Saya
ingin
menanyakan
beberapa
hal
tentang
sistem
shutdown:
1. Apakah perbedaan antara PSD (Process Shutdown) dan ESD (emergency Shutdown), karena saya
belum
menemukan
perbedaan
yang
kontras
antara
hal
tersebut
2. Mana yang lebih fatal akibatnya terhadap suatu Oil/Gas Plant, Process Failure atau Utility
Failure
3. Apakah betul ESD lebih disebabkan oleh kegagalan utilitas (utility Failure) daripada
kegagalan
process
(Process
Failure)
4. Apa perbedaan mendasar antara sistem DCS dan SCADA? dari beberapa referensi saya simpulkan
bahwa DSC beroperasi secara otomatis tetapi SCADA lebih kepada intervensi manual operator?
Terima kasih atas perhatian dan tanggapannya.
4.
SCADA dan DCS, Kedua2nya bisa dibuat beroperasi automatis atau manual. Tergantung kebutuhan
design criteria-nya pabrik. SCADA mesinnya berkemapuan seperti namanya: supervisory, control
and
data
acquisition.
SCADA
bisa
supervise,memonitor,
mengopersikan,
mengendalikan
dan
mengambil data. Tanpa operator bisa jalan sendiri pabrik itu. Dibanding DCS, Scada punya
keterbatasan jumlah I/O,
juga
punya
kemampuna
seperti
SCADA
supervisory,
control
dan
data
acquisisi.
Bahkan
diatasnya. Seperti namanya DCS (distributed Control System) merupakan mesin sistem control
terdistribusi. Apanya yang didistribusikan? 4 hal, yaitu: 1-CPU 2-ruang 3-Resiko dan 4-man
power (yg nomer 4 ini di cek dulu betul apa salah ya? sudah agak lupa pelajaran lama). DCS
bisa pakai mesinnya sendiri 100%, (semisal yokogawa CS3000, Honeywel TDC 3000, ABB infi90,
dll) , bisa juga pakai mesin SCADA 100%, misal: Pabrik Semen Gresik di Tuban DCS-nya dibangun
dengan mesin SCADA merek XXXX. Bisa juga DCS konfigurasi hybrid atau campuran, misal Yokogawa
STARDOM. Malah dicampur PLC sesua ikebutuhan efektivitas di pabrik.
Aplikasi DCS di pabrik: Pabrik dibagi dalam berbagai proses plant (distribusi klasifikasi dan
resiko), ditentukan areanya tersendiri, lokalisasir
lokasi pabrik di assign CPU sendiri menghadle nya,( entah 1-2-3 CPU tergantung besar kecilnya
proses, entah redundant apa single CPU), dan terakhir manpowernya juga diassign ditiap proses
tadi. Tidak perlu manpower buanyak terpusat di control room (perbandingan man power ini
dibanding pendahulu DCS yaitu mimic panel yang operatornya ngumpul di control room dan
lapangan).
Untuk fungsi2 khusus DCS tidak menangani sendiri tapi menugaskan CPU lain di bawahnya. Bisa
dari SCADA utk menangani. Bahkan CPU dari PLC klo proses sederhana sekali dan tidak rumit.
Atau klo rumit sekali, diwakilkan proses-control-khusus atau proprietary. Misal: MARK VI,
TRICONEC, dll. DCS dengan kemampuan jaringan yang besar, mengambil data/status saja dan
melakukan fungsi supervisory ke perangkat khusus tersebut. Misal: shutdown system di lakukan
SCADA atau PLC, metering dilakukan flow computer, atau analyzer GC dihandle oleh CPU-nya
sendiri. Dimana CPU DCS tidak melakukan semua permisif/squensial shutdon system maupun
perhitungan meter dan proses analisa GC. Tapi di scada atau flow computer dan GC controller.
CPU DCS tinggal supervisory dan foto copy saja.
Diatas
kelas
DCS
masih
ada
juga
yang
lebih
super.
Namanya
CIM,
Computer
Integrated
Manufacturing. Orang masih menyebutnya DCS juga. Karena mesinnya pakai DCS yg ditambahi fungsi
management information system. Misalnya terintegrasi dg MIS, CMMS, LOTO (atau redtag), PAGA,
dll.
Pak
Saya
Munir,
melihat
sedikit
kerancuan
dari
penjelasan
bapak.
terlihat penjelasan bapak lebih ke PLC dan bukan SCADA secara keseluruhan.
PLC dan DCS atau RTU adalah sebuah komponen peralatan control dalam level yg sama yang
membedakan hanyalah jumlah IO.
RTU mempunyai sedikit jumlah IO, biasa nya RTU ini bisa berbentuk PLC compact dimana IO nya
sudah
fixed
terpasang
dan
tidak
expandable
menginggat proses nya juga sederhana, seperti wellhead atau metering system.
PLC mempunyai jumlah IO yang cukup banyak diatas RTU namun dibawah DCS. proses nya pun cukup
banyak namun tidak sekompleks refinery
DCS mempunyai jumlah IO yg besar dan mampu menghandle proses proses yg kompleks sedangkan
SCADA adalah sebuah system untuk memonitor atau melakukan action secara terpusat seluruh
kegiatan atau status baik dari RTU atau PLC atau DCS disimpan secara terpusat di SCADA Server
SCADA server ini hanya membutuhkan sebuah PC yg cukup handal minimal sekelas workstation.
SCADA System saat ini bisa melakukan proses aritmatic yg dilakukan oleh PLC/DCS namun bahasa
yg digunakan berbeda dengan PLC/DCS. bahkan SCADA system sudah bisa terintegrasi dengan system
yg lebih tinggi seperi PIMS (Plant Information Management System).
terkadang sedikit rancu antara SCADA dan kombinasi PLC+HMI kalo DCS fungsi HMI sudah embedded
didalam paket DCS, sedangkan PLC dipasang terpisah dengan HMI nya bisa saja PLC brand A di
kombinasi dengan HMI brand B sedangkan DCS tidak bisa.