Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERANCANGAN TOPOLOGI RING JARINGAN FIBER OPTIK DALAM

UPAYA MENINGKATKAN AVAILABILITY TELEKOMUNIKASI

SISTEM SCADA JAYAPURA

OLEH :

WARDIMAN

NIP. 92151251-ZY

PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK WILAYAH PAPUA & PAPUA BARAT

UNIT PELAKSANA PEMBANGKITAN PAPUA DAN PAPUA BARAT


BAB I

ABSTRAK

Unit Pelaksana Pembangkitan Papua dan Papua Barat adalah Unit Pelaksana yang memiliki

Kantor Operasional di Kota Jayapura yang mengelola Sistem Pembangkitan dan Transmisi 70 kV

serta 150 kV, dengan membawahi tujuh Sub Unit Pelaksana diantaranya ULPL Jayapura, ULTG

Jayapura, ULPL Orya Genyem, ULPL Biak, ULPL Manokwari, ULPL Sorong dan ULPL Merauke .

Selain mengelola Pembangkitan dan Transmisi, Unit Pelaksana Pembangkitan Papua dan

Papua Barat juga mengelola sistem Scada dan Telekomunikasi Jayapura. Dari tahun 2015 sampai

dengan tahun 2019 telah dilakukan Integrasi ke system Scada meliputi peralatan Distribusi 20 kV dan

peralatan Transmisi 70/150 kV.

Demi menjaga keandalan sistem penyaluran tenaga listrik, dibutuhkan sistem monitoring

yang mempunyai tingkat ketersediaan yang tinggi, Untuk itu diperlukan sistem operasi dan

telekomunikasi yang mempunyai keandalan tinggi sehingga dapat meminimalisir pemadaman.


BAB II

LATAR BELAKANG

Jaringan Telekomunikasi memiliki peran penting dalam penggunaan aplikasi sistem Scada.

Jaringan Telekomunikasi berfungsi menghubungkan peralatan yang ingin dikontrol dengan master

station yang akan menampilkan hasil monitoring peralatan pada HMI SCADA. Tanpa adanya

telekomunikasi, peralatan tidak dapat ditarik telemetering, telesinyal, maupun telekontrolnya untuk

dimunculkan ke HMI.

Jaringan komunikasi yang digunakan pada sistem Scada Jayapura menggunakan kabel fiber

optic sebagai komunikasi utama sedangkan modem GSM sebagai backup. Jaringan kabel fiber optic

merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca yang dapat digunakan untuk

mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan

biasanya adalah laser atau LED. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat

bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Saat ini sistem Scada jayapura telah memonitor sejumlah keypoint yaitu :

1. Pembangkit : 6 Site yaitu PLTD Waena, PLTD Yarmokh, PLTD Sentani, PLTMG

Holtekam, PLTU Holtekam, dan PLTA Orya Genyem.

2. Gardu Induk : 4 Site yaitu GI Skyline, GI Sentani, GI Holtekam, dan GI Orya.

3. Gardu Hubung : 4 Site yaitu GH Abepura, GH G Merah, GH bhayangkara, dan

GH Rehobot.

4. LBS dan Recloser : 40 Titik

Dengan termonitornya peralatan dan pembangkit di sistem Scada, pengaturan system

kelistrikan di jayapura lebih cepat dan juga ketika terjadi gangguan jaringan distribusi akan cepat

diketahui oleh operator pengatur beban. Oleh karena itu banyaknya jumlah peralatan yang

dimonitoring pada system Scada jayapura mengharuskan bahwa system komunikasinya dalam hal ini

jaringan fiber optik harus benar – benar handal dan ketersediaannya tetap terjaga.
BAB III

URAIAN MASALAH

Jaringan kabel fiber optic system Scada jayapura digunakan sebagai media komunikasi

utama yang menghubungkan setiap lokasi. Untuk lebih jelasnya berikut gambar konfigurasinya :

Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan Fiber Optik Jayapura

Berdasarkan gambar di atas konfigurasi jaringan fiber optic system scada jayapura

menggunakan system radial untuk menghubungkan setiap lokasi. Kelemahan system radial adalah

kehandalan dan ketersedian system komunikasinya kurang terjamin sebab antara 1 lokasi dengan

lokasi lain hanya ada satu alternatif saluran sehingga bila saluran tersebut mengalami gangguan atau

putus, maka lokasi yang letaknya sesudah atau dibelakang titik gangguan tidak termonitor di Master

Station. Ketika gangguan itu terjadi akibatnya peralatan tidak dapat termonitor sehingga pengaturan

Sistem kelistrikan yang dilakukan oleh Operator pengatur beban ikut terganggu dan juga kinerja

availability telekomunikasi bisa menurun.


BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Untuk mengatasi permasalahan yang telah diidentifikasi dan dibahas pada bab sebelumnya,

maka perlu diketahui terlebih dahulu data awal sebelum dilakukan langkah perbaikan, agar dapat

diukur hasil dari perbaikannya. Adapun trend Availability Komunikasi Scada Jayapura sebagai

berikut :

Gambar 4.1 Grafik Availability Telekomunikasi Semester 1 tahun 2018

Data gangguan telekomunikasi semester 1 tahun 2018 sebagai berikut :

No Waktu Uraian gangguan

1 Januari Gangguan Koneksi IP Publik

2 Februari Kabel Fiber Optik putus link PLTA

3 Maret Kabel Fiber Optik putus link Sentani

4 April Gangguan Provider (GSM) dan Wifi Outdor Link Holtekam

Gangguan Provider (GSM) dan Kabel fiber Optik putus Link GH Abe
5 Mei
dan PLTD Waena

6 Juni Kabel fiber Optik putus Link GH Abe dan PLTD Waena

Tabel 4.1 Data Gangguan telekomunikasi semester 1 tahun 2018


Gambar 4.2 Grafik Availability Telekomunikasi Semester 2 tahun 2018

Data gangguan telekomunikasi semester 2 tahun 2018 sebagai berikut :

No Waktu Uraian gangguan

1 Juli Kabel fiber Optik putus Link GH Abe dan PLTD Waena

Kabel fiber Optik putus Link GH Abe, PLTD Waena, dan GH Gunung
2 Agustus
Merah
Kabel fiber Optik putus Link GH Abe, PLTD Waena, dan GH Gunung
3 September
Merah
Kabel fiber Optik putus Link GH Abe, PLTD Waena, dan GH Gunung
4 Oktober
Merah
Kabel fiber Optik putus Link GH Abe, PLTD Waena, dan GH Gunung
5 November
Merah
Kabel fiber Optik putus Link GH Abe, PLTD Waena, GH Gunung
6 Desember
Merah dan Sentani

Tabel 4.2 Data Gangguan telekomunikasi semester 2 tahun 2018

Berdasarkan data gangguan semester 1 dan 2 tahun 2018 terlihat bahwa gangguan yang

terbanyak disebabkan karena putusnya jaringan kabel fiber optic sehingga mempengaruhi nilai

availability Telekomunikasi. Pencapaian rata-rata Availability Telekomunikasi pada semester 1 tahun

2018 sekitar 94,38 % sedangkan untuk semester 2 sekitar 96,26 %.

Melihat trend dan data gangguan yang ada, maka perlu adanya perbaikan atau rekonfigurasi

jaringan komunikasi untuk mencapai kehandalan dan peningkatan ketersediaan telekomunikasi.

Adapun perbaikan yang akan dilakukan yaitu perancangan topologi ring jaringan fiber optic.
Untuk lebih jelasnya berikut gambar rancangan topologi ring jaringan fiber optic system scada

jayapura :

Gambar 4.3 Topologi ring jaringan fiber optic system jayapura

Berdasarkan gambar di atas titik lokasi GI skyline , Pltd Yarmokh, Gh Abepura dan Pltd

waena akan ditarik jaringan kabel fiber optic baru sepanjang ±14 km. Keunggulan menggunakan

topologi ring adalah ketika terjadi gangguan pada salah satu titik atau jalur komunikasi maka

komunikasi titik yang lain tidak ikut terganggu. Sebagai contoh ketika terjadi gangguan antara GI

Skyline dengan Pltd Waena maka secara otomatis jalur komunikasi dari Pltd waena ke GI skyline

dipindahkan melalui jalur GH abepura sehingga peralatan yang ada di Pltd waena tetap termonitor di

Master Station.
Berikut gambar rancangan peralatan tambahan setiap lokasi :

Gambar 4.4 Rancangan peralatan konfigurasi ring

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa setiap lokasi yaitu GI Skyline, Pltd Yarmokh, dan

GH Abepura akan dipasang perangkat tambahan router. Router ini berfungsi sebagai pengatur jalur

komunikasi yang mana ketika terjadi gangguan, jalur komunikasi akan berpindah secara otomatis

sesuai settingan yang ada.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perancangan topologi ring jaringan fiber optic dalam upaya

meningkatkan availability telekomunikasi system scada jayapura dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan topologi ring system komunikasi semakin handal.

2. Ketersedian atau availability telekomunikasi dapat ditingkatkan.

3. Ketersedian atau availability Scadatel dapat ditingkatkan.

4. Kebutuhan akan pengaturan system kelistrikan yang dilakukan oleh operator

pengatur beban tetap terjaga.

B. Usulan dan Rekomendasi

Berdasarkan perancangan topologi ring jaringan fiber optic dalam upaya

meningkatkan availability telekomunikasi system scada jayapura dapat disarankan usulan

dan rekomendasi sebagai berikut :

1. Sebaiknya komunikasi peralatan yang menggunakan GSM diganti ke jaringan kabel

fiber optik.

2. Karena keterbatasan personil pemeliharaan Scadatel dengan panjang jaringan kabel

fiber optic eksisting, perlu adanya kerjasama antara PT. PLN (Persero) UPK P2B

dengan pihak lain terkait pemeliharaan dan perbaikan jaringan kabel fiber optik.

Anda mungkin juga menyukai