Anda di halaman 1dari 7

Potensiometer

Sensor posisi yang banyak beredar di pasaran didisain berbasis potentiometer. Sensor posisi
berbasis potensiometer relatif murah dan mudah dalam penggunaannya. Sensor ini memiliki
suatu kontak bergerak (wiper contact) yang terhubung pada suatu poros mekanik yang dapat
bergerak secara translasi atau rotasi. Selanjutnya pergerakan translasi atau rotasi akan
menyebabkan nilai resistan antara wiper/slider dan dua terminal potensiometer berubah yang
dapat memberikan output sinyal listrik proporsional dengan posisi aktual wiper pada resistive
track dan nilai resistannya. Dengan kata lian, nilai resistan proporsional dengan posisi.

Secara disain, nilai resistan potentiometer tersedia dalam rentang yang lebar dan dalam
ukuran yang bervariasi baik yang bergerak secara translasi ataupun yang bergerak secara
rotasi. Ketika digunakan sebagai sensor posisi maka obyek bergerak yang dideteksi
dihububgkan langsung ke poros (shaft or slider) dari potentiometer dan catu daya listrik arus
searah terhubung pada terminal tetap potensiometer agar membentuk elemen resistif. Sinyal
tegangan output diperoleh dari wiper terminal dari sliding contact seperti diperlihatkan dalam
Gambar 1.5. Konfigurasi tersebut menghasilkan sirkit pembagi tegangan di mana tegangan
output proporsional dengan posisi poros.

Sebagai contoh, jika kalian memasangkan tegangan searah pada elemen resistif
potensiometer sebesar 10 VDC, maka tegangan output maksimal yang dapat diperoleh juga
sebesar 10 VDC, dan tegangan output minimumnya adalah 0 VDC. Kemudian jika
potentiometer wiper bergerak mengikuti pergerakan obyek yang dideteksi posisinya, maka
tegangan output yang diperoleh akan bervariasi mulai dari 0 VDC hingga mencapai nilai
maksimum sebesar 10 VDC, dan tegangan output sebesar 5 VDC menunjukkan bahwa wiper
atau slider berada pada posisi tengah (centre).
Potentiometer dapat digunakan untuk mengubah gerakan rotari dan gerakan linier menjadi
besaran tegangan. Pada kenyatannya, potensiometer hanya memberikan nilai resistan
variabel, tetapi seperti yang dapat kita lihat, nilai resistan tersebut dapat dengan mudah
diubah menjadi besaran tegangan. Potensiometer digunakan sebagai sensor posisi dengan
prinsip sama seperti ―volume-control,” pada radio, tetapi berbeda dalam sifat.
Potensiometer yang digunakan pada volume control memiliki taper yang berubah secara non
linear tetapi potensiometer yang digunakan pada sensor posisi resitansinya berubah secara
linear. Dalam hal ini resitansinya berubah secara proporsional terhadap putaran poros.

Gambar 1.8 memperlihatkan bagaimana sebuah potensiometer bekerja. Suatu bahan resistif
(resistive material), seperti conductive plastic, berbentuk lingkaran (memiliki terimal contacts
A dan C). Bahan ini memiliki resistansi uniform sehingga nilai ohms-per-inch selalu
constant. Potensiometer ini dipasang pada suatu poros slider, atau wiper, yang dapat
meluncur atau bergeser sepanjang keliling resistor dan memberikan suatu nilai resistansi pada
setiap posisi melalui kontak B. Pada prinsipnya, potensiometer seperti ini hanya dapat
digunakan untuk gerakan rotasi yang tidak melebihi 350°. Untuk gerakan linear digunakan
potensiometer seperti gambar 1.10.
Contoh 1.1
Sebuah potensiometer dipasang pada tegangan 10 V dan diset pada posisi 82° (Gambar 1.10).
jangkauan posisi yang bias diperoleh putaran potensiometer adalah 350°. Hitung tegangan
outputnya.

Solusi
Bila tegangan terpasang pada potensiometer adalah 10 V, maka putaran sudut maksimal
sebesar 350° akan memberikan tegangan output sebesar 10-V. Dengan menggunakan nilai
tersebut, kita dapat membuat perbandingan (ratio antara output ke input dan menggunakan
ratio tersebut untuk menghitung output untuk setiap input.

Untuk menentukan tegangan output pada suatu posisi sudut tertentu, kalikan sudut posisi
potensiometer dengan transfer function, sebagai berikut:

Rangkaian Dasar Sensor Posisi berbasis Potensiometer


Sensor posisi berbasis potensiometer memiliki banyak keuntungan antara lain biaya investasi
rendah, mengandung teknologi rendah, dan mudah menggunakannya. Disamping memiliki
banyak keuntungan, sensor posisi berbasisi potensiometer juga memiliki kelemahan, adany
bagian yangbergerak (wiper atau slider) dapat menjadi aus, akurasi rendah, low repeatability,
dan respon frekuensi terbatas.
Tetapi satu kelemahan utama yng dihadapi oleh sensor posisi berbasis potentiometer adalah
posisi sensor. Rentang pergerakan dari wiper atau slider (yang langsung terkait dengan
besaran sinyal output yang diperoleh) terbatas dikarenakan oleh ukuran fisik potentiometer
yang digunakan. Sebagai contoh, satu putaran penuh rotari potensiometer hanya dapat
menjangkau sudut sebesar 240 hingga 330 derajat. Pada umumnya potentiometer
menggunakan carbon film sebagai resistive track, tetapi jenis ini menimbulkan electrically
noisy, dan juga hanya memiliki umur mekanikal pendek.

Wire-wound potensiometer dikenal juga dengan istilah rheostat, dapat berbentuk sebagai
straight wire atau wound coil resistive wire, tetapi wire wound potentiometer memiliki
masalah dalam hal resolusi karena kecenderungan pergerakan wiper melompat dari satu wire
segment ke wire segment berikutnya menghasilkan nilai logarithmic output yang
menyebabkan terkadinya error pada sinyal output, dan juga memberikan gangguan electrical
noise.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, saat ini sudah tersedia elemen resistif tipe conductive
plastic resistance element yang memiliki presisi tinggi, dan electrical noise rendah terbuat
dari polymer film atau cermet type potentiometer. Potensiometer tipe ini memiliki friction
electrically linear yang lembut pada resistive track sehingga menghasilkan electrical noise
rendah, mempunyai umur makanikal lebih panjang dan resolusi lebih baik, tersedia dalam
multi-turn dan single turn device. Potensiometer tipe ini banyak digunakan pada piranti
computer game joystick, steering wheel, aplikasi robot industri.
Permasalahan

1. Potentiometer dengan jangkauan gerak rotary 350° dipasang pada tegangan 12 Vdc.
Tentukan tegangan output pada posisi 135°.
2. Potentiometer dengan jangkauan gerak rotary 350° terpasang pada tegangan 8 Vdc.
Tegangan output ke wiper adalah 3.7 Vdc. Berapa posisi sudut gerakan potensiometer?

Jawaban :

Pengertian dan Fungsi Potensiometer, – Dalam Peralatan Elektronik, sering ditemukan


Potensiometer yang berfungsi sebagai pengatur Volume di peralatan Audio / Video seperti
Radio, Walkie Talkie, Tape Mobil, DVD Player dan Amplifier. Potensiometer juga sering
digunakan dalam Rangkaian Pengatur terang gelapnya Lampu (Light Dimmer Circuit) dan
Pengatur Tegangan pada Power Supply (DC Generator). Jadi apa sebenarnya Potensiometer
itu?

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.
Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor.
Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang
berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal
Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya.

Struktur Potensiometer beserta Bentuk dan Simbolnya

Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :

1. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper


2. Element Resistif
3. Terminal
Jenis-jenis Potensiometer

Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan
cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan
pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan
cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya
menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer
Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus
menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya.
Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan
pengaturannya.

Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer

Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur (track)
dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah)
adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen
resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang
mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.

Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan
Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).

Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis
yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic
Potentiometer).

Fungsi-fungsi Potensiometer

Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering
digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape
Mobil, DVD Player.
2. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
3. Sebagai Pembagi Tegangan
4. Aplikasi Switch TRIAC
5. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
6. Sebagai Pengendali Level Sinyal
Cara mengukur Potensiometer dengan Multimeter – Kita dapat mengukur nilai Resistansi dari
sebuah Potensiometer dengan menggunakan alat ukur yang dinamakan Multimeter, baik
Multimeter yang menunjukan nilai Digital maupun Multimeter Analog. Seperti yang kita ketahui
bahwa Multimeter adalah alat ukur yang terdiri dari gabungan pengukuran Arus Listrik (Ampere),
Tegangan Listrik (Volt) dan Resistansi/Hambatan (Ohm). Untuk mengukur Potensiometer yang
merupakan komponen keluarga Resistor, Potensiometer tentunya diukur dengan fungsi Ohm
(Resistansi) yang terdapat pada Multimeter. Dalam pengukuran, kita dapat mengetahui Nilai
Maksimum Resistansi sebuah Potensiometer dan juga perubahan Nilai Resistansi
Potensiometer saat kita memutar Shaft atau Tuas pengaturnya.

Untuk mengetahui Nilai Resistansi Maksimum Potensiometer (A)


1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang pertama (1) dan Terminal ketiga
(3).
3. Perhatikan nilai Resistansi Potensiometer pada Display Multimeter, nilai yang tampil
adalah nilai maksimum dari Potensiometer yang sedang kita ukur ini.

(A) (B)

Untuk mengukur Perubahan Nilai Resistansi Potensiometer (B)


1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang pertama (1) dan Terminal kedua
(2).
3. Putarlah Shaft atau Tuas pada Potensiometer searah jarum jam,
4. Perhatikan Nilai Resistansi pada Display Multimeter, Nilai Resistansi and naik seiring
dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut. Sebaliknya, Jika Shaft (Tuas)
Potensiometer diputar berlawanan arah jarum jam, Nilai Resistansi akan menurun seiring
dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut.
5. Pindahkan Probe Multimeter dari kaki Terminal pertama (1) ke Terminal ketiga (3). Jadi,
sekarang kaki Terminal Potensiometer yang diukur adalah Terminal 2 dan Terminal 3.
6. Putarlah Shaft (Tuas) Potensiometer searah jarum jam,
7. Perhatikan Nilai Resistansi Potensiometer pada Display Multimeter, Nilai Resistansi akan
menurun seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut. Sebaliknya,
Jika Shaft (tuas) Potensiometer diputar berlawanan arah jarum jam, Nilai Resistansi
akan naik seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut.

Catatan :
Potensiometer tidak mengenal Polaritas Positif dan Negatif sehingga Posisi peletakan Probe
Merah dan Probe Hitam Multimeter tidak menjadi masalah dalam pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai