Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT saya panjatkan, karena dengan rahmat dan
hidayah-nyalah sehingga penulis dapat menyusun makalah tentang “SCADA
(Supervisory Control And Data Acquisition)”. Makalah ini menjelaskan secara
lengkap tentang SCADA.

Demikian makalah ini penulis susun dan penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu dimohon kritik dan saran yang membangun
untuk memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat diberi respon baik dari setiap pembaca. Atas
perhatian dan waktunya untuk memeriksa dan membaca makalah ini penulis
mngucapkan terima kasih.

Lubuklinggau, 08 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 2

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 2

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 3

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5

2.1 Definisi SCADA.............................................................................................................. 5

2.2 Perkembangan SCADA .................................................................................................. 5

2.3 Karakteristik SCADA...................................................................................................... 6

2.4 Fungsi dan Komponen SCADA ....................................................................................... 6

2.5 Istilah-istilah dalam SCADA ........................................................................................... 9

2.6 Protokol dalam sistem SCADA ..................................................................................... 10

2.7 Tahapan perancangan SCADA ..................................................................................... 27

2.8 Prinsip kerja SCADA .................................................................................................... 28

2.9 Aplikasi SCADA ........................................................................................................... 30

2.10 Manfaat SCADA ........................................................................................................ 31

BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 32

3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 32

3.2 Saran .......................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 33

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

SCADA adalah suatu sistem pengendalian alat secara jarak jauh, dengan
kemampuan memantau data-data dari alat yang dikendalikan. SCADA merupakan
bidang yang secara kontinyu selalu dikembangkan di seluruh bagian dunia pada
berbagai tipe industri yang menghabiskan bertrilyun-trilyun rupiah. Penelitian-
penelitian mengenai SCADA semakin berkembang dengan ditemukannya media
komunikasi bergerak sehingga memunculkan istilah Mobile SCADA.

Salah satu penelitian untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan


dibuatnya suatu sistem SCADA yang dikendalikan melalui web (Robotics and
Automation Group,2004). Di dalam penelitian ini digunakan sebuah server yang
terkoneksi dengan internet yang akan menangani beberapa fungsi dan kontrol
robot. Dengan dipindahkannya beberapa fungsi dan kontrol tersebut maka fungsi
pengendalian robot akan menjadi lebih sederhana, yang berakibat pula sistem
bersifat generik, artinya bisa diterapkan di berbagai bidang aplikasi industri.

Selain itu juga dibuat program berbasis web yang bersifat user friendly. Hal-
hal ini akan mengatasi beberapa permasalahan di atas. Namun demikian sistem di
atas masih belum bersifat bergerak/mobile.

Oleh karena itu penelitian-penelitian baru dilakukan dengan merancang


suatu sistem SCADA yang menggunakan teknologi komunikasi bergerak, untuk
selanjutnya kita sebut sebagai Mobile SCADA. Mobile SCADA sendiri didefinisikan
sebagai penggunaan sistem SCADA dengan media komunikasi jaringan telepon
bergerak (Mayer, 2002). Dengan digunakannya infrastruktur komunikasi bergerak
yang sudah ada tersebut, maka bisa diwujudkan suatu sistem SCADA yang berbiaya
murah, disertai dengan kemampuannya untuk bisa dipasang di mana saja tanpa
tergantung setting lokasi industri.

Dalam sistem ini juga akan digunakan suatu server terhubung sistem
internet yang mengakomodir beberapa fungsi dan kontrol pengendalian sehingga
kerumitan sistem akan terkurangi yang mengakibatkan perangkat SCADA akan dapat
dioperasikan dengan mudah dan lebih bersifat generik serta perawatannya menjadi

2
lebih murah. Penghematan biaya terjadi karena obyek kendali bisa dikendalikan
secara jarak jauh sehingga akan membantu penghematan kerja manusia.

Namun demikian sistem-sistem SCADA yang dikembangkan di atas syarat


dengan rancang bangun yang modern dan integrasi yang tinggi antara perancang
dan industri pendukungnya. Penelitian-penelitian di atas bahkan membutuhkan
biaya yang juga masih sangat mahal untuk mengembangkan mesin SCADA (lihat
Gb.1), yang merupakan komponen utama dari sistem SCADA yang berupa kartu
(card) yang tersambung ke telepon klien dan ke obyek kendali. Sistem
pengembangan alat seperti ini tentu akan sangat berat bila diterapkan di Indonesia.
Maka dari itu dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu sistem SCADA yang
tepat bagi kondisi industri menengah ke bawah di Indonesia, yang bisa dilaksanakan
oleh para peneliti di level universitas di Indonesia, dengan penggunaan komponen
dan perangkat lunak yang mudah didapatkan di pasaran, serta dengan
menggunakan jaringan komunikasi bergerak yang murah di Indonesia, seperti
jaringan CDMA.

Selain permasalahan di atas, ada permasalahan utama yang akan menjadi


titik perhatian dalam penelitian ini,yaitu pembuatan protokol atau aturan kendali
yang nantinya akan menjadi lkitasan pembuatan perangkat lunak sistem Mobile
SCADA ini. Protokol ini nantinya harus dibuat sedemikian rupa sehingga perangkat
lunak serta perangkat keras yang dibangun dalam sistem ini dapat mengatasi
berbagai permasalahan di atas, yaitu bersifat generik, mudah digunakan, mudah
dirawat, mudah beradaptasi, dan mobile.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa definisi SCADA?
2. Bagaimana perkembangan SCADA?
3. Apa saja karateristik SCADA?
4. Apa saja fungsi dan komponen SCADA?
5. Apa saja istilah-istilah dalam SCADA?
6. Bagaimana protocol dalam sistem SCADA?
7. Bagaimana tahapan perancangan SCADA
8. Bagaimana prinsip kerja SCADA?
9. Apa saja contoh aplikasi SCADA?
10. Apa saja manfaat SCADA?

3
1.3 Tujuan
Tujuan makalah yang terdapat dalam makalah ini adalah Setelah
mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa memahami pembahasan tentang
SCADA

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi SCADA

SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah suatu sistem


pengakuisisian suatu data untuk digunakan sebagai control dari sebuah obyek.
Sistem SCADA yang paling sederhana yang mungkin bisadijumpai di dunia adalah
sebuah rangkaian tunggal yang memberitahu anda sebuah kejadian (event). Sebuah
sistem SCADA skala penuh mampu memantau dan (sekaligus) mengontrol proses
yang jauh lebih besar dan kompleks.

SCADA schematic overview

2.2 Perkembangan SCADA

SCADA telah mengalami perubahan generasi, dimana pada awalnya design


sebuah SCADA mempunyai satu perangkat MTU yang melakukan Supervisory
Control dan Data Acquisition melalui satu atau banyak RTU yang berfungsi sebagai
(dumb) Remote I/O melalui jalur komunikasi Radio, dedicatedline Telephone dan
lainnya.

Generasi SCADA pertama ini disebut monolitik.Generasi berikutnya yaitu


jaringan, membuat RTU yang intelligent,sehingga fungsi local control dilakukan oleh
RTU di lokasi masing‐masing RTU,dan MTU hanya melakukan sury control yang
meliput beberapa atau semua RTU.Dengan adanya local control, operator harus
mengoperasikan masing-masinglocal plant dan membutuhkan MMI local.Banyak

5
pabrikan yang mengalihkankomunikasi dari MTU – RTU ke tingkatan MMI (Master) –
MMI (Remote) melalui jaringan microwave satelit. Ada juga yang mengimplementasi
komunikasinya pada tingkatan RTU, karena berpendapat bahwa kita tidak bias
mengandalkan sistem padter, dan komunikasi pada tingkatan computer (MMI)
membutuhkan banwidth yang lebar dan mahal.

Dengan majunya teknologi dan internet saat ini, concept SCADA diatas
berubah menjadi lebih sederhana yang disebut dengan generasi ketiga
“terdistribusi” dan memanfaatkan infrastruktur internet yang pada saat iniumumnya
sudah dibangun oleh perusahaan‐perusahaan besar seperti Pertamina. Apabila ada
daerah‐daerah atau wilayah yang belum terpasang infrastrukturinternet, saat ini
dipasaran banyak bisa kita dapatkan Wireless LAN device yangbisa menjangkau jarak
sampai dengan 40 km (tanpa repeater) dengan harga relatif murah. Setiap Remote
Area dengan sistem kontrolnya masing‐masing yang sudahdilengkapi dengan OPC
(OLE for Process Control; OLE = Object Linking & Embedding) Server, bisa
memasangkan suatu Industrial Web Server denganTeknologi XML yang kemudian
bisa dengan mudah diakses dengan Web Browserbiasa seperti yang kita gunakan.

2.3 Karakteristik SCADA

Dilihat dari karakteristik sistem kontrolnya, sistem SCADA terbagi menjadi


dua, yaitu open loop (komunikasi jarak jauh) dan closed loop (komunikasi jarak
dekat).

Perbedaan diantara keduanya hanyalah alat komunikasi yang digunakan,


dimana pada sistem kontrol open loop, sistem SCADA menggunakan jaringan WAN
(wireless area network) dengan dilengkapi sistem radio (pengirim dan penerima
sinyal) untuk ribuan I/O dan pengontrolan bisa dilakukan dengan jarak ribuan
kilometer.

Untuk closed loop, sistemnya mirip dengan DCS (distributed control sistem),
dimana sistem ini merupakan sistem atau unit pengumpul dan kontrol data yang
biasanya ditempatkan pada area terbatas dan sistem komunikasi yang digunakan
oleh DCS berupa LAN (local area network).

2.4 Fungsi dan Komponen SCADA

Sebuah sistem SCADA memiliki 4 (empat) fungsi , yaitu:

6
1. Akuisisi Data

Pada kenyataannya, kita membutuhkan pemantauan yang jauh lebih banyak


dan kompleks untuk pengukuran terhadap masukan dan beberapa sensor digunakan
untuk pengukuran terhadap keluaran (tekanan, massa jenis, densitas dan lain
sebagainya). Beberapa sensor bisa melakukan pengukuran kejadian secara
sederhanayang bisa dideteksi menggunakan saklar ON/OFF, masukan seperti ini
disebutsebagai masukan diskrit ataumas ukan digital. Misalnya untuk mengetahui
apakahsebuah alat sudah bekerja (ON) atau belum (OFF), konveyornya sudah jalan
(ON) atau belum (OFF), mesinnya sudah mengaduk (ON) atau belum (OFF), dan lain
sebagainya. Beberapa sensor yang lain bias melakukan pengukuran secara
kompleks, dimana angka atau nilai tertentu itu sangat penting, masukan seperti
ini disebut masukan analog, bisadigunakan untuk mendeteksi perubahan secara
kontinu pada, misalnya, tegangan,arus, densitas cairan, suhu, dan lain sebagainya.

Untuk kebanyakan nilai-nilai analog, ada batasan tertentu yang didefinisikan


sebelumnya, baik batas atas maupun batas bawah. Misalnya, Anda ingin
mempertahankan suhu antara 30 dan 35 derajat Celcius, jika suhu ada dibawah
atau diatas batasan tersebut, maka akan memicu alarm (baik lampu dan/atau
bunyi-nya). Terdapat empat alarm batas untuk sensor analog: Major Under, Minor
Under, Minor Over, dan Major Over Alarm.

2. Komunikasi Data

Pada awalnya, SCADA melakukan komunikasi data melalui radio,modem atau


jalur kabel serial khusus. Saat ini data-data SCADA dapat disalurkan melalui jaringan
Ethernet atau TCP/IP. Untuk alasan keamanan, jaringankomputer untuk SCADA
adalah jaringan komputer local (LAN - Local AreaNetwork) tanpa harus mengekspos
data-data penting di Internet. Komunikasi SCADA diatur melalui suatu protokol, jika
jaman dahulu digunakan protokol khusus yang sesuai dengan produsen SCADA-nya,
sekarang sudah ada beberapa standar protocol yang ditetapkan, sehingga tidak
perlu khawatir masalah ketidakcocokan komunikasi lagi. Karena kebanyakan sensor
dan relai kontrol hanyalah peralatan listrikyang sederhana, alat- alat tersebut tidak
bisa menghasilkan atau menerjemahkan protocol komunikasi. Dengan demikian
dibutuhkan RTU yang menjembatani antara sensor dan jaringan SCADA. RTU
mengubah masukan-masukan sensor keformat protokol yang bersangkutan dan
mengirimkan ke master SCADA, selain itu RTU juga menerima perintah dalam format
protokoldan memberikan sinyal listrik yang sesuai ke relai kontrol yang
bersangkutan.

7
3. Penyajian Data

Sistem SCADA melakukan pelaporan status berbagai macam sensor (baik


analog maupun digital) melalui sebuah komputer khusus yang sudah dibuatkan HMI-
nya (Human Machine Interface) atau HCI-nya (Human Computer Interface). Akses
ke kontrol panel ini bisa dilakukan secara lokal maupun melalui website. Bahkan saat
ini sudah tersedia panel-panel kontrol yang TouchScreen.

4. Kontrol

Kita bisa melakukan penambahan control ke dalam sistem SCADA melalui


HMI-nya. Bisa dilakukan otomasi kontrol atau otomasi proses, tanpa melibatkan
campur tangan manusia

Fungsi-fungsi tersebut didukung sepenuhnya melalui 4 (empat) komponen


SCADA, yaitu:

1. Sensor (baik yang analog maupun digital) dan relai kontrol yang langsung
berhubungan dengan berbagai macam aktuator pada sistem yang dikontrol.

2. RTUs (Remote Telemetry Units). Merupakan unit-unit “komputer”


kecil(mini), maksudnya sebuah unit yang dilengkapi dengan sistem
mandiriseperti sebuah komputer, yang ditempatkan pada lokasi dan tempat-
tempattertentu di lapangan. RTU bertindak sebagai pengumpul data lokal
yangmendapatkan datanya dari sensor-sensor dan mengirimkan perintah
langsung ke peralatan di lapangan.

3. Unit master SCADA (Master Terminal Unit - MTU). Merupakan


komputer yang digunakan sebagai pengolah pusat dari sistem SCADA. Unit
master ini menyediakan HMI (Human Machine Iterface) bagi
pengguna, dan secara otomatis mengatur sistem sesuai dengan masukan-
masukan (dari sensor) yang diterima.

4. Jaringan komunikasi, merupakan medium yang menghubungkan


unit master SCADA dengan RTU-RTU di lapangan.

8
2.5 Istilah-istilah dalam SCADA

a. ASCII :

American Standard Code for Information Interchange. ASCII mendefinisikan


pola rangkaian bit yang menotasikan karakter-karakter alfanumeris, kontrol, dan
simbol-simbol khusus.

b. COM :

Communication. Port Com adalah suatu port yang digunakan untuk


menyediakan komunikasi serial.

c. EEPROM :

Electrically Erasable Programmable Read Only Memory. EEPROM dapat


menyimpan data walau satu dayanya off. Data bisa dihapus dengan suatu
sengatanlistrik.

d. IO :

Input and Output.

e. IP :

Internet Protocol. Suatu protocol yang bersifat packet switched yang


membentuk basis transmisi data pada Internet.

f. KB :

KiloBytes. Satu kilobyte = 1024 bytes.

g. PIC :

Programmable Interrupt Control.

h. RS-232 :

Suatu protokol komunikasi serial yang umum digunakan.

i. RTUs :

Remote Telemetry Units.

j. TCP :

9
Transmission Control Protocol. Suatu protokol koneksi primer
padaInternet, berada di atas IP.

2.6 Protokol dalam sistem SCADA

Salah satu hal yang penting pada sistem SCADA adalah komunikasi
dataantara sistem remote ( remote station / RTU ) dengan pusat kendali.
Komunikasipada sistem SCADA mempergunakan protokol khusus, walaupun ada
juga protokol umum yang dipergunakan.

Protokol yang dipergunakan pada system SCADA untuk sistem tenaga listrik
diantaranya :

1. Protocol Modbus

Modbus adalah protokol komunikasi serial yang diterbitkan oleh Modicon pada
1979 untuk diaplikasikan pada programmable logic controller (PLC). Kemudian
protokol ini telah menjadi standar de facto protokol komunikasi di industri, dan
sekarang Modbus merupakan protokol komunikasi dua-arah yang paling umum
digunakan sebagai media penghubung dengan perangkat industri atau media
elektronik lainnya dengan komputer. Alasan utama penggunaan Modbus secara
ekstensif sebagai protokol komunikasi adalah:
 Modbus diterbitkan sebagai open protocol dan bebas royalti
 Modbus relatif mudah untuk digabungkan dengan jaringan industri
 Modbus melakukan transfer data “raw bits” atau “words” tanpa membatasi
jenis vendor atau jenis merk pabrikan perangkat industri yang digunakan
Modbus memungkinkan adanya komunikasi dua-jalur antar perangkat yang
terhubung ke jaringan yang sama, misalnya suatu sistem yang mengukur suhu dan
kelembaban dan mengkomunikasikan hasilnya ke komputer (HMI). Modbus sering
digunakan untuk menghubungkan sopervisory computer dengan remote terminal
unit (RTU) supervisory control dan sistim akuisisi data ( SCADA ).

Pabrikan atau suplier besar maupun kecil, system integrator, end-user, pengembang
open source, dosen dan pihak yang berkepentingan lainnya dapat menjadi anggota
Modbus. Beberapa anggota yang menonjol adalah SoftDEL Systems, Precision Digital
Corporation, Motor Protection Electronics, FieldServer Technologies dan masih
banyak lagi.

10
Versi-Versi Protokol

Komunikasi dengan menggunakan Protokol Modbus bisa melalui


perantara port serial (RS-232, RS-485, FO), bisa juga
melalui Ethernet (LAN) dan jaringan lainnya yang mendukung protokol
Internet.
Kebanyakan perangkat Modbus berkomunikasi melalui serial EIA-
485 physical layer, umumnya pabrikan sensor dan tranducer tipe
compact menggunakan ini karena jauh lebih simple dan low-cost. Ada
banyak varian protokol Modbus
 Modbus RTU — digunakan dalam komunikasi serial & menggunakan
representasi nilai data biner yang dipadatkan sebagai protokol komunikasi.
Format RTU mengikuti request perintah / transfer data dengan cyclic
redundancy check checksum sebagai mekanisme pemeriksaan kesalahan
(error-check) untuk memastikan keandalan data. Modbus RTU adalah
implementasi yang paling umum dari semua versi Modbus yang ada. Sebuah
pesan Modbus RTU harus dikirimkan secara terus menerus tanpa jeda antar-
karakter. Setiap pesan Modbus dibingkai atau dipisahkan oleh periode-periode
saat idle (tanpa komunikasi atau Port komunikasi ditutup atau OFF).
Komunikasi via Modbus RTU sering dipakai dalam sistem monitoring skala kecil
dimana sensor-sensor dan komputer HMI letaknya tidak sangat jauh.
 Modbus ASCII — Protokol Modbus jenis ini digunakan pada komunikasi serial
dan memanfaatkan karakter ASCII dalam berkomunikasi di dalam satu protokol.
Format data ASCII menggunakan sebuah longitudinal redundancy
check checksum di dalam memeriksa kesalahan transfer data. Pesan data pada
Modbus ASCII dibingkai oleh tanda titik dua atau colon (':') dimuka dan diikuti
oleh baris baru (CR/LF). Komunikasi antar perangkat elektronik dengan
komputer melalui Protokol Modbus ASCII umumnya digunakan dalam jaringan
telepon atau pun Modem GSM apabila tidak tersedia infrastruktur jaringan
yang memadai seperti LAN atau jaringan Fiber-Optic disana.
 Modbus TCP/IP or Modbus TCP — Protokol Modbus varian ini hanya bisa
digunakan untuk komunikasi melalui jaringan TCP/IP atau umumnya dikenal
dengan jaringan LAN. Modbus TCP/IP tidak memerlukan kalkulasi checksum
pada layer terakhir untuk menangani kesalahan transfer data seperti pada
komunikasi serial. Modbus TCP/IP lebih cepat dalam melakukan transfer data
dibanding dengan Modbus RTU apalagi Modbus ASCII. Pada aplikasi sistem
SCADA atau pun Automation yang kompleks dimana digunakan perangkat IED
dalam jumlah yang banyak dan beraneka ragam atau dimana tingkat traffic

11
transfer data yang padat, saya lebih menyarankan penggunaan Modbus TCP/IP
untuk mencapai tingkat real-time yang lebih tinggi. Tentu saja perangkat IED
dengan Port TCP/IP itu sendiri harganya relatif lebih mahal dibanding dengan
Port RS-485.
 Modbus over TCP/IP or Modbus over TCP — Ini adalah varian Modbus yang
berbeda dari Modbus TCP dimana digunakan checksum atau kalkulasi
kesalahan transfer data (error-check) yang termasuk dalam payload seperti
Modbus RTU.
 Modbus Plus (Modbus+ or MB+) — Modbus Plus (Modbus + atau MB +) juga
ada dan merupakan versi ekstensi dari semua versi Modbus, namun hanya
eksklusif untuk SCHNEIDER ELECTRIC saja. Modbus ini membutuhkan co-
prosesor khusus untuk menangani rotasi token secara cepat seperti HDLC.
Modbus jenis ini menggunakan kabel twisted pair pada kecepatan 1 Mbit/s dan
termasuk trafo isolasi di setiap node. Antarmuka khusus diperlukan sebagai
penghubung Modbus Plus ke komputer, biasanya menggunakan card ISA
(SA85), bus PCI atau PCMCIA yang khusus dibuat untuk MB+.

Pemodelan data dan fungsi request data pada ke-empat varian Modbus selain MB+
diatas pada dasarnya adalah identik, hanya enkapsulasi atau fromat
frame/bingkainya saja yang berbeda.

Komunikasi dan perangkat

Setiap perangkat yang diinginkan untuk berkomunikasi via protokol Modbus harus
diberi alamat yang unik atau tidak boleh sama dengan alamat perangkat lainnya.
Dalam komunikasi serial dan jaringan MB+ hanya node yang ditugaskan sebagai
Master saja yang dapat memulai perintah, berbeda halnya dengan Ethernet,
perangkat manapun dapat mengirimkan perintah Modbus, walaupun biasanya
hanya satu perangkat master yang melakukannya.

Perintah Modbus berisi alamat Modbus perangkat yang ingin dituju atau yang ingin
diminta berkomunikasi.. Hanya perangkat yang dimaksudkan akan bertindak atas
perintah, meskipun perangkat lain mungkin juga menerima pesan/perintah tersebut
(pengecualian adalah perintah broadcastable khusus dikirim ke node 0 yang
bertindak tapi tidak diakui). Semua perintah pada Modbus mengandung
pemeriksaan informasi, untuk memastikan bahwa perintah yang datang tidak rusak
atau error. The Perintah dasar pada Modbus dapat memerintahkan
sebuah RTU untuk mengubah nilai salah satu kontrol,register atau membaca sebuah
port Input/Output, serta sekaligus memerintahkan perangkat untuk mengirimkan

12
kembali satu atau lebih nilai yang terkandung dalam register yang diakses atau
dirubah tersebut.

Ada banyak modem dan gateway yang didukung oleh Modbus, karena memang
Modbus merupakan protokol yang sangat sederhana dan sering disalin oleh
pabrikan-pabrikan perangkat elektronik dan jaringan. Beberapa dari mereka, ada
yang secara khusus membuat perangkat yang dirancang untuk protokol ini.
Implementasi yang berbeda menggunakan kabel, komunikasi nirkabel dan bahkan
SMS atau GPRS. Masalah klasik para desainer sistem monitoring dengan jaringan
nirkabel/wireless, SMS dan GPRS adalah bahwa sistem yang mereka buat harus
mampu mencakup latensi tinggi dan mengatasi masalah waktu.

Format Frame/Bingkai Data pada Modbus

Semua varian Modbus memilih untuk menggunakan format frame/bingkai data yang
berbeda.

Format Frame / Bingkai Data Modbus RTU (Serial) - untuk satu kali transfer
data

Nama Panjang Data Fungsi Layer / Lapisan Data Biner

Setidaknya 3.5 kali karakter antar


frame untuk waktu jeda
Start 3.5c idle
(keheningan/silence) setiap proses
transfer data

Station Address atau Alamat


Address 8 bits 8 bit
Perangkat/Slave yang Dituju

Indikasi Function Codes seperti Read


Function Code 8 bits 8 bit Coil, Read Register, Write Register
dsb.

Data + Length, akan terisi


n * 8 bits n *
Data bergantung pada jenis pesan yang
8 bit
dikirim/diterima

Error checks atau Checksum


CRC Check 16 bits 16 bit
kesalahan transfer data

13
Setidaknya 3.5 kali karakter antar
frame untuk waktu jeda
End 3.5c idle
(keheningan/silence) setiap proses
transfer data

Format Frame Modbus ASCII

Nama Panjang Data Fungsi Layer

Dimulai dengan “titik dua”


atau colon ( : ), nilai
Start 1 char
ASCII colon dalam hexadecimal
adalah 3A)

Station Address atau Alamat


Address 2 chars
Perangkat/Slave yang Dituju

Indikasi Function Codes seperti Read


Function Code 2 chars Coil, Read Register, Write Register
dsb.

Data + Length, akan terisi bergantung


Data n chars pada jenis pesan yang
dikirim/diterima

Error checks atau checksum


LRC Check 2 chars
kesalahan transmisi data

Carriage Return – Line Feed (ditulis:


CRLF) pair/sepasang, nilai karakter
End 2 chars
ASCII ini jika ditulis dalam bilangan
hexadecimal adalah 0D & 0A hex

Modbus TCP Frame Format Modbus TCP Frame Format

Nama Panjang Data Fungsi Layer

Transaction Untuk sinkronisasi pesan antara


2 bytes
Identifier Server dengan Client

14
Protocol
2 bytes Zero atau 0 untuk MODBUS/TCP
Identifier

Jumlah byte yang tersisa dalam


Length Field 2 bytes
frame ini

Slave Address (“255” jika tidak


Unit Identifier 1 byte
digunakan)

Function codes seperti pada


Function Code 1 byte
varian Modbus lainnya

Data sebagai Response atau


Data bytes n bytes
Commands Data

Unit identifier digunakan dengan Modbus / perangkat TCP yang merupakan


gabungan dari beberapa perangkat Modbus, misalnya pada Modbus / TCP ke
gateway Modbus RTU. In such case, the unit identifier tells the Slave Address of the
device behind the gateway. Dalam hal demikian, unit pengenal menceritakan Alamat
Slave perangkat di belakang gateway. Natively MODBUS/TCP-capable devices
usually ignore the Unit Identifier. Native Modbus / TCP-perangkat mampu biasanya
mengabaikan Identifier Unit.

Jenis Function Code yang Terdapat Pada Modbus

Function Code / tipe data pada Modbus meliputi beberapa jenis berikut ini. Dan
yang paling sering digunakan dalam aplikasi industri ditandai dengan huruf miring.
o 01 Read Coil Status atau Baca Status Coil
o 02 Read Input Status atau Baca Status Input
o 03 Read Holding Registers atau Baca Register Holding
o 04 Read Input Registers atau Baca Register Input
o 05 Force Single Coil atau Rubah Status Single Coil (0 atau 1)
o 06 Preset Single Register atau Mengisi/Menulis Data pada Single Register
o 07 Read Exception Status
o 08 Diagnostics
o 09 Program 484
o 10 Poll 484
o 11 Fetch Communication Event Counter (Ambil Penghitung Event Komunikasi)
o 12 Fetch Communication Event Log (Ambil Event Log Komunikasi)

15
o 13 Program Controller
o 14 Poll Controller
o 15 Force Multiple Coils atau Merubah Status Banyak Coils
o 16 Preset Multiple Registers atau Menulis/Mengisi Data Lebih dari Satu Register
o 17 Report Slave ID
o 18 Program 884/M84
o 19 Reset Comm. Link
o 20 Read General Reference
o 21 Write General Reference
o 22 Mask Write 4X Register
o 23 Read/Write 4X Registers
o 24 Read FIFO (First In Fisrt Out) Queue

Implementasi Modbus dalam Transfer Data

Hampir semua implementasi memiliki berbagai jenis variasi dari standar resmi yang
ada. Varietas yang berbeda mungkin tidak dapat berkomunikasi dengan baik antar
peralatan elektronik dari supliers yang berbeda.
Untuk memahami implementasi Modbus, sebaiknya readers membuka instruction
manual peralatan elektronik atau IED masing-masing. Di halaman paling belakang
biasanya terlampir Modbus Register Map, dimana nilai dan jenis data pada register
yang ada pada peralatan. Perlu diketahui, alamat register beserta nilainya pasti
berbeda dari satu merk dengan merk lainnya meski fungsinya sama, misal: sensor
tegangan tapi berbeda merk.

Beberapa variasi nilai data register yang paling umum adalah:

Tipe data:

o Floating point IEEE, nilai pengukuran yang lebih presisi dengan pecahan s/d
beberapa angka dibelakang koma
o 32-bit integer (bilangan bulat 32-bit, terdiri dari dua buah
bilangan hexadecimal yang digabungkan)
o 8-bit data (antara 0 s/d 255 atau 00 s/d FF hex)
o Tipe data campuran (misal: Merk atau nomor seri peralatan)
o Bit fields di dalam integers, nilai bit di dalam bilangan bulat. Misal: Nilai sebaris
channel input/output (Status On-Off) PLC seperti: 00100100
o Multipliers atau faktor pengali untuk mengubah data dari nilai integer. 10, 100,
1000, 256 ... 10, 100, 1000, 256 ... Misal: faktor pengali 1000 untuk nilai

16
tegangan 150 (int) maka tegangan yang dimaksud adalah 150.000 Volts atau
150kV

Protocol extensions:

o 16-bit slave addresses


o 32-bit data size (1 address = 32 data dikembalikan)
o Word swapped data

Keterbatasan-Keterbatasan Modbus

 Semenjak Modbus dirancang pada akhir tahun 1970-an untuk dijadikan


perantara atau bahasa komunikasi standar untuk programmable logic
controller (PLC), jumlah tipe data ini terbatas pada mereka yang mengerti PLC
pada saat itu. Sehingga object dengan nilai biner yang besar tidak didukung.
 Tidak ada cara yang standar untuk sebuah node untuk menemukan deskripsi
objek data, misalnya, untuk menentukan bahwa nilai register tersebut
merupakan perwakilan nilai suhu antara 30 dan 175 derajat. Karena data yang
diterima hanyalah berupa nilai desimal, sehingga seorang perancang sistem
harus lebih jeli agar tidak salah dalam membaca register dan alamat slave yang
dituju.
 Karena Modbus adalah protokol dengan sistem master/slave, slave hanya akan
memberikan data atau pesan jika diperintah oleh master saja, sehingga tidak
ada jalan bagi perangkat elektronik yang ada di lapangan untuk mengirimkan
"report by exception" (kecuali Modbus over Ethernet TCP/IP, dikenal dengan
istilah open-mbus). Master node harus secara rutin meminta atau
mengumpulkan data (polling data) kepada setiap perangkat yang ada di
lapangan, dan mencari adanya perubahan data disana. Tentu saja hal ini akan
memakan bandwidth dan waktu pemakaian jaringan yang lebih lama di dalam
konteks dimana aplikasi pemakaian bandwidth yang mungkin mahal, seperti
pada low-bit-rate radio link, modem GSM dlsb.
 Modbus RTU dan ASCII dibatasi hanya boleh menangani 247 perangkat
elektronik (IED) saja pada satu link jaringan, dan tentunya akan membatasi
jumlah perangkat lapangan yang mungkin terhubung ke master station (sekali
lagi tidak berlaku pada Modbus Ethernet TCP / IP).
 Transmisi Modbus harus bersebelahan yang akhirnya membatasi jenis
komunikasi jarak jauh dengan perangkat elektronik dan hanya dapat dilakukan

17
oleh perangkat elektronik yang bisa mem-buffer data untuk menghindari
kesenjangan atau gaps dalam transmisi.
 Di dalam Protokol Modbus tidak terdapat security / pengaman terhadap
perintah yang tidak sah (unauthorized commands) atau intersepsi data. Faktor
terakhir inilah yang membuat banyak industri yang merasa takut atau resah
akan adanya pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab dan dengan sengaja
merusak sistem operasi dan berdampak pada jumlah kerugian investasi yang
sangat besar.
Sehingga munculah standar-standar protokol baru guna menangani segala
keterbatasan yang ada pada Modbus namun tetap bersifat open-protocol agar tidak
muncul praktek monopoli perdagangan pada satu merk dalam bidang Automation.
Arsitektur Jaringan Modbus
Setiap jenis perangkat, baik itu PLC, HMI, Control Panel, Driver, Motion Control,
Perangkat I/O, dapat menggunakan protokol Modbus untuk memulai sebuah
komunikasi jarak jauh. Komunikasi yang sama dapat dilakukan juga pada jalur serial
sama seperti jaringan ethernet TCP/IP. Perangkat Gateway memungkinkan
komunikasi antar beberapa tipe bus atau jaringan menggunakan protokol Modbus.

Gambaran Protokol
Modbus adalah protokol request/reply dan menawarkan layanan yang ditentukan
oleh kode fungsi. Kode fungsi Modbus merupakan unsur request/reply PDU Modbus.
Protokol Modbus mendefinisikan sebuah Protocol Data Unit (PDU) independen pada
lapisan komunikasi. Pemetaan protokol Modbus pada bus yang spesifik atau jaringan
dapat mengenalkan beberapa penambahan isian data pada sebuah Application Data
Unit (ADU).

18
Application Data Unit (ADU) dari sebuah Modbus protokol dibangun oleh klien yang
menginisiasi sebuah transaksi data. Fungsi tersebut mengindikasikan ke server jenis
aksi apa yang akan dilakukan. Kemudian protokol Modbus membangun format yang
telah diminta oleh klien.

Cara Kerja Modbus

Modbus ditransmisikan melalui jalur serial antar perangkat-perangkat. Pengaturan


paling sederhana adalah sebuah kabel serial tunggal yang menghubungkan port
serial pada dua perangkat, yaitu Master dan Slave. Data terkirim secara serial
berupa 1 dan 0 yang disebut bit. Tiap bit terkirim sebagai sebuah tegangan. Nilai 0
(Nol) terkirim sebagai tegangan positif dan 1 (satu) sebagai tegangan negatif. Bit
terkirim sangat cepat dengan transmisi standar Baudrate yaitu 9600 bps (bits per
second). Baudrate ini bisa saja diubah menyesuaikan dari kecepatan transmisi yang
diinginkan dan adaptasi dari perangkat-perangkat yang terpasang di lapangan.

Tingkat Keamanan Modbus

Pertukaran data dalam protokol modbus mempunyai keamanan data yang baik
karena setiap frame menggunakan CRC atau LRC untuk penguji kesalahan.

a. CRC (Cyclic Redundancy Check) adalah algoritme untuk memastikan integritas


data dan mengecek kesalahan pada suatu data yang akan ditransmisikan atau
disimpan.

Data yang hendak ditransmisikan atau disimpan ke sebuah media penyimpanan


rentan sekali mengalami kesalahan, seperti halnya noise yang terjadi selama
proses transmisi atau memang ada kerusakan perangkat keras. Untuk
memastikan integritas data yang hendak ditransmisikan atau disimpan, CRC
dapat digunakan. CRC bekerja secara sederhana, yakni dengan menggunakan
perhitungan matematika terhadap sebuah bilangan yang disebut
sebagai Checksum, yang dibuat berdasarkan total bit yang hendak ditransmisikan
atau yang hendak disimpan.

Dalam transmisi jaringan, khususnya dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet,


checksum akan dihitung terhadap setiap frame yang hendak ditransmisikan dan
ditambahkan ke dalam frame tersebut sebagai informasi dalam header atau

19
trailer. Penerima frame tersebut akan menghitung kembali apakah frame yang ia
terima benar-benar tanpa kerusakan, dengan membandingkan nilai frame yang
dihitung dengan nilai frame yang terdapat dalam header frame. Jika dua nilai
tersebut berbeda, maka frame tersebut telah berubah dan harus dikirimkan
ulang.

CRC didesain sedemikian rupa untuk memastikan integritas data terhadap


degradasi yang bersifat acak dikarenakan noise atau sumber lainnya (kerusakan
media dan lain-lain). CRC tidak menjamin integritas data dari ancaman modifikasi
terhadap perlakukan yang mencurigakan oleh para hacker, karena memang para
penyerang dapat menghitung ulang checksum dan mengganti nilai checksum
yang lama dengan yang baru untuk membodohi penerima.

Cyclic Redundancy Check / CRC


Digunakan pengiriman berkecepatan tinggi, sehingga perlu rangkaian elektronik
yang sukar. Cara CRC mengatasi masalah overhead dan disebut pengujian
berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit /
karakter dan menggunakan rumus matematika khusus.
b. Teknik Longitudinal Redundancy Check (LRC) ini bisa dikatakan merupakan
pengembangan teknik parity check. Pada LRC, data (payload) disusun menjadi
sejumlah baris yang ditentukan (blok), kemudian dilakukan perhitungan bit
paritas untuk setiap baris dan setiap kolom. Bit paritas baris ditaruh di ujung
kanan, sedangkan bit paritas kolom diletakkan dibagian bawah. Sedangkan
urutan transmisi dimulai dari kolom paling kiri kearah bawah.
Longitudinal Redundancy Check / LRC
LRC untuk data dikirim secara blok. Cara ini seperti VRC hanya saja
penambahan bit pariti tidak saja pada akhir karakter tetapi juga pada
akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Untuk setiap bit dari seluruh blok
karakter ditambahkan 1 bit pariti termasuk juga bit pariti dari masing-masing
karakter. Tiap blok mempunyai satu karakter khusus yang disebut Block Check
Character (BCC) yang dibentuk dari bit uji. dan dibangkitkan dengan cara sebagai
berikut :
"Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor
bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1
karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya"
Kerugian : terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk
karakter.
Prosedur perhitungan nilai LRC adalah :

20
1. Tambahkan semua byte pesan tanpamengikutkan karakter start
yaitu colon dan karakter end yaitu CRLF, dan tanpa melibatkan carry
2.Kurangkan nilai FF hex dengan nilai hasil penjumlahan semua byte
pesan, untukmenghasilkan komplemen 1.3.
Tambahkan hasilnya dengan 1 untukmenghasilkan komplemen dua.
Hasilnyamerupakan nilai LRC

Prinsip Modbus Protokol (Serial)


Perangkat Modbus berkomunikasi menggunakan teknik master-slave, dimana
hanya satu perangkat (master) yang dapat melakukan transaksi atau melakukan
perintah atau permintaan yang disebut „queries‟. Perangkat lain (slave)
merespon dengan menyediakan data yang diminta untuk master , atau dengan
melakukan aksi sesuai dengan yang diminta dalam query. Master dapat
mengirimkan request ke satu slave secara individu, atau dapat mengirim pesan
broadcast ke semua slave. Slave memberikan respon untuk pertanyaan FORUM
TEKNOLOGI Vol. 01 No. 2 yang ditujukan kepada mereka secara individu.
Sedangkan query broadcast dari master tidak akan diberikan respon oleh slave.
Protokol Modbus mempunyai format tertentu untuk setiap query dari master
yang berisi alamat dari perangkat (slave) yang dituju, kode fungsi yang
mendefinisikan aksi yang diminta, data yang akan dikirim, dan pemeriksaan
kesalahan. Pesan respon slave juga mempunyai format tertentu dalam protokol
Modbus. Format ini berisi tentang konfirmasi tindakan yang dilakukan, data yang
akan dikirim, dan bidang pemeriksaan kesalahan. Proses Query-Response pada
protokol modbus mempunyai format seperti gambar 3.

21
Gambar 3 : Contoh Arsitektur Modbus
Format untuk query master, device address merupakan alamat slave yang akan
diambil datanya, Function Code merupakan kode fungsi yang mendefinisikan aksi
yang diminta, dimana beberapa contoh kode fungsi tersebut adalah sebagai
berikut: 01 : read DO (Digital Output) 02 : read DI (Digital Input) 03 : read AO
(Analog Output) 04 : read AI (Analog Input) 05 : write single DO (Digital Output 06
: write single AO (Analog Output) 15 : write multiple DO (Digital Output) 16 : write
multiple AO (Analog Output). Query data merupakan blok data informasi dan
Error Check merupakan pemeriksaan kesalahan (cek data dari kesalahan
komunikasi). Respon slave pada protokol Modbus juga mempunyai format yang
sama, hanya pada function code berisi konfirmasi tindakan yang dilakukan,
Respond merupakan data yang akan dikembalikan, dan error check sebagai
bidang pemeriksaan kesalahan. Sistem komunikasi pada jaringan standar Modbus
mempunyai dua mode transmisi: ASCII (American Standard Code for Informasi
Interchange) atau RTU (Remote Terminal Unit). Pada satu jaringan modbus, mode
transmisi untuk semua perangkat/device yang terhubung harus sama. Dalam
mode ASCII, setiap byte 8- bit dalam pesan yang dikirim sebagai dua karakter
ASCII. Dalam modus RTU, setiap byte 8-bit dalam pesan berisi dua buah 4-bit
karakter heksadesimal. Modus RTU, dengan kepadatan yang lebih besar karakter
nya, memungkinkan throughput data yang lebih baik dari ASCII untuk baud rate
yang sama. Algoritma yang digunakan dalam memeriksa kesalahan, tergantung
pada metode transmisi yang digunakan; LRC (Longitudinal Redundancy Check)
dalam mode ASCII; CRC (Redundancy Check Siklis) dalam mode RTU.

22
2. IEC Standar meliputi IEC 60870-5-101 yang berbasis serial komunikasi dan
IEC60870-5-104 yang berbasis komunikasi Ethernet

IEC 60870-5-104 (juga dikenal sebagai IEC 870-5-104) adalah standar


internasional, dirilis pada tahun 2000 oleh IEC (International Electrotechnical
Commission). Seperti dapat dilihat dari penunjukan penuh standar 'Akses
jaringan untuk IEC 60870-5-101 menggunakan profil transportasi standar',
lapisan aplikasinya didasarkan pada IEC 60870-5-101.

IEC 60870-5-104 memungkinkan komunikasi antara stasiun kontrol dan gardu


melalui jaringan TCP / IP standar. Protokol TCP digunakan untuk transmisi data
aman berorientasi koneksi.

IEC 60870-5-104 membatasi jenis informasi dan parameter konfigurasi yang


ditentukan dalam IEC 60870-5-101, yang berarti bahwa tidak semua fungsi yang
tersedia di IEC 60870-5-101 didukung oleh IEC 60870-5-104. Misalnya IEC 60870-
5-104 tidak mendukung cap waktu pendek (format 3-byte), panjang berbagai
elemen alamat diatur ke nilai maksimum yang ditentukan. Namun dalam
praktiknya, vendor sangat sering menggabungkan lapisan aplikasi IEC 60870-5-
101 dengan profil transportasi IEC 60870-5-104, tanpa memperhatikan batasan-
batasan ini. Ini kemudian dapat menyebabkan masalah, jika perangkat secara
ketat menerapkan standar.

Interoperabilitas antar perangkat oleh vendor yang berbeda dipastikan dengan


daftar interoperabilitas, yang ditentukan oleh standar. Dalam daftar, rentang
fungsi ditentukan untuk setiap perangkat dengan menandai fungsi yang berlaku.
Penyebut umum antara daftar vendor yang berbeda menentukan rentang fungsi
yang mungkin.

Keuntungan terbesar dari IEC 60870-5-104 adalah memungkinkan komunikasi


melalui jaringan standar, yang memungkinkan transmisi data secara simultan
antara beberapa perangkat dan layanan. Terlepas dari ini, pro dan kontra yang
sama berlaku untuk IEC 60870-5-104 pasir IEC 60870-5-101. Masalah yang masih
harus ditangani adalah definisi komunikasi dengan sistem atau jaringan redundan
dan, dengan penggunaan internet, enkripsi data.

23
3. Distributed Network Protocol 3 (DNP3)
Distributed Network Protocol 3 (DNP3) adalah seperangkat protokol komunikasi
yang digunakan antar komponen dalam sistem otomasi proses. Penggunaan
utamanya adalah dalam utilitas seperti perusahaan listrik dan air. Penggunaan di
industri lain tidak umum. Ini dikembangkan untuk komunikasi antara berbagai
jenis akuisisi data dan peralatan kontrol. Ini memainkan peran penting dalam
sistem SCADA, di mana ia digunakan oleh Stasiun Utama SCADA (a.k.a. Pusat
Kontrol), Unit Terminal Jarak Jauh (RTU), dan Perangkat Elektronik Cerdas (IED). Ini
terutama digunakan untuk komunikasi antara stasiun induk dan RTU atau IED.
ICCP, Protokol Komunikasi Pusat Antar-Kontrol (bagian dari IEC 60870-6),
digunakan untuk komunikasi antar-stasiun induk. Standar yang bersaing termasuk
protokol Modbus yang lebih lama dan protokol IEC 61850 yang lebih baru.

Keamanan DNP3
Karena aplikasi smart grid umumnya mengasumsikan akses oleh pihak ketiga ke
jaringan fisik yang sama dan infrastruktur IP yang mendasari grid, banyak pekerjaan
telah dilakukan untuk menambahkan fitur Secure Authentication ke protokol DNP3.
Protokol DNP3 sesuai dengan IEC 62351-5. Beberapa vendor mendukung enkripsi
melalui bump-in-the-wire untuk komunikasi serial atau jaringan pribadi virtual untuk
komunikasi berbasis Internet Protocol. Salah satu metode bump-in-the-wire paling
populer dimulai pada awalnya sebagai AGA-12 (American Gas Association) pada
tahun 2003, kemudian menjadi IEEE Std. 1711-2010. Standar ini kemudian ditarik 27
Maret 2014.

Protokol DNP3 juga dirujuk dalam IEEE Std. IEEE 1379-2000, yang
merekomendasikan serangkaian praktik terbaik untuk mengimplementasikan tautan
komunikasi SCADA Master-RTU / IED modern. Ini termasuk tidak hanya enkripsi
tetapi praktik lain yang meningkatkan keamanan terhadap metode intrusi terkenal.

24
Rincian Teknis

Protokol DNP3 memiliki fitur signifikan yang membuatnya lebih kuat, efisien, dan
interoperable daripada protokol lama seperti Modbus, dengan biaya kompleksitas
yang lebih tinggi.

Dalam hal model OSI untuk jaringan, DNP3 menentukan protokol lapisan 2. Ini
menyediakan multiplexing, fragmentasi data, pengecekan kesalahan, kontrol tautan,
penentuan prioritas, dan layanan pengalamatan layer 2 untuk data pengguna. Ini
juga mendefinisikan fungsi Transport (agak mirip dengan fungsi layer 4) dan
Application Layer (layer 7) yang mendefinisikan fungsi dan tipe data umum yang
cocok untuk aplikasi SCADA umum. Bingkai DNP3 sangat menyerupai, tetapi tidak
identik dengan frame IEC 60870-5 FT3. Itu membuat banyak menggunakan kode
pemeriksaan redundansi siklik untuk mendeteksi kesalahan.

Peningkatan efisiensi bandwidth dicapai melalui pelaporan data yang berorientasi


pada peristiwa. Unit Terminal Jarak Jauh memantau titik data dan menghasilkan
peristiwa ketika menentukan bahwa data harus dilaporkan (misalnya, ketika nilai
berubah). Peristiwa ini masing-masing ditempatkan di salah satu dari tiga buffer,
terkait dengan "Kelas" 1, 2 dan 3. Selain itu, Kelas 0 didefinisikan sebagai "statis"
atau status terkini dari data yang dipantau.

Unit Terminal Jarak Jauh awalnya diinterogasi dengan apa yang oleh DNP3 disebut
sebagai "Poll Integritas" (gabungan dari Data Kelas 1, 2, 3 dan 0). Hal ini
menyebabkan Unit Terminal Jarak Jauh untuk mengirim semua peristiwa buffered
dan juga semua data titik statis ke stasiun Master. Setelah ini, jajak pendapat Master
untuk data acara dengan membaca Kelas 1, Kelas 2 atau Kelas 3. Pembacaan kelas
semua dapat dilakukan bersama-sama atau setiap kelas dapat dibaca pada tingkat
yang berbeda, menyediakan mekanisme untuk membuat prioritas pelaporan yang
berbeda untuk kelas yang berbeda. Setelah Poll Integrity, hanya perubahan data
signifikan yang dikirim. Hal ini dapat menghasilkan pengambilan data yang jauh lebih
responsif daripada melakukan polling segala sesuatu, sepanjang waktu, terlepas dari
apakah itu telah berubah secara signifikan.

Unit Terminal Jarak Jauh juga dapat dikonfigurasikan untuk secara spontan
melaporkan data Kelas 1, 2, atau 3, ketika tersedia.

25
Protokol DNP3 mendukung sinkronisasi waktu dengan RTU. Protokol DNP memiliki
varian cap waktu dari semua objek data titik sehingga bahkan dengan pemungutan
suara RTU yang jarang, masih mungkin untuk menerima data yang cukup untuk
merekonstruksi urutan peristiwa dari apa yang terjadi di antara jajak pendapat.

Protokol DNP3 memiliki pustaka substansial objek berorientasi titik umum. Fokus
dari pustaka yang luas ini adalah untuk menghilangkan perlunya pemetaan bit data
atas objek lain, seperti yang sering dilakukan di banyak instalasi Modbus. Misalnya,
varian nomor floating point tersedia, sehingga tidak perlu memetakan nomor pada
sepasang register 16 bit. Ini meningkatkan kompatibilitas dan menghilangkan
masalah seperti endianness.

Unit Terminal Jarak Jauh untuk protokol DNP3 dapat berupa perangkat kecil yang
tertanam, atau dapat berupa rak besar dan kompleks yang diisi dengan peralatan.
Kelompok Pengguna DNP telah menetapkan empat tingkat subset protokol untuk
kepatuhan RTU. Kelompok Pengguna DNP telah menerbitkan prosedur pengujian
untuk Level 1 dan 2, implementasi paling sederhana.

Protokol ini kuat, efisien, dan kompatibel dengan berbagai peralatan, tetapi telah
menjadi lebih kompleks dan halus dari waktu ke waktu. Aplikasi industri yang
semakin menuntut adalah bagian dari tantangan. Juga, konsep SCADA secara teknis
sederhana tetapi aplikasi lapangan yang mengintegrasikan beberapa jenis peralatan
dapat menjadi rumit untuk diatur atau dipecahkan karena perbedaan dalam
implementasi vendor.

Arsitektur DNP 3.0

MANFAAT MENGGUNAKAN DNP 3.0

26
Manfaat dari antarmuka Experion DNP3 adalah kepatuhannya terhadap protokol
berbasis standar yang memungkinkan integrasi yang mudah dan memberikan
fleksibilitas dan fungsionalitas yang melebihi protokol komunikasi konvensional.
Selain itu, infrastruktur seperti alarm dan acara, tren, historisisasi dan Arsitektur
Sistem Terdistribusi menghasilkan kemudahan teknik dan pemeliharaan. Fitur
protokol yang kuat membuat antarmuka komunikasi efisien dan kuat

PENGUNAAN DNP 3.0

DNP3 menggunakan Model Master / Remote.

DNP3 biasanya digunakan untuk komunikasi antara Master pusat dan Remote.
Dalam jaringan tipikal, The Remote mengumpulkan informasi status dari perangkat
misi kritis. Setiap kali ada alarm, informasi itu didorong ke Master melalui DNP3
untuk tindakan yang sesuai.

2.7 Tahapan perancangan SCADA

Tahapan dalam merancang suatu sistem berbasis SCADA adalah :

1. Tahap studi awal

Tahap awal merupakan tahap identifikasi masalah yang ada dan


penentuan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian.

2. Tahap inisialisasi

Pada tahap insialisasi dilakukan studi literatur dan studi lapangan.

3. Tahap kreatif
Tahap ini merupakan proses pembuatan program untuk PLC
(Programmable Logic Controller) dan pembuatan perangkat lunak
Human Machine Interface dilakukan secara paralel.

4. Tahap pengujian dan analisa

5. Tahap kesimpulan dan saran.

Hasil yang didapat dari perancangan sistem ini kemudian dianalisa.

Analisa hasil perancangan Sistem dibagi menjadi empat tahap :

27
1. Analisa hasil perancangan sistem yang meliputi analisa
pemrograman sistem kontroling dan analisa fungsi dari tiap-tiap
komponen yang terintegrasi.

2. Analisa perangkat keras yang meliputi analisa semua komponen


yang digunakan.

3. Analisa perangkat lunak yang meliputi analisa pemrograman


tiap-tiap komponen sistem, konfigurasi antar komponen komputer
dengan modem, dan analisa pembuatan basis data

4. Analisa kelebihan dan kekurangan sistem. Analisa ini meliputi


keunggulan dari produk yang dibuat dan kekurangan yang ada
dalam sistem yang telahterintegrasi. Kesimpulan yang dapat
diambil dari perancangan sistem ini adalah telahterintegrasinya
sistem SCADA dengan memanfaatkan seluruh perangkat yang
adasehingga memberikan kemudahan pengamatan, pencatatan dan
pelaporan pada saat implementasi.

Contoh arsitektur SCADA

2.8 Prinsip kerja SCADA

Alat otomatis pemulih gangguan serta dapat dilakukan seketika atau


menangani gangguan secara langsung (real time) dari jarak jauh, itulah prinsip kerja
SCADA. SCADA mengumpulkan data yang diperoleh dari RTU (remote terminal unit)
pada MTU (master terminal unit) dan mengeksekusi perintah terhadap sistem yang
sedang berjalan tersebut. sesuai dengan prinsip kerja tersebut, maka terdapat dua
elemen penting yang berperan dalam SCADA, yaitu:

28
 Terdapat proses sistem atau mesin yang dipantau.
 Adanya jaringan peralatan HMI (human machine interface) ke sistem melalui
sensor ataupun luaran kontrol.

Sistem SCADA sangat bergantung dari jumlah RTU dalam hal mengumpulkan
data dan mengirimkan data tersebut kembali ke pusat menggunakan sistem
komunikasi pada pusat utama. Ketepatan dan efisiensi waktu dapat memungkinkan
proses dan pengoperasian di industri menjadi optimal. hal lainnya yang dapat
diperoleh adalah efisiensi pekerjaan data yang realible dan yang paling penting
adalah pengoperasiannya dapat dilakukan dengan aman.

RTU menyediakan informasi secara otomatis dengan menggunakan sensor


analog atau digital pada setiap jaringan pengontrolan. Sistem komuniksi
menyediakan jalur data untuk komunikasi antara pegumpul utama dengan jaringan
pengontrolan. Sistem komunikasi ini dapat berupa kabel, fiber optik, radio, saluran
telepon, microwave, dan bahkan sampai satellite. Unit pegumpul data
mengumpulkan data dari berbagai macam RTU dan selanjutnya menghasilkan
hubungan secara otomasi dengan operator.

Proses pengolahan data yang terjadi pada sistem SCADA dilihat dari 3 hal,
yaitu komunikasi, penyajian, dan pengontrolan data.

1. Komunikasi Data

Pada awalnya SCADA melakukan komunikasi data melalui radio modem atau
jalur kebel serial khusus (saat ini data-data SCADA dapat disalurkan melalui jaringan
ethernet atau TCP / IP). Untuk alasan keamanan, jaringan komputer untuk SCADA
adalah jaringan komputer lokal (LAN) tanpa harus mengekspose data-data penting di
internet.

Komunikasi data diatur melalui suatu protokol, dan karena kebanyakan sensor dan
kontrol hanyalah peralatan listrik yang sederhana (alat-alat tersebut tidak dapat
menghasilkan / menerjemahkan protokol komunikasi) dengan demikian dibutuhkan
RTU yang menjebatani antara sensor dan jaringan SCADA. RTU mengubah masukan-
masukan sensor ke format protokol yang bersangkutan dan mengirimkan ke master
SCADA. Selain itu RTU juga menerima perintah dalam format protokol dan
memberikan sinyal listrik yang sesuai ke relay kontrol yang bersangkutan.

29
Contoh jaringan pada sistem SCADA

2. Penyajian Data

Sistem SCADA melakukan pelaporan status berbagai macam sensor (baik


analog maupun digital) melalui sebuah komputer khusus yang sudah di buatkan
HMI-nya atau HCI-nya (human computer interface). Akses ke kontrol ini bisa
dilakukan secara lokal maupun melalui website bahkan saat ini sudah tersedia panel-
panel kontrol yang touch screen.

3. Kontrol Data

Pada pengontrolan data dilakukan pada satu tempat utama. semua


pengontrolan yang terjadi pada sebuah perusahaan dapat ditambahkan pada satu
sistem SCADA terpusat. Artinya kita dapat melakukan semuapengontrolan pada
perusaahn dengan sistem HMI yang ada pada sebuah sistem komputer secara
penuh. Bahkan dengan sistem SCADA yang canggih (hampir semua produk
perangkat lunak / software SCADA saat ini sudah canggih) bisa dilakukan otomasi
proses tanpa harus melibatkan campur tangan manusia, tapi tentu saja kita masih
bisa secara manual mengontrolnya dari master stasiun. Tentunya dengan bantuan
sistem SCADA, proses yang terjadi pada sebuah perusahaan industri bisa lebih
efektif, efisien, dan meningkatkan profit perusahaan.

2.9 Aplikasi SCADA

SCADA digunakan untuk mengatur berbagai macam peralatan. Biasanya,


SCADA digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks secara otomatis,
menggantikan tenaga manusia (bisa karena dianggap berbahaya atau tidak praktis -
konsekuensi logis adalah PHK), dan biasanya merupakan proses-proses yang
melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol gerakan-

30
cepat yang lebih banyak, dan lain sebagainya, dimana pengontrolan oleh manusia
menjadi tidak nyaman lagi. Sebagai contoh, SCADA digunakan di seluruh dunia
misalnya untuk :

• Penghasil, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk mendeteksi


besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit breaker, dan untuk
mematikan/menghidupkan the power grid.

• Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan dan


pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir, tekanan pipa dan berbagai macam faktor
lainnya.

• Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas menggunakan SCADA untuk


mengontrol HVAC, unit-unit pendingin, penerangan, dan sistem keamanan.

• Produksi: Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen, mengatur


otomasi alat atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas.

• Transportasi KA listrik: menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan


pengontrolan distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA, melacak dan menemukan
lokasi KA, mengontrol palang KA dan lain sebagainya.

• Lampu lalu-lintas: SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrol laju trafik, dan
mendeteksi sinyals-sinyal yang salah.

2.10 Manfaat SCADA

1.Memudahkan operator untuk memantau keseluruhan jaringan tanpa


harusmelihat langsung ke lapangan.

2.Memudahkan pemeliharaan, terutama yang memerlukan pemadaman.

3.Mempercepat pemulihan gangguan

31
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah suatu sistem


pengakuisisian suatu data untuk digunakan sebagai control dari sebuah obyek:

1. SCADA adalah suatu sistem pengendalian alat secara jarak jauh, dengan
kemampuan memantau data-data dari alat yang dikendalikan
2. Dilihat dari karakteristik sistem kontrolnya, sistem SCADA terbagi menjadi
dua, yaitu open loop (komunikasi jarak jauh) dan closed loop (komunikasi
jarak dekat).
3. Sebuah sistem SCADA memiliki 4 (empat) fungsi , yaitu:
1. Akusisi Data
2. Komunikasi Data
3. Penyajian Data
4. Kontrol

4. SCADA digunakan untuk mengatur berbagai macam peralatan.

3.2 Saran

Saran yang diberi dari makalah sistem Scada ini :

1. Mempublikasikan system Scada ini


2. Menjadikan system scada sesuai kebutuhan masyarakat
3. Menyederhanakan system scada agar diterima di masyarakat

32
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/SCADA

http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2009/03/tutorial-scada-bagian-2-
bagaimana-scada-bekerja/

http://agamyusliman.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-dan-prinsip-kerja-
scada.html

33

Anda mungkin juga menyukai