PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahulan yang berisi rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manafaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
DASAR TEORI
Fiber Optik adalah media layanan jaringan telekomunikasi yang menggunakan bahan dari serat
kaca/optik sebagai bahan media jaringannya & layanannya mempergunakan gelombang cahaya sebagai
media transmisinya. Kabel fiber optik dapat mengirimkan data dan sinyal pada bandwidth yang lebih
tinggi dan pada kecepatan yang lebih cepat dari tembaga tradisional atau jalur kabel aluminium. Hal ini
dapat digunakan dalam berbagai aplikasi transmisi data[ CITATION Agu19 \l 1033 ].
Gambar 2.1 Lapisan Fiber Optik[ CITATION Agu19 \l 1033 ]
1. Outer Jacket kulit kabel tebal untuk melindungi kabel dari luar.
2. Strength Member lapisan jaket kulit kabel membuat kuat kabel.
3. Coating adalah plastik pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan.
4. Cladding adalah Materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar kembali ke
dalam inti (core).
5. Core adalah Kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik dimana pengiriman sinar
cahaya di lakukakan.
Fungsi fiber optik dimaksudkan untuk mengarahkan gelombang cahaya dalam satu arah melalui
proses pembiasan cahaya. Pada dasarnya, kabel fiber optic mengirimkan gelombang cahaya dari satu
titik fisik yang lain dengan menangkap cahaya dalam kabel dan memantulkannya kembali ke dalam
setiap kali cahaya tersebut mencoba untuk melarikan diri. Hal ini membuat fiber optik kabel semacam
seperti sebuah prisma dari mana gelombang cahaya tidak dapat melarikan diri. Satu-satunya tempat
untuk gelombang cahaya untuk pergi, maka adalah ujung dari kabel fiber optik.
Prinsip kerja dari serat optik ini adalah sinyal awal/source yang berbentuk sinyal listrik ini pada
transmitter diubah oleh transducer elektrooptik (Dioda/Laser Dioda) menjadi gelombang cahaya yang
kemudian ditransmisikan melalui kabel serat optik menuju penerima/receiver yang terletak pada ujung
lainnya dari serat optik, pada penerima/receiver sinyal optik ini diubah oleh transducer Optoelektronik
(Photo Dioda/Avalanche Photo Dioda) menjadi sinyal elektris kembali. Dalam perjalanan sinyal optik
dari transmitter menuju receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel optik, sambungan-
sambungan kabel dan konektor-konektor di perangkatnya, oleh karena itu jika jarak transmisinya jauh
maka diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang berfungsi untuk memperkuat gelombang cahaya
yang telah mengalami redaman sepanjang perjalanannya[ CITATION Dew18 \l 1033 ].
Prinsip kerja serat optik berdasarkan hukum Snellius yaitu jika seberkas sinar masuk pada suatu
ujung serat optik (media yang transparan) dengan sudut kritis dan sinar itu datang dari medium yang
mempunyai indeks bias lebih kecil dari udara menuju inti fiber optik (kuartz murni) yang mempunyai
indeks bias yang lebih besar maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti (core) serat optik
menuju ujung yang satu. Disini cladding (lihat gambar 2.2) berguna untuk memantulkan kembali
cahaya kembali ke core[ CITATION Rah19 \l 1033 ].
Gambar 2.2 Perambatan cahaya pada serat optik yang lurus [ CITATION Rah19 \l 1033 ].
Cahaya pada serat optik merambat melalui core dengan secara terus-menerus memantul
dari cladding, prinsip ini dikenal dengan total internal reflection yaitu ketika dua material yang
mempunyai dua indeks bias yang berbeda dimana n1>n2 maka total internal reflection akan terjadi
apabila sudut datang (i) pada material dengan indeks n1 lebih besar dibanding sudut kritis (c).
Cladding tidak menyerap cahaya apapun dari core, gelombang cahaya dapat merambat pada jarak
yang sangat jauh. Tapi bagaimanapun juga, beberapa sinyal cahaya menurun di dalam fiber,
karena ketidakmurnian kaca. Besarnya penurunan sinyal bergantung pada kemurnian kaca dan
panjang gelombang cahaya yang ditransmisikan (Contoh, 850 nm = 60 to 75 persen/km, 1300 nm
= 50 to 60 persen/km, 1550 nm = lebih besar dari 50 persen/km)[ CITATION Rah19 \l 1033 ].
Fiber To The Home merupakan format penghantaran isyarat optic dari pusat penyedia ke
kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantaran. Perkembangan
teknologi fiber optik yang dapat menggantikan penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong
oleh keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Services yaitu
layanan akses internet yang cepat (data), jaringan telepon atau VoIP, dan video (TV kabel) dalam satu
infrastruktur pada unit pelanggan. Penghantaran dengan menggunakan teknologi FTTH ini dapat
menghemat biaya dan mengurangi biaya operasi dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
pelanggan. Ciri-ciri inheren serat optik membenarkan penghantaran isyarat telekomunikasi dengan
lebar jalur yang lebih besar dibandingkan dengan kabel konvensional[ CITATION Tof17 \l 1033 ].
Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan FTTH[ CITATION Tof17 \l 1033 ]
Dari gambar mengilustrasikan arsitektur umum dari suatu jaringan FTTH. Biasanya jarak antara
pusat layanan dengan pelanggan dapat berkisar maksismum 20Km. Dimana pusat penghantaran
penyelenggara layanan (service provider) yang berada di kantor utama disebut jugan dengan central
office (CO), disini terdapat peralatan yang disebut dengan Optical Line Terminal (OLT). Kemudian
dari OLT ini dihubungan kepada Optical Network Terminal (ONT) yang ditempatkan di rumah-rumah
pelanggan melalui jaringan distribusi serat optic atau biasa disebut Optical Distribution Network
(ODN). Isyarat optik dengan panjang gelombang (wavelength) 1490 nm untuk downstream dan isyarat
optic dengan panjang gelombang 1310 nm untuk upstream diguunakan untuk mengirim data dan suara.
Sedangkan layanan video dikonversi dahulu ke format optic dengan panjang gelombang 1550 nm oleh
optik pemancar video (Optical Video Transmitter). Isyarat optik 1550 nm dan 1490 nm ini
digabungkan oleh penggabung atau biasa disebut coupler dan ditransmisikan ke pelanggan secara
bersama. Singkatnya, tiga panjang gelombang ini membawa informasi yang berbeda secara simultan
dan dalam berbagai arah pada satu serat fiber optik yang sama[ CITATION Tof17 \l 1033 ].
Redaman (atenuasi) serat optik merupakan karakteristik penting yang harus diperhatikan
mengingat kaitannya dalam menentukan jarak pengulang (repeater), jenis pemancar dan penerima
optik yang harus digunakan. Redaman sinyal cahaya yang merambat di sepanjang serat merupakan
pertimbangan penting dalam desain sebuah sistem komunikasi optik, karena menentukan peran utama
dalam menentukan jarak transmisi maksimum antara pemancar dan penerima. Ketika sinar melewati
media fiber akan mengalami penurunan daya akibat redaman, pembiasan dan efek lainnya. Semakin
besar atenuasi berarti semakin sedikit cahaya yang dapat mencapai detektor dan dengan demikian
semakin pendek kemungkinan jarak span antar pengulang [ CITATION Roi20 \l 1033 ]. Redaman itu
dapat terjadi karena adanya dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, yaitu :
1. Absorption (penyerapan), peristiwa ini terjadi akibat ketidak murnian bahan fiber optik yang
digunakan. Bila cahaya menabrak sebuah partikel dari unsur yang tidak murni maka sebagian
dari cahaya tersebut akan terserap.
2. Scattering (penghamburan) terjadi akibat adanya berkas cahaya yang merambat dalam materi
dipancarkan/dihamburkan ke segala arah dikarenakan struktur materi yang tidak murni.
Biasanya scattering ini terjadi pada lokasi-lokasi tertentu saja di dalam bahan, dan ukuran
daerah yang terkena pengaruh perubahan efek terpencarnya cahaya sangat kecil, yaitu kurang
dari satu Panjang gelombang cahaya.
3. Microbending (pembengkokan pada saat pembuatan serat optik) pada umumnya timbul di
dalam proses manufaktur. Penyebab yang biasa dijumpai adalah perbedaan laju pemuaian (dan
penyusutan) antara serat optik dan lapisan-lapisan pelindung luarnya (jaket). Ketika kabel serat
optik menjadi terlalu dingin, lapisan jaket maupun bagian inti/mantel akan mengalami
penyusutan dan memendek sehingga dapat bergeser dari posisi relatifnya semula dan
menimbulkan lekukan lekukan yang disebut microbend [ CITATION Roi20 \l 1033 ].
Gambar 2.6 Pembengkokan mikro akibat tekanan dari luar [ CITATION Roi20 \l 1033 ]
Ada beberapa faktor ekstrinsik dari serat optik yang menyebabkan redaman, yaitu :
1. Frasnel Reflection terjadi karena ada celah udara sehingga cahaya harus melewati dua interface
yang memantulkan Sebagian karena perubahan index bias dari inti ke udara dan inti lagi.
2. Mode Copling terjadi karena adanya sambungan antara sumber/detektor optik dengan serat
optik.
3. Macrobending, lekukan tajam pada sebuah kabel serat optic dapat menyebabkan timbulnya rugi
daya yang cukup serius, dan lebih jauh lagi kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis
(pecahnya serat optik). Rugi daya yang ditimbulkan dengan melengkungkan sepotong pendek
serat optik boleh jadi lebih besar dari rugi daya total yang timbul pada seluruh kabel serat optik
sepanjang 1 km yang dipasang secara normal [ CITATION Roi20 \l 1033 ].
Gambar 2.8 Fenomena Makro Bending [ CITATION Roi20 \l 1033 ]
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan wilayah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Waktu penelitian
dilaksanakan selama 5 (lima) bulan dimulai dari bulan Juli sampai November 2021.
BULAN
NO KEGIATAN 7 8 9 10 11
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 34 1 2 3 4 1 2
Seminar
Proposal dan
1
Perbaikan
Proposal
2 Persiapan
Perlengkapan
Penelitian
Penelitian
3
Pembimbingan
4 Dan Persiapan
Seminar Hasil
5 Seminar Hasil
Perbaikan Dan
6 Persiapan Ujian
Skripsi
7 Ujian Skripsi
1. Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit laptop, Power meter,
OTDR, Patch core, serta alat pendukung lainnya seperti kalkulator.
2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Microsoft Windows 10.
Redaman TOTAL :
(Redaman Kabel OLT ODC) + (Redaman Kabel ODC ODP) + (Redaman Kabel ODP
ONU) + Redaman Splitter ODC + Redaman Splitter ODP + Redaman Splice
Total………………………………………….......................................( 3.1)
5. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
1] T. A. Sadewa, Analisa Perhitungan Total Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Di
Area Perumahan Gardenia, Semarang: Universitas Semarang, 2017.
2] F. Andi Nurul Ulfawatih Z, Analisis Redaman Pada Jaringan Fiber To The Home (FTTH)
Berteknologi Giga Bit Passive Optical Network (GPON) Di PT Telkom Makasar, Makasar:
Universitas Muhamadiah Makasar, 2018.
3] N. A. S. Dewi anniizah arham, Analisis Redaman Optical (ODC) Distribution Cabinet, Makasar:
Universitas Muhammadiah, 2018.
4] A. Priyanto, Analisis Redaman Pada Jaringan Fiber Optik Dengan Metode Link Power Budget
Pada PT. Biznet, Jakarta: Teknik Informatika, Universitas Satya Negara Indonesia, 2019.
5] Rahmania, Analisis Power Budget Jaringan Komunikasi Serat Optik Di PT.Telkom Akses
Makassar, Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar, 2019.
6] R. E. Sitohang, Analisa Pelengkungan Pada Kabel Serat Optiksebagai Sensor Kemiringan
Berbasis Makro Bending, Medan: Universitas Sumatra Utara, 2020.
7] R. N. Auzaiy, Analisis Power Budget Jaringan Komunikasi Serat Optik PT Telkom di STO
Jatinegara, Jakarta: Departemen Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017.