Anda di halaman 1dari 10

FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No.

OTOMASI SISTEM PENGISIAN CRUDE OIL


PADA TANGKI T101 DAN 102 DI PUSDIKLAT MIGAS
MENGGUNAKAN PLC

Nurpadmi *)

Abstrak

Otomasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk melaksanakan proses


industri dengan meminimalkan campur tangan manusia. Teknologi otomasi telah banyak
digunakan di dunia industri untuk meningkatkan produktivitas dan mempermudah kerja dari
operator.
Sistem pengisian crude oil pada tangki T101 dan T102 di Pusdiklat Migas selama ini
masih dilakukan secara manual. Apabila akan dilakukan pengisian crude oil pada tangki
tersebut, operator harus membuka valve secara manual di lapangan. Begitu juga untuk
mengukur level tangki tersebut, operator harus mengecek langsung ke tangki, baik melalui
side glass yang ada di samping tangki ataupun dengan cara mengukur manual dengan
menggunakan roll meter atau deep stick.
Hal ini menyebabkan proses pengisian menjadi lama, disamping itu volume crude oil
kadang kurang akurat akibat adanya kesalahan operator dalam membaca level tangki. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka dibuatlah system otomasi untuk system pengisian tersebut
dengan menggunakan PLC, dengan menggantikan system manual dan mampu
mempermudah pekerjaan operator.
Programmable Logic Contoller (PLC) merupakan salah satu jenis sistem kontrol yang
banyak digunakan pada system otomasi. Pada system otomasi pada makalah ini, digunakan
PLC Allan Bradley MicroLogic, dengan software RS Logix 5000.
Dari hasil desain program yang telah dilakukan, diperoleh hasil sequence program
pengisian tangki T101 dan T102 secara berurutan dimana system bukaan valve dilakukan
secara otomatis dan level tangki dapat di baca secara jarak jauh dari control room dengan
menggunakan Level Transmitter.

Kata kunci: otomasi sistem, Sistem Pengisian Crude Oil, Programmable Logic Contoller
(PLC).

1. Pendahuluan membuka valve secara manual di


Sistem pengisian crude oil pada storage lapangan. Begitu juga untuk mengukur
tank merupakan alur awal dalam proses level tangki tersebut, operator harus
pengolahan minyak. Di Pusdiklat Migas mengecek langsung ke tangki, baik melalui
Cepu, storage tank digunakan untuk side glass yang ada di samping tangki
menyimpan minyak sebelum diolah sesuai ataupun dengan cara mengukur manual
dengan kapasitas kebutuhan tertentu. dengan menggunakan roll meter atau deep
Hingga saat ini sistem pengisian crude oil stick. Hal ini menyebabkan proses
pada tangki T101 dan T102 di Pusdiklat pengisian menjadi lama, disamping itu
Migas masih dilakukan secara manual. pembacaan volume crude oil kadang
Apabila akan dilakukan pengisian crude oil kurang akurat akibat adanya kesalahan
pada tangki tersebut, operator harus operator dalam membaca level tangki.

86
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2

Untuk mengatasi masalah ini, sistem perlu secara manual oleh pihak Pertamina, pada
di-upgrade menjadi sistem yang otomatis program ini dilakukan secara otomatis
sehingga pekerjaan lebih efisien. Dalam melalui PLC
hal ini diterapkan PLC untuk membuat Pada tulisan ini hanya di desain
sistem pengisian crude oil yang lebih sistem pengisian crude oil saja, untuk
otomatis. proses pengeluaran crude oil untuk proses
Sistem otomasi untuk system produksi akan dibahas pada tulisan
pengisian crude oil ini dapat dilakukan berikutnya.
dengan menggunakan perangkat control
Programmmable Logic Controller (PLC). 3. Dasar Teori
PLC merupakan salah satu jenis sistem 3.1 Pengertian Crude Oil
kontrol yang banyak digunakan pada Crude oil atau minyak mentah yang
system otomasi dan memiliki banyak merupakan cairan kental, berwarna coklat
kelebihan daripada sistem kontrol relay gelap, atau kehijauan yang mudah
Pada system otomasi pada makalah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
ini, digunakan PLC Allan Bradley beberapa area di kerak bumi (wikipedia).
MicroLogic, dengan software RS Logix Penyusun utama crude oil adalah
5000. Untuk membaca level kedua tangki komponen hidrokarbon.
tersebut digunakan level transmitter yang Pada bidang refining, diketahui ada
dapat mengirimkan sinyal data level sensor empat jenis hidrokarbon, yaitu parafin,
ke PLC. Dari hasil desain program yang naften, olefin, dan aromat. Dari keempat
telah dilakukan, diperoleh hasil sequence jenis hidrokarbon tersebut, hanya parafin,
program pengisian tangki T101 dan T102 naften, dan aromat yang terdapat pada
secara berurutan dimana system bukaan crude oil. Senyawa hidrokarbon olefin
valve dilakukan secara otomatis dan level (CnH2n) merupakan senyawa yang
tangki dapat di baca secara jarak jauh dari terbentuk pada saat pemrosesan minyak
control room dengan menggunakan Level bumi (refining). Karena sifatnya yang tidak
Transmitter. stabil, senyawa ini cenderung reaktif dan
mudah berpolimerisasi dan membentuk
2. Rumusan dan Batasan Masalah gum. Oleh karenanya, senyawa olefin tidak
Permasalahan yang akan dibahas terdapat pada crude oil karena pada
disini adalah disain sistem otomasi pada dasarnya, apa yang terbentuk di alam
proses pengisian crude oil pada tangki (secara alamiah) dalam keadaan stabil.
T101 dan T102 dengan menggunakan
program PLC. Hal ini bertujuan untuk 3.2. Storage Tank (Tangki Timbun)
mengatasi permasalahan proses pengisian Fungsi utama dari tangki timbun adalah
yang lama, dan pembacaan volume crude untuk menyimpan minyak mentah atau
oil yang kadang kurang akurat akibat minyak hasil dari proses kilang, gas,
adanya kesalahan operator dalam chemical dan lain-lain.
melakukan pembacaan level tangki. Tangki timbun harus memenuhi
Batasan masalah dalam penelitian persyaratan/ ketentuan, antara lain:
ini adalah Sistem pengisian dilakukan a. Sifat kimiawi dari produk yang disimpan
secara berurutan dari Tangki T101 b. Biaya pembuatan tangki.
selanjutnya adalah Tangki T102. Bukaan c. Pengawasan dari vapour yang terbuang
Valve dilakukan secara otomatis, dengan d. Perlindungan terhadap isi tangki
bukaan 0 atau 100% (status 0 – 1 atau ON e. Safety dan peraturan lindungan
– OFF). Pompa yang selama ini dijalankan lingkungan.

87
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2

Jenis – jenis Tangki Timbun: kurang dari settingan, yakni ketika tangki
A. Berdasarkan Tekanan Kerjanya: mengeluarkan isinya
Atmospherik tank 5. Pressure Safety Valve
1. Fixed Roof Tank PSV berfungsi untuk mengurangi
2. Floating Roof Tank tekanan ketika tekanan dari tangki lebih
3. Open Roof Tank dari settingan, yakni ketika tangki
Pressure Storage Tank (Tekanan Tinggi) mengalami pengisian
1. Sphere Tank 6. Pressure Relief Valve
2. Spheroid Tank PRV berfungsi untuk mengurangi
3. Cyndriacal Tank tekanan ketika tekanan dari tangki lebih
dari settingan, yakni ketika tangki
B. Berdasarkan bentuk & posisinya mengalami pengisian secara pelan-
1. Sphere / Spheroid Tank pelan
2. Horizontal Tank 7. Katup Pembuangan (Blow Down Valve)
3. Vertical tank Fungsi utamanya :
 Untuk mengkosongkan tangki jika
C.Berdasarkan Physical Properties diperlukan saat perbaikan / over hole.
1. Class A  Untuk mengeluarkan lumpur, endapan
Tangki untuk menyimpan produk atau sedimen yang terkumpuldalam
dengan flash point < 73 ºF. boiler.
2. Class B 8. Name Plate
Tangki untuk menyimpan produk Adalah sebuah plat yang terbuat dari
dengan flash point 73 – 150 º F. logam berbentuk segi empat yang
3. Class C menempel pada dinding ketel yang
Tangki untuk menyimpan produk berfungsi sebagai identifikasi ketel uap.
dengan flash point > 150 ºF Pada name plate berisi keterangan :
 Tahun pembuatan
Peralatan Pengaman dan Instrumen :  Kapasitas
1. Foam Chamber  Model / Type
Foam chamber adalah alat pemadam
api yang terpasang pada tanki-tanki 3.3 Programmable Logic Control (PLC)
kilang yang apabila tejadi kebakaran Berdasarkan pada standar yang
maka kaca chamber akan pecah ketika dikeluarkan oleh National Electrical
mendapat tekanan dari saluran hydrant Manufacture Association (NEMA) ICS3-
yang dibuka, setelah itu chamber akan 1978 Part ICS3-304, PLC didefinisikan
mengeluarkan busa dan masuk kedalam sebagai berikut : “PLC adalah suatu
tanki-tanki lewat pipa besi. peralatan elektronik yang bekerja secara
2. Peluit Bahaya (Alarm) digital, memiliki memori yang dapat
Alat ini berfungsi untuk memberi tanda / diprogram menyimpan perintah-perintah
peringatan kepada operator ketel uap. untuk melakukan fungsi-fungsi khusus
Pada saat permukaan air ketel turun seperti logic, sequening, timing, counting,
sampai pada batas minimum, maka dan aritmatika untuk mengontrol berbagai
peluit bahaya akan berbunyi. jenis mesin atau proses melalui analog
3. Man Hole dan Hand Hole atau digital input/output modules”
4. Pressure Vaccum Valve
PVV berfungsi untuk menambahkan Berdasarkan namanya, konsep PLC
tekanan ketika tekanan dari tangki adalah sebagai berikut :
88
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2

1. Programmable, menunjukkan
kemampuan dalam hal memori untuk 2. Power supply, merupakan sumber daya
menyimpan program yang telah dibuat dari suatu PLC. Beberapa merk PLC
yang dengan mudah diubah-ubah fungsi memiliki 2 pilihan input tegangan dari
atau kegunaannya. AC (220 V~ 50 Hz) atau DC (24 V).
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam
memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi
membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi,
negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan
dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang
diinginkan
Gambar 1. Komponen PLC
Komponen – komponen Utama PLC Sumber: https://dedyplc.files.wordpress.com/
Terdapat empat komponen utama dari 2012/12/plc2.jpg
suatu hardware PLC dari keseluruhan
Beberapa keuntungan penggunaan PLC
sistemyang ada, yaitu :
adalah :
1. Central ProcessingUnit (CPU),
1. Kehandalan
berfungsi mengatur aktivitas PLC yang
2. Kebutuhan ruang yang lebih kecil
terdiri dari mikroprocessor, memory dan
3. Dapat diprogram untuk aplikasi baru
catudaya.
4. Dapat melakukan lebih banyak fungsi
2. Programmer/ monitor, merupakan alat
5. Lebih mudah diperbaiki
yang digunakan untuk berkomunikasi
6. Relatif murah
dengan PLC. Programmer mempunyai
beberapa fungsi yaitu :
Dasar Pemrograman
a. OFF, untuk mematikan PLC
Bahasa pemrograman PLC digunakan
sehingga program dibuat tidak dapat
untuk dapat mengkomunikasikan antara
dijalankan.
user atau pemakai dengan peralatan PLC.
b. RUN, untuk mengendalikan suatu
PLC modern menawarkan berbagai pilihan
proses saat program dalam
bahasa program dan pemrograman dapat
keadaan aktif.
dilakukan dengan menggunakan PC
c. MONITOR, untuk mengetahui
(Personal Computer), dengan
keadaan suatu proses yang terjadi
menggunakan software yang dibuat oleh
dalam PLC.
pabrik PLC yang bersangkutan. Bahasa
d. PROGRAM, menyatakan suatu
pemrograman yang digunakan dalam
keadaan dimana programmer/
perancangan system pengendalian pada
monitor digunakan untuk membuat
PLC sering menggunakan gerbang logika
suatu program.
atau ladder diagram. Instruksi-instruksi
3. Input / Output modules, merupakan
dasar dari PLC Allen Bradley antara lain :
bagian I/O dari PLC yang terdiri dari
 And dan And Not
input dan output. Sistem I/O
membentuk interface dengan piranti
medan yang dihubungkan pada
pengontrol. And

89
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2

bilamana kondisi-kondisi normal di


depannya terhubung. Instruksi output not
digunakan untuk rancangan dimana output
harus tidak aktif bilamana kondisi kondisi
And Not
normal di depannya terhubung. Beberapa
Bila terdapat dua atau lebih output atau output not yang terhubung
kondisiterhubung serial dalam satu garis paralel pada satu garis anak tangga dapat
anak tangga, maka kondisi ini dapat di diperlakukan dengan instruksi output atau
sebut sebagai and dan jika dinot-kan maka output not yang berurutan.
menjadi and not.
 Timer
 Or dan Or Not Pada timer ada beberapa
parameter, antara lain preset time,
accumulative time, time base. Preset time
menyatakan berapa lama setingan delay
yang dikehendaki. Accumulative time
menunjukan perubahan nilai dari awal
menuju preset time, dan time base
OR OR NOT digunakan untuk setingan basis waktu
timer. On delay timer adalah timer yang
Bila terdapat dua atau lebih kondisi fungsinya mendelay peristiwa transisi dari
terhubung paralel dalam satu garis anak off ke on selama preset time. Off delay
tangga, maka kondisi ini merupakan or timer fungsinya mendelay peristiwa dari on
sedangkan jika kondisi tersebut dibalik ke off selama preset time. Retentive timer
maka menjadi or not. adalah timer yang nilai accumulative time
nya tidak bisa balik ke nilai semula, tetapi
 Normal Terbuka dan Normal Tertutup cenderung retentive/ditahan pada harga
terakhir. Oleh karena itu, untuk
mengembalikan ke harga awal harus
menggunakan instruksi RES(reset). Pada
NO NC timer juga terdapat beberapa status flag
yang bisa diakses dan digunakan pada
Setiap instruksi harus didahului oleh bit logika program, seperti flag EN(enable),
operand kondisi normal terbuka atau flag TT(timer timing), flag DN(done).
terhubung. Suatu kondisi disebut normal Berikut adalah gambar blok timer on delay.
terbuka bilamana output bekerja atau aktif
ketika bit operand didepannya ON, dan
disebut normal terhubung bilamana output
bekerja atau aktif ketika bit operand di
depannya OFF.

 Output
4. Implementasi Sistem
4.1 Mekanisme Pengisian Crude Oil
Tanki T101 & T102
Instruksi output dapat digunakan Sumber Crude oil yang dialirkan ke
untuk rancangan dimana output harus aktif tangki timbun Pusdiklat Migas Cepu

90
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2

berasal dari Pertamina Menggung. Crude Sampai saat ini, sistem yang
oil ini merupakan mixing/campuran dari digunakan dalam pengisian crude oil pada
dua atau beberapa sumur minyak yang storage tank ini masih manual dengan
bersifat parafinis dan aspaltis. Pompa pemutaran valve oleh operator. Dalam
pengisian menuju tangki timbun mendeteksi ketinggian level crude oil pun
meggunakan pompa jenis sentrifugal. masih manual. Hal ini kurang praktis dan
Faktor utama digunakan pompa jenis ini kurang memudahkan operator terlebih jika
karena mampu memompa dengan terjadi hujan operator akan kesulitan untuk
kapasitas banyak dalam waktu yang cepat. membuka atau menutup valve yang ada di
Pompa akan mengirim suplai crude oil ke lapangan dan untuk mengukur ketingian
tangki timbun 1 (T101) dengan cara level crude oil secara manual. Oleh karena
membuka valve inlet tangki pertama itu dibutuhkan suatu sistem yang otomatis
terlebih dahulu sedangkan tangki kedua yang nantinya akan memudahkan operator
tetap dalam keadaan tertutup. Baru setelah untuk menghitung ketinggian level dari
valve terbuka, pompa akan dijalankan. crude oil dan mengatur valve agar tertutup
Valve inlet tangki 2 (T102) akan dibuka atau terbuka karena dengan PLC hal ini
saat T101 sudah memenuhi kapasitas 85% bisa dikontrol dari dalam ruangan Control
sedangkan valve inlet T101 ditutup. Room.
Apabila T102 telah memenuhi kapasitas
maka valve inlet 2 akan ditutup. Namun, 4.2 Rancangan sistem
sebelum valve inlet 2 ditutup, pompa
pengisi harus di matikan terlebih dahulu. Menentukan I/O sistem
Mekanisme Pengeluaran crude oil Berdasar mekanisme proses yang
untuk produksi yaitu dengan membuka ada, dapat ditentukan jumlah input – output
valve outlet pada tangki T101 kemudian proses yang dapat disambungkan untuk
pompa penarik akan dihidupkan. Pompa keperluan pemrograman PLC adalah sbb :
yang digunakan pada pengeluaran crude
Input Output
oil ini adalah pompa sentrifugal. Apabila
Sensor level low 1 Valve Inlet 1
tangki ini telah mencapai nilai minimum
Sensor level low 2 Valve Inlet 2
maka valve oultlet T102 akan dibuka
Sensor level high 1 Valve Outlet 1
sedangkan valve oulet T101 akan ditutup.
Sensor level high 2 Valve Outlet 2
Begitu juga apabila T102 telah mencapai
Reset Pompa Inlet
nilai minimum maka pompa akan dimatikan
Tombol On Pompa Inlet
dan valve oulet T102 akan ditutup.
Di Pusdiklat Migas Cepu, faktor Tabel kebenaran dari Proses
ketersediaan crude oil Pertamina Sesuai dengan batasan masalah yang
Menggung dan stok hasil pengolahan ditentukan, maka desain sistem termasuk
mempengaruhi aktifitas pengisian dan tabel kebenaran yang ada hanya untuk
pengeluaran pada tangki timbun crude oil. proses pengisian crude oil pada tangki
Apabila stok di Pertamina Menggung T101 dan T102.
Input Output
sedikit maka hanya akan dilakukan Keterangan
On R H1 H2 P V1 V2
pengisian dan pengeluaran untuk 0 0 0 0 0 0 0 Standby
keperluan produksi sesuai stok yang ada. 1 0 0 0 1 1 0 Power On
Begitu juga apabila stok hasil pengolahan 1 0 1 0 1 0 1 Level High1
belum dapat disalurkan maka proses 1 0 0 1 0 0 0 Level High2
0 1 0 0 0 0 0 Reset
mekanisme kerja pada tangki timbun akan
berhenti.

91
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2

Keterangan: fluida, dengan mengosongkan 10% akan


On : Power On mengantisipasi hal buruk yang akan terjadi.
R : Reset
Start
H1 : Level High 1
H2 : Level High 2
P : Pompa Tombol On
V1 : Valve tangki 1
V2 : Valve Tangki 2
Buka V in1
Prinsip Kerja Sistem Pengisian Crude
Oil dengan PLC
Sistem pengisian crude oil pada Timer 5 s
tanki T102 dan T102 melibatkan beberapa
komponen yakni pompa sumber minyak,
Pompa1 On
valve inlet, sensor level high, sensor level
low, dan storage tank. Fungsi dari
komponen yang ada dalam sistem :
 Pompa pengisian berfungsi untuk Level 1
>=85%?
mendorong crude oil agar masuk ke tidak
dalam tangka timbun
 Valve inlet berfungsi untuk pengaturan ya

masuknya crude oil ke tangki pengisian Buka V in2


 Sensor level high berfungsi sebagai
pemberi sinyal indikator kapasitas
Timer 5 s
maksimal, berupa level transmitter
 Sensor level low berfungsi sebagai
pemberi sinyal indikator bahwa Tutup V in1

kapasitas minimal, berupa level


transmitter
 Tanki sebagai tempat penyimpanan Level 2
>=85%?
sementara minyak mentah
tidak

Ketika tombol ditekan maka valve ya

inlet 1 terbuka kemudian setelah lima detik


Pompa1 Off
pompa suplay crude oil hidup, pemberian
delay 5 detik ini bertujuan agar pompa
tidak terbakar karena jika pompa menyala Tutup V in2

terlebih dahulu dan valve inlet 1 masih


tertutup maka pompa akan terbakar.
Stop
Setelah valve inlet 1 terbuka, crude
oil dipompa dari sumber dan akan mengisi
storage tank hingga volume storage Gambar 2, Flow Chart system pengisian crude
oil pada T101 dan T102 menggunakan PLC
terpenuhi 85% dari kapasitas maksimum,
hal ini bertujuan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan semisal tekanan
fluida pada storage jika sewaktu-waktu
terjadi kegagalan sistem yang
menyebabkan pompa terus mengalirkan
92
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2

Setelah pompa terisi 85% kapasitas Berikut ini adalah cara kerja ladder
maksimum maka sensor level high 1 akan sistem inlet pengisian crude oil pada
bernilai satu (on) sehingga mengirim sinyal storage tank:
agar valve inlet 2 terbuka. Valve inlet 1 1) Pada rung pertama merupakan rung
akan tertutup setelah delay 5 detik. Ketika tombol power yang apabila diaktifkan
valve inlet 2 sudah pasti terbuka barulah maka akan menyebabkan sistem mulai
valve inlet 1 bisa ditutup dan dalam sistem bekerja
ini diberi delay 5 detik. 2) Rung 1 merupakan rung timer yang
Setelah valve inlet 2 terbuka maka storage dengan inputan dari tombol power dan
tank 2 akan terisi hingga 85% kapasitas timer ini nantinya akan menjadi inputan
maksimum. Ketika storage tank 2 sudah pada pompa inlet
terisi 85% kapasitas maksimum maka 3) Rung 2 merupakan rung untuk
sensor level high2 akan bernilai satu (on) membuka maupun menutup valve inlet
sehingga mengirim sinyal agar pompa 1
mati. Pompa dimatikan terlebih dahulu. 4) Rung 3 berfungsi sebagai rung untuk
Setelah pompa mati, terdapat delay 5 detik mengaktifkan maupun mematikan
agar valve inlet 2 tertutup. pompa inlet
Cara kerja system pengisian crude 5) Rung 4 merupakan rung pengisian
oil diatas, sesuai dengan flow chart pada tangki storage 1, dimana terdapat
gambar 2. sensor level high 1 yang akan aktif jika
isi tangki sudah mencapai 85%
Ladder Diagram kapasitas maksimum
Ladder diagram dari sistem 6) Rung 5 merupakan sinyal level high
pengisian crude oil pada tangki T101 dan 7) Rung 6 merupaan rung timer yang akan
T102 di Pusdiklat Migas ini dapat dilihat menyebabkan valve inlet 1 tertutup
pada lampiran gambar 3. 8) Rung 7 berfungsi sebagai rung trigger
Pada program ladder tersebut ada dari timer untuk mematikan valve inlet 1
beberapa fungsi yang digunakan, yaitu 9) Rung 8 merupakan rung untuk
load yang digunakan untuk membaca input membuka maupun menutup valve in
dari Modul Input, output yang digunkan ada led 2
beberapa macam, output latch, local output 10) Rung 9 merupakan rung pengisian
modul, output memory internal. Fungsi tangki storage 2 dimana juga terdapat
timer on delay digunakan untuk sensor level high 2 yang akan aktif bila
memberikan jeda/delay antara waktu On storage terisi mencapai 85% kapasitas
pompa dan buka valve. Jadi, pada saat 11) Rung 10 adalah rung timer yang akan
pompa bekerja /On, harus sudah menyebabkan valve inlet 2 menutup
dipastikan bahwa valve dalam keadaan 12) Rung 11 merupakan rung triger untuk
terbuka, sehingga crude oil bisa mengalir. menutup valve inlet 2
Kalau pompa bekerja, sementara valve 13) Rung 12 merupakan rung reset untuk
tertutup, dan crude oil tidak dapat mengalir, mereset sistem
maka dikhawatirkan pompa akan terbakar.
Pada program ini juga digunakan fungsi 5. Kesimpulan
perbandingan greather than or equal untuk
menentukan nilai level high pada masing – Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka
masing tangki. Pada percobaan ini nilai dapat disimpulkan beberapa hal,
high ditentukan pada ketinggian 85% dari diantaranya:
tinggi tangki.

93
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2

1. Sistem pengisian crude oil pada tangki valve, sensor level manual atau side
T101 dan T102 di Pusdiklat Migas, glass perlu di tambah level transmitter.
yang selama ini dilakukan secara 3. System pengisian crude oil ini
manual dapat dirubah menjadi system merupakan system yang tidak terlalu
otomatis dan dikendalikan lewat control sulit, sehingga hanya membutuhkan
room dengan menggunakan PLC. kurang lebih 10 Input - Output.
2. Untuk merubah menjadi system 4. Sistem hasil desain ini telah
otomatis, maka peralatan instrumentasi disimulasikan di labolatorium
yang selama ini manual harus diganti Instrument dengan menggunakan PLC
menjadi peralatan instrumentasi yang AllanBradley, menggunakan software
controllable seperti, valve yang selama RS Logix 5000 .
ini manual harus diganti menjadi control

DAFTAR PUSTAKA

Hakiim, Khalaqas. Nur Rahman, Ikhsan. 2015. ‘Sistem Pengisian Crude Oil Pada Storage
Tank Berbasis PLC’, MIPA, UGM

https://dedyplc.files.wordpress.com/2012/12/plc2.jpg

Tim Pusdiklat Migas Cepu.Crude Destilation Unit dan Peralatan Proses Kilang. Pusdiklat
MIgas Cepu. Cepu

George, RA. 1994. Sistem Pengendalian Instrument dan Control Valve. Cepu :
Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS)

Suko Handoyo Budi, Programable Logic Control (PLC), PUSDIKLAT MIGAS, Cepu, 2002.

94
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 2

Lampiran : gambar 3
Ladder diagram program sistem pengisian crude oil pada tangki T101 dan T102 di Pusdiklat
Migas

95

Anda mungkin juga menyukai