Tujuan Percobaan
Untuk menentukan besarnya tahanan pentanahan pada berbagai
jenis kondisi tanah.
I. 2.
Teori
Grounding system adalah sebuah kegiatan usaha yang
mengkhususkan diri pada jasa perencanaan instalasi kelistrikan, sistem
pentanahandansistemproteksi,yangbertujuanuntukmemberikansolusi
menyeluruh berupa perlindungan peralatan elektronik, bangunan,
ketersediaan layanan, dan keselamatan manusia terhadap kemungkinan
bahayakejutlistriksertakerusakanakibatpetir/teganganberlebih.
Tujuansistempentanahanadalahuntukmembatasiteganganpada
bagianbagianperalatanyangtidakdialiriarusdanantarabagianbagian
tersebutdengantanah,hinggatercapaisuatunilaiyangamanuntuksemua
kondisioperasi,baikkondisinormalmaupunsaatterjadigangguan.
Sistempentanahanbergunauntukmemperolehteganganpotensial
yang merata dalam suatu bagian struktur dan peralatan, serta untuk
memperolehjalanbalikarushubungsingkat/arusgangguanketanahyang
memilikiresistansirendah.
Sebabapabilaarusgangguandipaksakanmengalirketanahdengan
tahanan yang tinggi, maka hal tersebut akan menimbulkan perbedaan
teganganyangbesarsehinggadapatmembahayakan.
Padasaatterjadigangguan,arusgangguanyangdialirkanketanah
akan menimbulkan perbedaan tegangan pada permukaan tanah yang
disebabkankarenaadanyatahanantanah.
batasanyangdiperbolehkan
Menyediakanjalurbagialiranarusyangdapatmemberikandeteksi
terjadinyahubunganyangtidakdikehendakiantarakonduktorsystem
dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan
otomatisyangmemutuskansuplaitegangandarikonduktortersebut.
Groundingsistemdalam kebutuhannyauntukkliendanmemberi
Instalasi Grounding
System
instalasilistrikdenganbaiksesuaidenganmaksudkegunaannya.
Instalasi Grounding System bertujuan untuk memberikan jaminan
keselamatandaribahayakejutlistrik,baikperlindungandarisentuh
langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu
berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran, luka bakar ataupun
efekcederalainnya.
Perencanaan sistem pentanahan membutuhkan pengukuran
Pirantiyangdigunakandalamsistemproteksikelistrikan,meliputi
penggunaan alatalat proteksi yang sesuai dengan klasifikasi dari IEC
(International Electrotechnical Commission) dan VDE (Verband
DeutscherElektrotechniker),yaitusebagaiberikut:
a. Class B (Arester for lightning protection equipotential bonding),
adalahalatalatproteksiyangterhubungpadasistemikatanpenyama
potensial (equipotential bonding). Alatalat proteksi pada class B
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menahan tegangan
berlebih yang terjadi pada kasus sambaran petir langsung, dan
mengalirkan kelebihan tegangan tersebut ke tanah dengan segera.
AlatalatproteksiclassBterutamadigunakanuntuksistemproteksi
padabangunanyangmemilikiinstalasiproteksipetireksternal.
b. ClassC(Aresterforovervoltageprotection),digunakanuntuksistem
proteksipadabangunanyangtidakmemilikiinstalasiproteksipetir
eksternal,sehinggakemungkinanterjadinyateganganberlebihadalah
melaluisuplaitegangandariPLN.
c. ClassD(Aresterformobileuseonsocketoutletsforovervoltage),
alat proteksi yang dipasang pada stopkontak (socketoutlet) untuk
penggunaanalatalatelektronikyangsensitifterhadapgangguanyang
ditimbulkanolehteganganberlebih.
Berdasarkan klasifikasi yang mengacu pada IEC (International
Electrotechnical Commission) dan VDE (Verband Deutscher
Elektrotechniker) tentang tingkat perlindungan suatu sistem proteksi
terhadap tegangan berlebih, penanganan instalasi kelistrikan dan sistem
pentanahandibedakanmenjadi2menurutkategorisistem:
1. Penanganan instalasi kelistrikan dan sistem pentanahan pada
bangunanyangmemilikisistemproteksipetireksternal.Padasistem
ini,mutlakdibutuhkanaresterforlightningprotectionequipotential
bonding (mengacu pada DIN VDE 0185) untuk penggunaan alat
proteksiterhadapteganganberlebihcategoryIV(mengacupadaDIN
`
Gambar I.1 Earth Tester Analog Model 4102A
Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum
dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik.
Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat
ukur dengan penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering
terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukurannya. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, maka dirancanglah suatu alat ukur tahanan tanah
digital yang memiliki kemudahan dalam pembacaan nilai tahanan yang
diukur.
sendiri. Pengukuran
tahanan
tanah
dilakukan
dengan
membandingkan alat ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah ada dengan
merek Kyoritsu Earth Tester Digital. Selisih nilai pengukuran antara alat
ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah ada adalah sebesar 0,31 ohm.
Sistem pentanahan yang baik di pengaruhi oleh beberapa hal :
tahananyangmempunyairesistansiyangsekecilmungkin.Tanahanyang
untukpemasanganbilatanahkerasmakanilairesistansiakantinggidan
sebaliknyabilatanahtidakkerasmakanilairesistansinyakecildanhallain
yang mempengaruhi sistem pentanahan yaitu bantuk tahanan karena
tahananmempunyaibentukbentuk yangberbeda:batang, pitadanpelat
denganadanyasistempetanahanyangbaikmakadalaminstalasipunakan
amandanberjangkawaktuyanglama.
Pentanahanataukitasebutgroundingadalahsistempengamanan
perangkatperangkatyangmenggunakanlistrikdarilonjakanlistrik, petir
danlainlain.Tahananpentanahanselainditimbulkanolehtahanankontak
tersebut diatas juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara alat
pentanahandengankawatpenghubungnya.
Unsurlainyangmenjadibagiandaritahananpentanahanadalah
tahanandaritanahyangadadisekitaralatpentanahanyangmenghambat
aliran muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari alat pentanahan
tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat pentanahan ini menghadapi
bagianbagiantanahyangberbedatahananjenisnya.
Untukjenistanahyangsama,tahananjenisnyadipengaruhioleh
kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan
jenisnya, karena komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih
basah.Olehkarenaitu,dalammemasangbatangpentanahan,makindalam
pemasangannyaakanmakinbaikhasilnyadalamartiakandidapattahanan
pentanahanyangmakinrendah.
Diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan
tersebut di atas tidak melebihi 4 ohm. Secara teoretis, tahanan dari tanah
atau bumi adalah nol karena luas penampang bumi tak terhingga. Tetapi
JENIS SOIL
RESISTIVITAS (Ohm-meter)
Loam
50
Clay
100
Sand/Gravel
50
1,000
Limestone
10,000
Sandstone
20
2,000
Granite
1,000 -
2,000
Slates
600
5,000
Tabel I.3 Nilai Resistivitas Tanah menurut pasal 320 1 PUIL 1987
Jenis Tanah
Resistivitas (ohm m)
Tanah Rawa
10-40
Tanah Liat
20 -100
Pasir Basah
50-200
Kerikil Basah
200 - 3000
Kerikil Kering
< 10000
Tanah Berbatu
2000 - 30000
2. Kelembaban Tanah
Tanah manapun, dengan nilai kelembaban nol, bersifat isolasi.
Kondisi ini jarang ditemui kecuali di area padang pasir atau selama
periode dari musim kering ekstrim.
3. Kandungan Mineral Tanah
temperatur
tanah
berkurang,
maka
resistivitasnya
peralatan
telekomunikasi.
Misalnya
akibat
isolasi
peralatan yang tidak berfungsi dengan baik. Arus gangguan tersebut akan
mengalir pada bagian bagian peralatan yang terbuat dari metal dan juga
mengalir dalam tanah di sekitar tower.
Arus gangguan ini menimbulkan gradien tegangan diantara
peralatan dengan peralatan, peralatan dengan tanah dan juga gradien
tegangan pada permukaan tanah itu sendiri. Besarnya gradien tegangan
pada permukaan tanah tergantung pada tahanan jenis tanah atau sesuai
dengan struktur tanah tersebut.
Salah satu usaha untuk memperkecil tegangan permukaan tanah
maka diperlukan suatu grounding yaitu dengan cara menambahkan
elektroda grounding yang ditanam ke dalam tanah. Oleh karena lokasi
ower yang tersebar di berbagai tempat yang kemungkinannya mempunyai
struktur tanah berlapis-lapis maka diperlukan perencanaan grounding yang
sesuai, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan grounding yang kecil
sehingga tegangan permukaan yang timbul tidak membahayakan baik
dalam kondisi normal maupun saat terjadi gangguan ke tanah.
langsung terbakar, sehingga tahanan dari kulit ini tidak berarti apaapa. Tahanan tubuh manusia ini yang dapat membatasi arus.
Berdasarkan hasil penyelidikan oleh para ahli maka sebagai
pendekatan diambil harga tahanan tubuh manusia sebesar 1000 Ohm.
3. Karakteristik Tanah
Karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak
diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan dan
sistem grounding yang akan digunakan. Sesuai dengan tujuan
grounding bahwa arus gangguan harus secepatnya terdistribusi secara
merata ke dalam tanah, maka penyelidikan tentang karakteristik tanah
sehubungan dengan pengukuran tahanan dan tahanan jenis tanah
merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi besarnya
tahanan grounding.
Pada kenyataannya tahanan jenis tanah harganya bermacammacam, tergantung pada komposisi tanahnya dan faktor faktor lain.
Untuk memperoleh harga tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan
pengukuran secara langsung pada lokasi pembangunan tower karena
struktur
tanah
yang
sesungguhnya
tidak
sesederhana
yang
Pengaruh temperatur
Pengaruh gradien tegangan
Pengaruh besarnya arus
Pengaruh kandungan air
Pengaruh kandungan bahan kimia
harga
inilah
dibuat
suatu
perencanaan
Rod
(Elektroda
Batang
),
di
bawah
ini
Elektroda Pita
Elektroda Batang
Elektroda Pelat
Pemilihan ukuran diameter konduktor grounding dipengaruhi oleh
Tidak melebur atau rusak apabila dialiri arus kesalahan yang mungkin
terjadi.
Tahan secara mekanis terhadap tekanan-tekanan yang mungkin
timbul.
Mempunyai konduktivitas yang baik dan merata.
teknik bentonit, teknik kokas atau arang, teknik tepung logam, teknik
garam, teknik semen konduktif. Komposisi zat-zat kimia dalam tanah,
adanya kandungan zat-zat kimia pada tanah terutama zat-zat rganic
maupun zat anorganik yang dapat larut sangat penting diperhatikan pada
keperluan penanaman sistem grounding.
Pada daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi biasanya
mempunyai tahanan jenis tanah yang tinggi dipermukaan yang disebabkan
karena kandungan garam pada lapisan atas akan larut (Huwae, 2004). Petir
merupakan hasil pemisahan muatan listrik secara alami di dalam awan
badai. Di dalam awan terjadi pemisahan muatan. Beberapa teori
menyatakan bahwasanya didalam awan badai, terdapat kristal es
bermuatan positif, sedangkan titik air bermuatan negatif. Mekanisme
selanjutnya adalah peluahan petir yang diawali dengan pengembangan
sambaran perintis (stepped downward leader ). Gerakan ke bawah ini
bertahap sampai dekat ke tanah, sehingga muatan negatif yang dibawa
oleh stepped leader tersebut memperbesar induksi muatan positif di
permukaan tanah, akibatnya gradien tegangan antara dasar awan dengan
tanah semakin besar.
Ledakan
petir
yang
terjadi
sangat
jauh
sekalipun
proteksi
internal
pada
prinsipnya
adalah
berupa
Tahan Korosi
Cukup Kuat
3. Jangan sebagai sumber arus galvanis
4. Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah
sekelilingnya.
5. Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.
6. Biaya pemasangan serendah mungkin.
tinggi disebabkan garam yang terkandung pada lapisan atas larut. Pada
daerah yang demikian ini untuk memperoleh pentanahan yang efektif yaitu
dengan menanam elektroda pada kedalaman yang lebih dalam dimana
larutan garam masih terdapat.
Kandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap perubahan
tahanan jenis tanah ( ) terutama kandungan air tanah sampai dengan
20%. Dalam salah satu test laboratorium untuk tanah merah penurunan
kandungan air tanah dari 20% ke 10% menyebabkan tahanan jenis tanah
naik samapai 30 kali. Kenaikan kandungan air tanah diatas 20%
pengaruhnya sedikit sekali. Temperatur bumi pada kedalaman 5 feet (= 1,5
m) biasanya stabil terhadap perubahan temperatur permukaan. Bagi
Indonesia daerah tropic perbedaan temperatur selama setahun tidak
banyak, sehingga faktor temperatur boleh dikata tidak ada pengaruhnya.
Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis elektroda yang digunakan pada
sistem pentanahan yaitu :
1. Elektroda Batang
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di
tanam vertikal di dalam tanah. Biasanya dibuat dari bahan tembaga,
stainless steel atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula dalam
pemilihan bahan agar terhindar dari galvanic couple yang dapat
menyebabkan korosi. Ukuran Elektroda : diameter 5/8 - 3/4
Panjang 4 feet 8 feet. Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus
discharge petir maupun untuk pemakaian pentanahan yang lain.
Gambar I.12 Elektroda Batang
2. Elektroda Pelat
Bentuk elektroda pelat biasanya empat persegu atau empat
persegi panjang yang tebuat dari tembaga, timah atau pelat baja yang
ditanam didalam tanah. Cara penanaman biasanya secara vertical,
sebab dengan menanam secara horizontal hasilnya tidak berbeda jauh
sebagainya.
Unsur kimia yang terkandung dalam tanah, seperti garam, logam, dan
mineral-mineral lainnya.
Keadaan iklim, basah atau kering.
Temperatur tanah dan jenis tanah.
elektroda
dalam pengukurannya.
Skema
I. 3.
Earth Tester
Elektroda Pentanahan (pipa, batang, dan plat)
Penumbuk (palu)
Jamper (kabel penghubung)
I.3.2
Gambar Percobaan
a. Pengukuran Tahanan Tanah Dengan Satu Eketroda
I.3.3
Prosedur Percobaan
1.
2.
3.
Mengulangi
point
diatas
dengan
mengubah
I. 4.
1. Jenis tanah
= Sawah
Lokasi
= Tanjung
Jenis Elektroda
Jumlah Elektroda
(buah)
2. Jenis tanah
Kedalaman (cm)
Tahanan ()
30
200
40
150
50
120
60
115
70
100
30
140
40
90
50
74
60
66
70
56
Lokasi
= Tanjung
Jenis Elektroda
Jumlah Elektroda
(buah)
Kedalaman (cm)
Tahanan ()
30
280
40
200
50
125
60
100
70
88
30
240
40
140
50
100
60
68
70
53
3. Jenis tanah
Lokasi
= Pasir
= Tanjung
Jenis Elektroda
Jumlah Elektroda
(buah)
Kedalaman (cm)
Tahanan ()
30
10
40
50
60
70
30
40
50
60
2.5
70
Jenis tanah
Lokasi
= Tanjung
= Sawah
Jenis Elektroda
5 Inc 2.54
8
= 1.5875 cm
a
= 0,794 cm
Satu Elektroda
i
=
=2
3.14
= 997,2
=2
3
=2
=2
5
=2
0,794
150
0,794
120
0,794
115
cm
3.14
= 498,6
200
cm
3.14
= 573,4
cm
3.14
= 598,3
0,794
cm
3.14
= 747,9
0,794
cm
100
rata rata
=
= 683,08
cm
R1
ratarata 4l
ln 1
2l
d
683,08
4 30
1
ln
2 3.14 30 1.5875
= 15,62
R2
683,08
4 40
1
ln
2 3.14 40 1.5875
= 12,50
R3
683,08
4 50
1
ln
2 3.14 50 1.5875
= 10,48
R4
683,08
4 60
1
ln
2 3.14 60 1.5875
= 9,08
R5
683,08
4 70
1
ln
2 3.14 70 1.5875
= 8,01
Dua Elektroda
i
=
=2
3.14
= 698,08
=2
3
=2
=2
5
=2
140
0,794
90
0,794
74
cm
3.14
= 329,09
cm
3.14
= 368,98
0,794
cm
3.14
= 448,76
0,794
66
cm
3.14
0,794
56
= 279,23
rata rata
cm
= 423,028
R
cm
ratarata 4l
ln 1
2l
d
R1
423,028
4 30
1
ln
2 3.14 30 1.5875
= 9,67
R2
423,028
4 40
1
ln
2 3.14 40 1.5875
= 7,74
R3
423,028
4 50
1
ln
2 3.14 50 1.5875
= 6,49
R4
423,028
4 60
1
ln
2 3.14 60 1.5875
= 5,62
R5
423,028
4 70
1
ln
2 3.14 70 1.5875
= 5,16
2.
Jenis tanah
Lokasi
= Tanjung
Jenis Elektroda
5 Inc 2.54
8
= 1.5875 cm
a
= 0,794 cm
Satu Elektroda
i
=
=2
3.14
= 1396,16
=2
3
=2
=2
5
=2
rata rata
=
0,794
200
0,794
125
0,794
100
cm
3.14
= 438,79
280
cm
3.14
= 498,63
cm
3.14
= 623,29
0,794
cm
3.14
= 997,26
0,794
cm
= 790,8
cm
ratarata 4l
ln 1
2l
d
R1
1790,8
4 30
1
ln
2 3.14 30 1.5875
= 40,90
R2
1790,8
4 40
1
ln
2 3.14 40 1.5875
= 32,7
R3
1790,8
4 50
1
ln
2 3.14 50 1.5875
= 27,48
R4
1790,8
4 60
1
ln
2 3.14 60 1.5875
= 23,81
R5
1790,8
4 70
1
ln
2 3.14 70 1.5875
= 21,02
Dua Elektroda
i
=
=2
3.14
= 1196,7
=2
3
=2
=2
5
=2
0,794
140
0,794
100
0,794
68
cm
3.14
= 264,27
240
cm
3.14
= 339,06
cm
3.14
= 498,63
0,794
cm
3.14
= 698,08
0,794
cm
53
rata rata
= 599,34
cm
ratarata 4l
ln 1
2l
d
R1
599,34
4 30
1
ln
2 3.14 30 1.5875
= 13,71
R2
599,34
4 40
1
ln
2 3.14 40 1.5875
= 10,97
R3
599,34
4 50
1
ln
2 3.14 50 1.5875
= 9,20
R4
599,34
4 60
1
ln
2 3.14 60 1.5875
= 7,96
R5
599,34
4 70
1
ln
2 3.14 70 1.5875
= 7,03
3.
Jenis tanah
= Pasir
Lokasi
= Tanjung
Jenis Elektroda
5 Inc 2.54
8
= 1.5875 cm
a
= 0,794 cm
Satu Elektroda
i
=
=2
3.14
= 49,86
=2
0,794
10
cm
3.14
10,794
= 39,89
3
=2
3.14
=2
3.14
=2
3.14
= 14,9
0,794
0,794
= 30,89
R
cm
rata rata
0,794
cm
= 19,9
cm
= 29,9
cm
cm
ratarata 4l
ln 1
2l
d
R1
30,89
4 30
1
ln
2 3.14 30 1.5875
= 0,70
R2
30,89
4 40
1
ln
2 3.14 40 1.5875
= 0,56
R3
30,89
4 50
1
ln
2 3.14 50 1.5875
= 0,47
R4
30,89
4 60
1
ln
2 3.14 60 1.5875
= 0,41
R5
30,89
4 70
1
ln
2 3.14 70 1.5875
= 0,36
Dua Elektroda
i
=
=2
3.14
= 24,93
=2
3
=2
=2
5
=2
10
10
10
2,5
cm
3.14
= 9,97
cm
3.14
= 12,46
cm
3.14
= 14,95
0,794
cm
3.14
= 19,94
10
cm
rata rata
=
= 16,45
R
cm
ratarata 4l
ln 1
2l
d
R1
16,45
4 30
1
ln
2 3.14 30 1.5875
= 0,37
R2
16,45
4 40
1
ln
2 3.14 40 1.5875
= 0,30
R3
16,45
4 50
1
ln
2 3.14 50 1.5875
= 0,25
R4
16,45
4 60
1
ln
2 3.14 60 1.5875
= 0,21
R5
16,45
4 70
1
ln
2 3.14 70 1.5875
= 0,19
Tabel Perbandingan
1.
Jenis tanah
= Sawah
Lokasi
= Tanjung
Jenis Elektroda
Jumlah Elektroda
(buah)
II (jarak 1.5 m)
Kedalaman (cm)
Tahanan ()
Praktek
Analisis
30
200
15,62
40
150
12,50
50
120
10,48
60
115
9,08
70
100
8,01
30
140
9,67
40
90
7,74
50
74
6,49
60
66
5,62
70
56
5,16
2.
Jenis tanah
Lokasi
= Tanjung
Jenis Elektroda
Jumlah Elektroda
(buah)
II (jarak 1.5 m)
3.
Jenis tanah
Kedalaman (cm)
Tahanan ()
Praktek
Analisis
30
280
40,90
40
200
32,7
50
125
27,48
60
100
23,81
70
88
21,02
30
240
13,71
40
140
10,97
50
100
9,20
60
68
7,96
70
53
7,03
= Pasir
Lokasi
= Tanjung
Jenis Elektroda
Jumlah Elektroda
(buah)
Kedalaman (cm)
II (jarak 1.5 m)
Tahanan ()
Praktek
Analisis
30
10
0,70
40
0,56
50
0,47
60
0,41
70
0,36
30
0,37
40
0,30
50
0,25
60
2.5
0,21
70
0,19
= Tanjung
Jenis Elektroda
Satu Elektroda
250
200
200
150
150
Tahanan ()
120
115
Praktek
100
100
50
15.62
0
12.5
10.48
9.08
8.01
40
50
60
70
30
Analisis
Dua Elektroda
160
140
140
120
90
100
Tahanan ()
74
80
66
56
60
Analisis
40
209.67
0
7.74
6.49
5.62
5.16
40
50
60
70
30
2. Jenis tanah
Lokasi
= Tanjung
Jenis Elektroda
Satu Elektroda
Praktek
12
10
8
Tahanan ()
6
4
2
1
0
Kedalaman Elektroda (cm)
Dua Elektroda
300
240
250
200
140
Tahanan () 150
100
Analisis
68
50
13.71 10.97
0
Praktek
100
30
40
53
9.2
7.96
7.03
50
60
70
3. Jenis tanah
= Pasir
Lokasi
= Tanjung
Jenis Elektroda
Satu Elektroda
12
10
10
8
8
6
Tahanan ()
6
Praktek
4
4
2
0.7
0
30
0.56
0.47
0.41
0.36
40
50
60
70
Analisis
Dua Elektroda
6
5
5
4
4
3
Tahanan () 3
2.5
2
Analisis
1
0.37
0
30
0.3
0.25
0.21
0.19
40
50
60
70
Tabel Analisa
1. Jenis tanah
Praktek
= Hitam Basah
Lokasi
Jenis Elektroda
2. Jenis tanah
Lokasi
= Lapangan UMI
Jenis Elektroda
3. Jenis tanah
= Pasir Basah
Lokasi
= Tanjung
Jenis Elektroda
4. Jenis tanah
= Rawah
Lokasi
= Hertasning Baru
Jenis Elektroda
I. 5.
Kesimpulan
Harga tahanan jenis tanah yang diperoleh dari data praktek berbeda
dengan analisis yang bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti tidak
sempurnanya lagi bentuk elektroda batang karena sering digunakan
yang menyebabkan berubahnya luas penampang elektroda yang
berpengaruh pada perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim asisten, 2013. Buku penuntun praktikum Laboratorium Transmisi dan
Tegangan Tinggi, Universitas Muslim Indonesia.
http://ak4037.wordpress.com/2008/10/04/tahanan-pentanahan/
http://blogunimed.blogspot.com/2011/09/laporan-elektroda-pembumian.html
http://gustafparlindungan.blogspot.com/2009/12/besarnya-tahanan-tanah-sangatpenting.html
http://indraelektrounila.files.wordpress.com/2010/10/pendahuluan1.doc
http://jofania.wordpress.com/tag/grounding/
http://nirwanidea.wordpress.com/2008/05/18/pengukuran-tahanan-jenis-tanah/
http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener15b.html