Anda di halaman 1dari 5

Dasar Komunikasi Fiber Optik dan FTTH

(Fiber To The Home)


Perkembangan zaman menuntut keterbukaan informasi dan
tentunya komunikasi menjadi salah satu aspek penting yang menandai majunya
suatu peradaban. Dewasa ini, masyarakat dimudahkan untuk berkomunikasi, bahkan
dengan orang di belahan bumi yang lain. Sejak ditemukan telegram, radio, dan jaringan
seluler, komunikasi semakin mudah dan cepat. Bahkan berbagai pilar pada Revolusi
Industri 4.0 disokong oleh sistem komunikasi berbasis internet, seperti Cloud
Computing,  Big Data,  Internet of Thing,  dan Cyber Security.

Mengapa Menggunakan Fiber Optik


Salah satu teknologi yang telah dan terus dikembangkan sebagai media komunikasi
berbasis internet adalah teknologi fiber optik. Fiber optik populer untuk  sektor
pengguna tetap seperti perkantoran, bangunan tinggi, sekolah, atau rumah seperti
produk Telkom Indonesia yaitu IndiHome, First Media, MyRepublic, Biznet. dan CBN.
Apalagi di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, jaringan internet yang handal
berbasis fiber optik menjadi semakin dibutuhkan. Fiber optik sendiri merupakan kabel
dari material silika (kaca) yang mampu menyalurkan cahaya. Jadi, alih-alih dikirimkan
melalui arus listrik di kawat tembaga seperti pada jaringan telepon, data dikirimkan
dalam bentuk cahaya yang merambat melalui kaca fiber optik. Bahkan selain sebagai
media menyalurkan informasi, fiber optik juga dapat digunakan sebagai sensor dengan
berbagai aplikasi. Salah satunya adalah fiber optik sebagai sensor pernapasan.

Keuntungan memilih teknologi fiber optik ini diantaranya adalah kecepatan yang tinggi
dan kapasitas lebih besar, baca juga  Keunggulan Serat Optik – Perevolusi Dunia
Telekomunikasi. Bayangkan, data dikirimkan dengan kecepatan cahaya. Tidak ada di
alam semesta ini yang melebihi kecepatan cahaya. Tentunya informasi dapat mencapai
tujuan lebih dulu jika dibandingkan dengan kecepatan rambat arus listrik di kabel
tembaga, bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan transmisi data pada
fiber optik telah melebihi 100 Gb/s! [7] Artinya film Bluray 1080p yang memiliki ukuran
file sekitar 7 GB dapat dikirim dalam waktu 7 detik saja.

Kapasitas atau bandwidth dari jaringan ini juga besar karena dalam satu kabel, beberapa
rangkaian data dapat dikirim dalam waktu yang bersamaan, menggunakan teknik WDM
(Wavelength Division Multiplexing). Dengan berbagai penelitian yang dilakukan saat ini,
tidak menutup kemungkinan kecepatan komunikasi dengan fiber optik akan terus
meningkat, apalagi adanya teknik DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) [5].

Komponen Komunikasi Fiber Optik


Seperti halnya segala bentuk komunikasi, diperlukan komponen pengirim (transmitter),
jalur komunikasi, dan penerima (receiver) dalam membentuk suatu sistem komunikasi
fiber optik. Selain itu, diperlukan beberapa peralatan yang dapat dikategorikan
dalam komponen aktif dan pasif [1]. Komponen aktif adalah alat yang membutuhkan
sumber listrik untuk beroperasi. Contohnya adalah laser, amplifier, modulator, attenuator,
dan switch. Sedangkan komponen pasif adalah alat yang tidak membutuhkan sumber
energi lain dan hanya bekerja menyalurkan sinyal cahaya. Contohnya adalah fiber optik,
konektor, splices, filter optik, dan coupler.

Gambar 1. Susunan dasar komunikasi optik

Struktur dasar sistem komunikasi fiber optik ditunjukkan pada gambar 1. Terdapat tiga
aspek penting yaitu transmitter, jalur komunikasi, dan receiver.  Masing-masing akan
dijelaskan dalam uraian berikut :

Transmitter
Transmitter terdiri atas beberapa bagian. Bagian utamanya adalah sumber cahaya yang
dibantu oleh komponen  multiplexer, modulator, coupler,  dll. Sumber cahaya yang
digunakan dalam bidang komunikasi adalah laser dioda atau LED. Keduanya
dibedakan berdasarkan mekanisme pembangkitan cahaya yang terjadi.

Multiplexer adalah suatu komponen yang memungkinkan peningkatan kapasitas fiber


optik melalui sistem TDM (Time Division Multiplexing) dan WDM (Wavelength Division
Multiplexing). Pada TDM, informasi dari banyak sumber dikirimkan berurutan ke satu
tujuan, sedangkan pada WDM, sinyal tidak dikirimkan satu persatu melainkan tiap
sumber memiliki panjang gelombang yang berbeda, sehingga dapat dikirimkan
bersamaan dalam satu fiber. Hal ini menyebabkan kapasitas pada jaringan fiber optik
WDM jauh lebih besar. [1]

Gambar 2. Konsep dasar WDM [1]

Komponen transmitter berikutnya adalah modulator  [1]. Sinyal elektrik diubah kedalam


sinyal optik melalui proses modulasi. Modulasi adalah bagaimana sebuah sinyal
informasi diterjemahkan ke sinyal lain yang bekerja sebagai pembawa (carrier).

Jalur Komunikasi
Sebuah jaringan tidak mungkin hanya terdiri dari sebuah kabel lurus melainkan terdapat
sambungan ataupun percabangan dari fiber optik. Beberapa jenis sambungan pada fiber
optik adalah coupler,  konektor, dan splice. Coupler adalah lensa mikro pada ujung fiber
optik yang berfungsi memfokuskan cahaya dari transmitter agar terpandu dalam fiber
secara maksimal. Konektor adalah sambungan antara ujung fiber optik dengan ujung
lain yang sifatnya bisa dipasang dan dilepas berulang kali.

Berbeda dengan konektor, sambungan berupa splice sebagian bersifat permanen.


Sambungan splice adalah hubungan langsung antar dua ujung fiber yang diperoleh
melalui fusion atau mechanical splicing  [1]. Pada metode fusion splicing, ujung fiber optik
dipanaskan hingga lebur dan disambungkan secara permanen. Pada mechanical splicing,
ujung fiber ditempelkan satu sama lain dan diikat dengan clamp atau tempat khusus.

Gambar 4. Perbedaan Mechanical splice dan fusion splice. (Sumber: www.fo4sale.com)

Receiver
Optical Receiver berfungsi untuk menerima sinyal cahaya yang disalurkan fiber optik lalu
merubahnya kembali kedalam bentuk sinyal elektrik. Receiver terdiri dari beberapa
komponen yaitu coupler, untuk memfokuskan sinyal yang diterima
menuju photodetector, photodetector sebagai penerima sinyal, dan demodulator untuk
mengubah sinyal kembali ke sinyal elektronik. Dua jenis photodetector yang memenuhi
syarat tersebut adalah PIN Photodioda dan Avalanche photodioda (APD).

Fiber To The Home (FTTH)


Fiber To The Home (FTTH) adalah sistem penyediaan akses jaringan fiber optik
dimana titik konversi optik berada di rumah pelanggan [3].  Titik konversi optik
merupakan ujung jaringan fiber optik di sisi client  yang berfungsi
sebagai tempat konversi sinyal optik ke sinyal elektrik sebelum diakses oleh berbagai
perangkat. FTTH adalah satu dari berbagai alternatif jaringan FTTX. Istilah yang lainnya
adalah Fiber To The Building  (FTTB),  Fiber To The Curb  (FTTC),  Fiber To The
Tower  (FTTT), atau Fiber To The Zone  (FTTZ).

Definisi lain dari Fiber to the Home (FTTH) adalah sebuah jaringan akses, yakni
jaringan yang menghubungkan jaringan core  dengan pelanggan. FTTH merupakan
penerapan Passive Optical Network yang menyampaikan sinyal melalui serat optik
dengan titik terminasi di rumah pelanggan. Jaringan FTTH berakhir di rumah pada
perangkat optical network terminal (ONT) [8].

Arsitektur jaringan komunikasi fiber optik yang digunakan dalam FTTH adalah Passive
Optical Network  (PON). PON merupakan jaringan point-to-multipoint yang tidak memiliki
komponen aktif selain di sisi Central Office (CO) dan sisi pelanggan / user. Dengan kata
lain, sinyal optik dikirimkan hanya melalui komponen pasif yaitu fiber optik, splices,
dan splitter/combiner. PON merupakan teknologi terbaru setelah Point-to-point fiber
connection, dimana tiap client memiliki jalur fiber optik pribadi untuk menuju CO,
dan Active Optical Network (AON), yaitu jaringan yang membutuhkan komponen aktif
berupa switch elektronik sebagai penyalur informasi. [4]

Sejak ditemukan oleh British Telecom pada 1980-an, PON terus dikembangkan karena
memiliki fleksibilitas tinggi. Terbukti dari munculnya berbagai skema jaringan baru yang
berakar dari PON, yaitu GE-PON, Broadband PON (BPON), GPON [5], XGPON, dan
Ethernet PON (EPON) [6]. Pengembangan PON juga dilakukan pada cara sharing data
yang dilakukan, yaitu TDM-PON, WDM-PON, dan Hybrid-PON [4]. Topologi dari PON
juga dapat divariasikan seperti jaringan pada umunya menggunakan topologi tree, bus,
atau ring.

Seperti halnya sistem komunikasi optik yang dibahas sebelumnya, PON


memiliki komponen utama yang disebut dengan Optical Line Terminal (OLT), Optical
Network Unit (ONU) / Optical Network Termination  (ONT), dan Optical Distribution
Network (ODN) [3]. Konfigurasi umum FTTH berbasis PON ditunjukkan oleh gambar
berikut :

Gambar 5. Konfigurasi umum FTTH [3]

o OLT adalah ujung fiber optik pada bagian CO yang menghubungkan jaringan ke
backbone Metro Ethernet (ME) atau ke jaringan yang lain.
o ONU atau ONT adalah ujung fiber optik pada sisi pelanggan, dimana terdapat
titik konversi optik
o Daerah Akses Fiber (DAF) atau bagian ODN yang dibagi menjadi 4 segmen
berdasarkan jenis kabel fiber optik yang digunakan, yaitu:
o Segmen 1 : kabel feeder menghubungkan Optical Distribution Frame (ODF)
dan Optical Distribution Cabinet (ODC)
o Segmen 2 : kabel distribusi dan Optical Distribution Point (ODP). ODC dan ODP
merupakan lokasi sambungan (splice) dan splitter
o Segmen 3 : kabel drop dan Optical Terminal Premises (OTP)
o Segmen 4 : kabel indoor yang diletakkan dalam rumah dan Optical Indoor
Outlet (Roset)
Skema jaringn FTTH sedang digemari karena walau sedikit mahal, teknologi fiber optik
akan mampu bertahan lama dan merupakan investasi yang menjanjikan. Tidak hanya
untuk akses internet, saat ini televisi kabel (IPTV) dan Wireless (Wi-Fi) juga mulai
diintegrasikan kedalam komunikasi fiber optik. Walau masih hanya ada di kota besar, kita
berharap seluruh Indonesia dapat menikmati teknologi Ini kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai