Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN SENSOR

&
JENIS-JENIS SENSOR
MATA
KULIAH
PENGATURAN
ELEKTRONIKA
HABIBULLAH SIREGAR
SENSOR

Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu,
yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis,
magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan
arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan
robotika, sensor memberikan kesamaan yang
menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang
kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya.
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara
elektronik berfungsi mengubah besaran fisik (misalnya :
temperatur, gaya, kecepatan putaran) menjadi besaran
listrik yang proposional.



Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan ini harus
memenuhi persyaratan-persyaratan kualitas yakni :

1. Linieritas

Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi
harus linier.

2. Tidak tergantung temperatur

Keluaran konverter tidak boleh tergantung pada temperatur di
sekelilingnya, kecuali sensor suhu.

3. Kepekaan

Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai
masukan yang ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang
cukup besar.

4. Waktu tanggapan

Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor
untuk mencapai nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah
secara mendadak. Sensor harus dapat berubah cepat bila nilai
masukan pada sistem tempat sensor tersebut berubah.



5. Batas frekuensi terendah dan tertinggi

Batas-batas tersebut adalah nilai frekuensi masukan periodik
terendah dan tertinggi yang masih dapat dikonversi oleh sensor
secara benar. Pada kebanyakan aplikasi disyaratkan bahwa
frekuensi terendah adalah 0Hz.

6. Stabilitas waktu

Untuk nilai masukan (input) tertentu sensor harus dapat
memberikan keluaran (output) yang tetap nilainya dalam waktu yang
lama.

7. Histerisis

Gejala histerisis yang ada pada magnetisasi besi dapat pula
dijumpai pada sensor. Misalnya, pada suatu temperatur tertentu
sebuah sensor dapat memberikan keluaran yang berlainan.

Empat sifat diantara syarat-syarat dia atas, yaitu linieritas,
ketergantungan pada temperatur, stabilitas waktu dan histerisis
menentukan ketelitian sensor.

MACAM-MACAM SENSOR
1. Sensor cahaya
Sensor cahaya adalah sebuah alat yang digunakan
untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran
listrik. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah
energi dari foton menjadi elektron. Idealnya satu foton
dapat membangkitkan satu elektron. Sensor cahaya
sangat luas penggunaannya, salah satu yang paling
populer adalah kamera digital. Pada saat ini sudah ada
alat yang digunakan untuk mengukur cahaya yang
mempunyai 1 buah foton saja.















Sensor cahaya terdiri dari 2 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah
alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi
energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan
pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula
dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan
tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas
cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya.
Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja
berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber
sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri
dari pasangan sumber cahaya dan penerima.

a. Fotovoltaic (Solar Cell/Fotocell)

Berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi arus listrik DC.
Tegangan yang dihasilkan sebanding dengan intensitas cahaya yang
mengenai permukaan solar cell. Semakin kuat sinar matahari
tegangan dan arus listrik Dc yang dihasilkan semakin besar.

b. Fotoconductiv

Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan
konduktivitas. Kebanyakan komponen ini erbuat dari bahan cadmium
selenoide atau cadmium sulfide.













2. Sensor Tekanan

Sensor tekanan adalah sensor untuk mengukur tekanan suatu zat.
Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per
satuan luas (A). Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur
kekuatan dari suatu cairan atau gas

Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur
ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi
sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan
pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan
luas penampangnya.










3. Sensor Proximity

Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat
mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak
fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang
terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan,
kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat
diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap
terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.











4. Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang mengubah besaran
fisis (bunyi) menjadi besaran listrik. Pada sensor ini gelombang
ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah benda yang disebut
piezoelektrik. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang
ultrasonik dengan frekuensi 40 kHz ketika sebuah osilator diterapkan
pada benda tersebut. Sensor ultrasonik secara umum digunakan
untuk suatu pengungkapan tak sentuh yang beragam seperti aplikasi
pengukuran jarak.




Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang
suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang
kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai
dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara
dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut
adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang
memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya
adalah: objek padat, cair, butiran maupun tekstil.


5. Sensor Kecepatan (RPM)

Sensor kecepatan atau velocity sensor merupakan suatu sensor yang
digunakan untuk mendeteksi kecepatan gerak benda untuk
selanjutnya diubah kedalam bentuk sinyal elektrik.

Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan
dari suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar pada
suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding
dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur
dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis
(induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.














6. Sensor Magnet

Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan
terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi
pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang
digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor
ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu,
kelembapan, asap ataupun uap.















7. Sensor Penyandi (Encoder)

Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah
gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor
putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini
biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi
rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa
untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan
gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut
(yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing
posisi sudut) mempunyai cara kerja sang sama dengan
perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak
yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam
susunan tertentu.

















8. Sensor Suhu

Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran
panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis
besarnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk membuat
sensor ini, salah satunya dengan cara menggunakan material yang
berubah hambatannya terhadap arus listrik sesuai dengan suhunya.







Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu:

1. thermocouple (T/C)

Berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi, yaitu suhu
serendah 3000F sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada
proses industri baja, gelas dan keramik yang lebih dari 30000F.
Thermokopel dibentuk dari dua buah penghantar yang berbeda
jenisnya (besi dan konstantan) dan dililit bersama.













2. Thermistor (Thermal Resistor/Thermal Sensitive Resistor)

Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik
yang berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi
suhu, semakin kecil resistansi.

3. RTD (Resistance Temperature Detectors)

Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik
yang sebanding dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu,
resistansinya semakin besar.

4. IC LM 35

Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi tegangan tertentu yang
sesuai dengan perubahan suhu.

Anda mungkin juga menyukai