KARAKTERISTIK
KECEPATAN MOTOR VS MASUKKAN
1.2 Alat yang digunakan : Modul U-154, U-155, U-156, U-157, U-159, U-161
Kecepatan
putar
a Tegangan masukkan
Motor dalam sistem ini dikemudi oleh penguat kemudi motor U-154.
Kontrol tegangan masukkan diperoleh melalui attuneator U-151. Kecepatan motor,
dalam RPM, ditunjukkan oleh alat ukur U-159 dengan mendeteksi keluaran tacho-
generator.
............................................................................................................................
............................................................................................................................
1.7 Kesimpulan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
PERCOBAAN II
KARAKTERISTIK
KECEPATAN MOTOR VS BEBAN
2.2 Alat yang digunakan : Modul U-151, U-153, U-154, U-155, U-156, U-157, U-
159, U-161.
Fluks magnet dalam motor ini berharga tetap karena memiliki magnet tetap
sebagai kutub magnet. Oleh karena itu torsi motor sebanding dengan arus masukkan
pada kumparan jangkar. Tegangan elektromekanik balik (emf) sebanding dengan
kecepatan motor pada saatyang bersamaan.
K∅ = tetap..............................................................2-1
Ea = K∅ m ..............................................................2-2
T K I a ................................................................2-3
Hubungan antara tegangan masukkan dan arus masukka antara kecepatan dan torsi
diuraikan sebagaimana dibawah ini :
Vt Ea Ra I a (V)................................................2-4
m Vt / K RaT / K ................................................2-5
2
Dengan
Dari persamaan diatas terlihat bahwa pada tegangan masukkan tertentu, saat torsi
atau beban meningakat, maka kecepatan motor akan berkurang. Juga, ketika torsi
bertambah, maka banyak arus akan melewati kumparan. Hubungan antara keceptan
motor dan beban diperlihatkan gambar 2-2.
2.4 Langkah Percobaan
Tabel 2.1 Hubungan Kecepatan Motor dengan Beban (Mulai posisi 0-10)
Tabel 2.2 Hubungan Kecepatan Motor dengan Beban (Mulai posisi 10-0)
Gambar 2.4 Hubungan Posisi Rem dengan Arus ketika Berbeban 0-10
Gambar 2.5 Hubungan Posisi Rem dengan Tegangan ketika Berbeban 0-10
Gambar 2.6 Hubungan Posisi Rem dengan Kecepatan ketika Berbeban 0-10
Gambar 2.7 Hubungan Posisi Rem dengan Arus ketika Berbeban 10-0
Gambar 2.8 Hubungan Posisi Rem dengan Tegangan ketika Berbeban 10-0
Gambar 2.9 Hubungan Posisi Rem dengan Kecepatan ketika Berbeban 10-0
............................................................................................................................
............................................................................................................................
2.7 Kesimpulan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
PERCOBAAN III
KONTROL KECEPATAN LUP TERTUTUP
Modul Unit
Pada system kecepatan lup tertutup, sinyal kesalahan yang terjadi akibat
perbedaan kecepatanyang diinginkan dan kecepatan motor system dapat ditentukan
dan diketahui pada setiap saat. Sinyal kesalahan ini akan diperkuat dan mengumpan
balikkan ke masukkan untuk memberi aksi balik ka keluaran.
Sistem dengan mekanisme umpan balik ini di sebut system lup tertutup. Pada
percobaan terdahulu, system tanpa umpan balik sehingga disebut system terbuka.
Gambar 3-1 menggambarkan perbedaan yang mendasar antara dua system ini.
Kita dapat melihat bahwa sistem dengan umpan balik kecepatan akan menanggapi
pemberian beban terhadap sinyal kesalahan.
Pada sistem umpan balik, sangat penting untuk menguatkan sinyal
kesalahan. Dalam sistem yang kita miliki ini, harus ada penguatan yang cukup
terhadap sinyal kesalahan sebelum sinyal ini menuju U-154 sebagai pengemudi
servo. Penguatan yang tidak cukup akan menghasilkan keadaan “dead band” yang
mana kontrol otomatik tidak dapat menyelesaikannya.
3.4 Langkah Percobaan
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Kecepatan dengan Error Voltage pada Posisi
ATT2=10
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Kecepatan Posisi Rem dengan Kecepatan pada Posisi
ATT2=5
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Kecepatan dengan Error Voltage pada Posisi ATT2=5
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Kecepatan Posisi Rem dengan Kecepatan pada Posisi
ATT2=0
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Kecepatan dengan Error Voltage pada Posisi
ATT2=0
............................................................................................................................
............................................................................................................................
4.7 Kesimpulan
............................................................................................................................
............................................................................................................................
PERCOBAAN IV
Desain PID Controller dan Analisa Respon Transien
dengan Matlab
1. Tutujuan Percobaan
1. Merancang PID Cotroller dengan menggunakan simulasi software.
2. Menentukan kombinasi yang terbaik antara P, I dan D Controller untuk
mendapatkan respon sitem yang baik.
3. Mampu menganalisa grafik respon transien.
4. Dapat menghitung nilai – nilai yang ada pada respon transien.
5. Dapat menentukan kondisi terbaik dari suatu respon transien.
2. Peralatan percobaan
1. Satu set CPU dengan OS min. Windows
2. Memory min. 512 MB
3. Prosesor min 1,6 Ghz
4. Software Matlab 7.10
3. Dasar Teori
PID Controller terdiri dari 3 jenis pengaturan yang saling
dikombinasikan, yaitu P (Proportional) Controller, I (Integral) Controller, D
(Derivate) Controller. Parameter – parameter tersebut tidak bersifat
independen, sehingga pada saat salah satu nilai konstantanya diubah, maka
mungkin sistem tidak akan bereaksi seperti yang diinginkan.
Diagram blok untuk pengendali Proporsional (P), Integral (I),
Derivatif (D) adalah :
PID Controller memiliki transfer funcion sebagai berikut:
KD s2 K p s KI
H ( s) ....................(1)
s3 K D s 2 K p s K I
Setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing, hal ini
dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Untuk merancang suatu PID Controller,
biasanya digunakan metode trial & error. Sehingga perancang harus mencoba
kombinasi Controller beserta konstantanya untuk mendapatkan hasil terbaik yang
paling sederhana.
Tabel 1
di 1
V (i ) L R (i ) idt
dt c
1
c
V (0) idt
Fungsi alih dari model dinamik sistem diatas dapat dilakukan dengan melakukan
transformasi Laplace sehingga didapat persamaan sbb:
11
Vi ( s ) Lsi ( s ) Ri ( s ) i(s)
Cs
1
Vi ( s ) Ls 2i ( s ) Rsi ( s ) i ( s )
C
11
Vo( s ) i( s)
Cs
Vo( s) 1
Fungsi Alih
Vi ( s) LCs RCs 1
2
Dari fungsi alih inilah akan dicari tanggapan sistem terhadap sinyal
masukkan yang beragam. Tanggapan sistem yang baik dari suatu sistem kontrol
mempunyai kriteria : Waktu naik cepat, Minimasi overshoot dan minimasi kesalahan
keadaan tunak.
Adapun langkah – langkah yang harus dilakukan untuk analisasi dengan Matlab
adalah menentukan nilai R, L dan C (misal R = 100 Ohm, L = 1,25 mH, C = 6250
µF), memasukkan koefisien pembilang (Ps) dan penyebut (Qs) dari fungsi alih, dan
memilih jenis masukkan yang akan dimasukkan ke sistem (fungsi langkah, undak,
implus atau lainnya).
p( s) 1 1 1
2
q( s) LCs RCs 1 0,125s 0, 625s 1 s 5s 8
2 2
Ps = [ 1 ];
Qs = [ 1 5 8 ];
Step(Ps, Qs)
p( s) Kp
2
q ( s ) s 5s (8 K p )
Kp = 80;
Ps = [Kp];
Qs = [1 5 8 + Kp];
t = 0 : 0.01 : 2;
step(Ps,Qs)
p( s) K p KDs
2
q( s) s (5 K D ) s (8 K p )
Kp = 80;
Kd = 6;
Ps = [Kd Kp]
Qs = [1 5+Kd 8+Kp];
t = 0 : 0.01 : 2;
step(Ps, Qs)
p( s ) Ki K D s
3
q(s) s 5s (8 K p )s Ki
2
Misal, Kp = 9 dan Ki = 16, maka tanggapan sistem dapat diperoleh dengan cara
menuliskan sintaks berikut dengan editor Matlab :
Kp = 9;
Ki = 16;
Ps = [Kp Ki];
Qs = [1 5 8+Kp Ki];
t = 0 : 0.01 : 2;
step(Ps,Qs)
Pembelajaran Aksi Kontrol Proportional-Integral-Derivative
Aksi kontrol PID merupakan gabungan dari aksi P, I dan D dan fungsi alih
sistem menjadi :
p( s) K D s 2 K p s Ki
q( s) s3 (5 K D ) s 2 (8 K p ) s Ki
Kp = 85;
Ki = 90;
Kd = 20;
Ps = [Kd Kp Ki];
t = 0 : 0.01 : 2;
step(Ps,Qs)
Tugas
- s( s 2rt )
6. Buatlah kurva tanggapan tangga satuan yang menunjukkan td, tr, tp, Mp dan
ts beserta rumus pada sistem orde 2!
7. Diketahui suatu fungsi plant sbb :
25
H (S ) 2
s 45S 25
Tentukan kestabilan sistem menggunakan metode Routh dan metode
persamaan karakteristik!
Apakah sistem termasuk teredam kurang, kritis atau teredam lebih ? Berikan
alasan yang jelas!
8. Jelaskan contoh aplikasi Controller PID?
PERCOBAAN V
Simulink pada Desain PID Controller
Prosedur Praktikum
A.Praktikum I
1. 1. Buka program Matlab dengan cara mengklik ikon pada destop atau
mengklik start all programs Matlab 6.5 Matlab 6.5
2. Kemudian untuk masuk kedalam program simulink kita ketikan : Simulink
pada promt Matlab atau klik simbol simulink pada toolbar Matlab
5. Untuk membuka proggram baru maka kita klik file new model atau
kita bisa tekan crtl+n maka akan terlihat
6. Diman kita dapat menggunakan gambar – gambar dari perintah yang ada
pada folder – folder yang kita inginkan.
7. Dengan cara tekan (klik) dan geser (drag) dari perintah ke layarnya
8. Kemudian dilanjutkan dengan menambahkan komponen (blok) pada
workspace model yang sudah anda buka/buat. Tambahkan blok Scope dari
library Sinks, blok Integrator dari library Continous, dan sebuah blok Mux
dari library Signal Routing.
Dan kita dapat menghubungkan antar blok perintah tersebut dengan mengklik
dan drag keluaran dari masing – masing blok ke masukkan blok yang lain.
Maka akan tampil gambar seperti gambar dibawah ini :
9. Untuk menjalankan program kita dapat klik :
p( s) 1
2
q( s) s 15s 30
Persamaan fungsi alih tersebut digambarkan dengan sebuah model di dalam Program
Matlab dengan Simulink seperti pada rangkaian gambar dibawah ini :
ps=[1];
qs=[1 5 30];
step(ps,qs)
5.2 AKSI KENDALI PROPORSIONAL (P)
p( s ) Kp
2
q( s) s 15s (30 Kp)
Kp=300;
ps=[Kp]
qs=[1 15 30+Kp];
t=0:0.01:2;
step=(ps,qs)
5.3 AKSI KENDALI PROPORSIONAL DAN DERIVATIVE (PD)
p( s) Kds Kp
2
q( s) s (15 Kd ) s (30 Kp)
Apabila dalam sistem diterapkan konstanta Kp sebesar 300 dan konstanta Kd sebesar
10, maka rangakian gambar di simulink tampak seperti pada gambar berikut :
Kp=300;
Kd=10;
ps=[Kd Kp];
t=0:0.01:2;
step=(ps,qs)
5.4 AKSI KENDALI PROPORSIONAL DAN INTEGRAL (PI)
p( s ) Kps Ki
3
q( s) s 15s (30 Kp) s Ki
2
Kp=40;
Kd=100;
ps=[Kp Ki];
t=0:0.01:2;
step=(ps,qs)
5.5 AKSI KENDALI PROPORSIONAL, INTEGRAL DAN DERIVATIVE
(PID)
p( s ) Kds 2 Kps Ki
q(s) s3 (15 Kd ) s 2 (30 Kp) s Ki
Apabila dalam sistem diterapkan konstanta Kp sebasar 350, konstanta Ki sebesar 300
dan konstanta Kd sebesar 50, maka rangkaian gambar simulink tampak seperti pada
gambar rangkaian berikut :
Kp=350;
Ki=300;
Kd=50;
ps=[Kd Kp Ki];
t=0:0.01:2;
step=(ps,qs)