Anda di halaman 1dari 9

Makalah Seminar Kerja Praktek

FIBER OPTIK PADA JARINGAN BACKBONE TOPOLOGI STAR DI PT


DIRGANTARA INDONESIA DALAM ARSITEKTUR FTTB (FIBER TO
THE BUILDING)
Antaresa Mayuda1), Ajub Ajulian2)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jln. Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang, Indonesia
email : antaresa.mayuda@gmail.com

ABSTRAK

Pada abad sekarang ini kemajuan di dunia informasi begitu pesat dan berdampak pada perkembangan
bidang telekomunikasi. Kebutuhan masyarakat akan informasi baik berupa suara maupun data semakin
meningkat, sehingga suatu jaringan dengan kecepatan akses yang tinggi untuk transmisi data yang handal
sangat dibutuhkan. Begitu pula pada jaringan backbone yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan
harus memiliki kecepatan interkoneksi antar jaringan yang sangat tinggi.
Kabel fiber optik tampaknya menjadi ide yang tepat untuk meningkatkan performa pada jaringan
backbone, dimana dengan penggunaan fiber optik sebagai medium transmisi memberikan dampak pada
keandalan yang tinggi, kapasitas yang besar dan kualitas yang tinggi.
Di lingkungan PT. Dirgantara Indonesia, untuk mengatasi masalah kecepatan interkoneksi antar
jaringan local maka pada jaringan backbone perlu dibangun dan dirancang menggunakan kabel fiber optik
dengan topologi dan arsitektur jaringan yang tepat. Perancangan jaringan yang tepat dan efisien diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan layanan data yang tinggi agar menghasilkan proses produksi yang lebih baik.

KataKunci : Fiber Optik, Topologi, FTTx, Switch

I. PENDAHULUAN PT. Dirgantara Indonesia sendiri


1.1 Latar Belakang adalah salah satu industri pesawat terbang di
Saat ini kemajuan di bidang Indonesia yang juga memerlukan suatu
telekomunikasi begitu pesat sehingga jaringan dengan kecepat akses yang tinggi
berdampak pada perkembangan teknologi demi memudahkan para karyawan dalam
informasi. Kebutuhan masyarakat akan melakukan pekerjaannya. Dengan
informasi baik berupa suara maupun data pertimbangan bahwa kabel Fiber Optik
semakin meningkat, sehingga suatu jaringan mampu mentransfer data dengan sangat cepat
dengan kecepatan akses yang tinggi untuk dan memiliki karakteristik tahan terhadap
transmisi multimedia yang handal sangat derau dan interferensi, stabil, aman dan
dibutuhkan. Suatu jaringan yang handal serta kecepatan tinggi (hingga giga bits/detik), maka
mendukung berbagai layanan multimedia jaringan backbone yang menghubungkan
dengan bandwidth yang besar menyebabkan seluruh gedung di PT Dirgantara perlu
perlunya suatu optimalisasi sistem untuk dibangun dengan media Fiber Optik.
meningkatkan performa dan kualitas jaringan. Selain itu, mengingat jaring-
Oleh karena itu penerapan teknologi dan an backbone merupakan urat nadi jaringan
arsitektur jaringan yang tepat perlu dilakukan. internal PT Dirgantara, maka jaringan ini
Transmisi optik tampaknya menjadi harus selalu tersedia. Jika satu jalur terputus
ide yang tepat untuk meningkatkan performa (karena ganggungan kabel atau perangkat
jaringan, dimana dengan penggunaan serat jaringan, misalnya switch, router), maka
optik sebagai media transmisi memberikan diharapkan jalur tersebut tidak mengganggu
dampak pada keandalan yang tinggi, kapasitas jalur lain yang menghubungkan server dengan
yang besar dan kualitas yang tinggi menjadi gedung lain. Sehingga Topologi yang sangat
pilihan dalam pembangunan sistem cocok untuk diterapkan di jaringan backbone
telekomunikasi. PT. Dirgantara Indonesia adalah topologi star.

1) NIM 21060110120029, Mahasiswa Teknik Elektro


2) NIP 197107191998022001, Dosen Teknik Elektro
1.2 Tujuan 2.2 Bagian-Bagian Kabel Fiber Optik
Tujuan dan manfaat penulis Fiber optik sebenarnya tersusun atas
melakukan kerja Praktek ini adalah : Buffer coating, cladding dan core. Namun
1. Mengetahui topologi jaringan yang demi alasan keamanan maka ditambahkan
digunakan pada jaringan backbone di pengaman setelah lapisan coating. Lapisan
PT. Dirgantara Indonesia. tersebut bisa berupa plastik, seng, atau
2. Mengetahui sistem switching pada anyaman kawat besi tergantung pada kondisi
jaringan backbone di PT. Dirgantara kabel optik ditempatkan. Berikut adalah
Indonesia gambar susunan dari fiber optik :
3. Mengetahui sistem dan komponen fiber
optik pada jaringan backbone di PT.
Dirgantara Indonesia dalam arsitektur
FTTB (fiber to the building)

1.3 Batasan Masalah


Adapun pembatasan masalah dalam
laporan ini yatu sebagai berikut:
1. Hanya membahas kabel fiber optik pada
jaringan backbone topologi star di PT.
Dirgantara Indonesia dalam arsitektur
FTTB (fiber to the building) Gambar 1 Bagian-bagian fiber optik
2. Hanya membahas topologi jaringan,
arsitektur jaringan fiber optik, sistem
switching dan komponen-komponen 2.3 Sistem Komunikasi Fiber Optik
jaringan fiber optik di PT Dirgantara Suatu sistem dasar komunikasi
Indonesia. terdiri dari sebuah transmitter, sebuah
3. Hanya membahas skema jaringan fiber recevier, dan sebuah information channel.
optik di PT Dirgantara Indonesia beserta
daftar komponen-komponennya.

Transmitter Information Receiver


Channel
II. DASAR TEORI
Gambar 2 Sistem Dasar Komunikasi
2.1 Kabel Fiber optik
Kabel Fiber optik adalah sebuah kabel Dimana Information channels nya
yang terbuat dari fiber kaca dengan teknologi dapat dibagi menjadi 2 kategori : Unguided
canggih dan mempunyai kecepatan transfer channel dan Guided channel. Atmosphere
data yang lebih cepat daripada kabel biasa, adalah sebuah contoh Unguided channel,
biasanya fiber optik digunakan pada jaringan sistem yang menggunakan atmospheric
backbone (Tulang Punggung) karena channel adalah radio, televisi dan microwave
dibutuhakan kecepatan yang lebih dalam relay links. Guided channels mencakup
jaringan ini, namun pada saat ini sudah banyak berbagai variasi struktur tranmisi seperti two-
yang menggunakan fiber optik untuk jaringan wire line, coaxial cable, twistedpair, dan
biasa baik LAN, WAN maupun MAN karena fiber optic cable.
dapat memberikan dampak yang lebih pada Sedangkan untuk sistem komunikasi
kecepatan dan bandwith karena fiber optik ini fiber optik sediri sedikit berbeda dengan
menggunakan bias cahaya untuk mentransfer sistem komunikasi pada umumnya, karena
data yang melewatinya dan sudah barang tentu informasi yang dikirimkan dalam bentuk
kecepatan cahaya tidak diragukan lagi namun cahaya sehingga diperlukan proses
untuk membangun jaringan dengan fiber optik pengubahan informasi menjadi cahaya.
dibutuhkan biaya yang cukup mahal
dikarenakan dibutuhkan alat khusus dalam Optical Transmitter
pembangunannya. Optical transmitter merupakan sebuah
komponen yang bertugas untuk mengirimkan
sinyal-sinyal cahaya ke dalam media
pembawanya. Di dalam komponen ini terjadi kabel fiber indoor yang dipakai hanya untuk di
proses mengubah sinyal-sinyal elektronik dalam ruangan saja
analog maupun digital menjadi sebuah bentuk
sinyal-sinyal cahaya. Sumber cahaya yang Pigtail Fiber Optik
biasanya digunakan adalah Light Emitting
Diode (LED) atau solid state laser diode.
Fiber optic cable
Komponen inilah yang merupakan
pemeran utama dalam sistem ini. Kabel fiber
optik biasanya terdiri dari satu atau lebih serat
fiber yang akan bertugas untuk memandu Gambar 4 Pigtail Fiber Optik
cahaya-cahaya tadi dari lokasi asalnya hingga
sampai ke tujuan. Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya
Optical receiver memiliki satu buah konektor diujungnya,
Optical receiver memiliki tugas untuk pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber
menangkap semua cahaya yang dikirimkan yang belum memiliki konektor.
oleh optical transmitter. Setelah cahaya
ditangkap dari media fiber optik, maka sinyal Optical Termination Box (OTB)
ini akan didecode menjadi sinyal-sinyal digital
yang tidak lain adalah informasi yang
dikirimkan. Biasanya optical receiver ini
adalah berupa sensor cahaya seperti photocell
atau photodiode yang sangat peka dan sensitif
terhadap perubahan cahaya.
Optical repeater Gambar 5 Optical Termination Box
Optical repeater atau dalam bahasa Optical Termination Box (OTB) adalah Kotak
Indonesianya penguat sinyal cahaya, tempat menaruh hasil terminasi/splicing.
sebenarnya merupakan komponen yang tidak Untuk kapasitas OTB bervariasi mulai dari
perlu ada ketika menggunakan media fiber OTB 6 core, OTB 12 Core, OTB 24 core,
optik dalam jarak dekat. Sinyal cahaya yang hingga OTB 256 core. Optical Terminal Box
dikirimkan baru akan mengalami degradasi juga digunakan untuk menghubungkan kabel
dalam jarak kurang lebih 1 km. fiber optik indoor maupun outdoor dan
patchcord
2.4 Komponen pada Sistem Komunikasi
Fiber Optik Splicer (alat sambung fiber optik)
Sebuah sistem komunikasi tentu tidak
hanya didukung oleh satu dua komponen atau
perangkat saja. Di dalamnya pasti terdapat
banyak sekali paduan komponen yang saling
bekerja sama satu dengan yang lainnya.

Patch Cord Fiber Optik

Gambar 6 Splicer

Penyambungan kabel optik dikenal dengan


Gambar 3 Patch Cord Fiber Optik istilah splicing, Dalam penyambungan fiber
optik diperlukan alat khusus yaitu splicer
Patchcord adalah kabel fiber optik dengan
panjang tertentu yang sudah terpasang
konektor di ujungnya. digunakan untuk
menghubungkan antar perangkat atau ke
koneksi telekomunikasi. Patch cord adalah
Joint Closure Optic 1. Fiber To The Node (FTTN)
TKO terletak disuatu tempat di luar
bangunan, baik didalam kabinet dengan
kapasitas besar. Terminal pelanggan
dihubungkan dengan TKO melalui kabel
tembaga hingga beberapa kilometer. FTTN
umumnya diterapkan pada daerah perumahan
Gambar 7 Joint Closure Optic yang letaknya jauh dari sentral atau
Joint Closure adalah box tempat untuk infrastruktur duct pada arah yang
menaruh hasil sambungan dari fiber optik bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi
outdoor. Sebagai contoh : Jika ada kebel fiber untuk ditambahkan dengan kabel tembaga.
optik putus karena terpotong atau terbakar
maka kabel tersebut di sambung/splicing dan 2. Fiber To The Curb (FTTC)
hasil splicing-an di taruh di Closure. TKO terletak di suatu tempat di luar
bangunan, didalam kabinet dan diatas tiang
Rack Server dengan kapasitas lebih kecil. Terminal
pelanggan dihubungkan dengan TKO memalui
kabel tembaga hingga beberapa ratus meter.
FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis
yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas
namun tidak berbentuk gedung-gedung
bertingkat atau bagi pelanggan perumahan
yang pada waktu dekat akan menjadi
pelanggan jasa hiburan.
Gambar 8 Rack Server
3. Fiber To The Building (FTTB)
Rack Server adalah Rack yang khusus di TKO terletak di dalam gedung dan
rancang untuk penempatan server ataupun biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di
peralatan jaringan network seperti HUB, basement namun juga dimungkinkan
SWITCH dan OTB diletakkan pada beberapa lantai di gedung
tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan
2.5 Arsitektur FTTx (Fiber To The X) dengan TKO melalui kabel tembaga indoor.
Fiber to the x (FTTx) adalah istilah FTTB dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis
umum pada setiap arsitektur jaringan di gedung-gedung bertingkat atau bagi
telekomunikasi yang menggunakan fiber optik pelanggan perumahan di apartement.
untuk menggantikan seluruh atau sebagian dari
kabel jaringan yang biasanya menggunakan 4. Fiber To The Home (FTTH)
kabel tembaga menjadi kabel fiber otik Fiber to the Home (disingkat FTTH)
merupakan suatu format penghantaran isyarat
optik dari pusat penyedia (provider) ke
kawasan pengguna dengan menggunakan fiber
optik sebagai medium penghantaran. TKO
berada di dalam rumah pelanggan, dan
keseluruhan jaringan menggunakan kabel fiber
optik.

2.6 Topologi Jaringan


Topologi Bus
Topologi jaringan ini menghubungkan
seluruh komputer terkoneksi ke satu jalur data
utama. Pada topologi ini semua sentral
dihubungkan secara langsung pada medium
transmisi dengan konfigurasi yang disebut
Gambar 9 Ilustrasi Arsitektur FTTx Bus.
Gambar 10 Topologoi bus

Topologi Ring Gambar 13 topologi tree


Topologi ring adalah cara
menghubungkan komputer sehingga berbentuk Topologi Mesh
ring (lingkaran). Setiap simpul mempunyai Jenis topologi yang merupakan dari
tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut berbagai jenis topologi yang lain (disesuaikan
sebagai loop, data dikirimkan kesetiap simpul dengan kebutuhan). Biasanya digunakan pada
dan setiap informasi yang diterima simpul jaringan yang tidak memiliki terlalu banyak
diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya node di dalamnya. Dikarenakan setiap
atau bukan. perangkat dihubungkan dengan perangkat
lainnya.

Gambar 11 topologi ring

Topologi Star Gambar 14 topologi mesh


Pada topologi star terdapat perangkat
pengendali yang berfungsi sebagai pengatur III. FIBER OPTIK PADA JARINGAN
dan pengendali komunikasi data. Sedangkan BACKBONE TOPOLOGI STAR DI
perangkat lain terhubung dengan perangkat PT. DIRGANTARA INDONESIA
pengendali sehingga pengiriman data akan DALAM ARSITEKTUR FTTB
melalui perangkat pengendali. (FIBER TO THE BUILDING)

3.1 Jaringan Backbone PT Dirgantara


Indonesia
Backbone adalah saluran yang menjadi
lintasan utama dalam sebuah jaringan. Dimana
backbone ini merupakan dasar untuk
pengembangan jaringan selanjutnya. Jaringan
backbone memiliki koneksi berkecepatan
tinggi yang menjadi lintasan utama dalam
sebuah jaringan.
Gambar 12 topologi star Dengan menggunakan jaringan
backbone, masalah kecepatan interkoneksi
Topologi Tree antar jaringan lokal dapat teratasi. Sebenarnya
Topologi tree merupakan generalisasi bisa saja bila kita hanya menggunakan kabel
dari topologi bus, media transmisi berupa jaringan UTP untuk menggabungkan atar
kabel yang bercabang tanpa loop tertutup. jaringan lokal tersebut, tetapi akan terasa
Topologi tree selalu dimulai pada titik yang sekali lambatnya. Sehingga kabel yang cocok
disebut headend. Satu atau beberapa kabel untuk digunakan pada jaringan backbone
berasal dari headend. adalah kabel fiber optik.
3.1.1 Peta Internal PT Dirgantara Berdasarkan jalur gorong-gorong
PT Dirgantara Indonesia terdiri atas bawah tanah PT Dirgantara, maka topologi
beberapa bangunan yaitu IT- Center, GPM, yang paling sesuai untuk diterapkan pada
Diklat, AE-MT, East of Aero, Center of Aero, backbone PT Dirgantara adalah topologi star.
West of Aero, NC-Program, GPT, GRW, Sebenarnya bisa saja kita menerapkan jenis
GFW, FTC, CBC dan HMP. Gambar berikut topologi lain, hanya saja kabel fiber optik yang
menunjukan peta internal dari PT Dirgantara dipasang harus melewati banyak jalur gorong-
Indonesia : gorong sehingga penggunaan kabel menjadi
tidak efisien

3.2 Arsitektur FTTx di PT Dirgantara


Di lingkungan PT Dirgantara
Indonesia, kabel fiber optik hanya digunakan
pada jaringan backbone yang menghubungkan
antar gedung saja. Sedangkan untuk jaringan
internal didalam gedung menggunakan kabel
UTP CAT6. Sehingga arsitektur jaringan Fiber
Optik di PT Dirgantara termasuk kategori
FTTB (Fiber To The Building).

Fix Wing

Gambar 15 Peta Internal PT Dirgantara


IT-Center

3.1.2 Topologi Jaringan Pada Backbone


PT Dirgantara
Jaringan backbone ini menggunakan
Fiber Optik Singlemode 6 Core
kabel fiber optik outdoor singlemode 6 core UTP Cat6
yang diletakan pada gorong-gorong kabel Gambar 17 Skema pengkabelan jaringan yang
bawah tanah berukuran 3x3 m yang sudah menghubungkan gedung IT-Center dan
dibangun oleh PT Dirgantara sejak awal mula gedung Fix Wing
pembangunan, sehingga untuk meningkatkan
efisiensi perancangan dan meminimalkan Pada gambar di atas terlihat bahwa
pengeluaran dana maka perancangan topologi kabel fiber optik hanya dipakai untuk meng-
harus disesuaikan dengan panjang gorong- hubungkan jaringan antar gedung saja, TKO
gorong yang sudah ada. (Titik Konversi Optik) berada di lantai 2
gedung IT-Center (Ruang Server) sedangkan
untuk TKO distribusi berada pada tiap gedung
yang biasanya terletak pada lantai basement.
Kemudian pada jaringan internal tiap gedung,
untuk menghubungkan seluruh komputer para
karyawan PT Dirgantara Indonesia meng-
gunakan kabel UTP Cat6

3.3 Sistem Fiber Optik di PT


Dirgantara Indonesia
3.3.1 Sistem Switching
Untuk switch yang diggunakan pada
jaringan fiber optik di PT Dirgantara Indonesia
Gambar 16 Topologi Star Jaringan PT menggunakan metode Multi layer switching,
Dirgantara Indonesia yaitu penyusunan perangkat network switch
menjadi beberapa tingkatan dikarenakan end
user yang terkoneksi ke dalam suatu jaringan
memiliki jumlah yang sangat banyak, sehingga telah diukur pada rancangan topologi star.
kita perlu melakukan trunking (me- Kabel fiber outdoor tersebut diterminasi
nyambungkan switch satu dengan switch lain) dengan konektor tipe LC/UPC atau
disambung dengan pigtail tipe LC/UPC yang
antar network switch secara bertingkat.
kemudian diletakan didalam OTB (Optical
Termination Box). Untuk menghubungkan
kotak OTB dengan core switch pada gedung
IT-Center atau menghubungkan OTB dengan
distribution switch menggunakan patchcord
yang ditancapkan pada modul SFP yang
kemudian modul SFP tercebut ditancapkan ke
dalam port SFP pada core switch / distribution
switch.
SFP (small form plugable) sendiri
merupakan hot-pluggable tranceiver yaitu
perangkat yang mengirimkan dan menangkap
sinyal informasi dengan media serat optik.
SFP dipasang pada port pada modul sebuah
perangkat komunikasi data / telekomunikasi.
Pada SFP terdapat Transmit (Tx) dan Receive
Gambar 18 Multi Layer Switching pada
(Rx). Transmitter di perangkat A harus
Jaringan Backbone PT Dirgantara
bertemu dengan Receiver di perangkat B, dan
sebaliknya. Sedangkan untuk switch yang
Pada gambar di atas network switch
dipakai dalam jaringan fiber optik di PT
tersusun atas 3 layer (tingkatan) yaitu Core
Dirgantara sudah memiliki port SFP
Switch sebagai layer pertama, Distribution
didalamnya sehingga tidak diperlukan suatu
Switch sebagai layer kedua dan Access Switch
optical converter dan kabel fiber optik dapat
sebagai layer ketiga. Fungsi Core Switch
langsung dihubungkan ke switch melalui
adalah sebagai network switch yang
modul SFP
menggabungkan beberapa device network
switch menjadi satu kesatuan (integrated
network). Distribution Switch berfungsi
sebagai penghubung antara Core Switch
dengan Access Switch. Sedangkan Access
Switch berfungsi sebagai penghubung antara
network dengan computer end user

3.3.2 Sistem Pengkabelan

Gambar 20 Pemasangan modul SFP

Sedangkan untuk pengkabelan


Gambar 19 Skema Fiber Optik gedung IT- jaringan internal tiap gedung digunakan kabel
Center Fix Wing UTP cat 6 dengan konektor RJ45. Kabel UTP
dengan konektor RJ45 dapat langsung
Kabel fiber optik di PT Dirgantara
ditancapkan ke switch dan juga Komputer
menggunakan fiber optik outdoor 6 core Duct,
karyawan PT Dirgantara Indonesia.
Double jacket single mode, dengan diameter 9
micron, dan wavelenght 1310-1550 nm. Kabel
ditarik sejauh ratusan meter sesuai jarak yg
3.4 Contoh Perancangan Jaringan Berikut adalah tabel contoh pe-
Fiber Optik di PT Dirgantara rancangan jaringan fiber optik pada gedung
Untuk membuat suatu rancangan IT-Center dan Fixed Wing di PT Dirgantara
jaringan, maka kita harus mengetahui berapa Indonesia :
banyak jumlah user yang akan di-cover oleh
jaringan tersebut dan seberapa jauh jarak yang Tabel 2 Penentuan komponen fiber optik di
dibutuhkan untuk menghubungkan user gedung NETWORK CENTER / IT
dengan ruang data server dan internet,
sehingga kita dapat memperkirakan jumlah
switch yang dibutuhkan serta panjang kabel
yang diperlukan untuk membuat jaringan
tersebut. Berikut adalah table jumlah user dan
switch di PT Dirgantara Indonesia:

Tabel 1 Penentuan Jumlah User dan Switch di


PT Dirgantara

Tabel 3 Penentuan komponen fiber optik di


gedung FIXED WING

Berdasarkan tabel diatas maka kita


dapat membuat tabel perancangan jaringan
fiber optik pada jaringan backbone topologi
star di PT Dirgantara Indonesia. Akan tetapi,
terlebih dahulu kita harus mengetahui
IV PENUTUP
komponen fisik jaringan fiber optik yang
4.1 Kesimpulan
dipelukan pada backbone PT Dirgantara.
Selama melaksanakan kerja praktek di
PT Dirgantara Indonesia, maka penulis
Komponen Fisik :
mengambil beberapa kesimpulan, antara lain
1. Kabel fiber optik outdoor 6 core Duct,
sebagai berikut :
Double jacket single mode
1. Kabel yang cocok untuk digunakan pada
2. OTB
jaringan backbone PT Dirgantara
3. Server Rack
Indonesia adalah kabel fiber optik karena
4. Patch cord LC/UPC - LC/UPC,
memiliki kecepatan transfer data yang
simplex, Singlemode
lebih cepat daripada kabel biasa.
5. Pig tail Tipe LC/UPC
2. Topologi jaringan yang paling cocok
6. Core Switch (HP5820)
diterapkan pada backbone PT Dirgantara
7. Distribution Switch (AT-94245/XP)
Indonesia adalah topologi star yang dapat
8. Access Switch (AT-GS950)
disesuaikan dengan gorong-gorong kabel
9. Modul SFP
yang ada, selain itu juga mudah
10. Splicer
dikembangkan sehingga tidak perlu
11. OTDR
merubah konstruksi jaringan apabila switch-network-or-designing-lan-ccda/.
terjadi regenerasi pegawai. diakses pada 20 Agustus 2013
3. Arsitektur jaringan Fiber Optik di PT [6] Lesmana, Ricky. 2009. Jaringan
Dirgantara termasuk kategori FTTB (Fiber Komputer, IP Address & Subnetting.
To The Building) karena kabel fiber optik Bandung : Unikom
hanya digunakan untuk menghubungkan
jaringan antar gedung saja, sedangkan
untuk jaringan internal gedung BIODATA
menggunakan kabel UTP cat6.
4. Pada sistem fiber optik di PT Dirgantara Antaresa Mayuda, lahir di
Indonesia tidak menggunakan Optical Indramayu, 24 Mei 1992.
Converter melainkan menggunakan modul Menempuh pendidikan dasar
SFP yang langsung dapat ditancapkan ke di SDN Paoman III
port SFP pada switch jaringan. Indramayu. Melanjutkan ke
5. Switch yang digunakan pada jaringan fiber SMPN Unggulan Sindang
optik di PT Dirgantara Indonesia dan pendidikan tingkat atas
menggunakan metode Multi layer di SMAN 1 Sindang, lulus
switching yang terdiri dari Core Switch, tahun 2010. Dari tahun 2010 sampai saat ini
Distribution Switch dan Access Switch. masih menempuh studi Strata-1 di Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
4.2 Saran Diponegoro Semarang, konsentrasi
Telekomunikasi.
1. Untuk meningkatkan kehandalan dan
kecepatan jaringan di PT Dirgantara
Indonesia, sebaiknya semua jaringan Semarang, Oktober 2013
menggunakan kabel fiber optik, baik itu Mengetahui dan Menyetujui, dosen
jaringan backbone maupun jaringan pembimbing
internal gedungnya.
2. Mahasiswa yang akan melakukan kerja
praktek sebaiknya membekali diri dengan
teori-teori dasar yang berkaitan dengan
Ajub Ajulian, ST, MT.
materi kerja praktek yang akan diambil.
NIP. 197107191998022001
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nurman, Fauzi. 2009. Pemeliharaan
Perangkat dan Jaringan Kabel Optik.
Semarang : Telkom
[2] Lusi, Reskita. 2013. Merancang Jaringan
Antar Gedung.
http://reskitalusi.blogspot.com/2013/04/me
rancang-jaringan-antar-gedung.html.
diakses pada 25 Juli 2013.
[3] Fauzi, Nurman. 2008. Sistem Komunikasi
Serat/Fiber Optik.
http://zethcorner.wordpress.com/2008/07/
22/sistem-komunikasi-serat-fiber-optik/.
diakses pada 25 Juli 2013.
[4] Awal. 2012. Backbone Fiber optic.
http://itmakespossible.blogspot.com/2012/
05/backbone-fiber-optic.html. diakses
pada 1 Agustus 2013.
[5] __________. 2013. How to Design Switch
Network or Designing LAN | CCDA.
http://www.w7cloud.com/how-to-design-

Anda mungkin juga menyukai