Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

HASIL KUNJUNGAN SISTEM PROTEKSI PETIR


WILAYAH GARDU INDUK RANDUGARUT SEMARANG

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Seno Yudho PR
Anang Permana
Hasan Mahfudi
Eddy Darmawan
Jonatan Martino WS
M. Hasnan Albab
Ikha Nurjanah

21060111120015
21060111120037
21060111120033
21060111130046
21060111130054
21060111130057
21060111120035

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat
dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Kunjunganmengenai
SOGI khususnya di Gardu Induk Randugarut Semarang ini.
Laporan Hasil Kunjungan ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas
matakuliah Sistem Proteksi Petir dan Sistem Cerdas Tenaga Listrik Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
Hasil Kunjungan dan Penulisan Laporan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan yang
diberikan oleh banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Joko Windarto, MT , selaku Dosen pengampu matakuliah Sistem Proteksi
Petir dan Sistem Cerdas Tenaga Listrik.
2. Karyawan dan Pihak yang terkait dalam kunjungan di Gardu Induk Randugarut
Semarang
3. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian Laporan Hasil Kunjungan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir
ini, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan semua pihak.

Semarang, April 2015

Daftar Isi
Halaman Judul............................................................................................................

Kata Pengantar...........................................................................................................

ii

Daftar Isi.....................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
I.

II.
III.

Gardu Induk
I.1 Pengertian Umum...............................................................................
I.2 Fungsi Gardu Induk............................................................................
I.3 Jenis Gardu Induk
I.3.1 Berdasarkan Perlatan yang digunakan.............................
I.3.2 Berdasarkan Fungsinya....................................................
I.3.3 Berdasarkan Isolasi yang digunakan................................
I.3.4 Berdasarkan Sistem Rel (Busbar)....................................
SOGI (Sitem Otomatisasi Gardu Induk)..................................................
Penjelasan Gardu Induk Randu Garut......................................................

1
1
2
4
5
6
8
8

BAB II PEMBAHASAN
I.
II.

Sistem Proteksi Petir pada Gardu Induk Randugarut...............................


Sistem Otomatisasi Gardu Induk Randu Garut........................................

9
10

BAB III PENUTUP


I.
II.

Kesimpulan..............................................................................................
Saran.........................................................................................................

11
11

Lampiran....................................................................................................................

12

BAB I
PENDAHULUAN
I.

Gardu Induk
1.1 PENGERTIAN UMUM
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi)
tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran
(transmisi).Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga
listrik.Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga
listrik.Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk
mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan
dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.Dalam pembahasan ini
difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya terpasang di
Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konsttruksi yang
terpasang di lapangan.
1.2 FUNGSI GARDU INDUK
a. Mentransformasikan daya listrik :
b.

Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).

c.

Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).

d.

Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20


KV).

e.

Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).

f.

Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem


tenaga listrik.

g.

Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui


tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui
proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feederfeeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk.

h. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang


kita kenal dengan istilah SCADA.

1.3 JENIS GARDU INDUK


Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

Berdasarkan besaran tegangannya.

Berdasarkan pemasangan peralatan.

Berdasarkan fungsinya.

Berdasarkan isolasi yang digunakan.

Bedasarkan sistem rel (busbar).

Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara


GITET dengan GI mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan
mendasar adalah :

Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah


tranformator daya masing masing 1 phasa (bank tranformer) dan
dilengkapi peralatan rekator yang berfungsi mengkompensasikan
daya rekatif jaringan.

Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator


daya 3 phasa dan tidak ada peralatan reaktor.

Berdasarkan besaran teganganny, terdiri dari :

Gardu INduk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.

Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.

1.3.1

BERDASARKAN PEMASANGAN PERALATAN


Gardu Induk Pasangan Luar :
Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya di
tempatkan di luar gedung, kecuali komponen kontrol, sistem
proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu lainnya, ada di
dalam gedung.

Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk


konvensional.

Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk


konvensional.

Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar


di Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam,

yang disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated


Switchgear (GIS).
Gardu Induk Pasangan Dalam :

Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear,


busbar, isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan
lain-lain) dipasang di dalam gedung. Kecuali transformator daya,
pada umumnya dipasang di luar gedung.

Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation


(GIS).

GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada


umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman
yang sulit untuk mendapatkan lahan.

Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional :

Hanya membutuhkan lahan seluas 3.000 meter persegi atau 6 %


dari luas lahan GI konvensional.

Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x


60 MVA bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA.

Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang


(feeder) dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV.

Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman.

Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa


didesain sesuai kondisi disekitarnya.

Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam : Adalah


gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam
gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar
gedung, misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi
(SUTT) sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator daya
juga ditempatkan di luar gedung.

1.3.2

BERDASARKAN FUNGSINYA
Gardu Induk Penaik Tegangan :

Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan,


yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan
sistem.

Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik.

Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan


harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan
efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau
tegangan tinggi.
Gardu Induk Penurun Tegangan :

Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan,


dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan
menengah atau tegangan distribusi.

Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu


induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
Gardu Induk Pengatur Tegangan :

Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit
tenaga listrik.

Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh


(voltage drop) transmisi yang cukup besar.

Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor,


sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.
Gardu Induk Pengatur Beban :

Berfungsi untuk mengatur beban.

Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu
menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi generator
dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban, dengan
generator berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke
kolam utama.
Gardu Induk Distribusi :

Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem


ke tegangan distribusi.

1.3.3

Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.


BERDASARKAN ISOLASI YANG DIGUNAKAN
Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :
Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara
bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian yang

bertegangan lainnya.
Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional (lihat gambar
1), memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.

Gambar 1 Gardu induk konvensional

Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :

Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara


bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang
bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan dengan

bagian yang tidak bertegangan.


Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas
Insulated Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang
sempit (lihat gambar 2).

Gambar 2 Gas Insulated Substation (GIS)

1.3.4

BERDASARKAN SISTEM REL (BUSBAR)


Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara transformator

daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan menyalurkan
tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis,
sebagaimana tersebut di bawah ini :
- Gardu Induk sistem ring busbar :

Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring.

Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu
dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).

- Gardu Induk sistem single busbar :

Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.


Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung

(akhir) dari suatu sistem transmisi.


Single line diagram gardu sistem single busbar, lihat gambar 3.

Gambar 3Single line diagram gardu induk single busbar

- Gardu Induk sistem double busbar :

Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.

Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya
pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver

sistem).
Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.
Single line diagram gardu induk sistem double busbar, lihat gambar 4.

Gambar 4 Single line diagram gardu induk sistem double busbar.

- Gardu Induk sistem satu setengah (on half) busbar :

Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.


Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga

listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar.


Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat mengurangi

pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan sistem (manuver system).


Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang secara deret
(seri). Single line diagram, lihat gambar 5.

Gambar 5Single line diagram gardu induk satu setengah busbar

II.

SOGI (Sistem Otomatisasi Gardu Induk)


Sistem Otomasi Gardu Induk(SOGI) merupakan suatu system untuk mengatur
penyaluranlistrik, Otomasi terdiri dari peralatan proteksi, kontrol dan pengukuran
yang dapat berkomunikasisatu sama lain baik secara lokal maupun secara remote.
Pada Sistem SOGI alat yang digunakanadalah computer/IT (PC, monitor, server,
ethernet switch, dll.) untuk memonitor dan mengontrolpergerakan distribusi listik.
Dalam operasinya Sistem SOGI pada jaringan listrik memerlukan Remote
Terminal Unit(RTU) yang dipasang pada Pusat Pembangkit listrik dan GI.
RTU merupakan unit pengawaslangsung dan juga merupakan unit pelaksana
operasi dari pusat kontrol (Master Station) sehinggadengan adanya RTU ini
memungkinkan Master Station mengumpulkan data dan melaksanakankontrol.
RTU yang dibutuhkan untuk menjalankan Sistem SOGI ini adalah dengan
menggunakanRTU560. Dengan adanya RTU560 tersebut, diharapkan dapat
digunakan sebagai point masukandigital yang digunakan untuk indikasi status,
juga merupakan suatu sequence of event untukpengaturan tegangan secara manual
atau otomatis.

III.

Penjelasan Gardu Induk Randugarut

Gambar 6 Gardu Induk Randugarut Semarang

Gardu Induk Randu Garut terletak di daerah Semarang Barat kecamatan tugu kota
semarang. Gardu ini menggunakan system GIS (Gas Insulated Switchgear), yaitu suatu gardu
induk yang semua peralatan switchgearnya berisolasikan gas SF-6 , karena sebagian besar
peralatannya terpasang di dalam gedung dan dikemas dalam tabung. Akan tetapi pada gardu
induk randu garut ini masih memiliki beberapa system konvensional, yaitu peralatan
instalasinya berisolasikan udara bebas karena sebagian besar peralatannya terpasang di luar
gedung (switch yard) dan sebagian kecil di dalam gedung (HV cell, dll) dan memerlukan
areal tanah yang relatif

luas. Karena itu gardu induk randu garut ini bisa dikatakan

menggunakan semi GIS, yaitu sebagian menggunakan konvensional dan beberapa lagi
menggunakan system GIS.

BAB II
PEMBAHASAN
I.

Sistem Proteksi Petir pada Gardu Induk Randugarut


Sistem Proteksi Petir pada Gardu Induk Randu garut menggunakan Lightning
Arester dengan beberapa peralatannya seperti Lightning Rods dan Overhead
earthwire.
Lightning arrester harus berada di depan setiap transformator dan harus
terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada petir
yang merupakan gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat
transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena transformator mempunyai
isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang pantulannya akan saling
memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti transformator dapat
mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan gelombang surja yang
datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus dipasang
sedekat mungkin dengan transformator.
Pada saat tegangan kerja lightning arrester berfungsi sebagai isolator, akan
tetapi pada saat terjadi tegangan lebih lightning arrester ini akan berfungsi sebagai
konduktor. Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan
operasi untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi
pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada
tegangan operasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebut rasio proteksi
arrester. Pada sIstem pembumian di gardu induk randu garut ini menggunakan
sistem pembumian Grid and Rod.
Sistem Pembumian Grid Peralatan gardu induk sebaiknya dipasang
pembumian grid dengan penghantar yang besar berguna untuk memperkecil
tahanan pembumian dan batas tegangan diantara peralatan dan permukaan tanah
pada nilai yang diijinkan. Pembumian grid merupakan salah satu sistem
pembumian yang banyak digunakan pada gardu induk karena mempunyai
beberapa keuntungan dibandingkan dengan sistem pembumian lainnya. Beberapa
keuntungan tersebut antara lain pemasangannya lebih mudah terutama pada
daerah berbatu, gradien tegangan pada sistem pembumian grid akan lebih rata.
Sistem pembumian grid dilakukan dengan cara menanamkan batang batang
konduktor sejajar dengan permukaan tanah pada kedalaman tertentu. Batang
batang konduktor tersebut terhubung satu dengan yang lainnya, sehingga
membentuk beberapa buah mesh. Distribusi tegangan tergantung pada jarak

elektroda paralel, makin besar jarak elektroda maka terdistribusi tegangannya


makin tidak rata dan makin dekat jarak elektroda paralel maka terdistribusi
tegangannya semakin merata. Sistem pentanahan peralatan gardu induk yang
umum digunakan saat ini adalah sistem pentanahan Driven Rod, Counterpoise,
menggunakan kisi (Grid) dan gabungan antara sistem pentanahan Grid dan Rod.
Dari ketiga model sistem pentanahan ini sistem kisi (Grid) dan Rod paling sering
digunakan untuk Gardu Induk Tegangan Tinggi 150 kV.
Untuk peralatan lain seperti PMT dan PMS Pada GI Randu Garut berada di
dalam tabung GIS karena GI menggunakan GIS.

Gambar 7 Grid and Rod

II.

Sistem Otomatisasi Gardu Induk Randugarut


Untuk system otomatisasi gardui nduk randu garut pada waktu kami
tanyakan kepada pengurus /pembimbing saat kunjungan ternyata gardu induk
randu garut tidak menggunakan sistem SOGI (Sistem Otomatisasi Gardu Induk).
Menurut pembimbing lapangan pada saat itu dikatakan bahwa gardu induk di
Semarang yang menggunakan sistem SOGI adalah gadui nduk BSB (Bukit
Semarang Baru) dan gardu induk krapyak. Karena itu untuk sistem SOGI kami
hanya bias menjelaskan penjelasan secara umum seperti yang sudah kami
jelaskan di BAB 1.

BAB III
PENUTUP
I.

Kesimpulan

1. Sistem Proteksi Petir pada Gardu Induk Randu garut menggunakan Lightning
Arester dengan beberapa peralatannya seperti Lightning Rods dan Overhead
earthwire.
2. Gardu induk randu garut tidak menggunakan sistem SOGI (Sistem
Otomatisasi Gardu Induk).
3. Sistem Otomasi Gardu Induk(SOGI) merupakan suatu system untuk mengatur
penyaluranlistrik, Otomasi terdiri dari peralatan proteksi, kontrol dan
pengukuran yang dapat berkomunikasisatu sama lain baik secara lokal
maupun secara remote.
4. Pada sIstem pembumian di gardu induk randu garut ini menggunakan sistem
pembumian Grid and Rod.
II.

Saran
1. Kunjungan sebaiknya diikutsertakan Dosen Pengampu untuk lebih luas
pertanyaan dan bimbingan di lingkup SOGI tersebut
2. Sebaiknya melakukan survey terlebih dahulu untuk mengetahui Gardu Induk
mana yang sudah menggunakan SOGI.

LAMPIRAN

Cubicle Trafo, PMT Krapyak 1 & 2, Bus Kopel, & PMT Kaliwungu 2

Rungan Area Trafo

Denah Smoke Detector

Trafo 1 dan 2

Panel

Cubicle Kopel

Single Line Diagram

Trafo 1 60 MVA

Trafo II 60 MVA

Anda mungkin juga menyukai