Anda di halaman 1dari 7

25

BAB IV
MEDIA KOMUNIKASI SISTEM SCADA

4.1 Tujuan Percobaan


Dengan melakukan percobaan ini maka diharapkan :
1. Mahasiswa dapat mengetahui media komunikasi sistem SCADA.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengoperasian media komunikasi
sistem SCADA.

4.2 Landasan Teori


Media komunikasi sistem SCADA dalam penyaluran listrik, tentu
pemilihan jenis media transmisi data juga penting. Dari banyak jenis dan
produk media seperti kabel optik, kabel tembaga (pilot cable), radio RF,
seluler hingga satelit, saya cenderung memilih kabel optik dan radio sebagai
jenis yang harus ditumbuh kembangkan. Kabel optik punya keunggulan dalam
hal kapasitas dan kecepatan data, dengan memanfaatkan prinsip pantulan
sempurna dan kecepatan cahaya. Data digital dari device pengirim dikonversi
menjadi gelombang radiasi cahaya yang merambat dalam kabel yang
terbentuk sedemikian rupa dari serbuk kaca. Menghasilkan pantulan sempurna
dalam kabel tersebut dalam kecepatan cahaya kemudian sampai di tujuan data
diubah lagi ke dalam bentuk digital, dan siap untuk dibaca dan diproses oleh
device penerima. Permasalahannya, device-device yang terkait seperti
konverter di dua sisi (penerima dan pengirim), kabelnya, maupun perangkat
pendukung lain (switch, hub, router, SDH dan PDH) membutuhkan investasi
yang nilainya tidak sedikit, pemeliharaan yang harus tertata rapi dari ujung
pengirim sampai ujung penerima, serta pembangunan infrastruktur yang
cukup memakan waktu. Namun semua itu terbayar dengan kualitas transmisi
data yang didapat.
Sementara Radio Data, punya keunggulan dalam hal minimnya waktu
pembangunan infrastruktur, mudah dalam memelihara dikarenakan hanya dua
titik yang harus diperhatikan (sisi penerima, dan sisi pengirim), dapat
diletakkan di area-area yang sulit dijangkau bila ingin memanfaatkan jaringan
26

kabel, serta menggunakan device yang cenderung praktis. Hanya saja


dikarenakan propagasi gelombang radio memanfaatkan frekuensi, dan
frekuensi gelombang bukanlah benda yang gratis. Ada aturan yang dibuat
oleh Disjen Postel (Depkominfo) yang mesti dituruti karena sifat gelombang
yang bisa saling berinterferensi pada rentang frekuensi yang sama.

4.3 Data Pengamatan


Tabel 4.3.1 Data Pengamatan Proses Pembuatan Semen

No Bagian Keterangan
Media komunikasi yang
1. Kabel digunakan adalah kabel copper
atau tembaga.
27

4.4 Pembahasan
Supervisory Control and Data Acquisition atau SCADA merupakan
sebuah sistem yang mengawasi dan mengendalikan peralatan proses yang
tersebar secara grafis. Alasan digunakannya SCADA sendiri dikarenakan
adanya kebutuhan untuk melakukan pengawasan langsung dari penyaluran
tenaga listrik, yaitu dengan melakukan pengumpulan informasi keadaan
peralatan atau perangkat dilapangan dan mengambil tindakan atas informasi
tersebut secara remote atau jarak jauh secara real time dan terpusat.
Fungsi dasar dari SCADA ada tiga yaitu telemetering (TM), telesinyal
(TS), dan telekontrol (TC). Telemetering (TM) berfungsi mengirimkan
informasi berupa pengukuran dari besaran besaran listrik pada suatu saat
tertentu, seperti tegangan, arus, dna frekuensi. Pemantauan yang dilakukan
oleh dispatcher diantaranya menampilkan daya nyata dalam MW, daya reaktif
dalam Mvar, tegangan dalam KV, dan arus dalam A. Dengan demikian
dispatcher dapat memantau keseluruhan informasi yang dibutuhkan secara
terpusat. Telesinyal (TS) berfungsi mengirimkan sinyal yang menyatakan
status suatu peralatan atau perangkat. Informasi yang dikirimkan berupa status
pemutus tegangan, pemisah, ada tidaknya alarm, dan sinyal sinyal lainnya.
Telesinyal dapat berupa sebuah perlatan tunggal, dpat pula berupa
pengelompokan dari sejumlah perlatan. Telesinyal dapat dinyatakan secara
tunggal (single indication) atau ganda (double indication). Status peralatan
dinyatakan dengan cara indikasi ganda. Indikasi tunggal menyatakan alarm.
Telekontrol (TC) befungsi untuk membuka atau menutup peralatan sistem
tenaga listrik, yang dapat dilakukan oleh dispatcher secara remote, yaitu
hanya dengan menekan salah satu tombol perintah buka atau tutup yang ada di
dispatcher.
Untuk menjalankan tugasnya, dispatcher dibantu oleh sistem SCADA
yang terintergrasi yang berada didalam suatu ruangan khusus yang disebut
control center. Ruangan tersebut adalah ruangan dimana ditempatkannya
perangkat perangkat komputer yang disebut Master Station. Sedangkan
fungsi utama dari sistem SCADA antara lain, pertama akuisisi data, informasi
pengukuran dari sistem tenaga listrik seperti tegangan, daya aktif, dan
28

frekuensi disimpan dan diproses secara real time, sehingga setiap ada
perubahan nilai dari pengukuran dapat langsung dikirim ke Master Station.
Kedua, konversi data, data pengukuran dari sistem tenaga listrik seperti
tegangan, daya aktif, dan frekuensi yang diperoleh tranducer awalnya berupa
data analog untuk kemudian data tersebut dikirim oleh tranducer ke RTU.
Oleh RTU data yang awalnya berupa data analog diubah menjadi data digital.
Sehingga data yang dikirimkan ke Master Station berupa data digital.
Ketiga, pemrosesan data, setiap data yang dikirim oleh RTU akan diolah
di Master Station, sehingga data tersebut bisa langsung ditampilkan ke layar
monitor dan dispatcher bisa membaca data data tersebut. Keempat,
supervisory data, dispatcher dapat mengawasi dan mengontrol peralatan
sistem tenaga listrik. Supervisory control selau menggunakan operasi dua
tahap untuk meyakinkan keamanan operasi, yaitu pilihan dan tahap eksekusi.
Kelima, pemrosesan event dan alarm, event adalah setiap kejadian dari kerja
suatu peralatan listrik yang dicatat oleh SCADA. Misalnya, kondisi normally
close (N/C) dan kondisi normally open (N/O). Sedangkan alarm adalah
indikasi yang menunjukkan adanya perubahan status di SCADA. Semua status
dan alarm pada telesinyal harus diproses untuk mendeteksi setiap perubahan
status lebih lanjut untuk event yang terjadi secara spontan atau setelah
permintaan remote control yang dikirim dari control center.
Keenam, tagging (penandaan), tagging adalah indikator pemberi tanda,
seperti tanda masuk atau keluar. Tagging sangat bermanfaat untuk dispatcher
di control center. Tagging digunakan untuk menghindari beroperasinya
peralatan yang diberi tanda khusus, juga untuk memberi peringatan pada
kondisi yang diberi tanda khusus dan ketujuh, post mortem review, melakukan
rekonstruksi bagian dari sistem yang dipantau setiap saat yang akan digunakan
untuk menganalisa setelah kejadian. Untuk melakukan hal ini, control center
mencatat terus menerus dan otomatis pada bagian yang telah didefinisikan dari
data yang diperoleh. Post mortem review mencakup dua fungsi, yaitu
pencatatan dan pemeriksaan.
Pada awalnya SCADA melakukan komunikasi data melalui radio modem
atau jalur kebel serial khusus (saat ini data-data SCADA dapat disalurkan
melalui jaringan ethernet atau TCP / IP). Untuk alasan keamanan, jaringan
29

komputer untuk SCADA adalah jaringan komputer lokal (LAN) tanpa harus
mengekspose data-data penting di internet.
Komunikasi data diatur melalui suatu protokol dan karena kebanyakan
sensor dan kontrol hanyalah peralatan listrik yang sederhana (alat-alat tersebut
tidak dapat menghasilkan atau menerjemahkan protokol komunikasi) dengan
demikian dibutuhkan RTU yang menjebatani antara sensor dan jaringan
SCADA. RTU mengubah masukan-masukan sensor ke format protokol yang
bersangkutan dan mengirimkan ke master SCADA. Selain itu RTU juga
menerima perintah dalam format protokol dan memberikan sinyal listrik yang
sesuai ke relay kontrol yang bersangkutan.
Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan kunjungan di PT. Cement
Puger Jaya Raya Sentosa yang bertempat di Desa Pugerkulon, Kecamatan
Puger, Kabupaten Jember Jawa Timur. Kunjungan ini bertujuan agar
mahasiswa dapat mengetahui media komunikasi sistem SCADA dan cara
pengoperasian media komunikasi sistem SCADA. Komunikasi SCADA diatur
melalui suatu protokol, jika jaman dahulu digunakan protokol khusus yang
sesuai dengan produsen SCADA-nya, sekarang sudah ada beberapa standar
protokol yang ditetapkan, sehingga tidak perlu khawatir masalah kecocokan
komunikasi lagi. Karena kebanyakan sensor dan relai kontrol hanyalah
peralatan listrik yang sederhana, alat-alat tersebut tidak bisa menghasilkan
atau menerjemahkan protokol komunikasi. Dengan demikian dibutuhkan RTU
yang menjembatani antara sensor dan jaringan SCADA. RTU mengubah
masukan-masukan sensor ke format protokol yang bersangkutan dan
mengirimkan ke master SCADA, selain itu RTU juga menerima perintah
dalam format protokol dan memberikan sinyal listrik yang sesuai ke relai
kontrol yang bersangkutan. Pada umumnya media komunikasi pada SCADA
menggunakan kabel pilot, kabel optik, dan radio, serta GPRS. Pilot Cable
digunakan untuk komunikasi data maupun suara. Di paralel kan dengan kabel
tegangan menengah atau tinggi, maka konstruksi kabel dirancang khusus tidak
seperti kabel telepon biasa. PT. Cement Puger Jaya Raya Sentosa untuk media
komunikasinya menggunakan copper cable atau tembaga.
30

Kabel copper atau tembaga adalah kabel penghantar tembaga dan


biasanya dipakai dalam instalasi tenaga listrik dan alat-alat kontrol, sehingga
biasanya disebut kabel instalasi. Kabel tembaga terbagi atas UTP (Unshielded
Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Perbedaan dari keduanya
adalah adanya pelindung dan tidak adanya pelindung pada bagian inti
konduktornya. Kabel UTP terdiri dari empat pasang kabel dengan jalinan yang
berbeda-beda tiap incinya. Semakin rapat jalinan tersebut, tingkat transimisi
dan harganya semakin tinggi. Kabel UTP ini menggunakan konektor RJ-45
yang biasa digunakan untuk Ethernet, ISDN, atau sambungan telepon. Dengan
kabel UTP dapat mengirimkan data lebih banyak dibandingkan LAN.
Sedangkan, kabel STP terdiri dari sepasang kabel yang dilindungi oleh timah,
dan masing-masing kabel tersebut dibungkus oleh pelindung. Dengan copper
cable, PLC akan berjalan sehingga peralatan peralatan dapat bekerja. Jika
terjadi kesalahan dalam proses produksi, maka pekerja dilapangan akan
menghubungi operator melalui walkie talkie. Walkie Talkie sendiri digunakan
untuk berbagi informasi dengan jarak yang tidak begitu jauh dan
mengandalkan signal radio. Contoh peralatan yang bekerja melalui copper
cable atau tembaga yang terhubung dengan PLC yaitu motor bucket dan
motor yang ada pada konveyor.
Dapat diketahui dari hasil kunjungan, bahwa PT.Cement Puger Jaya
Raya Sentosa menggunakan isolasi PVC dan XLPIE serta copper cable atau
tembaga sebagai media komunikasi dari panel tenaga dan distribusi.
31

4.5 Kesimpulan
Dari kunjungan pabrik yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa :
1. Copper Cable atau tembaga adalah kabel penghantar tembaga dan
biasanya dipakai dalam instalasi tenaga listrik dan alat-alat kontrol,
sehingga biasanya disebut kabel instalasi.
2. PT.Cement Puger Jaya Raya Sentosa menggunakan isolasi PVC dan
XLPIE serta copper cable atau tembaga sebagai media komunikasi dari
panel tenaga dan distribusi.
3. Media komunikasi yang umum digunakan pada sistem SCADA adalah
kabel pilot, kabel optik dan radio, GPRS.
4. Pilot Cable digunakan untuk komunikasi data maupun suara.
5. Copper Cable atau tembaga sangat berperan sangat penting dalam
bekerjanya peralatan-peralatan yang ada pada Pabrik Semen Puger.
6. Contoh peralatan yang bekerja melalui copper cable atau tembaga yang
terhubung dengan PLC yaitu motor bucket dan motor yang ada pada
konveyor.

Anda mungkin juga menyukai