Anda di halaman 1dari 46

Lampiran-1 Penjelasan Jasa Instalasi FOC

No Item Pekerjaan Detail/Pengertian Keterangan Referensi


Pencarian dan pengukuran jalur penarikan kabel FO dari titik distribusi kondisional sesuai arahan Direksi Pekerjaan (altenatif jalur)
Eksisting kearah Pelanggan.
Termasuk kondisi Indoor Pelanggan & POP
Dokumentasi Laporan Hasil Survey meliputi namun tidak terbatas pada:
1. Pointing GPS jalur
2. informasi jarak/kebutuhan panjang kabel pada Outdoor dan Indoor
1 Survey 3. informasi alternatif titik terminasi existing (JB/RI/Splitter) yang dipilih
4. informasi jarak/kebutuhan Galian/Rojok Alur/Boring (Jika Ada)
5. informasi PIC Perijinan Gedung/Kawasan (jika ada)
6. Informasi kemungkinan kendala yang akan menghambat pekerjaan
(kemungkinan Ormas, kondisi tiang miring, jalur indoor sulit, dsb)
7. Foto Dokumentasi

Penarikan kabel Optik, Pemasangan dan Perapihan Aksesoris Kabel, dan Jasa Penarikan dihitung per-meter (sesuai dengan hasil OTDR)
2 Jasa Penarikan Labelling Tidak termasuk aksesoris kabel (aksesoris dapat ditagihkan)
Termasuk labelling (labelling tidak ditagihkan lagi)
Penarikan kabel Optik, Pemasangan dan Perapihan Aksesoris Kabel, Jasa Penarikan dibawah 1.000m (aerial), jika ada galian maka diberlakukan
3 Jasa Penarikan dibawah 1.000m Labelling, Jointing Core (JB penarikan dan ODF user), OTDR, Perijinan Jasa Penarikan pada point 2
diluar SITAC
Pembongkaran kabel Optik dan Pelepasan Aksesoris Kabel Jasa Pembongkaran dihitung per-meter (sesuai dengan hasil OTDR), Kabel
4 Jasa Pembongkaran diserahkan ke gudang ICON+, dan Aksesoris Kabel diberikan kepada
rekanan
Penyambungan kabel optik pada terminasi titik sambungan baru (JB Jasa Jointing dihitung per-Core
5 Jasa Jointing Eksisting/JB Baru) dan terminasi ODF di user (Average Loss Jointing Per
Node < 0.01dB)

Penyambungan kabel optik pada terminasi Existing (JB/RI/Splitter) dengan Jasa Tracing Core dihitung per-JB, Max 2 core, termasuk jointing core
6 Jasa Tracing Core Average Loss Jointing Per Node < 0.01dB dengan tujuan meluruskan core
sampai POP
Pengukuran OTDR disetiap Titik sambung baru dan pengukuran End to Jasa OTDR dihitung per-Core
7 Jasa OTDR End dengan OTDR 2 arah (Average Loss End to End Link < 0.3dB)

Pengerjaan Galian Tanah Taman/Rojok alur/Boring (sesuai dengan hasil Jasa dihitung per meter (sesuai dengan hasil OTDR) Referensi Galian
survey) menggunakan alat kerja yang disediakan rekanan. Referensi Manhole dan Handhole
8 Galian Tanah Taman/Rojok alur/Boring Rekanan perlu menjamin bahwa hasil pekerjaan rapi dan bersih, jika
terdapat komplain dari pihak Kawasan, maka Rekanan berkewajiban
melakukan perbaikan
Penyediaan Material assesoris sesuai dengan spesfikasi. Jumlah material yang dihitung adalah jumlah material yang dipasang Referensi Labelisasi Kabel dan JB
Referensi Suspension
Penyediaan Material FOC Referensi Dead End
9
(Asesoris/JB/ODF/Splitter) Referensi Joint Box
Referensi ODF
Referensi Splitter
Alat kerja (Tools) utama seperti OTDR, Splicer, OVI dan alat pekerja Referensi K3
10 Penyediaan Tools (Alat Kerja) pendukung seperti tangga

Transportasi yang dibutuhkan untuk mobilisasi team dan Material menjadi 1. Transportasi material ke lokasi,
11 Penyediaan Transportasi tanggung jawab rekanan disediakan sesuai dengan kebutuhan 2. Transportasi Tim Mitra ke regional lain yang memiliki beban pekerjaan
tinggi
Perijinan terhadap Ormas dan atau perorangan yang mengatas namakan kompensasi biaya telah diperhitungkan terhadap nilai pekerjaan
12 Penyelesaian Perijinan ormas, dinegosiasikan dan diselesaikan oleh rekanan

Dokumentasi laporan pekerjaan disubmit dalam aplikasi e-ACT. 1. Bill Of Material (BOM) (upload softcopy dokumen melalui e-ACT Web) Referensi Dokumentasi FOC
Format/detail mengikuti Referensi Dokumen FOC 2. Core Management (upload softcopy dokumen melalui e-ACT Web)
a. Merek dan tipe kabel
b. Core yang digunakan
c. Koordinat Joint Box (JB)
3. Foto dokumentasi pekerjaan (capture dan submit foto melalui e-ACT
13 Dokumentasi Pekerjaan Instalasi FOC
Mobile)
a. Foto JB meliputi label luar dan kondisi dalam JB
b. Foto kabel meliputi jalur penarikan, manhole/handhole, label kabel
c. Foto customer meliputi ODF, jalur kabel
d. Foto hasil OTDR
PROSEDUR
INSTALASI KABEL FIBER OPTIK PADA JARINGAN
TEGANGAN MENENGAH – TEGANGAN RENDAH
2017
No. Dokumen ICON-SBU-PRO-005
Versi 1
Tanggal 04 Mei 2017
PT INDONESIA COMNETS PLUS Klasifikasi Internal / Eksternal

Halaman 20 dari 21

8. LAMPIRAN
No Dokumen FR-K3/ICON+/13-01
FORMULIR
Revisi 0
JOB SAFETY Tanggal 01-Sep-16
ANALYSIS (JSA) Halaman 1 dari 1
Nama Pekerjaan :
Tanggal :
Pelaksana Pekerjaan :
Lokasi :
No Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendalian Yang Dilakukan

Pelaksanan Pekerjaan
Nama Jabatan Ttd
Dianalisa Oleh :

Pengawas K3
Nama Jabatan Ttd
Diperiksa Oleh

Penanggungjawab Lokasi
Nama Jabatan Ttd
Diperiksa Oleh
PROSEDUR
INSTALASI KABEL FIBER OPTIK PADA JARINGAN
TEGANGAN MENENGAH – TEGANGAN RENDAH
2017
No. Dokumen ICON-SBU-PRO-005
Versi 1
Tanggal 04 Mei 2017
PT INDONESIA COMNETS PLUS Klasifikasi Internal / Eksternal

Halaman 21 dari 21

No Dokumen FR-K3/ICON+/13-02
Rev isi 00
FORMULIR IJIN KERJA Tanggal 01-Sep-16
Halaman 1 dari 1
I. URAIAN PEKERJAAN
Lokasi Tanggal
Nama Perusahaan Tanda Tangan
Pemohon

Deskripsi Pekerjaan Jenis Peralatan Yang digunakan


Mesin
Listrik
PeralatanTangan
II. BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI ( Beri √ Tanda Yang Sesuai )
Tersengat Listrik Terpeleset Suhu Ekstrim
Ledakan Gas Tersandung Asap
Jatuh dari Ketinggian Kejatuhan Benda Debu berlebih
Percikan Api Las Terbentur Benda Cuaca buruk
Ledakan Bejana Tekan Terperosok Lubang Kebisingan
Ledakan Pesawat Uap Benda Tajam Getaran
Tertabrak Kendaraan Salah Manuv er Radiasi
Menghirup Gas Beracun Benda Berputar Ventilasi Kurang
Sling Putus Gelap
III. TINDAKAN PENCEGAHAN YANG DILAKUKAN SEBELUM DAN SEMASA KERJA ( Beri √ Tanda Yang Sesuai )
Melengkapi Surat Ijin Kerja / SOP / IK Pemasangan Grounding
Pemeriksaaan Keamanan Alat Yang Digunakan Peny ediaan APAR
Penggunaan APD Sesuai Potensi Bahay a Peny ediaan Kotak P3K
Pemasangan Rambu K3 / Simbol / LOTO Pengawasan Secara Rutin oleh Pengawas K3
Pagar / Barikade No Telpon Darurat & Penanggungjawab Area
III. ALAT PELINDUNG DIRI YANG SESUAI ( Beri √ Tanda Yang Sesuai )
Helm Keselamatan Sarung Tangan
Sepatu Keselamatan Masker
Kacamata Keselamatan Pelindung Pendengaran
Pelindung Muka / Las Baju Kerja
Sabuk Pengaman / Full Body Harness Rompi Pengawas
IV. PENGELUARAN SURAT IJIN (sebelum Ijin Kerja Dikeluarkan, Kontraktor / Penanggungjawab Pekerjaan Wajib Melampirkan JSA)
Ijin diberikan untuk pekerjaan y ang dijalankan seperti tertera diatas selama :
Dari Tanggal Jam Disetujui Oleh Diketahui Oleh

Sampai Tanggal Jam


Pengawas K3 SPV / DM
V. PERSETUJUAN PENANGGUNGJAWAB PELAKSANA PEKERJAAN
Say a meny atakan bahwa say a telah membaca dan memahai Ijin Kerja Ini dan akan say a laksanakan sesuai dengan persy aratan y ang berlaku dan bila
terjadi hal y ang tidak diinginkan akan menjadi tnggungjawab sendiri
Nama Tanda Tangan Tanggal Jam Kontraktor /Pelaksana
Pemohon

Pelaksana
VI. DISETUJUI / TIDAK DISETUJUI ( Coret Salah satu )
Surat Ijin Disetujui / Tidak Disetujui
Nama Tanda Tangan Tanggal Jam Alasan Tidak Disetujui
Pengawas K3

* Job Safety Analysis dari kontraktor / penanggungjawab pelaksanan pekerjaan Wajib dilampirkan
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

BAB V
STANDAR KONSTRUKSI & INSTALASI KABEL
FIBER OPTIC

5.1. STANDAR KONSTRUKSI DAN INSTALASI KABEL FIBER OPTIC


PADA TOWER SUTT/SUTET

Sesuai dengan yang telah disampaikan di bab sebelumnya bahwa


pemasangan kabel optik pada tower PLN dilakukan dengan berbagai
pertimbangan, diantaranya adalah pembebanan, clearance, sagging, dan
efek dryband. Berikut ini disampaikan beberapa deskripsi mengenai
standar konstruksi pemasangan tersebut.

5.1.1. Posisi Instalasi Kabel OPGW Pada SUTT/SUTET

Seperti telah disampaikan


bahwa kabel OPGW adalah
kabel pentanahan (ground wire)
yang di dalamnya memuat
beberapa core serat optik.
Dalam setiap konstruksi
menara SUTT/SUTET selalu
disertai dengan pemasangan
kabel ground wire baik yang
mengandung serat optik
maupun yang hanya
merupakan kabel pentanahan.

Gbr. 5.1. Posisi OPGW

85
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

5.1.2. Posisi Instalasi Kabel ADSS Pada SUTT/SUTET

Kabel kabel optik ADSS adalah kabel serat optik yang tidak disertai
dengan messenger wire. Bisa dikatakan bahwa konstruksi kabel ADSS
dibuat untuk menghindari terjadinya electrical short (korsleting) sehingga
aman dipasang pada konstruksi saluran bertegangan. Penambatan kabel
kabel optik pada menara (tower) saluran udara tegangan tinggi (SUTT)
maupun saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) mengikuti kaidah
analisa pengaruh medan elektromagnetik. Titik dengan pengaruh medan
elektromagnetik minimal (netral) berada pada pertemuan medan EM yang
dihasilkan oleh konduktor penghantar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar-gambar berikut:

Gbr. 5.2. Posisi kabel ADSS

86
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Gbr. 5.3. Posisi fitment kabel ADSS

5.1.3. Konstruksi Kabel Pada SUTT/SUTET

Sesuai dengan karakteristik menara maupun tiang yaitu adanya menara


awal/akhir, menara tengah / penumpu / suspension, menara sudut, dan
menara percabangan, maka setiap menara memiliki konstruksi
penambatan kabel yang berbeda.

A. KONSTRUKSI PADA TIANG AWAL/GANTRY


Pemasangan material instalasi di posisi awal tarikan ADSS yang biasanya
berlokasi di gardu induk, sebagai titik point of present (PoP) adalah
sebagai berikut:

87
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Gbr. 5.4. Pemasangan material instalasi di posisi tower pertama

88
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Gbr. 5.5. Tampak samping pemasangan material instalasi di posisi tower pertama / awal

89
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Gbr. 5.6. Posisi penambatan ADSS dan joint pada tower awal

Gbr. 5.7. Posisi penambatan ADSS dan joint pada tower awal (detail tampak samping)

90
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Gbr. 5.8. Pemasangan asesoris dan material lainnya pada tower awal ADSS

91
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Pada konstruksi ini komponen yang dipasangkan adalah:


 Gantry box
 Joint box
 U-Bolt dan UNP-8
 Vibration damper
 End performed / spiral grip performed
 Fitment

Penggunaan spiral grip dikarenakan kabel ADSS adalah kabel


dengan jenis tanpa messenger wire. Sedangkan vibration damper
digunakan untuk menetralisir efek dari getaran kabel akibat angin.

B. KONSTRUKSI TOWER TENGAH/PENUMPU (SUSPENSION


TOWER)
Pemasangan material instalasi di posisi tengah ADSS merupakan kondisi
suspension tower /penumpu adalah sebagai berikut.

Gbr. 5.9. Posisi penambatan ADSS pada tower SUTET/SUTT

92
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Gbr. 5.10. Posisi suspension set pada fitment di tower suspension/tengah

Gbr.5.11. Pemasangan ADSS pada suspension set di tower

93
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Gbr. 5.12. Contoh u-bolt (kiri) dan ADSS suspension set (kanan)

Pada konstruksi ini memakai komponen-komponen:


• Suspension bracket
• Suspension clamp
• Stainless steel strip + stripping buckle
• Plastic strap/plastic

Konstruksi ini dapat dipakai sebagai tiang sudut dengan sudut


lintasan tidak lebih dari 15o.

C. KONSTRUKSI TOWER TENSION & SUDUT BESAR (150-900)


Pada tower dengan sudut besar, seperti pada belokan atau percabangan,
konstruksi pemasangan ADSS berbeda dibandingkan dengan posisi lurus
(suspend). Berikut konstruksi untuk pemasangan ADSS di tower sudut
besar.

94
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Gbr. 5.13. Posisi T-bar pada fitment di tower tension/sudut besar

Gbr. 5.14. Pemasangan kabel ADSS pada fitment di posisi tension/sudut besar

95
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Gbr. 5.15. Pemasangan spiral set pada T-Bar di posisi tension

D. KONSTRUKSI SAMBUNGAN KABEL


Sambungan kabel memakai jenis konstruksi sama dengan pada tower
peregang (tension), namun dengan tambahan penopang / jointing kabel
fiber optic (joint box).

Gbr. 5.16. Pemasangan kabel ADSS pada posisi sambungan kabel (jointbox)

E. KONSTRUKSI PENCABANGAN
Pencabangan kabel dari saluran utama fiber optic ke sambungan
pelanggan (lastmile) maupun route interchange (RI). Konstruksi ini

96
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

memakai konstruksi tiang ujung dengan pencabangan kabel di dalam


Joint Box (closure).

5.1.4. Konstruksi Khusus Untuk Menghadapi Dry-Band

Seperti telah disampaikan pada bab sebelumnya, penyebab terjadinya


efek dry-band adalah dimana adanya medan elektromagnetik yang terjadi
ketika kondisi udara lembab menghasilkan penempelan debu di kabel
kabel optik terutama di SUTT/SUTET. Debu ini menyebabkan terjadinya
pengeringan dan perapuhan bahan jaket (clad) dari kabel optik. Untuk
meminimumkan medan magnet di jaket kabel PE, kabel ADSS sebaiknya
digantung secara simetris dengan saluran transmisi dimana nilai kuat
medan listriknya 50% dibawah posisi instalasi penghantar. Stress
maksimum yang diakibatkan oleh kuat medan listrik dapat dikurangi
sebanyak 40% dengan mengurangi kekuatan bentangan (menambah
sagging). Namun masih memenuhi persyaratan agar tidak terjadi “kink”
dengan penghantar. Pelindung toroidal (corona coil) dengan diameter 200
mm yang dipasang di ujung clamp dapat mengurangi kuat medan listrik
pada kabel.

Gbr. 5.17. Corona ring untuk SUTT

Gbr. 5.18. Corona ring untuk SUTET

97
Standar Konstruksi & Instalasi Kabel Fiber Optic | Bab V
Standar Konstruksi Dan Instalasi Fiber Optic

Penggunaan clamp yang lebih panjang atau clamp berisolasi tidak


akan mengurangi secara efektif kuat medan listrik di ujung clamp.
Penggunaan Overhead Line Insulating Tape (OLIT) diujung clamp dapat
menjadi pelindung tambahan dari kabel namun tidak melindungi secara
keseluruhan jaket kabel. Secara umum konstruksi kabel ADSS yang
dipergunakan untuk transmisi di atas 33 kV, menggunakan bahan PE
kualitas terbaik atau sering disebut High Density PE (HDPE) sebagai anti-
tracking.
Penggunaan kabel ADSS di SUTT dan SUTET sebenarnya cukup
aman jika dipenuhinya 3 kondisi sebagai berikut:
1. Material jaket kabel yang digunakan harus mempunyai kemampuan
anti-tracking dimana potensi kuat medan disepanjang kabel dapat >12
kV.
2. Pemilihan lokasi pemasangan gantungan dan fitment pada tower
harus memperhitungkan kuat medan listrik yang paling minimum (zero
window) dan gaya beban yang terdistribusi secara merata ke tower.
3. Gunakan corona ring terutama dilokasi-lokasi dengan intensitas
medan listrik paling kuat.

5.1.5. Posisi Joint Box/Route Interchange

Penambatan joint box pada SUTT/SUTET untuk penyambungan ADSS


diposisikan agar mudah dalam pengerjaannya. Untuk itu JB / closure
diletakan pada posisi di pinggang menara di bagian atas namun diberi
kabel spare yang cukup panjang sehingga proses penyambungan bisa
dilakukan di bawah (lihat Gbr. 5.16.).

5.2. STANDAR KONSTRUKSI KABEL OPTIK PADA TIANG JTM/JTR

Pemanfaatan tiang jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah


sebagai infrastruktur telematika terkait dengan penambatan kabel kabel

98
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

5.2. BATASAN TEKNIS KONSTRUKSI

Kriteria standard konstruksi jaringan tenaga listrik didasarkan atas 3 hal


pokok:
 Aman terhadap Petugas.
 Andal dalam pengoperasian sistem kelistrikannya
 Aman terhadap lingkungan, tidak membahayakan masyarakat,
mahluk hidup, bangunan fisik di sekelilingnya.

Sehubungan kabel fiber optik menggunakan jaringan tenaga listrik PLN


berupa tower SUTT/SUTET dan atau tiang tumpu TM/TR, maka kaidah
tersebut juga melekat dan perlu diperhatikan sehingga instalasi kabel
optik merupakan satu kesatuan dengan jaringan listrik. Tower dan pole
PLN adalah aset ketenagalistrikan yang tidak tak terbatas, artinya memiliki
juga batas maksimum spesifikasi teknis kekuatan.
Kesatuan kaidah tersebut menjadikan instalasi kabel optik memiliki
batas-batas konstruksi yang memerlukan pengaturan. Batasan teknis
konstruksi tersebut dirangkum dalam bagian ini meliputi alokasi:
1. Clearance dan alokasi ruang pada tower/tiang tumpu
2. Alokasi kekuatan teknis tower/tiang tumpu

5.2.1. Clearance Dan Alokasi Ruang

5.2.1.1. Clearance dan Alokasi Ruang Instalasi Fiber Optic Pada


SUTT/SUTET

Ketentuan instalasi ruang bebas atau clearance pada tower SUTT


maupun SUTET mengikuti Peraturan Menteri ESDM. Ruang bebas adalah
ruang sekeliling transmisi yang dibentuk oleh jarak bebas minimum
sepanjang SUTT atau SUTET yang didalam ruangan itu harus dibebaskan
dari benda-benda dan kegiatan lainnya.

89
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

Jarak bebas minimum penghantar terhadap tanah dan terhadap benda di


bawahnya adalah seperti tabel dan gambar di bawah (Peraturan menteri
Pertambangan dan Energi No: 01.P/47/MPE/1992)

Tabel. 5.2. Jarak bebas minimum penghantar dengan lingkungan

Jarak bebas minimum (m)


No Uraian 500kV Sirkit 500kV Sirkit
70kV 150kV
Tunggal Ganda
Lapangan terbuka atau
1. 6,5 7,5 10 11
daerah terbuka
Di atas bangunan tanpa
2. 12,5 13,5 14 15
atap tahan api
Di atas bangunan
3. 3,5 4,5 8,5 8,5
dengan atap tahan api
Lalu lintas jalan/jalan
4. 8,0 9,0 15 15
raya
Pepohonan, hutan,
5. 3,5 4,5 8,5 8,5
perkebunan
6. Lapangan olah raga 12,5 13,5 14 15
SUTT, SUTM, SUTR,
saluran telekomunikasi,
7. 3,0 4,0 8,5 8,5
antenna radio, TV dan
kereta gantung
8. Rel KA biasa 8,0 9,0 15 15
Jembatan besi, rangka
besi penahan
9. 3,0 4,0 8,5 8,5
pengahantar, kereta rel
listrik
Titik tertinggi tiang kapal
pada kedudukan air
10. 3,0 4,0 8,5 8,5
pasang tertinggi pada
lalu lintas air

90
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

Gbr. 5.15. Jarak bebas minimum SUTT 60/150 kV

91
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

Gbr. 5.16. Jarak bebas minimum SUTT 70 kV

92
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

Gbr. 5.17. Jarak bebas minimum SUTT 150 kV

93
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

Gbr. 5.18. Jarak bebas minimum SUTET 500 kV sirkit tunggal

94
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

Gbr. 5.19. Jarak bebas minimum SUTET 500 kV sirkit ganda

95
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

Selain memperhatikan ruang bebas yang harus mengikuti


peraturan diatas, instalasi kabel optik harus memperhatikan besar kuat
medan listrik dan medan magnet pada transmisi. Hal ini dimaksudkan
untuk menjamin keamanan instalasi dan personil sehubungan dengan
fenomena dry-band.

Ilustrasi kuat medan listrik dan magnet pada transmisi:

Gbr. 5.20. Ilustrasi kuat medan listrik dan magnet pada transmisi

96
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

Untuk itu dengan memperhatikan dua syarat pokok tersebut,


instalasi fiber optic pada SUTT adalah terletak di crossarm 1-2 yang
dianggap zero window diantara kedua penghantar atau konduktor.

Gbr. 5.21. Alokasi ruang instalasi fiber optik pada tipe Tower Tunggal 150kV

97
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

Karena tinggi tower SUTET dapat mencapai 70 m, untuk jaringan


Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), alokasi letak atau posisi kabel optik
dapat berada di pinggang tower dengan jarak yang diluar kuat medan
listrik dan kuat medan magnet namun masih berada dalam batas
clearance objek yang berdiri dia atas tanah dan atau disampingnya.

Gbr. 5.22.a. Alokasi ruang instalasi fiber optic pada tower SUTET 500 kV

98
Instruksi Kerja Dan Batasan Teknis Konstruksi | Bab V
Aspek Legal Teknis & Aturan Pelaksanaan Konstruksi Fiber Optic Di Infrastruktur PLN

Gbr. 5.22.b. Alokasi ruang instalasi fiber optic pada tower SUTET 500 kV

5.2.1.2. Clearance Dan Alokasi Ruang Instalasi Fiber Optic Pada Pole
TM/TR (Jaringan Distribusi PLN)

Di dalam desain konstruksi jaringan kelistrikan yang perlu diperhatikan


pada lingkungan adalah:
 Ruang bebas lintas (Right Of Way-ROW)
 Jarak aman (Savety Distance) terhadap fisik bangunan, pohon,
benda-benda yang terhubung dengan bumi dengan bagian jaring
yang bertegangan.
 Jarak fisik (clearence) antar fisik jaringan dengan utilitas
transportasi (kendaraan mobil, kereta api, transfortasi air)
 Jarak aman jaringan distribusi tenaga listrik terhadap utilitas lain
didalam tanah,khusus nya pipa gas,dan pondasi bangunan yang
memberikan efek getaran/vibrasi.
 Perlindungan terhadap lingkungan beraliran listrik;saluran udara
atau bawah tanah.
 Pengaruh Induksi magnetik dan medan listrik pada benda benda
bersifat logam.

99

Anda mungkin juga menyukai