Anda di halaman 1dari 39

SENSOR SUHU

(THERMAL)

PIRANTI SENSOR DAN AKTUATOR


Materi :

1 • Bimetallic temperature sensor

2 • Thermocouple

• Resistance temperature
3 detector (RTD)

4 • Thermistors

• Integrated circuit temperature


5 sensor (ex : lm35)
2
Indikator, siswa mampu:
• Menjelaskan penggunaan
1 sensor suhu

• Menyebutkan jenis dan


2 tipe sensor suhu

• Menggambarkan simbol
3 atau bentuk sensor suhu

• Menjelaskan karakteristik dan


4 prinsip kerja sensor suhu
3
4

• Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk


merubah besaran suhu/panas menjadi besaran
mekanik/ besaran listrik yang dapat dengan
mudah dianalisis besarnya.
• Karakteristik sensor suhu ditentukan dari sejauh
mana sensor tersebut memiliki kemampuan yang
baik dalam mendeteksi setiap perubahan suhu
yang ingin dideteksinya.
Kemampuan mendeteksi perubahan suhu meliputi:
• Sensitifitas, yaitu ukuran seberapa sensitif sensor
terhadap suhu yang dideteksinya. Sensor yang baik
akan mampu mendeteksi perubahan suhu
meskipun kenaikan suhu tersebut sangat sedikit.
Sebagai gambaran sebuah inkubator bayi yang
dilengkapi dengan sensor yang memiliki
sensitifitas yang tinggi.
5

• Waktu respon dan waktu recovery, yaitu waktu


yang dibutuhkan sensor untuk memberikan
respon terhadap suhu yang dideteksinya.
Semakin cepat waktu respon dan waktu
recovery maka semakin baik sensor tersebut.

• Stabilitas dan daya tahan, yaitu sejauh mana


sensor dapat secara konsisten memberikan
besar sensitifitas yang sama terhadap suhu ,
serta seberapa lama sensor tersebut dapat terus
digunakan.
sensor bimetal ini mengubah mampu besaran
suhu menjadi gerakan. sensor ini terbuat dari dua
buah logam yang disatukan atau direkatkan
menjadi satu.

Cara kerja dari sensor ini adalah setiap logam kan


mempunyai koefisien muai yang berbeda-beda
maka jika dua buah logam yang memiliki koefisien
muai yang bebeda disatukan maka gabungan
kedua logam itu akan melengkung jika dipanasi.
6
7

• Karena sifatnya yang bisa melengkung jika terkena


panas maka bimetal ini sering dipakai sebagai
saklar suhu otomatis atau sebagai alat ukur suhu
yang analog.

• salah satu aplikasi dari Bimetallic temperature


sensor ini adalah pada setrikaan listrik pada setrika
jika suhu melebihi batas yang telah ditentukan
maka setrika akan mati sendiri dan akan ada bunyi
“tik”, itu sebenarnya adalah Bimetallic temperature
sensor yang sedang melengkung. Disini bimetal
berfungsi sebagai saklar suhu otomatis yang akan
memutus kontak listrik jika suhu setrika melebihi
batas yang ditentukan.
8

• Bimetal biasanya digunakan pada saklar listrik


thermostat, yang biasa diaplikasikan untuk
mengontrol elemen pemanas, seperti pada setrika,
pemanas air, oven, tungku pembakaran, penanak
nasi dan lain sebagainya.

• Selain digunakan pada saklar termostat, bimetal


biasanya juga digunakan pada perangkat pelindung
atau protektor seperti MCB (Miniature Circuit
Breaker) dan Overload relay yang berfungsi untuk
melindungi rangkaian dari arus lebih (over
current). Dimana biasanya terdapat kumparan
kawat yang digunakan untuk memanaskan
lempengan/ strip bimetal, sehingga MCB atau
Overload relay akan trip bila terjadi over current.
9
10

• Prinsip kerja bimetal

Ketika bimetal dipanaskan, maka logam yang


memiliki koefisien muai lebih tinggi akan memuai
lebih panjang, sedangkan yang memiliki koefisien
muai lebih rendah akan memuai lebih pendek.
Oleh karena perbedaan reaksi muai tersebut maka
bimetal akan melengkung kearah logam yang
muainya lebih rendah.

Pada gambar diatas, bimetal memuai keatas ketika


dipanaskan, sehingga kontak saklar membuka dan
memutus aliran arus. Dan ketika dingin, kontak
saklar akan menutup kembali dan memungkinkan
arus listik mengalir melaluinya. Dalam aplikasinya
bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally
Closed (NC) atau Normally Open (NO).
11

• Kelebihan dan kelemahan bimetal

Salah satu kelebihan dari sensor bimetal adalah


portabilitasnya dan tanpa perlu menggunakan power
supply.

Namun bimetal biasanya tidak cukup akurat bila


dibandingkan dengan perangkat sensor suhu yang
lain. Selain itu, penggunaan sensor bimetal juga tidak
mudah untuk menampilkan atau merekam nilai suhu,
seperti yang biasa dilakukan oleh sensor termokopel,
RTD, dan jenis sensor suhu lainnya. Akan tetapi
penggunaan bimetal akan memberikan keuntungan
yang pasti bila digunakan dalam aplikasi yang tepat.
Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor
suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau
mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor
berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga
menimbulkan efek “Thermo-electric”.
Sensor Termokople adalah suatu sensor suhu yang
mengubah besaran suhu menjadi besaran
tegangan.
Dasar pembuatan termokople terinspirasi oleh
sifat logam yang jika kedua ujungnya diberi
perbedaan suhu dan menghasilkan tegangan.
12
13

• Termokopel merupakan salah satu jenis sensor


suhu yang paling populer dan sering digunakan
dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan
listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan
Suhu (Temperature).

• Beberapa kelebihan Termokopel yang


membuatnya menjadi populer adalah responnya
yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga
rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu
berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain
respon yang cepat dan rentang suhu yang luas,
Termokopel juga tahan terhadap goncangan/
getaran dan mudah digunakan.
14

• Prinsip Kerja Termokopel


(Thermocouple)

• Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan


sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya
terdiri dari dua kawat logam konduktor yang
berbeda jenis dan digabungkan ujungnya.

• Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada


Termokopel akan berfungsi sebagai referensi
dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang
satunya lagi sebagai logam konduktor yang
mendeteksi suhu panas.
15

• Untuk lebih jelas mengenai Prinsip Kerja


Termokopel, mari kita melihat gambar dibawah
ini :
16

• Penjelasan gambar :
• ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki
suhu yang sama, maka beda potensial atau tegangan
listrik yang melalui dua persimpangan tersebut
adalah “NOL” atau V1 = V2.

• Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung


dalam rangkaian diberikan suhu panas atau
dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan
terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan
tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan
listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas
yang diterimanya atau V1 – V2.
17

• Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada


umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat
Celcius. Tegangan tersebut kemudian
dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi
yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan
pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
18

• Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)

• Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang


suhu dan jenis bahan. Pada dasarnya, gabungan jenis-
jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan
rentang suhu operasional yang berbeda pula. Berikut ini
adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel yang umum
digunakan :

• • Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))


Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia
untuk rentang suhu −200 °C hingga +1200 °C.

• Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
• Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C)
membuatnya cocok digunakan pada temperatur rendah.
Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.
19

• Tipe J (Iron / Constantan)


Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C)
membuatnya kurang populer dibanding tipe K.
Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C

• Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si


alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi
membuat tipe N cocok untuk pengukuran suhu
yang tinggi tanpa platinum.
• Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C.
Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada 900°C,
sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan
perbaikan tipe K
20

• Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel


logam mulia yang memiliki karakteristik yang
hampir sama. Mereka adalah termokopel yang
paling stabil, tetapi karena sensitifitasnya
rendah (sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya
hanya digunakan untuk mengukur temperatur
tinggi (>300 °C).

• Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B
memberi output yang sama pada suhu 0°C
hingga 42°C sehingga tidak dapat dipakai di
bawah suhu 50°C.
21

• Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)


Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas
rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi membuat
mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.

• Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)


Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas
rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi membuat
mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan
untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43
°C).
22

• • Type T (Copper / Constantan)


Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350
°C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan
yang negatif terbuat dari constantan. Sering
dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak
penelitian kawat tembaga. Type T memiliki
sensitifitas ~43 µV/°C.
23

• Fungsi dan Peng-aplikasian


Thermocouple

• Thermocouple berfungsi sebagai sensor suhu


menengah hingga tinggi. kemampuan sensor ini
dapat digunakan untuk mengukur suhu ruangan
oven hingga temperatur 900 Celcius.

• Sensor ini terbuat dari dua buah terminal yang


dihubungkan ke bagian input thermometer atau
alat pengukuran dan relay otomatis yang
dirangkai untuk bekerja secara otomatis.
24
RTD yang merupakan singkatan dari Resistance
Temperature Detector adalah sensor suhu yang
pengukurannya menggunakan prinsip perubahan
resistansi atau hambatan listrik logam yang dipengaruhi
oleh perubahan suhu. RTD adalah salah satu sensor
suhu yang paling banyak digunakan dalam otomatisasi
dan proses kontrol.

.
25
26

• Pada tipe elemen wire-wound atau tipe standar,


RTD terbuat dari kawat yang tahan korosi, yang
dililitkan pada bahan keramik atau kaca, yang
kemudian ditutup dengan selubung probe sebagai
pelindung.

• Selubung probe ini biasanya terbuat dari logam


inconel (logam dari paduan besi, chrom, dan nikel).
Inconel dipilih sebagai selubung dari RTD karena
tahan korosi dan Ketika ditempatkan dalam
medium cair atau gas, selubung inconel cepat dalam
mencapai suhu medium tersebut.

• Antara kawat RTD dan selubung juga terdapat


keramik (porselen isolator) sebagai pencegah
hubung pendek antara kawat platina dan selubung
pelindung.
27

• Perhatikan gambar dibawah ini.

•.
28

• Pada tipe elemen wire-wound atau tipe standar,


RTD terbuat dari kawat yang tahan korosi, yang
dililitkan pada bahan keramik atau kaca, yang
kemudian ditutup dengan selubung probe
sebagai pelindung.

• Selubung probe ini biasanya terbuat dari logam


inconel (logam dari paduan besi, chrom, dan
nikel). Inconel dipilih sebagai selubung dari
RTD karena tahan korosi dan Ketika
ditempatkan dalam medium cair atau gas,
selubung inconel cepat dalam mencapai suhu
medium tersebut.
29

• Antara kawat RTD dan selubung juga terdapat


keramik (porselen isolator) sebagai pencegah
hubung pendek antara kawat platina dan
selubung pelindung.

• Sedangkan jenis logam untuk kawat dari RTD


umumnya adalah platina. Kawat RTD biasanya
juga terbuat dari tembaga dan nikel. Namun
platina adalah bahan yang paling umum
digunakan, karena memiliki tingkat akurasi
yang lebih baik dan rentang suhu yang lebih
luas.
30

• prinsip kerja RTD

• Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka


resistansi elemen tersebut juga akan meningkat.
Dengan kata lain, kenaikan suhu logam yang
menjadi elemen resistor RTD berbanding lurus
dengan resistansinya.

• elemen RTD biasanya ditentukan sesuai dengan


resistansi mereka dalam ohm pada nol derajat
celcius (0⁰ C). Spesifikasi RTD yang paling
umum adalah 100 Ω (RTD PT100), yang berarti
bahwa pada suhu 0⁰ C, elemen RTD harus
menunjukkan nilai resistansi 100 Ω.
31

• Dalam prakteknya, arus listrik akan mengalir


melalui elemen RTD (elemen resistor) yang
terletak pada tempat atau daerah yang mana
suhunya akan diukur.

• Nilai resistansi dari RTD kemudian akan diukur


oleh instrumen alat ukur, yang kemudian
memberikan hasil bacaan dalam suhu yang
tepat, pembacaan suhu ini didasarkan pada
karakteristik resistansi yang diketahui dari RTD.
32

Elemen sensor RTD mempunyai dua tipe konfigurasi


yang paling umum, yaitu:

1. Wire-wound
• Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya, wire-
wound merupakan tipe elemen yang terdiri dari
kumparan kawat logam (platina) yang melilit
keramik atau kaca, yang ditempatkan atau ditutup
dengan selubung probe sebagai pelindung.

•.
33

2. Thin-film
• Thin-film merupakan tipe elemen RTD yang
terdiri dari lapisan bahan resistif yang sangat
tipis (umumnya platina), yang diletakkan pada
substrat keramik yang kemudian dilapisi dengan
epoxy atau kaca sebagai segel / pelindungnya.

•.
34

• RTD memiliki 3 macam konfigurasi koneksi kabel


yaitu: 2 wire, 3 wire, dan 4 wire RTD.

• Sama halnya seperti platina, Tembaga (kabel) juga


memiliki nilai resistansi. Resistansi sepanjang kabel
tembaga ini dapat berdampak pada pengukuran
resistansi yang dilakukan oleh instrumen alat ukur.

• RTD 2 kabel (2 wire) praktis tidak memiliki


perhitungan resistansi yang terkait dengan kabel
tembaga, sehingga mengurangi keakuratan
pengukuran elemen sensor suhu RTD. Akibatnya
RTD 2 wire umumnya hanya digunakan untuk
kebutuhan pengukuran suhu perkiraan saja.
35

• RTD 3 kabel (3 wire) adalah spesifikasi yang paling


umum yang biasa digunakan pada aplikasi-aplikasi
di industri. RTD 3 wire menggunakan rangkaian
pengukuran jembatan wheatstone untuk
mengkompensasi nilai resistansi kabel.
• Perhatikan gambar di bawah ini.

•.
36

• Dalam konfigurasi RTD 3 wire ini, kabel “A” dan “B”


harus memiliki kedekatan atau panjang yang sama.
Panjang kabel ini sangat berarti karena tujuan dari
jembatan wheatstone adalah untuk membuat
impedansi dari kabel A dan B. Dan kabel C
berfungsi sebagai pembawa arus yang sangat kecil.

• RTD 4 kabel (4 wire) adalah konfigurasi yang paling


akurat dari yang lainnya. Karena dalam RTD 4 kabel
ini dapat sepenuhnya mengkompensasi resistansi
dari kabel, tanpa perlu memberikan perhatian
khusus pada panjang masing – masing kabel.
37

• Kelebihan dan kekurangan RTD bila


dibandingkan dengan Thermocouple:

• Rentang pengukuran: RTD dapat mengukur suhu


hingga 1000⁰ C, akan tetapi sulit mendapatkan
pengukuran yang akurat dari RTD dengan suhu diatas
400⁰ C. Termokopel dapat mengukur suhu sampai
1700⁰ C. Umumnya RTD digunakan pada suhu dibawah
850⁰ C, dan bila suhu diatas 850⁰ C biasanya
menggunakan termokopel. Pengukuran suhu di industri
biasanya 200⁰ C sampai 400⁰ C, sehingga RTD mungkin
menjadi pilihan terbaik dalam kisaran suhu tersebut.

• Waktu respon (response time): RTD mempunyai respon


yang cepat terhadap perubahan suhu akan tetapi
kemampuan termokopel dalam merespon suhu jauh
lebih cepat.
38

• Getaran (vibration): termokopel tidak terpengaruh


terhadap getaran, sedangkan RTD terpengaruh bila ada
getaran atau goncangan, sehingga bila RTD diperlukan
maka RTD thin-film biasa digunakan karena RTD thin-
film lebih tahan terhadap getaran bila dibandingkan
dengan RTD standar.

• Pemanasan sendiri (self-heating): sebuah RTD terdiri


dari kawat atau pelapis yang sangat halus dan
membutuhkan tegangan dari power supply, sedangkan
termokopel tidak memerlukan. Meskipun arus yang
diperlukan hanya sekitar 1 mA sampai 10 mA, hal ini
dapat menyebabkan elemen platina RTD “memanas”.
Sehingga mempengaruhi tingkat akurasi pengukuran.
Hal ini mungkin terjadi bila kabel ekstensi panjang
digunakan, sehingga daya yang lebih besar mungkin
diperlukan untuk mengatasi hambatan atau resistansi
kabel, dan hal ini mengakibatkan masalah pemanasan
sendiri (self-heating) meningkat.
39

• Akurasi pengukuran: secara umum RTD lebih


akurat daripada termokopel. RTD menghasilkan
akurasi hingga 0,1⁰ C sedangkan termokopel hanya
1⁰ C.

• Stabilitas: stabilitas jangka panjang dari RTD


sangat baik, yang berarti pembacaan yang akan
berulang dan stabil dalam waktu yang lama.
Sedangkan termokopel cenderung tidak stabil
karena EMF yang dihasilkan oleh termokopel dapat
berubah dari waktu ke waktu karena oksidasi,
korosi, dan perubahan lain dalam sifat metalurgi
dari elemen sensor atau penginderaan.

• Harga: meskipun ini bukan masalah teknis tapi


mungkin ini penting, termokopel memiliki harga
yang jauh lebih murah daripada RTD.

Anda mungkin juga menyukai