BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) adalah jaringan yang menggunakan kabel
serat optic untuk menghubungkan antara sentral local dengan terminal pelanggan.
Teknologi pada Jarlokaf yang sudah berkembang dengan baik antara lain: DLC (Digital
Lopp Carrier), PON (Passive Optical Network), AON (Active Optical Network)
danHFC(Hybrid Fiber Coax).
Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain :
1. Jenis jasa dan kapasitas.
2. Kemudahan O&M.
3. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability).
4. Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility).
5. Tidak mudah usang dan dijamin produksinya.
6. Biaya efektif.
7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF.
Teknologi PON mempunyai keunggulan utama karena menggunakan passive
spliter.Melalui passive spliter ini, maka kabel serat optic dapat dipecah (di-split) menjadi
beberapa kabel optik lagi.Dalam PON atau AON terdapat tiga komponen utama yaitu
Optical Line Terminal (OLT),Optical Distribution Network (ODN) dan Optical Network
Unit
(ONU).OLT
berfungsi
untuk:Interfacing
dengan
sentral
local,
Serat Optik
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau
plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber
cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih
kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena
indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser
mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat
tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
2.
TKO terletak disuatu tempat di luar bangunan, baik didalam kabinet dengan
kapasitas besar.Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel
tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah
peruahan yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct pada arah yang
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, didalam kabinet dan diatas tiang
dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO
memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTCdapat diterapkan bagi
pelanggan bisnis yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun tidak
berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada
waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan.
c.
TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di
basement namun juga dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di gedung
tersebut.Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga
indoor.FTTB dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat
atau bagi pelanggan perumahan di apartement.
d.
Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format penghantaran isyarat
optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan
serat optik sebagai medium penghantaran.Perkembangan teknologi ini tidak terlepas
dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat mengantikan
penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk
mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Services yaitu layanan
akan akses internet yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video (TV
Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.
Karakteristik
Standardization
Frame
Speed Upstream
Speed Downstream
Service
Transmission Distance
Number of Branches
Wavelength Up
Wavelength Down
Splitter
GPON
ITU-T G.984
ATM / GEM
1.2 G / 2.4 G
1.2 G / 2.4 G
Data, Voice, Video
10 km / 20 km
64
1310 nm
1490 nm
Passive
Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps downstream dan 1.244 Gbps
upstream dengan menggunakan single fiber, sistem G-PON harus sesuai
b.
servis slot.
Kemampuan switching fabric OLT mempunyai arsitektur non-
dengan G.984.4
Menggunakan fiber optik single mode bidirectional untuk 1310 nm
ODN terdiri dari fiber optik dan passive splitters/couplers serta aksesoris
lain seperti konektor yang menjadikan elemen-elemen ODN terkoneksi.
Spesifikasi untuk ODN (Optical Distribution Network) yaitu :
5. Komponen GPON
a. Sumber cahaya
Network Terminal
tunggal 1:32, atau pemakaian splitter secara pararel seperti 1:8 dan 1:4 atau
1:16 atau 1:2.
6.
Keunggulan GPON
Keunggulan GPON antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
mahal.
Transparan terhadap laju bit dan format data. GPON dapat secara fleksibel
mentransferkan informasi dengan laju bit dan format yang berbeda karena setipe
laju bit dan format data ditransmisikan melalui panjang gelombang yang berbeda.
Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream dan 2.44 Gbit/s untuk downstream.
g.
Biaya
pemasangan,pemeliharaan
h.
pada kantor pusat atau central office bila dibandingkan dengan arsitektur point to
point, Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple port).
7. Parameter Untuk Kelayakan Hasil Perancangan Link Power Budget
Linkpowerbudget dihitung sebagai syarat agar link yang kita rancang dayanya
melebihi batas ambang dari daya yang dibutuhkan. Untuk menghitung Link power
budget dapat dihitung dengan rumus:
tot
L.
serat
Nc. Ns. Sp
c
s
Keterangan :
Pt
Pr
SM
tot
serat
Ns
= Jumlah sambungan
Nc
= Jumlah konektor
Sp
Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai lebih dari 0 (nol), margin daya adalah daya
yang masih tersisa dari power transmit setelah dikurangi dari loss selama proses
pentransmisian, pengurangan dengan nilai safety margin dan pengurangan dengan nilai
sensitifitas receiver.
Rise Time Budget
Rise time budget merupakan metode untuk menentukan batasan dispersi suatu link serat
optik. Metode ini sangat berguna untuk menganalisa sistem transmisi digital.Tujuan dari
metode ini adalah untuk menganalisa apakah unjuk kerja jaringan secara keseluruhan telah
tercapai dan mampu memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan. Umumnya degradasi total
waktu transisi dari link digital tidak melebihi 70 persen dari satu periode bit NRZ (Nonretum-to-zero) atau 35 persen dari satu periode bit untuk data RZ (return-to-zero). Satu
periode bit didefinisikan sebagai resiprokal dari data rate. Untuk menghitung Rise Time
budget dapat dihitung dengan rumus :
ttotal
Keterangan :
ttx
= x L x Dm
twaveguide = L[n2+n2(vb)]
C
dv
Dm
N2
= 2 x a x n1 x (2 x s)1/2
= Jari-jari inti
n1
n2
BAB II
Perangkat
2.1 PON (Passive Optical Networking)
ONT, yaitu :
Indoor ONT
Outdoor ONT
Business ONT
Modular ONT
Peralatan RF Video :
FIST-GR2
Fiber Infrastructure System Technology Generic Rack
Mampu untuk konfigurasi-konfigurasi yang berbeda
Base frame + side ducts
Patchcord Management
Untuk storage dari functional patchcord overlength
Patchcord Storage
Sistem 7342 Intelligent Services Access Manager Fiber to the User (ISAM FTTU)
solusi unggul GPON untuk digunakan di FTTH. Berdasarkan standar FSAN, 7342 ISAM
FTTU menyediakan layanan triple play (suara, video dan data) lebih dari satu untai serat.
Implementasi GPON ini dengan bandwidth 2,5 Gbps, jangkauan 20 km, dan QoS
yang paling kuat untuk layanan triple play. Alcatel-Lucent 7342 ISAM FTTU
mengintegrasi dengan jaringan suara dan jaringan video RF, mendukung layanan generasi
berikutnya seperti IPTV dan VoIP, dan menawarkan kecepatan download gigabit yang
sesungguhnya. Sebagai semua platform yang berbasis IP, 7342 ISAM FTTU dapat
menurunkan biaya operasi dengan menggunakan passive outside plant, dan mengurangi
churn dengan layanan budel yang menarik, meningkatkan pendapatan dan mengurangi
biaya akuisisi pelanggan.
Solusi biaya terendah untuk memberikan layanan Triple-Play dalam konstruksi baru
Memberikan bandwidth hingga 4-8 kali lebih banyak dibandingkan dengan
GPON (GEM)
FSAN-specified ONT Manager Control Interface (OMCI) per G.984.4
Dikelola dengan menggunakan sistem manajemen broadband Alcatel-Lucent yang
ada
Rentang terminal jaringan optik dirancang untuk single dan unit multi-
P - POTS
I indoor
E - Ethernet
O outdoor
MDU - modular
B business
Indoor series
Home / residential applications
Indoor use
MEGACO / SIP cable
RF video overlay option
Models
I-220E/I-221E
I-020E/I-040G
I-020G/I-020G PoE
I-240G/I-241G
BAB III
IMPLEMNENTASI DAN PERANCANGAN JARINGAN
3.1 Optical Line Terminal (OLT)
Optical Line Termination yang digunakan dalam perancangan ini sesuai dengan
standard ITU-T G.984 dan yang di rekomendasikan oleh PT.Telkom. Pemilihan perangkat
Optical Line Termination ini dengan melihat nilai optical transmit power (Ptx) yang
sebaiknya bernilai besar karena akan berpengaruh terhadap link power budget dan juga
memperhitungkan nilai lebar spektral (), rise time dan fall time yang sebaiknya bernilai
relative kecil karena akan berpengaruh terhadap nilai rise time budget. Spesifikasi OLT
yang digunakan dapat dilihat di tabel 3.1.
Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat OLT
Parameter
Optical Transmit Power
Downlink Wavelength
Uplink Wavelength
Video Wavelength
Spectrum Width
Downstream Rate
Upstream Rate
Optical Rise Time
Optical Fall Time
Max.Work Temperature
Min.Work Temperature
Power Supply (DC)
Spesifikasi
5
1490
1310
1550
1
2.4
1.2
150
150
45
-5
-48
Unit
dBm
Nm
Nm
Nm
Nm
Gbps
Gbps
Ps
Ps
C
Spesifikasi
0.35
0.31
0.21
0.23
Unit
dB/Km
dB/Km
dB/Km
dB/Km
Spesifika
Unit
si
0.35
0.21
0.28
3.5
dB/Km
dB/Km
dB/Km
ps/
18
(nm.km)
ps/
(nm.km)
3.3 Konektor
Konektor yang digunakan adalah konekor SC. Konektor SC digunakan pada bagian
OLT,ODC,ODP dan ONT. Spesifikasi konektor seperti pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Spesifikasi Konektor
m
Fiber Type
Insertion Loss
Spesifikasi
SM 10/125
0.2
Unit
dB
3.4 Splitter
Splitter yang digunakan adalah splitter merck PLANK, dengan tipe 2 x N. Pada studi kasus
kali ini sebuah passive splitter untuk 64 ONT.
Tabel 3.5 Spesifikasi Splitter
Rumah tipe 86 / 90
Rumah tipe 40 / 84
Gambar 3.3 Model-model Ruko dan Rumah di Perumahan Buana Soetta Residence
Gambar 3.4 Tipe-tipe Ruko dan Rumah di Perumahan Buana Soetta Residence
3.5.3
Lokasi OLT
Kita asumsikan peralatan OLT terletak di Jalan Raya Ujung Berung, ditunjukkan
oleh huruf B pada gambar peta di bawah ini.
Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT Plasa Telkom Bandung Timur, JL. Raya Ujung Berung
Tipe konfigurasi passive splitter adalah N:2 Optical Splitter. Terdiri dari 4 buah
splitter untuk seluruh area perumahan pada studi kasus ini.
3.6.2
Alokasi OLT
Area
1
Area
Area
3
Splitter 1
OD
C
Splitter 2
Splitter 3
Splitter 4
Area
4
Tabel 3.6 Alokasi OLT
Port GPON / Board
Area
PON 1 (A)
PON 1 (B)
PON 2 (A)
PON 2 (B)
PON 3 (A)
PON 3 (B)
PON 4 (A)
PON 4 (B)
3.6.3
2:64
2:64
2:64
2:64
2:64
2:64
2:64
2:64
Aktif
Standby
Aktif
Standby
Aktif
Standby
Aktif
Standby
I
II
III
IV
diijinkan antara daya keluaran pemancar dan sensitivitas penerima. Perhitungan ini
dilakukan berdasarkan standarisasi ITU-T G.984 dan juga peraturan yang
diterapkan oleh PT. TELKOM yaitu jarak tidak lebih dari 20 km dan redaman total
tidak lebih dari 28 dB.
Bentuk persamaan untuk perhitungan redaman total pada link powerbudgetyaitu :
tot
L.
serat
Nc. Ns. Sp
c
s
+ Red Instalasi
(1)
(2)
Keterangan :
Pt
Pr
SM
tot
serat
Ns
= Jumlah sambungan
Nc
= Jumlah konektor
Sp
adalah daya yang masih tersisa dari power transmit setelah dikurangi dari loss
selama proses pentransmisian, pengurangan dengan nilai safety margin dan
pengurangan dengan nilai sensitifitas receiver.
Data-data yang digunakan pada perhitungan antara lain :
: 5 dBm
: -29 dBm
Redaman Splice
: 0.05 dB/splice
Konektor
: 0.2 dB
Jenis PS 1:64
: 21,9 dB
Jumlah Sambungan
: 4 buah
Jumlah Konektor
: 4 buah
Redaman Instalasi
: 2,86497 dB
Perhitungan link power budget pada GPON akan dibagi menjadi dua bagian
dan akan menghitung jarak dari STO ke ONT yangletaknya paling terjauh,
dikarenakan teknologi GPON memiliki panjang gelombang asimetrik dalam
pentransmisiannya. Sehingga jika untuk ONT terjauh memenuhi kelayakan, maka
untuk jarak yang lebih dekat pun akan memenuhi kelayakan.Panjang gelombang
untuk uplink sekitar 1310 nm sedangkan untuk downlink sekitar 1490 nm.
Perhitungannya dapat diuraikan sebagai berikut :
Perhitungan Link Power Budget dengan jarak-jarak sebagai berikut :
Jalur dari STO Ujung Berung ke ODC lalu ke ODP (Splitter 1) sampai pada ONT.
Downlink
tot
L.
serat
Nc. Ns. Sp
c
s
Redaman Instalasi
tot = (3,2x0,28) + (1,5x0,28)+ (0,05x0,28)+(4x0,2)+(4x0,05)+(21,9)+2,86497
tot= 27,09497 dB
tot
L.
serat
Nc. Ns.
c
s
+ Sp
+Redaman Instalasi
tot = (3,2x0,35)+ (1,5x0,35)+ ( 0,05x0,35)+(4x0,2)+(4x0,05)+(21,9)+ 2,86497
tot = 27,42747 dB
Sehingga untuk perhitungan margin daya adalah sebagai berikut :
Pr = Pt - tot - 6
Pr = 5 27,42747 6
Pr =- 28,42747dBm
M =( Pt Pr(Sessitivitas)) - total - SM
M = ( 5 + 29 ) 27,42747 6
M =0,57253 dBm
Nilai M yang diperoleh dari hasil perhitungan uplink ternyata
menghasilkan nilai yang masih berada diatas 0 (nol) dB.Hal ini mengindikasikan
bahwa link diatas memenuhi kelayakan link power budget.
Panjang Gelombang
: 1 nm / 1 nm
: (3,56/13,64) ps/nm.Km
: (150x10-3/200x10-3)ns
Pengkodean NRZ
: 1,465
: 1,46
: 4,5m
Jalur dari STO Ujung Berung ke ODC lalu ke ODP (Splitter 1) sampai pada ONT.
Downlink
Bit Ratedownlink (Br) = 2.4 Gbps dengan format NRZ, sehingga :
tr =
0.7
0.7
0.2917 ns
Br
2.4 x10 9
0.7
0.7
=
=4.5 ns Menentukan t intramodal/ t material
Br 155.520 x 10
Tmaterial
= x L x Dm
= 1 nm x 4,75Km x 0.01364 ns/nm.Km = 0,06479 ns
s = n1-n2
n1
s = 3.412x10-3
V = 2 x a x n1 x (2 x s)1/2
dv
masih di bawah
maksimum rise time dari bit rate sinyal NRZ sebesar 0.2917 ns. Berarti dapat
disimpulkan bahwa sistem memenuhi rise time budget.
Uplink
tr =
0.7
0.7
0,5833ns
Br 1.2 x10 9
0.7
0.7
=
=4.5 ns Menentukan t intramodal
Br 155.520 x 10
Tmaterial = x L x Dm
= 1 nm x 4,75 Km x 0,00356 ns/nm.Km= 0,0169 ns
s = 3.412x10-3
V =2 x 3.14 x 4,5 m x1,465 (2x3.412x10-3)1/2
1,31 m
= 2,610
twaveguide= 4750 [1,46+(1,46x3.412x10-3x1,25)]
3x108
= 2,321x10-5 ns
Sehingga besarnya untuk serat optik singlemode:
ttotal = (ttx + tintramodal + tintermodal+ trx)
= [(0,2) +(2,321x10-5)2+(0,0169) + (0)2 + (0,15)]1/2
= 0.2506 ns
Dari hasil perhitungan rise time total sebesar 0.2506ns
masih dibawah
maksimum rise time dari bit rate sinyal NRZ sebesar 0.5833 ns. Berarti dapat
disimpulkan bahwa sistem memenuhi rise time budget.