikan
jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran ) yang akan membangkitkan
gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut ( yang memperlengkapi
kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut ) mempunyai cara kerja sang sama
dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan
sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu. 8). Sensor Suhu Terdapat
4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu thermocouple (T/C)- lihat gambar
1.6, resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada
intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur
bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan
sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding. Resistance Temperature
Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi
sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat
konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang
sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.
Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien
suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini
sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan
suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang
menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output
tegangan dan arus yang sangat linear. 2. Transduser berasal dari kata “traducere” dalam
bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu
peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain.
3. 3. Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1). Transduser
pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar.
Contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu
tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor
berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah. 2).
Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Contohnya adalah termokopel. Ketika
menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan
energi dari luar. Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai
dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan
beberapa hal di bawah ini: 1. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban
lebih. 2. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran
yang linier. 3. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu
banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan. 4. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu
keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama. 5. Repeatability,
yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk
mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama. 6. Harga. Meskipun
faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan
secara nyata seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.
KESIMPULAN Sensor adalah alat untuk mendeteksi suatu perubahan yang terjadi,
misalnya: perubahan suhu, perubahan temperatur, perubahan tekanan, atau perubahan
gaya menjadi sinyal-sinyal listrik yang kemudian diproses agar bisa terbaca dan dirasakan
4. 4. hasil/pengaruhnya oleh manusia. Jenis – jenis sensor diantaranya : > Sensor cahaya >
Sensor suhu > Sensor gaya > Sensor tekanan Tranduser adalah alat yang dapat mengubah
energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat
dibagi menjadi dua, Transduser pasif dan Transduser aktif. Pengertian Sensor adalah
transduser yang berfungsi untuk mengolah variasi gerak, panas, cahaya atau sinar,
magnetis, dan kimia menjadi tegangan serta arus listrik. Sensor sendiri adalah komponen
penting pada berbagai peralatan. Sensor juga berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi dan
juga untuk mengetahui magnitude. Transduser sendiri memiliki arti mengubah, resapan dari
bahasa latin traducere Bentuk perubahan yang dimaksud adalah kemampuan merubah
suatu energi kedalam bentuk energi lain. Energi yang diolah bertujuan untuk menunjang
daripada kinerja piranti yang menggunakan sensor itu sendiri. Sensor sendiri sering
digunakan dalam proses pendeteksi untuk proses pengukuran. Sensor yang sering menjadi
digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya atau sinar, sensor
suhu, serta sensor tekanan. Contoh Gambar Pengertian Sensor
5. 5. Dari pengertian sensor yang telah kami jabarkan diatas wajar jika alat tersebut menjadi
alat yang banyak diminati oleh berbagai pabrikan elektronik. Salah satu pabrikan yang
tengah gencar menggunakan sensor pada produk mereka adalah pabrikan handphone
dengan model touch screen. Sensor tekanan pada berbagai handphone sekarang ini
membutuhkan adanya dukungan dari sensor tekanan. Selain pada gadget dengan teknologi
canggih tersebut, sensor tekanan juga biasa diaplikasikan kepada berbagai alat elektronik
lain seperti kalkulator serta remot. Adanya tekanan pada tombol-tombol pada kalkulator
ataupun remot bekerja dengan mengubah daya tekan tersebut menjadi daya atau sinyal
listrik. Dengan pengertian sensor beserta kinerja dari sensor tekanan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa sensor memiliki banyak andil pada berbagai teknologi. Pada sensor suhu
sendiri terdapat empat jenis sensor yang sering dipakai yaitu thermocouple, resistance
temperature detectore, IC
6. 6. sensor dan termistor. Pada komponen thermocouple terdapat dua komponen transduser
panas dan juga dingin. Kedua transedur tersebut berfungsi untuk membandingkan objek
serta untuk mendapatkan hasil akan suhu dari objek. Platina menjadi pilihan utama pada
komponen resistence temperature detectore karena memiliki tahanan suhu, stabilitas,
kelinearan, reproduktifitas, serta stabilitas. Termistor merupakan resistor yang tahan
terhadap panas, serta IC sensor sensor suhu dengan rangkaian yang menggunakan
chipsilikon guna mendeteksi tingkat suhu yang terdapat pada objek. Demikian penjelasan
singkat tentang pengertian sensor, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Sensor Panas dan Cara
Kerjanya, Simbol Resistor dan Fungsinya, Sensor Getaran dan Pengertian Transformator.
Sensor Proximity adalah sebuah sensor jarak yang biasanya digunakan pada ponsel
berlayar sentuh dan berada di bagian depan dengan dua lensa mirip kamera. Karakteristik
dari sensor ini adalah mendeteksi obyek benda dengan jarak yang cukup dekat, berkisar
antara 1 mm sampai beberapa centi meter saja sesuai type sensor yang digunakan.
7. 7. Nah apa fungsi dari sensor ini ? Pada saat menerima tepon atau melakukan panggilan
telpon, maka kita akan mendekatkan handphone ke telinga. Pada saat itu secara otomatis
fungsi touch-screen akan mati (juga layarnya) sehingga layar tidak merespon kalau terkena
telinga atau bagian tubuh yang lain. Nah sudah jelas kan :D saat didekatkan sensor akan
dekat dengan telinga sehingga mengirimkan respon dan layar akan dimatikan... Semoga
bermanfaat :D Proximity Switch atau Sensor Proximity adalah alat pendeteksi yang bekerja
berdasarkan jarak obyek terhadap sensor. Karakteristik dari sensor ini adalah menditeksi
obyek benda dengan jarak yang cukup dekat, berkisar antara 1 mm sampai beberapa centi
meter saja sesuai type sensor yang digunakan. Proximity Switch ini mempunyai tegangan
kerja antara 10-30 Vdc dan ada juga yang menggunakan tegangan 100-200VAC. Hampir di
setiap mesin mesin produksi sekarang ini menggunakan sensor jenis ini, sebab selain
8. 8. praktis sensor ini termasuk sensor yang tahan terhadap benturan ataupun goncangan,
selain itu mudah pada saat melakukan perawatan ataupun perbaikan penggantian. Proximity
Sensor terbagi dua macam, yaitu:  Proximity Inductive  Proximity Capacitive Proximity
Inductive berfungsi untuk mendeteksi obyek besi/metal. Meskipun terhalang oleh benda non-
metal, sensor akan tetap dapat mendeteksi selama dalam jarak (nilai) normal sensing atau
jangkauannya. Jika sensor mendeteksi adanya besi di area sensingnya, maka kondisi output
sensor akan berubah nilainya. Proximity Capacitive akan mendeteksi semua obyek yang ada
dalam jarak sensingnya baik metal maupun non-metal. Jarak Diteksi Jarak diteksi adalah
jarak dari posisi yang terbaca dan tidak terbaca sensor untuk operasi kerjanya, ketika obyek
benda digerakkan oleh metode tertentu. Pengaturan jarak Mengatur jarak dari permukaan
sensor memungkinkan penggunaan sensor lebih stabil dalam operasi kerjanya, termasuk
pengaruh suhu dan tegangan. Posisi objek (standar) sensing transit ini adalah sekitar 70%
sampai 80% dari jarak (nilai) normal sensing.
9. 9. Nilai output dari Proximity Switch ini ada 3 macam, dan bisa diklasifikasikan juga sebagai
nilai NO(Normally Open) dan NC (Normally Close). Persis seperti fungsi pada tombol, atau
secara spesifik menyerupai fungsi limit switch dalam suatu sistem kerja rangkaian yang
membutuhkan suatu perangkat pembaca dalam sistem kerja kontinue mesin. Tiga macam
ouput Proximity Switch ini bisa dilihat pada gambar dibawah. Output 2 kabel VDC Output 3
dan 4 kabel VDC Output 2 kabel VAC
10. 10. Dengan melihat gambar diatas kita dapat mengenali type sensor Proximity Switch ini,
yaitu type NPN dan type PNP. Type inilah yang nanti bisa dikoneksikan dengan berbagai
macam peralatan kontrol semi digital yang membutuhkan nilai nilai logika sebagai input
untuk proses kerjanya. Beberapa jenis Proximity Switch ini hanya bisa dikoneksikan dengan
perangkat PLC tergantung type dan jenisnya. Sensor ini juga bisa dikoneksikan langsung
dengan berbagai macam peralatan kontrol semi digital, dan counter relay digital adalah
salah satunya. Pada prinsipnya fungsi Proximity Switch ini dalam suatu rangkaian
pengendali adalah sebagai kontrol untuk memati hidupkan suatu sistem interlock dengan
bantuan peralatan semi digital untuk sistem kerja berurutan dalam rangkaian kontrol.
Pengertian Sensor Magnet Disebut juga Relai Buluh adalah Alat yang akan terpengaruh
Medan Magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran, seperti layaknya
saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet disekitarnya.
Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu,
kelembapan, asap maupun uap. Cara Kerja Magnet Sensor ini akan bekerja ketika jenis
konduktor berada/mempengaruhi keberadaan medan magnet sehingga magent dapat
tertarik atau tertolak sesuai pengaruh yang diberikan. Gambar Sensor Magnet
11. 11. Aplikasi Sensor Magnet Alat yang populer saat ini adalah Maglev (Magnet Letivation),
Alat ini diterapkan pada pintu mobil maupun pintu hotel karena alat ini berfungsi sebagai
sensor maka akan mendeteksi penghantar yang sedang mendekat. Apakah cocok atau
tidak, jika tidak tentu tidak akan membuka pintunya. SENSOR SINAR SENSOR SINAR
Sensor sinar terdiri dari 3 kategori : 1. Fotovoltaic / sel solar adalah alat sensor sinar yang
mengubah energi sinar langsung menjadi energi sinar listrik, dengan adanya penyinaran
cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Prinsip Kerja
Fotovoltaic :
12. 12. Secara sederhana prinsip kerja solar Sel photovoltaic dapat dijelaskan dengan
memisalkan sebagai dioda. Diode ini terdiri dari semikonduktor tipe N dan semikonduktor
tipe P. Untuk membentuk semikonduktor silicon tipe N, yaitu ditambahkan bahan yang
bervalensi 5 yang biasa digunakan antara lain Foster dan Arenakum. Sedangkan untuk
membentuk semikonduktor tipe P maka semikonduktor dengan valensi 4 ditambah dengan
bahan yang bervalensi 3 biasanya dikenal dengan bahan ketidakmurnian. Jenis bahan ini
adalah Boron, aluminium, kalsium, dan indium. Penambahan bahan ketidakmurnian ini akan
menyebabkan satu bahan electron sehingga berbentuk lubang (hole). Lubang ini dapat
berpindah tempat yang satu ke tempat yang lain di dalam kristal. Yang terjadi adalah
electron-elektron Kristal mengisi lubang yang kosong, sehingga timbul lubang baru. Lubang
baru tersebut berpindah disebabkan karena ada electron yang mengisinya, maka setiap
lubang akan memiliki muatan positif yang sama dan berlawanan dengan muatan negatif
electron. Bila cahaya matahari yang berupa energy foton datang mengenai sisi permukaan
lebih besar dari energy ceah atau gap yang memisahkan pita valensi dan pita konduksi,
maka elektron-elektron bergerak dari pita valensi ke pita konduksi melalui hubungan
(junction) P-N. Lubang yang berada pada sisi tipe N bergerak ke posisi tipe P, dan
sebaliknya elektron yang berada pada sisi tipe P bergerak ke sisi tipe N. Jika energy foton
yang diterima dan diserap cukup besar, maka lubang akan bertahan di sisi tipe P dan
elektron bertahan di sisi tipe N, sehingga mengakibatkan perbedaan tegangan antara kedua
sisi tersebut (sisi tipe P dan tipe N). Bila sisi P dan N dihubungkan dengan suatu beban
tersebut sehingga dapat diperoleh energi listrik. Karena cahaya menembus kedua lapisan
ini, maka akan berbentuk hole elektron. Medan elektrik yang terdapat pada batas lapisan
menghalangi lubang (hole) dan elektron yang berkombinasi kembali, dengan demikian alat
ini merupakan suatu alat pembangkit listrik kecil yang energinya diperoleh dari cahaya
matahari. 2. Fotokoduktif ( fotoresistif ) yang akan memberikan perubahan tahanan (
resistansi ) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima maka akan
semakin kecil pula nilai tahanannya ( semakin besar konduktivitasnya ). Dengan sifat
demikian, maka bahan ini banyak digunakan sebagai pengukur intensitas cahaya Prinsip
Kerja Fotokonduktif: Prinsip kerjanya sangat sederhana, yaitu dengan adanya radiasi cahaya
yang
13. 13. energinya melebihi energi ikat elektron dari atomnya, maka sebagian elektron pada
bahan akan terlepas dari atomnya dan membentuk pasangan elektron-hole yang akan
meningkatkan konduktivitas bahan. Dengan memberikan suatu sumber tegangan tertentu,
maka arus yang dihasilkan akan sebanding dengan konduktivitas bahan atau sebanding
dengan intensitas chaya yang diukur. Skema prinsip kerja fotokonduktif bisa dilihat pada
Gambar berikut : Gambar prinsip kerja fotokonduktif Bahan semikonduktor yang digunakan
untuk fotoresistif adalah bahan yang pelepasan elektronnya cukup sensitif terhadap
intensitas cahaya, dimana rasio atau perbandingan resistansi gelap dengan terang lebih dari
100:1. Beberapa bahan semikonduktor paduan yang mempunyai sifat demikian antara lain
adalah: Cadmium Sulphide (CdS), Cadmium Solenide (CdSe), Lead Sulphide (PbS) dan
Thalmium Sulphide (TlS). Aplikasi dari Fotokonduktif antara lain :  Counting, misalkan
mengukur kecepatan putaran menggunakan cahaya (digunakan CdS)  Pendeteksi kapal
dan pesawat terbang (digunakan PbS dan TlS)  Pengukur intensitas cahaya  Saklar ON-
OFF  Kontrol Rele  Pengatur tegangan 3. Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja
berdasarkan pantulan karena perubahan posisi / jarak suatu sumber sinar ( inframerah atau
laser ) ataupun target pemantulannya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan
penerima.

513418191237 085396411274

405020

Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat
dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Sensor biasa digunakan untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor
merupakan jenis transducer yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia
menjadi tegangan / arus listrik. Sensor dikategorikan melalui pengukur dan memegang peranan penting dalam
pengendalian proses pabrikasi modern. Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran, hidung, lidah untuk
menjadi otak mikroprosesor dari system otomatisasi industri. gambar sensor:
Gambar sensor cahaya (LDR)
Transducer adalah alat yang biasa pada elektonika, kelistrikan, mekanik elektronik, elektromagnetik, digunakan
mengubah energi dari satu energi ke bentuk energi yang lain untuk berbagai pengukuran atau transfer informasi
contohnya seperti gambar berikut:

Gambar transducer temperature (LM35)


Perbedaan antara sensor dengan transducer berikut gambar dapat menjelaskan perbedaannya:

 Gambar diatas adalah gambar Sensor cahaya / yang biasa disebut dengan LDR, gambar diataas menujukkan bahwa
sensor masih membutuhkan komponen lain untuk menghasilkan tegangan.
 LM35 merupakan sebuah transducer temperatur, pada gambar diatas menjelaskan bahwa transducer tidak
membutuhkan komponen lain untuk menghasilkan tegangan jadi dapat disimpulkan bahwa sensor masih
membutuhkan komponen lain untuk mengeluarkan sinyal tegangan tetapi transducer tidak membutuhkan komponen
yang laen untuk mengeluarkan sinyal tersebut.
1. Klasifikasi Sensor

Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:

a. sensor thermal (panas)

b. sensor mekanis

c. sensor optik (cahaya)

Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan panas/temperature/suhu pada
suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.

Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo multiplier, photovoltaik, infrared
pyrometer, hygrometer, dsb.
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran
atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dsb.

Contoh; strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon
tube, dsb.
Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya
ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau ruangan.

Contoh; photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier, pyrometer optic, dsb.
Berikut adalah beberapa jenis sensor yang dapat dijumpai di lapangan

1.1. Sensor proximity

Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target
jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-
state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang
berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada
kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu
mekanis saklar.

1.2 Sensor Magnet

Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan
memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh
adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas
dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.

1.3. Sensor Sinar

Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi
sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan
menghasilkan tegangan. Demikian
pula dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-
selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya.
Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu
sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya
dan penerima.

1.4. Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor
ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan
waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang
suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus
dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek
padat, cair, butiran maupun tekstil.

1.5. Sensor Tekanan

Sensor tekanan – sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah
tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar (transduser)
yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya. Strain gage adalah sebuah contoh transduser
pasif yang mengubah pergeseran mekanis
menjadi perubahan tahanan. Sensitivitas sebuah strain gage dijelaskan dengan suatu
karakteristik yang disebut factor gage (factor gage), K, yang didefinisikan sebagai perubahan satuan
tahanan dibagi dengan perubahan satuan panjang.
Perubahan tahanan R pada sebuah konduktor yang penjangnya l dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
bagi tahanan dari sebuah konduktor yang penampangnya serba sama, yaitu:

1.6. Sensor Kecepatan (RPM)

Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor,dimana suatu
poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatutegangan yang sebanding dengan
kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering
puladiukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yangtimbul saat medan
magnetis terjadi.

1.7. Sensor Penyandi (Encoder)

Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran
menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat.
Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari
tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan
membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua,
Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut)
mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau
lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu
pengkodean dalam susunan tertentu.

2. Klasifikasi Transduser (William D.C, 1993)

1. Self generating transduser (transduser pembangkit sendiri)


Self generating transduser adalah transduser yang hanya memerlukan satu sumber energi.
Contoh: piezo electric, termocouple, photovoltatic, termistor, dsb.
Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi listrik dari transduser secara langsung. Dalam hal ini transduser
berperan sebagai sumber tegangan.

1. External power transduser (transduser daya dari luar)


External power transduser adalah transduser yang memerlukan sejumlah energi dari luar untuk menghasilkan suatu
keluaran.
Contoh: RTD (resistance thermal detector), Starin gauge, LVDT (linier variable differential transformer), Potensiometer,
NTC, dsb.
Tabel berikut menyajikan prinsip kerja serta pemakaian transduser berdasarkan sifat kelistrikannya.

Tabel 1. Kelompok Transduser

Parameter listrik dan


Prinsip kerja dan sifat alat Pemakaian alat
kelas transduser
Transduser Pasif
Perubahan nilai tahanan karena posisi
Potensiometer Tekanan, pergeseran/posisi
kontak bergeser
Perubahan nilai tahanan akibat
Strain gage perubahan panjang kawat oleh tekanan Gaya, torsi, posisi
dari luar
Transformator selisih Tegangan selisih dua kumparan primer
Tekanan, gaya, pergeseran
(LVDT) akibat pergeseran inti trafo
Perubahan induktansi kumparan akibat
Gage arus pusar Pergeseran, ketebalan
perubahan jarak plat
Transduser Aktif
Emisi elektron akibat radiasi yang masuk
Sel fotoemisif Cahaya dan radiasi
pada permukaan fotemisif
Emisi elektron sekunder akibat radiasi Cahaya, radiasi dan relay
Photomultiplier
yang masuk ke katoda sensitif cahaya sensitif cahaya
Pembangkitan ggl pada titik sambung dua Temperatur, aliran panas,
Termokopel
logam yang berbeda akibat dipanasi radiasi
Perputaran sebuah kumparan di dalam
Generator kumparan
medan magnit yang membangkitkan Kecepatan, getaran
putar (tachogenerator)
tegangan
Pembangkitan ggl bahan kristal piezo Suara, getaran, percepatan,
Piezoelektrik
akibat gaya dari luar tekanan
Terbangkitnya tegangan pada sel foto
Sel foto tegangan Cahaya matahari
akibat rangsangan energi dari luar
Termometer tahanan Perubahan nilai tahanan kawat akibat
Temperatur, panas
(RTD) perubahan temperatur
Tahanan sebuah strip konduktif berubah
Hygrometer tahanan Kelembaban relatif
terhadap kandungan uap air
Penurunan nilai tahanan logam akibat
Termistor (NTC) Temperatur
kenaikan temperatur
Tekanan suara mengubah nilai
Mikropon kapasitor Suara, musik,derau
kapasitansi dua buah plat
Reluktansi rangkaian magnetik diubah
Tekanan, pergeseran,
Pengukuran reluktansi dengan mengubah posisi inti besi sebuah
getaran, posisi
kumparan

Anda mungkin juga menyukai