Anda di halaman 1dari 18

TUGAS S.P.

E


SENSOR

Pengertian Sensor dan Transduser
Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah
besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan
dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat
melakukan pengukuran atau pengendalian. Beberapa jenis sensor yang
banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya,
sensor suhu, dan sensor tekanan.
Sensor adalah device atau komponen elektronika yang digunakan
untuk merubah besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga bisa di
analisa dengan menggunakan rangkaian listrik.
a. Transduser pasif,
yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi
tambahan dari luar, contohnya adalah thermistor. Untuk
mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan
listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan
thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan
listrik dari thermistor juga berubah.

b. Transduser aktif,

yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar,
tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Contohnya adalah termokopel. Ketika menerima panas,
termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa
membutuhkan energi dari luar.
Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan
pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih
transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
a. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.
b. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik
masukan-keluaran yang linier.
c. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak
begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.
d. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti
masukan dengan bentuk dan besar yang sama.
e. Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali
keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang
sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
f. Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik
transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata
seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga
dipertimbangkan.
Tujuan dari sensor
1. Mengamati posisi
2. Mengamati kecepatan
3. Mengamati akselerasi sambungan mekanik
4. Merupakan bagian dari mekanisme servo
5. Sebagai keamanan
6. Sebagai penuntun

Ketentuan umum sensor
1. Ukuran fisik
2. Akurasi
3. Jangkauan yang sesuai
4. Efeknya terhadap kuantitas yang sedang diukur
5. Ketahanan terhadap lingkungan
6. Biaya
Sifat-sifat sensor
Sensor mempunyai sifat-sifat yang bermacam-macam, diantaranyayaitu:
a. Linearitas
b. Sensitivitas
c. Tanggapan frekuensi



Karakteristik Sensor
admin Apr 25th, 2013 0 Comment
Ditinjau dari karakteristiknya sensor dapat dibedakan menjadi karakteristik Statis dan
Karakteristik Dinamis
Karakteristik Statis berkaitan dengan sifat-sifat sensor setelah semua efek peralihan
(transien effects) mencapai keadaan stabil (steady State). sedangkan karakteristik
dinamis yaitu sensor yang berubah ketika merepon sinyal masukan.
Karakteristik Statis meliputi:
- Akurasi
- Presisi
- Resolusi
- Sensitivitas
- Linearitas
- Kesalahan Kalibrasi
- Histerisis
- Keluaran Penuh
- Saturasi
- Kemampuan Pengulangan
- Deadband
- Span
- Drift
- Impedansi Keluaran
Karakteristik dinamis meliputi:
- Transfer Function
- Tanggapan Frekuensi
- Tanggapan Impuls
- Tanggapan perubahan masukan.

Jenis-Jenis Sensor

Apa kabar para electrical engineer ? semoga baik-baik saja. kali ini saya akan berbagi
mengenai jenis-jenis sensor. pengenalan berbagai jenis sensor sangat penting
terutama bagi mahasiswa teknik elektro khususnya Teknik Instrumentasi Kendali.
Silahkan membaca, semoga bermanfaat.




1. Sensor cahaya

sensor cahaya

Sensor cahaya terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor
sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya
penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan
tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan
perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang
terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah
sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu
sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari
pasangan sumber cahaya dan penerima.

A. Fotovoltaic (Solar Cell/Fotocell)

Berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi arus listrik DC.
Tegangan yang dihasilkan sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai
permukaan solar cell. Semakin kuat sinar matahari tegangan dan arus listrik Dc
yang dihasilkan semakin besar.
Simbol Solar Cell:

Bahan pembuat solar cell adalah silicon, cadmium sullphide, gallium
arsenide danselenium.

Gambar penampang solar cel
Depletion layer adalah pertemuan antara substrat tipe P dan subtrat tipe
Prinsip kerja: Bila cahaya jatuh pada solar cell, depletion layer akan berkurang
dan elektron berpindah melalui hubungan pn. Besarnya arus yang mengalir
sebanding dengan perpindahan elektron yang ditentukan intensitas cahayanya.


B. Fotoconductiv
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan
konduktivitas. Kebanyakan komponen ini erbuat dari bahan cadmium selenoide
atau cadmium sulfide.
Tipe-tipe Fotoconductiv:
a. LDR (Light Dependent Resistor)
Berfungsi untuk mengubah itensitas cahaya menjadi hambatan
listrik. Semakin banyak cahaya yang mengenai permukaan LDR
hambatan listrik semakin besar.
Simbol LDR :

b. Fotodiode
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas
dioda. Fotodiode sejenis dengan dioda pada umummya, perbedaannya
pada fotodiode ini adalah dipasangnya sebuah lensa pemfokus sinar
untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan pn.
Prinsip kerja : Energi pancaran cahaya yang jatuh pada pertemuan
pn menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Elektron berpindah ke luar dari valensi band meninggalkan hole
sehingga membangkitkan pasangan elektron bebas dan hole.

c. Fototransistor
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas
transistor. Fototransistor sejenis dengan transistor pada umummya.
Bedaannya, pada fototransistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar
pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan pn.
Simbol Fototransistor :




2. Sensor Tekanan

Sensor Tekanan

Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat,
dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya
pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan
panjang dan luas penampangnya.

3. Sensor Proximity





Sensor Proximity

Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya
target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat
elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran,
cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada
kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk
menggerakkan suatu mekanis saklar.


4. Sensor Ultrasonik

Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara,
dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya
kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu
antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara
tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya.
Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun
tekstil.


5. Sensor Kecepatan (RPM)

Sensor Kecepatan (RPM)
Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari
suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan
menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object.
Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera
pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.

6. Sensor Magnet


Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh
medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti
layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di
sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan
bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.


7. Sensor Penyandi (Encoder)


Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran
menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat.
Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari
tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing
putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua,
Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing
posisi sudut) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau
lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu
pengkodean dalam susunan tertentu.


8. Sensor Suhu


Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan,
yaitu thermocouple (T/C)- lihat gambar 1.6, resistance temperature detector (RTD),
termistor dan IC sensor.Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser
panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat
perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang
berfungsi sebagai pembanding.Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki
prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu.
Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang
tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena
memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah
resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif,
karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat
peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu
yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang
menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai
konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear.

1. Thermokopel
Berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi, yaitu suhu serendah 3000F
sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada proses industri baja, gelas dan
keramik yang lebih dari 30000F. Thermokopel dibentuk dari dua buah
penghantar yang berbeda jenisnya (besi dan konstantan) dan dililit bersama.

Prinsip Kerja :
Jika salah satu bagian pangkal lilitan dipanasi, maka pada kedua ujung
penghantar yang lain akan muncul beda potensial (emf). Thermokopel ditemukan
oleh Thomas Johan Seebeck tahun 1820 dan dikenal dengan Efek Seebeck.
Efek Seebeck:
Sebuah rangkaian termokopel sederhana dibentuk oleh 2 buah penghantar yang
berbeda jenis (besi dan konstantan), dililit bersama-sama. Salah satu ujung T
merupakan measuring junction dan ujung yang lain sebagai reference junction.
Reference junction dijaga pada suhu konstan 320F (00C atau 680F (200C). Bila
ujung T dipanasi hingga terjadi perbedaan suhu terhadap ujung Tr, maka pada
kedua ujung penghantar besi dan konstantan pada pangkal Tr terbangkit beda
potensial (electro motive force/emf) sehingga mengalir arus listrik pada
rangkaian tersebut.
Kombinasi jenis logam penghantar yang digunakan menentukan karakteristik
linier suhu terhadap tegangan.
Tipe-tipe kombinasi logam penghantar thermokopel:
a. Tipe E (kromel-konstantan)
b. Tipe J (besi-konstantan)
c. Tipe K (kromel-alumel)
d. Tipe R-S (platinum-platinum rhodium)
e. Tipe T (tembaga-konstantan)
Tegangan keluaran emf (elektro motive force) thermokopel masih sangat rendah,
hanya beberapa milivolt. Thermokopel bekerja berdasarkan perbedaan
pengukuran. Oleh karena itu jika ukntuk mengukur suhu yang tidak diketahui,
terlebih dulu harus diketahui tegangan Vc pada suhu referensi (reference
temperature). Bila thermokopel digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi
makaa akan muncul tegangan sebesar Vh. Tegangan sesungguhnya adalah
selisih antara Vc dan Vh yang disebut net voltage (Vnet).
Besarnya Vnet ditentukan dengan rumus:
Vnet = Vh - Vc
Keterangan :
Vnet = tegangan keluaran thermokopel
Vh = tegangan yang diukur pada suhu tinggi
Vc = tegangan referensi

Gambar di bawah ini menunjukkan beberapa thermokopel yang dihubungkan
secara seri membentuk thermopile. Thermopile ini diletakkan di titik tengah
pyrometer radiasi dan lensa yang digunakan untuk memfokuskan radiasi
(pancaran panas) agar jatuh pada thermopile.

Untuk masa sekarang thermokopel sudah dibuat dengan kemasan yang
mempunyai unjuk kerja yang lebih peka yang disebut thermopile yang digunakan
sebagai pyrometer radiasi.
Grafik hubungan suhu terhadap arus keluaran:

2. Thermistor (Thermal Resistor/Thermal Sensitive Resistor)
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang
berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil
resistansi.
Simbol Thermistor :

Konstruksi Thermistor tipe GM102 :

Thermistor dibentuk dari bahan oksida logam campuran, kromium, kobalt,
tembaga, besi atau nikel.
Bentuk Thermistor :
a. Butiran
Digunakan pada suhu > 7000C dan memiliki nilai resistansi 100 hingga
1 M.
b. Keping
Digunakan dengan cara direkatkan langsung pada benda yang diukur
panasnya.

c. Batang
Digunakan untuk memantau perubahan panas pada peralatan elektronik,
mempunyai resistansi tinggi dan disipasi dayanya sedang. Thermistor
dibuat sekecil-kecilnya agar mencapai kecepatan tanggapan (respon time)
yang baik.
Pemakaian thermistor didasarkan pada tiga karakteristik dasar, yaitu:
a. Karakteristik R (resistansi) terhadap T (suhu)
b. Karakteristik R (resistansi) terhadap t (waktu)
c. Karakteristik V (tegangan) terhadap I (arus)
Grafik hubungan antara resistansi terhadap suhu thermistor :


3. RTD (Resistance Temperature Detectors)
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang
sebanding dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, resistansinya
semakin besar. RTD terbuat dari sebuah kumparan kawat platinum pada
papan pembentuk dari bahan isolator. RTD dapat digunakan sebagai
sensor suhu yang mempunyai ketelitian 0,03 0C dibawah 5000C dan 0,1
0C diatas 10000C.
Konstruksi RTD bahan platinum:

RTD terpasang pada permukaan logam:

Hubungan antara resistansi dan suhu penghantar logam merupakan
perbandingan linear. Resistansi bertambah sebanding dengan perubahan
suhu padanya. Besar resistansinya dapat ditentukan berdasarkan rumus :

Besar resistansi pada suhu tertentu dapat diketahui dengan rumus :

Keterangan :
R1 = resistansi pada suhu awal
R2 = resistansi pada suhu tertentu
Untuk menghasilkan tegangan keluaran dapat diperoleh dengan
mengalirkan arus konstan melalui RTD atau dengan memasangnya pada
salah satu lengan jembatan wheatstone.
Gambar rangkaian jembatan wheatstone dengan RTD:

Persamaan rangkaian jembatan wheatstone:

Prinsip kerja rangkaian: Bila RTD berada pada suhu kamar maka beda
potensial jembatan adalah 0 Volt. Keadaan ini disebut keadaan
setimbang. Bila suhu RTD berubah maka resistansinya juga berubah
sehingga jembatan tidak dalam kondisi setimbang. Hal ini menyebabkan
adanya beda potensial antara titik A dan B. Begitu juga yang berlaku pada
keluaran penguat diferensial.
Amplifier diferensial (penguat diferensial) menggunakan IC op-amp yang
berfungsi untuk menguatkan tegangan keluaran dari rangkaian jembatan
menjadi tegangan yang lebih besar. Jika rangkaian jembatan pada posisi
setimbang maka pada titik A dan B mempunyai tegangan dan arus yang
sama.

4. IC LM 35
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi tegangan tertentu yang sesuai
dengan perubahan suhu.
Rangkaian dasar IC LM 35:

Tegangan keluaran rangkaian bertambah 10 mV/0C. Dengan memberikan
tegangan referensi negatif (-Vs) pada rangkaian, sesor ini mampu bekerja
pada rentang suhu -550C 1500C. Tegangan keluaran dapat diatur 0 V
pada suhu 00C dan ketelitian sensor ini adalah 10C.





















B. TRANDUSER

Transduser (Inggris: transducer) adalah sebuah alat yang mengubah satu bentuk
daya menjadi bentuk daya lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran
atau informasi (misalnya, sensor tekanan). Transduser bisa berupa
peralatan listrik, elektronik, elektromekanik, elektromagnetik, fotonik, atau fotovoltaik.
Dalam pengertian yang lebih luas, transduser kadang-kadang juga didefinisikan
sebagai suatu peralatan yang mengubah suatu bentuk sinyal menjadi bentuk sinyal
lainnya.Contoh yang umum adalah pengeras suara (audio speaker), yang mengubah
beragam voltase listrik yang berupa musik atau pidato, menjadi vibrasi mekanis. Contoh
lain adalah mikrofon, yang mengubah suara kita, bunyi, atau energi akustik menjadi
sinyal atau energi listrik.
Suatu definisai mengatakan transducer adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh
energi di dalam sebuah sitem transmisi, menyalusrkan energi dalam bentuk yang sama
atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi kedua. Transmisi kedua ini bisa
listrik, mekanik, kimia, optik (radiasi) atau termal (panas).
Sebagai contoh, definisi transducer yang luas ini mencakup alat-alat yang mengubah
gaya atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik. Alat-alat ini membentuk kelompok
transducer yang sangat besar dan sangat penting yang lazim ditemukan dalam
instrumentasi industri; dan ahli instrumentasi terutama berurusan dengan jenis
pengubahan energi ini. Banyak parameter fisis lainnya (seperti panas, intensitas
cahaya, kelembaban) juga dapt diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan
transducer. Transducer-transducer ini memberikan sebuah sinyal keluaran bila
diransang oleh sebuah masukan yang bukan mekanis; sebuah transmistor bereaksi
terhadap variasi temperatur; sebuah fotosel bereaksi terhadap perubahan intensitas
cahaya; sebuah berkas elektron terhadap efek-efek maknetik, dan lain-lain. Namun
dalam semua hal, keluaran elektris yang diukur menurut metoda standar memberikan
besarnya besaran masukan dalam bentuk ukuran elektris analog.
Transducer dapat dikelompokan berdasakan pemakaiannya, metoda pengubahan
energi, sifat dasar sinyal keluaran dan lain-lain. Tabel dibawah menunjukan suatu
pengelompokan transducer berdasarkan prinsip listrik yang tersangkut. Bagian pertama
tabel tersebut memberi daftar transducer yang memberikan daya luar. Ini adalah
transducer pasif, yang memberi tambahan dalam sebuah parameter listrik seperti
halnya tahanan, kapasitansi dan lain-lain yang dapat diukur sebagai suatu perubahan
tegangan atau kuat arus. Kategori berikutnya adalah transducer jenis pembangkit
sendiri, yang menghasilkan suatu tegangan atau arus analog bila dirangsang dengan
suatu bentuk fisis energi. Transducer pembangkit sendiri tidak memerlukan daya dari
luar.

Tabel Pengelompokan Transducer
Transduser Pasif (daya dari luar)
Parameter listrik dan
kelas transduser
Prinsip kerja dan sifat alat Pemakaian alat
Potensiometer
Perubahan nilai tahanan karena posisi
kontak bergeser
Tekanan,
pergeseran/posisi
Strain gage
Perubahan nilai tahanan akibat
perubahan panjang kawat oleh
tekanan dari luar
Gaya, torsi, posisi
Transformator selisih
(LVDT)
Tegangan selisih dua kumparan primer
akibat pergeseran inti trafo
Tekanan, gaya,
pergeseran
Gage arus pusar
Perubahan induktansi kumparan akibat
perubahan jarak plat
Pergeseran,
ketebalan
Transduser Aktif (tanpa daya luar)
Parameter listrik dan
kelas transduser
Prinsip kerja dan sifat alat Pemakaian alat
Sel fotoemisif
Emisi elektron akibat radiasi yang masuk
pada permukaan fotemisif
Cahaya dan radiasi
Photomultiplier
Emisi elektron sekunder akibat radiasi Cahaya, radiasi dan
yang masuk ke katode sensitif cahaya relay sensitif cahaya
Termokopel
Pembangkitan ggl pada titik sambung
dua logam yang berbeda akibat dipanasi
Temperatur, aliran
panas, radiasi
Generator kumparan
putar (tachogenerator)
Perputaran sebuah kumparan di dalam
medan magnet yang membangkitkan
tegangan || Kecepatan, getaran

Piezoelektrik
Pembangkitan ggl bahan kristal piezo
akibat gaya dari luar
Suara, getaran,
percepatan,
tekanan
Sel foto tegangan
Terbangkitnya tegangan pada sel foto
akibat rangsangan energi dari luar
Cahaya matahari
Termometer tahanan
(RTD)
Perubahan nilai tahanan kawat akibat
perubahan temperatur || Temperatur,
panas

Hygrometer tahanan
Tahanan sebuah strip konduktif berubah
terhadap kandungan uap air
Kelembaban relatif
termistor)
Penurunan nilai tahanan logam akibat
kenaikan temperature
Suhu








C. AKTUATOR


Aktuator jenis klep
Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau mengontrol
sebuah mekanisme atau sistem. Aktuator diaktifkan dengan menggunakan lengan
mekanis yang biasanya digerakkan oleh motor listrik, yang dikendalikan oleh media
pengontrol otomatis yang terprogram di antaranya mikrokontroler. Aktuator adalah
elemen yang mengkonversikan besaran listrik analog menjadi besaran lainnya misalnya
kecepatan putaran dan merupakan perangkat elektromagnetik yang menghasilkan daya
gerakan sehingga dapat menghasilkan gerakan pada robot. Untuk meningkatkan
tenaga mekanik aktuator ini dapat dipasang sistem gearbox. Aktuator dapat melakukan
hal tertentu setelah mendapat perintah dari kontroller. Misalnya pada suatu robot
pencari cahaya, jika terdapat cahaya, maka sensor akan memberikan informasi pada
kontroller yang kemudian akan memerintah pada aktuator untuk bergerak mendekati
arah sumber cahaya.
Aktuator dalam perspektif kontrol dapat dikatakan sebagai :
Aktuator : Pintu kendali ke sistem
Aktuator : Pengubah sinyal listrik menjadi besaran mekanik
Batasan aktuator riil : Sinyal kemudi terkesil, saturasi.
Fungsi aktuator adalah sebagai berikut.
Penghasil gerakan
Gerakan rotasi dan translasi
Mayoritas aktuator > motor based
Aktuator dalam simulasi cenderung dibuat linier
Aktuator riil cenderung non-linier
Jenis tenaga penggerak pada aktuator
Aktuator tenaga elektris, biasanya digunakan solenoid, motor arus searah (Mesin
DC). Sifat mudah diatur dengan torsi kecil sampai sedang
Aktuator tenaga hidrolik, torsi yang besar konstruksinya sukar.
Aktuator tenaga pneumatik, sukar dikendalikan.
Aktuator lainnya: piezoelectric, magnetic, ultra sound.
Tipe aktuator elektrik adalah sebagai berikut:
1. Solenoid.
2. Motor stepper.
3. Motor DC.
4. Brushless DC-motors.
5. Motor Induksi.
6. Motor Sinkron.
Keunggulan aktuator elektrik adalah sebagai berikut:
1. Mudah dalam pengontrolan
2. Mulai dari mW sampai MW.
3. Berkecepatan tinggi, 1000 10.000 rpm.
4. Banyak macamnya.
5. Akurasi tinggi
6. Torsi ideal untuk pergerakan.
7. Efisiensi tinggi

Anda mungkin juga menyukai