Anda di halaman 1dari 12

P_KOMDATA, Vol. 07, No.

01, November 2020

Simulasi Jaringan Optik Dengan


Optisystem
Fadhila Dzaky Maulana1, Firman Daniel Sinaga2

Abstract—The development of telecommunication technology Sehingga diperlukan sebuah sarana komunikasi yang lebih
enables telecommunication facilities in relatively low cost, high baik, sehingga dapat melayani kebutuhan masyarakat akan
quality of service, fast, safe and also large capacity in Komunikasi yang praktis, mudah, dan efisien. Untuk
transmitting information. Along with the rapid development of memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan komunikasi
telecommunications, the ability of transmission systems using
tersebut perlu
fiber optic technology is increasingly being developed, so that it
can shift users of conventional transmission in the future, dibangun sebuah sarana layanan komunikasi berupa sebuah
especially for long-distance transmission. The use of optical jaringan teknologi yang handal, berformansi yang baik dan
fiber as a transmission medium in communication systems has dapat menjangkau seluruh daerah yang belum terdapat
advantages compared to other media. Where is the ability to layanan telekomunikasi.
transmit data faster with more channels. FTTH (Fiber To The
Pengunaan fiber optik sebagai media transmisi pada sistem
home) is a JARLOKAF (Fiber Access Local Cable Network)
that uses optical fiber to transmit data from service providers to komunikasi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media
customers. lainnya. Dimana kemampuannya dalam mentransmisikan data
yang lebih cepat dengan kanal yang lebih banyak. FTTH (Fiber
Keywords—FTTH, JARLOKAF, Providers To The home) merupakan salah satu JARLOKAF (Jaringan
Kabel Lokal Akses Fiber) yang menggunakan fiber optik untuk
Intisari—Perkembangan teknologi telekomunikasi memung- mentransmisikan data dari penyedia layanan (provider) ke
kinkan sarana telekomunikasi dalam biaya relatif rendah, mutu pelanggan. Dalam merancang infrastruktur jaringan akses FTTH
pelayanan tinggi, cepat,aman dan juga kapasitas besar dalam diperlukan sebuah metode yang matang, agar tidak terjadi
menyalurkan informasi. Seiring dengan pekembangan pengulangan perancangan apabila ada penambahan jumlah
telekomunikasi yang cepat maka kemampuan sistem transmisi pelanggan pada suatu daerah. Sehingga diperlukan sebuah
dengan menggunakan teknologi serat optik semakin metode yang dapat menghasilkan rute yang optimal dari hasil
dikembangkan, sehingga dapat menggeser pengguna transmisi
perancangan. FTTH (Fiber To The Home) dapat didefinisikan
konvesional dimasa mendatang, terutama untuk trasmisi jarak
jauh. Pengunaan fiber optik sebagai media transmisi pada sebagai arsitektur jaringan fiber optik mulai dari Sentral Telepon
sistem komunikasi memiliki kelebihan dibandingkan dengan Otoman (STO) hingga ke perangkat pelanggan. Penerapan fiber
media lainnya. Dimana kemampuannya dalam mentransmisikan optik pada jaringan FTTH ini merupakan kemajuan dari
data yang lebih cepat dengan kanal yang lebih banyak. FTTH perkembangan teknologi fiber optik yang dapat menggantikan
(Fiber To The home) merupakan salah satu JARLOKAF penggunaan kabel konvesional. Teknologi fiber optik dipilih
(Jaringan Kabel Lokal Akses Fiber) yang menggunakan fiber sebagai media penghatar dalam jaringan FTTH ini karena
optik untuk mentransmisikan data dari penyedia layanan mampu mengurangi biaya operasi serta memberikan layanan
(provider) ke pelanggan.
yang lebih baik ke pelanggan sehingga dapat menghemat biaya
Kata Kunci—FTTH, JARLOKAF, Provider yang dikeluarkan.

II. TEORI
I. PENDAHULUAN
A. Fiber Optik
Perkembangan teknologi telekomunikasi memungkinkan
sarana telekomunikasi dalam biaya relatif rendah, mutu Salah satu teknologi yang telah dan terus dikembangkan
pelayanan tinggi, cepat,aman dan juga kapasitas besar dalam sebagai media komunikasi berbasis internet adalah teknologi
menyalurkan informasi. Seiring dengan pekembangan fiber optik. Fiber optik populer untuk sektor pengguna tetap
telekomunikasi yang cepat maka kemampuan sistem transmisi seperti perkantoran, bangunan tinggi, sekolah, atau rumah seperti
dengan menggunakan teknologi serat optik semakin produk Telkom Indonesia yaitu IndiHome, First Media,
dikembangkan, sehingga dapat menggeser pengguna transmisi MyRepublic, Biznet. dan CBN. Fiber optik sendiri merupakan
konvesional dimasa mendatang, terutama untuk trasmisi jarak kabel dari material silika (kaca) yang mampu menyalurkan
jauh. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi cahaya. Jadi, alih-alih dikirimkan melalui arus listrik di kawat
dari tahun ke tahun semakin pesat, hal ini sejalan dengan tembaga seperti pada jaringan telepon, data dikirimkan dalam
kebutuhan masyarakat akan layanan komunikasi yang cepat. bentuk cahaya yang merambat melalui kaca fiber optik. Bahkan
selain sebagai media menyalurkan informasi, fiber
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

optik juga dapat digunakan sebagai sensor dengan berbagai Sebuah jaringan tidak mungkin hanya terdiri dari
aplikasi. Salah satunya adalah fiber optik sebagai sensor sebuah kabel lurus melainkan terdapat sambungan ataupun
pernapasan. percabangan dari fiber optik. Beberapa jenis sambungan
Keuntungan memilih teknologi fiber optik ini diantaranya pada fiber optik adalah coupler, konektor, dan splice.
adalah kecepatan yang tinggi dan kapasitas lebih besar. Data Coupler adalah lensa mikro pada ujung fiber optik yang
dikirimkan dengan kecepatan cahaya, tidak ada di alam semesta berfungsi memfokuskan cahaya dari transmitter agar
ini yang melebihi kecepatan cahaya. Tentunya informasi dapat terpandu dalam fiber secara maksimal. Konektor adalah
mencapai tujuan lebih dulu jika dibandingkan dengan kecepatan sambungan antara ujung fiber optik dengan ujung lain
rambat arus listrik di kabel tembaga, bahkan hasil penelitian yang sifatnya bisa dipasang dan dilepas berulang kali.
menunjukkan bahwa kecepatan transmisi data pada fiber optik Berbeda dengan konektor, sambungan berupa splice
telah melebihi 100 Gb/s. Kapasitas atau bandwidth dari jaringan sebagian bersifat permanen. Sambungan splice adalah
ini juga besar, karena dalam satu kabel beberapa rangkaian data hubungan langsung antar dua ujung fiber yang diperoleh
dapat dikirim dalam waktu yang bersamaan, menggunakan melalui fusion atau mechanical splicing. Pada metode
teknik WDM (Wavelength Division Multiplexing). Dengan fusion splicing, ujung fiber optik dipanaskan hingga lebur
berbagai penelitian yang dilakukan saat ini, tidak menutup dan disambungkan secara permanen. Pada mechanical
kemungkinan kecepatan komunikasi dengan fiber optik akan splicing, ujung fiber ditempelkan satu sama lain dan diikat
terus meningkat, apalagi adanya teknik DWDM (Dense dengan clamp atau tempat khusus.
Wavelength Division Multiplexing). 3. Receiver
Seperti halnya segala bentuk komunikasi, diperlukan Optical Receiver berfungsi untuk menerima sinyal
komponen pengirim (transmitter), jalur komunikasi, dan cahaya yang disalurkan fiber optik lalu merubahnya
penerima (receiver) dalam membentuk suatu sistem kembali ke dalam bentuk sinyal elektrik. Receiver terdiri
komunikasi fiber optik. Selain itu, diperlukan beberapa dari beberapa komponen yaitu coupler, untuk
peralatan yang dapat dikategorikan dalam komponen aktif dan memfokuskan sinyal yang diterima menuju photodetector,
pasif. Komponen aktif adalah alat yang membutuhkan sumber photodetector sebagai penerima sinyal, dan demodulator
listrik untuk beroperasi, contohnya adalah laser, amplifier, untuk mengubah sinyal kembali ke sinyal elektronik. Dua
modulator, attenuator, dan switch. Sedangkan komponen pasif jenis photodetector yang memenuhi syarat tersebut adalah
adalah alat yang tidak membutuhkan sumber energi lain dan PIN Photodioda dan Avalanche photodioda (APD).
hanya bekerja menyalurkan sinyal cahaya, contohnya adalah
fiber optik, konektor, splices, filter optik, dan coupler. B. Fiber To The Home (FTTH)
Terdapat tiga aspek penting yaitu transmitter, jalur Fiber To The Home (FTTH) adalah sistem penyediaan
komunikasi, dan receiver. akses jaringan fiber optik dimana titik konversi optik
1. Transmitter berada di rumah pelanggan. Titik konversi optik merupakan
Transmitter terdiri atas beberapa bagian. Bagian ujung jaringan fiber optik di sisi client yang berfungsi sebagai
utamanya adalah sumber cahaya yang dibantu oleh tempat konversi sinyal optik ke sinyal elektrik sebelum
komponen multiplexer, modulator, coupler, dll. Sumber diakses oleh berbagai perangkat. FTTH adalah satu dari
cahaya yang digunakan dalam bidang komunikasi adalah berbagai alternatif jaringan FTTX. Istilah yang lainnya adalah
laser dioda atau LED. Keduanya dibedakan berdasarkan Fiber To The Building (FTTB), Fiber To The Curb (FTTC),
mekanisme pembangkitan cahaya yang terjadi. Fiber To The Tower (FTTT), atau Fiber To The Zone
Multiplexer adalah suatu komponen yang memungkinkan (FTTZ). Definisi lain dari Fiber to the Home (FTTH) adalah
peningkatan kapasitas fiber optik melalui sistem TDM sebuah jaringan akses, yakni jaringan yang menghubungkan
(Time Division Multiplexing) dan WDM (Wavelength jaringan core dengan pelanggan. FTTH merupakan penerapan
Division Multiplexing). Pada TDM, informasi dari banyak Passive Optical Networkyang menyampaikan sinyal melalui
sumber dikirimkan berurutan ke satu tujuan, sedangkan serat optik dengan titik terminasi di rumah pelanggan.
pada WDM, sinyal tidak dikirimkan satu persatu Jaringan FTTH berakhir di rumah pada perangkat optical
melainkan tiap sumber memiliki panjang gelombang yang network terminal (ONT).
berbeda, sehingga dapat dikirimkan bersamaan dalam satu Arsitektur jaringan komunikasi fiber optik yang
fiber. Hal ini menyebabkan kapasitas pada jaringan fiber digunakan dalam FTTH adalah Passive Optical Network
optik WDM jauh lebih besar. Komponen transmitter (PON). PON merupakan jaringan point-to-multipoint yang
berikutnya adalah modulator. Sinyal elektrik diubah tidak memiliki komponen aktif selain di sisi Central Office
kedalam sinyal optik melalui proses modulasi. Modulasi (CO) dan sisi pelanggan / user. Dengan kata lain, sinyal optik
adalah bagaimana sebuah sinyal informasi diterjemahkan dikirimkan hanya melalui komponen pasif yaitu fiber optik,
ke sinyal lain yang bekerja sebagai pembawa (carrier). splices, dan splitter/combiner. PON merupakan teknologi
2. Jalur Komunikasi terbaru setelah Point-to-point fiber connection,
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

dimana tiap client memiliki jalur fiber optik pribadi untuk III. METODOLOGI
menuju CO, dan Active Optical Network (AON), yaitu
jaringan yang membutuhkan komponen aktif berupa A. ALAT DAN BAHAN
switch elektronik sebagai penyalur informasi. 1. PC / laptop
PON memiliki komponen utama yang disebut dengan 2. Software Optisystem
Optical Line Terminal (OLT), Optical Network Unit B. PROSEDUR PERCOBAAN VIDEO PERTAMA
(ONU) / Optical Network Termination (ONT), dan

Video 1 “Simulasi Jaringan FTTH dengan
Optical Distribution Network (ODN). Konfigurasi umum
FTTH berbasis PON adalah sebagai berikut : Optisystem”
1. Klik New untuk membuka Worksheet baru
a. OLT adalah ujung fiber optik pada bagian CO yang
menghubungkan jaringan ke backbone Metro Ethernet
(ME) atau ke jaringan yang lain.
b. ONU atau ONT adalah ujung fiber optik pada sisi
pelanggan, dimana terdapat titik konversi optik.
c. Daerah Akses Fiber (DAF) atau bagian ODN yang
dibagi menjadi 4 segmen berdasarkan jenis kabel fiber
optik yang digunakan, yaitu :
- Segmen 1 : kabel feeder menghubungkan Optical
→ →
Distribution Frame (ODF) dan Optical Distribution 2. Klik Default Transmitter Library Optical Transmitters
Cabinet (ODC) →
Kemudian tarik komponen Optical Transmitter ke
worksheet
- Segmen 2 : kabel distribusi dan Optical
Distribution Point (ODP). ODC dan ODP
merupakan lokasi sambungan (splice) dan splitter
- Segmen 3 : kabel drop dan Optical Terminal
Premises (OTP)
- Segmen 4 : kabel indoor yang diletakkan dalam
rumah dan Optical Indoor Outlet (Roset)

Skema jaringn FTTH sedang digemari karena walau


sedikit mahal, teknologi fiber optik akan mampu bertahan 3. Merubah nilai Power pada Optical Transmitter Klik 2
lama dan merupakan investasi yang menjanjikan. Tidak →
kali pada Optical Transmitter Ubah Value pada
hanya untuk akses internet, saat ini televisi kabel (IPTV) →
dan Wireless (Wi-Fi) juga mulai diintegrasikan kedalam Power menjadi 7 Ok
komunikasi fiber optik.

→ → →
4. Klik Default Passives Library Optical Attenuators

Tarik komponen Optical Attenuator pada worksheet
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

5. Mengubah attenuation pada komponen Optical



Attenuator Klik 2 kali pada Optical Attenuator

Ubah Value menjadi 0,02 dB Ok


10. Menambahkan konektor Klik Default Passives Library
→ →
Optical Connectors Tarik Connector ke worksheet
6. Menambahkan konektor Klik Default Passives
→ → →
Library Optical Connectors Tarik
Connector ke worksheet

11. Mengubah Insertion Loss pada komponen Connector



Klik 2 kali pada Connector Ubah Value Insertion

loss menjadi 0,2 dB Ok
7. Mengubah Insertion Loss pada komponen Connector

Klik 2 kali pada Connector Ubah Value Insertion

loss menjadi 0,2 dB Ok

→ → →
12. Default Passives Library Optical Power

Splitters Tarik Power Splitter 1x8 ke worksheet

→ →
8. Default Optical Fibers Library Tarik Optical Fiber
ke worksheet


13. Klik 2 kali pada Power Splitter 1x8 Ubah Value Loss
10.38 dB


9. Klik 2 kali pada Optical Fiber Ubah Reference

wavelength menjadi 1310 nm Ubah Length menjadi 5
→ →
km Ubah Attenuation menjadi 0,3 dB/km Ok
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

14. Cek besarnya power dari masing-masing splitter, dengan 18. Mengubah Insertion Loss pada komponen Connector
→ → → →
cara : Klik Default Visualizer Library Optical Klik 2 kali pada Connector Ubah Value Insertion
Tarik Optical Power Meter ke worksheet (pasang ke salah →
satu port splitter) loss menjadi 0,2 dB Ok

→ → → →
19. Default Optical Fibers Library Tarik Optical Fiber
15. Klik Calculate calculate kembali Close ke worksheet


20. Klik 2 kali pada Optical Fiber Ubah Reference

wavelength menjadi 1310 nm Ubah Length menjadi
→ →
0,15 km Ubah Attenuation menjadi 0,3 dB/km Ok
16. Klik 2 kali pada Optical Power Meter sehingga
dapat diketahui besarnya power


21. Menambahkan konektor Klik Default Passives Library
→ → →
Optical Connectors Tarik Connector ke worksheet
→ →
17. Menambahkan konektor Klik Default Passives Library
→ →
Optical Connectors Tarik Connector ke worksheet
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

22. Mengubah Insertion Loss pada komponen



Connector Klik 2 kali pada Connector Ubah

Value Insertion loss menjadi 0,2 dB Ok

→ →
2. Klik Default Transmitter Library Optical Transmitters

Kemudian tarik komponen Optical Transmitter ke
worksheet
→ →
23. Klik Default Receivers Library Optical

Receivers Tarik Optical Receiver ke worksheet


3. Menambahkan konektor Klik Default Passives Library
→ → →
Optical Connectors Tarik Connector ke worksheet
24. Cek losses pada Connector 3

→ → →
4. Klik Default Passives Library Optical Attenuators
25. Perbandingan losses pada splitter langsung dan →
connector 3 Tarik komponen Optical Attenuator pada worksheet

❖(Perancangan
Video 2 “Tugas Sistem Komunikasi Optik
FTTH dengan Optisystem)”
5. Mencari komponen apabila tidak mengetahui
letaknya, bisa dilakukan dengan cara : Klik kanan
1. Klik New untuk membuka worksheet baru →
pada Component Library Find component
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

Kemudian ketik komponen yang ingin dicari,


misalnya Optical Power Meter Dan Modulation Type NRZ (Non Return to Zero)

6. Memberi Text
→ → 8. Mengubah Insertion Loss pada komponen
Tab Edit Layout Tools Draw Text Label
Connector

Klik 2 kali pada Connector Ubah Value Insertion

loss menjadi 0,5 dB Ok

Lalu ketikkan OLT sesuai jenis dan ukuran font


yang diinginkan

9. Mengubah attenuation pada komponen Optical


Attenuator

Klik 2 kali pada Optical Attenuator Ubah Value

menjadi 0,1 dB Ok

7. Setting pada Optical Transmitter



Klik 2 kali pada Optical Transmitter Ubah
Frequency menjadi 1490 nm dan Power menjadi 2
dbm

10. Menambahkan konektor


→ → →
Klik Default Passives Library Optical

Connectors Tarik Connector ke worksheet
Bit rate 2,5 Gbits/sekon dengan mode normal
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

→ → → → →
11. Klik Default Passives Library Optical 15. Default Optical Fibers Library Tarik Optical Fiber
→ ke worksheet
Attenuators Tarik komponen Optical Attenuator pada
worksheet

→ → →
16. Klik Default Passives Library Optical Attenuators
12. Menambahkan konektor →
Tarik komponen Optical Attenuator pada worksheet
→ → →
Klik Default Passives Library Optical

Connectors Tarik Connector ke worksheet

→ → →
17. Klik Default Passives Library Optical Attenuators
→ → → →
13. Klik Default Passives Library Optical Tarik komponen Optical Attenuator pada worksheet

Attenuators Tarik komponen Optical Attenuator pada
worksheet

18. Menambahkan konektor


→ → →
14. Setting Connector 0,5 dB pada Insertion Loss dan Klik Default Passives Library Optical
Optical Attenuator 0,1 dB pada attenuation →
Connectors Tarik Connector ke worksheet
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

→ → → → → →
19. Default Passives Library Optical Power 23. Klik Default Visualizer Library Optical Tarik
→ Optical Power Meter ke worksheet
Splitters Tarik Power Splitter 1x8 ke worksheet

→ → → 24. Setting optical fiber seperti pada gambar di bawah


20. Klik Default Visualizer Library Optical Tarik ini
Optical Power Meter ke worksheet

21. Menambahkan konektor 25. Setting Connector 0,5 dB pada Insertion Loss dan
→ → →
Klik Default Passives Library Optical Optical Attenuator 0,1 dB pada attenuation

Connectors Tarik Connector ke worksheet

22. Menambahkan Ground pada splitter 26. Membuat bagian ODP dengan menambah
→ → komponen Optical Fiber_1, Optical Attenuator_6,
Klik Default Tools Library Tarik Ground ke
worksheet lalu koneksikan dengan 3 port splitter Optical Fiber_2, Optical Attenuator_7,
Connector_5 dan Power Splitter 1x8
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

→ →
31. Klik Default Receivers Library Optical
27. Koneksikan 4 port Pewer Splitter dengan Ground, 1 →
Receivers Tarik Optical Receiver ke worksheet
port untuk Connector dan 1 port untuk Optical
Power Meter

→ →
32. Klik Default Visualizer Library Electrical

Tarik BER Analyzer ke worksheet dan
koneksikan ke Optical Receiver
28. Setting Value pada Optic Fiber_1 2 km, Optical
Fiber_2 0,23 km, Optical Attenuator dan
Connector seperti pada komponen sebelumnya

33. Hasil BER Analyzer

29. Membuat bagian ROSET dengan manambahkan


komponen Optical Fiber_3 dan Connector_7

30. Setting Optical Fiber_3 seperti pada gambar di


bawah ini
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

Penerapan fiber optik pada jaringan FTTH ini


merupakan kemajuan dari perkembangan teknologi
fiber optik yang dapat menggantikan penggunaan
kabel konvesional. Teknologi fiber optik dipilih
sebagai media penghatar dalam jaringan FTTH ini
karena mampu mengurangi biaya operasi serta
memberikan layanan yang lebih baik ke pelanggan
sehingga dapat menghemat biaya yang dikeluarkan.
Dari hasil simulasi tersebut, diperoleh besarnya
losses yang diperoleh dengan cara Optical Power
Meter yang dipasang langsung pada Power Splitter
dan pada Connector_3. Optical Power Meter yang
dipasang langsung pada Power Splitter menunjukkan
besarnya losses sebesar -16,983 dBm, sedangkan
Optical Power Meter yang dipasang di Connector_3
menunjukkan angka -17,428 dBm. Perbedaan nilai
losses tersebut wajar terjadi karena ketika Optical
Power Meter di pasang pada Connector_3 dimana
terdapat losses dari dua buah Connector yaitu
34. Nilai dBm Optical Power Meter_3, Optical Power Connector_2 dan Connector_3 serta ditambah losses
Meter_4 dan Optical Power Meter_5 dari Optical Fiber_1, sehingga losses pada yang
terbaca pada optical power meter pun menjadi lebih
besar. Nilai losses yang terbaca pada Optical Power
Meter tersebut masih dalam kategori normal karena
nilai losses standarnya adalah -20 dengan toleransi -15
sampai -27.

2. Hasil Simulasi Video 2


1. Sample Data Losses

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Simulasi Video 1

Jaringan di atas adalah jaringan FTTH yang


terdiri atas beberapa bagian yaitu, Optical Line
Terminal (OLT), Fiber Termination management
(FTM), Optical Distribution Cabine (ODC),
Gambar di atas merupakan sususan jaringan
Optical Distribution Point (ODP), Optical Indoor
komunikasi optic FTTH. FTTH (Fiber To The Home)
Outlet (ROSET), Optical Network Termination
dapat didefinisikan sebagai arsitektur jaringan fiber
(ONT).
optik mulai dari Sentral Telepon Otoman (STO)
hingga ke perangkat pelanggan, seperti pada gambar Dari gambar di atas terdapat tiga buah sampel data
di bawah ini: atau nilai losses pada Optical Power Meter yang
dipasang di tempat yang berbeda-beda. Dari gambar
tersebut besarnya nilai losses yaitu -20,901 dBm, -
21,402 dBm dan -21,911 dBm. Besarnya nilai losses
tersebut masih termasuk dalam kategori normal
karena karena nilai losses standar adalah - 20 dengan
toleransi -15 sampai -27.
P_KOMDATA, Vol. 07, No. 01, November 2020

2. Hasil BER Analyzer sistem komunikasi fiber optic. Melalui BER Analyzer
dalam Software Optisystem dapat dihasilkan nilai
BER, sekaligus grafik Q-Factor dan eye diagram.
Pada simulasi untuk menentukan bit error rate
dihasilkan nilai BER yang bervariasi pada channel
yang berbeda. Grafik BER dengan jelas menunjukkan
adanya pengaruh frekuensi atau panjang gelombang
terhadap nilai BER. Hal ini berkaitan dengan
karakteristik fiber optic dan receiver yang memiliki
daerah kerjapuncak pada 1490 nm. Semakin jauh
panjang gelombang dari nilai tersebut, semakin besar
loss yang terjadi sehingga secara tidak langsung akan
menurunkan nilai BER. Namun atenuasi bukanlah
satu-satunya yang mempengaruhi nilai BER.

IV. KESIMPULAN

1. Fiber optik merupakan kabel dari material silika (kaca)


yang mampu menyalurkan data yang dikirimkan dalam
bentuk cahaya yang merambat melalui kaca fiber optic
2. Keuntungan memilih teknologi fiber optik adalah
kecepatan yang tinggi dan kapasitas lebih besar.
3. Fiber To The Home (FTTH) adalah sistem penyediaan
akses jaringan fiber optik dimana titik konversi optik
berada di rumah pelanggan. Titik konversi optik
merupakan ujung jaringan fiber optik di sisi client yang
berfungsi sebagai tempat konversi sinyal optik ke sinyal
elektrik sebelum diakses oleh berbagai perangkat
4. jaringan FTTH pada simulasi terdiri atas beberapa bagian
yaitu, Optical Line Terminal (OLT), Fiber Termination
management (FTM), Optical Distribution Cabine (ODC),
Optical Distribution Point (ODP), Optical Indoor Outlet
(ROSET), Optical Network Termination (ONT).
5. Bit Error Rate adalah salah satu cara untuk mengetahui
kualitas sinyal yang dikirimkan melalui sistem
komunikasi fiber optic.

REFERENSI

Gambar di atas merupakan grafik hasil BER 1. Adiati, Rima. 2020. Dasar Komunikasi Fiber Optik dan FTTH
(Fiber To The Home). https://warstek.com/ftth/
Analyzer. Sinyal optic yang dikirimkan melalui 2. J. Chen, “Design, Analysis and Simulation of Optical Access and
jaringan FTTH berupa pulsa-pulsa cahaya yang Wide-area Networks,” Doctoral Thesis : KTH School of
masing-masing membawa satu bit data, namun tidak Information and Communication Technology, Stockholm, 2009.
semua bit dapat terkirim dengan sempurna. BER 3. N. Massa, “Fiber Optic Telecommunication,” in SPIE
didefinisikan sebagai jumlah terjadinya error tiap Fundamental of Photonics, Society of Photo-optical
Instrumentation Engineers, 2000, pp. 293-374.
jumlah data bit yang terkirim pada suatu sistem
digital. Pada ajringan optic secara umum, nilai BER 4. International Engineering Consortium (IEC), 2007, FTTH
yang harus dipenuhi adalah BER 10-6 – 10-12. explained: delivering efficient customer bandwidth and enhanced
Artinya tiap 109 hingga 1012 bit data yang terkirim, servicesBlog Dunia Listrik. 2010. Belajar Dasar SCADA
http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/02/belajar-dasar-
error yang terjadi hanyalah pada 1 bit. BER juga scada.html?m=1
disebut dengan error probability atau probablitas
munculnya error dalam transmisi data. Dalam proses
transmisi, bit tertentu memiliki apmplitudo sinyal
yang terlalu dekat dengan threshold sehingga tidak
dapat dibedakan nilainya dengan benar.
Bit Error Rate adalah salah satu cara untuk
mengetahui kualitas sinyal yang dikirimkan melalui

Anda mungkin juga menyukai