Motor asinkron biasa juga disebut motor induksi adalah alat listrik
yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
dengan prinsip induksi elektromagnetik. Pembebanan beban mekanik
pada motor akan mengakibatkan turunnya putaran motor. Hal ini
mengakibatkan turunnya GGL lawan pada belitan armatur motor
tersebut, sehingga motor akan menarik arus yang besar, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa putaran motor asinkron dipengaruhi
oleh penambahan pada beban.
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang
paling luas digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa
motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke
statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber
tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating
magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi sangat
banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri
maupun di rumah tangga. Motor induksi pada umumnya berputar
dengan kecepatan konstan, mendekati kecepatan sinkronnya. Meskipun
demikian pada penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya
pengaturan putaran. Pengaturan motor induksi memerlukan biaya yang
agak tinggi, motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-
fase dan motor induksi 1-fase.
Gambar I.1 : Motor Asinkron
.(I.1)
Dimana :
S = Slip (%)
ns = kecepatan sinkron
nr = kecepatan rotor (rpm)
Motor induksi tiga phasa merupakan motor arus bolak-balik (AC)
yang paling luas digunakan penamaannya berasal dari kenyaataan
bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari suatu sumber tertentu
tetapi merupakan arus yang berasal dari tegangan yang diinduksikan
sebagai akibat adanya relatif antara putaran rotor dan medan putar
(rotaring magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator jadi rotor
motor induksi tidak langsung menerima tegangan atau arus dari luar,
melainkan arus yang berasal dari tegangan yang diinduksikan.
Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting seperti
yang dipaparkan berikut :
1) Stator
Stator yaitu bagian yang diam, terdiri atas rumah motor
(enclosure). Pada bagian dalam terdapat inti stator yang berupa
laminasi plat-plat baja tipis terisolasi satu sama lain, slot belitan
stator (alur) yaitu empat menempatkan belitan pada stator. Lilitan
fasa ini dapat tersambung delta atau bintang.
Banyak kumparan dalam stator bersesuain dengan jumlah
kutub dan berdasarkan dengan putaran yang ditentukan. Semakin
banyak kutub maka putaran akan semakin rendah demikian pula
sebaliknya. Inti stator dibuat dari lapisan baja beralur yang
ditempatkan dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau
plat baja dipabrikasi.
Gambar I.2 : Rangka Stator yang terbuat dari besi tuang
4. Poros.
Motor induksi yang menggunakan rotor sangkar disebut
motor induksi rotor sangkar sedangkan motor induksi yang
menggunakan rotor lilit disebut motor lilit atau slip ring.
Perencanaan, pembuatan dan pengoperasian mesin asinkron,
khususnya motor asinkron memerlukan suatu metoda untuk
mengetahui karakteristik mesin tersebut. Berbagai metoda yang
dapat digunakan, salah satunya adalah metoda yang dikemukakan
oleh Gabriel Kron (1938) yang disebut analisis tensor atau tensor
analysis.
3. Celah Udara
Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang
merupakan ruangan antara stator dan rotor. Pada celah udara ini
lewat fluks induksi stator yang memotong kumparan rotor sehingga
meyebabkan rotor berputar. Celah udara yang terdapat antara stator
dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil kerja
motor yang optimum.
Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu besar akan
mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila
jarak antara celah terlalu kecil atau sempit akan menimbulkan
kesukaran mekanis pada mesin. Bentuk gambaran sederhana
bentuk alur atau slot pada motor induksi diperlihatkan pada gambar
dibawah. Karena kesederhanaanya konstruksinya yang kuat dan
karakteristik kerjanya yang baik. Motor induksi merupakan motor
AC yang paling banyak digunakan.
Gambar I.3 : Stator, Rotor dan Celah Udara pada Motor
Atau
3
2. .Ns
k = konstanta, nilainya =
dT
0
dS
S. Torsi maksimum . Berdasarkan hasil diferensial ini
akan diperoleh ;
Gambar I.5 : Karakteristik Slip dan Torsi
Saat berputar
Daya Keluar Rotor Kotor = Daya Masuk Rotor - Rugi Tembaga Rotor
Pout rotor = Tg .2. .Nr
Rugi Tembaga Rotor untuk Sistem Tiga Fasa, adalah :