1. Untuk mengubah tegangan DC menjadi AC dilakukan dengan teknik Sine PWM atau modulasi
lebar pulsa yang digunakan khusus untuk men-generate gelombang sinus. PWM biasa mempunyai
duty cycle yang konstan sedangkan siine PWM mempunyai duty cycle yang berubah-ubah secara
periodik. Sine PWM dbangkiitkan dengan program yang dijalankan oleh Arduino. Berikut ini
adalah contoh sine PWM yang dihasiilkan oleh pin 10 dan 9 pada arduino.
Dari gambar 3 dapat dilihat banwa sine PWM memiliki periode positif yang berbeda-beda. Pada
saat duty cycle tertinggi maka akan menghasilkan amplitudo gelombang yang paling tinggi dan
jika duty cycle rendah (komponen posiitifnya rendah) maka hasil rata-ratanya menjadi rendah.
Mekanisme terbesut berlangsung terus menerus secara periodik. Semakin besar sample
(pencuplkan) atau “sisir-nya” maka gelombang sinusnya akan semakin halus. Pada program yang
digunakan alat ini diset total sample sebesar 15000 sample. Itu artinya terdapat 7500 gelombang
kotak atau “batang sisir” dalam ½ periode.
4. MOSFET sebagai saklar
Mosfet merupakan turunan dari transistor sehingga prinsip kerja MOSFET akan sama dengan
transistor. Yang membedakan adalah pada rating kerjanya, dimana MOSFET digunakan pada
tegangan tinggi sedangkan transistor digunakan untuk tegangan rendah.
Ketika Gate dberi tegangan sampai pada keadaan saturasi maka drain dan source akan bertindak
sebagai saklar tertutup sedangkan ketika gate tidak tiberi tegangan atau tegangan gate masih terlalu
kecil sehingga Is tidak mempu mencapai keadaan saturasi maka drain dan source akan bertindak
sebagai saklar terbuka (keadaan cut off). Jadi keadaan dran-source dan level teganganya
diperngaruhi oleh sinyal yang masuk pada gate.
5. Trasformator sebagai penaik tengangan.
Terminal drain pada MOSFET terhubung secara langsung dengan sisi primer pada trafo step up.
Transformator ini akan mentransformasikan tegangan dari 12VAC ke 220V AC. Sesuai dengan
formula perbandingan transformasi pada trasformer maka untuk menghasilkan tegangan disisi
sekunder yang jauh lebih besar dari sisi primer, dengan daya yang tetap dibutuhkan arus yang besar
disisi primer agar output sekundernya menghasilkan 220V. Oleh sebab itu suhu mosfet akan
bertambah panas ketika dioperasikan.
D. Mekanisme pengaturan frekuensi
Berdasarkan persamaan 1, dapat diketahui bahwa pengaturan kecepatan putar motor dapat
digunakan dengan mengubah-ubah frekuensinya. Keceparan putar motor berbanding lurus dengan
frekuensi kerjanya.
120𝑓
𝑛= persamaan (1)
𝑝
E. Kesimpulan
1. Single phase inverter pada praktikum ini menggunakan metode SPWM untuk menghasilkan
gelombang sinus murni
2. Kehalusan gelombang sinus ditentukan oleh banyaknya total_sample
3. Penggunaan nilai kapasitor yang tepat juga berpengaruh pada bentuk gelombang sinus yang
dikeluarkan.
LAMPIRAN
#include <TimerOne.h>
void setup() {
for (int sudut=0;sudut<total_sample;sudut++){
float derajat= sudut*(180./total_sample)*phi/180;
sinus[sudut]=sin(derajat);
}
float t_pwm=(1000./f_pwm)*1000;
delay(1000);
A = 0;
Timer1.initialize(t_pwm);
Timer1.attachInterrupt(generate_sinus);
}
void loop() {
void generate_sinus(){
if(sample>total_sample && flag==0){
flag=1;
sample=0;
}
if(sample>total_sample && flag==1){
flag=0;
sample=0;
}
sample++;
if(flag==0){
Timer1.pwm(outA,(sinus[sample]*1000));
Timer1.pwm(outB,0);
}
if(flag==1){
Timer1.pwm(outB,(sinus[sample]*1000));
Timer1.pwm(outA,0);
}
}