Anda di halaman 1dari 22

PERANCANGAN

JARINGAN FIBER
OPTIK
JARINGAN FTTH
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
perencanaan FTTH, yaitu;
a. Ketersediaan jalur kabel baik untuk lintasan bawah tanah atau
atas tanah.
b. Boundary atau batas cakupan layanan ODC dan ODP.
c. Link Budget antara OLT sampai dengan ONT
d. Bandwidth yang diperlukan oleh pelanggan.
PERANCANGAN FTTH
SISTEM KOMUNIKASI SERAT
OPTIK
Sistem Komunikasi Serat Optik adalah sistem komunikasi yang dalam
pengiriman dan penerimaan sinyal menggunakan sumber optik, detektor
optik, dan serat optik dan dengan panjang gelombang cahaya 850 nm,
1310 nm dan 1550 nm.
Yang memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Arah Kirim
a. Memperbaiki dan menggabungkan sinyal-sinyal input.
b. Mengubah sinyal listrik/elektris menjadi sinyal optik cahaya.

2. Arah Terima
a.Mengubah sinyal optik/cahaya menjadi sinyal listrik/elektris.
b.Memperbaiki dan memisahkan sinyal-sinyal input.
KONFIGURASI SISTEM
Sistem Komunikasi Fiber optik terdiri dari 3 komponen utama yaitu:
1. Transmitter berupa Laser Diode ( LD ) dan Light Emmiting Diode
(LED)
2. Media transmisi berupa fiber optik
3. Receiver yang merupakan detektor penerima digunakan PIN dan
APD.
TRANSMITTER
Transmitter terdiri dari 2 bagian yaitu :
a. Rangkaian elektrik berfungsi untuk mengkonversi sinyal digital menjadi sinyal analog,
selanjutnya data tersebut ditumpangkan kedalam sinyal gelombang optik yang telah
termodulasi
b. Sumber gelombang optik berupa sinar Laser Diode (LD) dan LED ( light emmiting diode )
yang pemakaiannya disesuaikan dengan sistem komunikasi yang diperlukan.
Laser Diode dapat digunakan untuk sistem komunikasi optik yang sangat jauh seperti
Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO), karena
laser LD mempunyai karakteristik yang handal yaitu dapat memancarkan daya dengan
intensitas yang tinggi, stabil, hampir monokromatis, terfokus, dan merambat dengan
kecepatan sangat tinggi, sehingga dapat menempuh jarak sangat jauh. Pembuatannya
sangat sukar karena memerlukan spesifikasi tertentu sehingga harganyapun mahal. Jadi LD
tidak ekonomis dan tidak efisien jika digunakan untuk sistem komunikasi jarak dekat dan
pada trafik kurang padat.
LED digunakan untuk sistem komunikasi jarak sedang dan dekat agar sistem dapat
ekonomis dan efektif karena LED lebih mudah pembuatanya, sehingga harganyapun lebih
murah.
KOMPONEN SUMBER
CAHAYA
Komponen yang banyak dipakai sebagai sumber cahaya :
a.LED (Light Emitting Diode)
Karakteristik :
1) Umumnya memakai kabel serat optik multimode.
2) Sirkit lebih sederhana.
3) Harganya lebih murah.
4) Cahaya yang dipancarkan LED bersifat tidak koheren yang akan menyebabkan dispersi chromatic
sehingga LED hanya cocok untuk transmisi data dengan bit rate rendah sampai sedang (Untuk komunikasi
berkecepatan < 200 Mb/s).
5) Daya keluaran optik LED adalah -30 ~ -10 dBm.
6) LED memiliki lebar spectral (spectral width) 3050 nm pada panjang gelombang 850 nm dan 50150 nm
pada panjang gelombang 1310 nm.

b. Diode LASER (Light Amflification by Stimulated Emission of Radiation)


Karakteristik :
1)Umumnya menggunakan kabel optik single mode.
2)Response time < 1 nano detik.
3)Cahaya yang dipancarkan oleh dioda laser bersifat koheren.
4)Diode laser memiliki lebar spektral yang lebih sempit (~1 nm) jika dibandingkan dengan LED sehingga
dispersi chromatic dapat ditekan.
5)Diode laser diterapkan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi (Untuk komunikasi berkecepatan
diatas 200 Mb/s)
6)Daya keluaran optik dari diode laser adalah 0 ~ 10 dBm.
7)Karakteristik arus kemudi daya optik diode laser tidak linier.
RECEIVER
Dua jenis penerima semi konduktor digunakan dalam sistem
komunikasi serat optik:
PIN (P-Intrinsik-N)
1)Time response lebih lambat
2)Kecepatan tinggi
3)Tegangan yang dipakai rendah
APD ( Avalanche Photo Diode)
1)Time response lebih cepat/sensitivitas tinggi
2)Internal noise besar
3)Lebih sensitif terhadap perubahan temperature
RECEIVER
CARA KERJA APD : Foton diserap di daerah pengosongan (depletion),
menimbulkan elektron bebas dan lobang (hole) bebas. Gaya listrik yang besar pada
bagian ini menyebabkan perubahan percepatan yang dapat membangkitkan energi
kinetik. Energi kinetik ini meningkatkan elektron yang menyebrang pita energi
pemisah. Percepatan muatan pertama dapat membangkitkan beberapa kali
percepatan muatan yang baru. Hal ini menyebabkan proses pengalian (pelipatan)
arus pada APD.
Valanche breakdown : Pada saat suatu elektron dilepas karena adanya suatu
photon yang masuk ke lapisan intrinsik, medan listrik akan menyebabkan elektron
tersebut bergerak sepanjang lapisan pada kecepatan yang tinggi dan bertubrukan
dengan molekul-molekul lain sehinggga melepaskan lebih banyak elektron-elektron
yang selanjutnya akan bergerak sepanjang lapisan dengan kecepatan tinggi.
Keuntungan penggunaan avalanche breakdown ini adalah peningkatan sensitivitas
dibandingkan dengan diode PIN.
BLOK DIAGRAM
PENJELASAN BLOK DIAGRAM
1. Message Origin
Message origin bisa berupa besaran fisik non-listrik (suara atau gambar), sehingga diperlukan
transduser (sensor) yang merubah message dari bentuk non-listrik ke bentuk listrik.
Contoh yang umum adalah microphone merubah gelombang suara menjadi
arus listrik dan Video cameras (CCD) merubah gambar menjadi arus listrik.
2. Modulator dan Carrier Source
Memiliki 2 fungsi utama, pertama merubah message elektrik ke dalam bentuk yang sesuai,
kedua menumpangkan sinyal ini pada gelombang yang dibangkitkan oleh carrier source.
Format modulasi dapat dibedakan menjadi modulasi analog dan digital.
Pada modulasi digital untuk menumpangkan sinyal data digital pada gelombang carrier,
modulator cukup hanya meng-on kan atau meng-off kan carrier source sesuai dengan sinyal
data-nya.
Carrier source membangkitkankan gelombang cahaya dimana padanya informasi
ditransmisikan, yang umum digunakan Laser Diode (LD) atau Light Emitting Diode (LED).
PENJELASAN BLOK DIAGRAM
3. Channel Coupler
Untuk menyalurkan power gelombang cahaya yang telah termodulasi dari carrier source ke
information channel (serat optik).
Merupakan bagian penting dari desain sistem komunikasi serat optik sebab kemungkinan loss
yang tinggi.
4. Information Channel (Serat Optik)
Karakteristik yang diinginkan dari serat optik adalah atenuasi yang rendah dan sudut light-
acceptance-cone yang besar.
Amplifier dibutuhkan pada sambungan yang sangat panjang (ratusan atau ribuan kilometer) agar
didapatkan power yang cukup pada receiver.
Repeater hanya dapat digunakan untuk sistem digital, dimana berfungsi merubah sinyal optik
yang lemah ke bentuk listrik kemudian dikuatkan dan dikembalikan ke bentuk sinyal optik untuk
transmisi berikutnya.
5. Detector dan Amplifier
Digunakan foto-detektor (photo-diode, photo transistor dsb) yang berfungsi merubah sinyal optik
yang diterima menjadi sinyal listrik.
PENJELASAN BLOK DIAGRAM
6. Signal Processor
Untuk transmisi analog, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan filtering sinyal. Filtering bertujuan untuk
memaksimalkan rasio dari daya sinyal terhadap power sinyal yang tidak diinginakan. Fluktuasi acak yang ada pada
sinyal yang diterima disebut sebagai noise. Bagaimana pengaruh noise ini terhadap sistem komunikasi ditentukan
oleh besaran SNR (Signal to Noise Ratio), yaitu perbandingan daya sinyal dengan daya noise, biasanya dinyatakan
dalam desi-Bell (dB), makin besar SNR maka makin baik kualitas sistem komunikasi tersebut terhadap gangguan
noise.
Untuk sistem digital, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan filtering sinyal serta rangkaian pengambil keputusan .
Rangkaian pengambil keputusan ini memutuskan apakah sebuah bilangan biner 0 atau 1 yang diterima selama slot
waktu dari setiap individual bit. Karena adanya noise yang tak dapat dihilangkan maka selalu ada kemungkinan
kesalahan dari proses pengambilan keputusan ini, dinyatakan dalam besaran Bit Error Rate (BER ) yang nilai-nya
harus kecil pada komunikasi.
Jika data yang dikirim adalah analog (misalnya suara), namun ditransmisikan melalui serat optik secara digital (pada
transmitter dibutuhkan Analog to Digital Converter (ADC) sebelum sinyal masuk modulator) maka dibutuhkan juga
Digital to Analog Converter (DAC) pada sinyal prosesor, untuk merubah data digital menjadi analog, sebelum
dikeluarkan ke output (misalnya speaker).
PERHITUNGAN LINK BUDGET
In order to determine the relevant parameters of the transmitter/receiver, one should assess:

Ptx1 - Prx1 > Pl - Pg + Pm


where:

Ptx1 is the range of optical power (transmitter) at the input of the optical link, given in dBm.
Prx1 is the range of sensitivity of the photo-detector (receiver) at the output/end of the optical
link, given in dBm.
Pl - total loss of the passive components of the optical link, i.e. of the fiber and optical
connectors/splices, given in dB.
Pg - total gain of optical amplifiers in the path, given in dB.
Pm - safety margin taking into account the aging of the transmitter/receiver elements, the effect
of temperature on the electronics and optics, additional power loss in optical fibers due to
bending, etc., given in dB. Typical safety margin is within 3 and 6 dB.
CONTOH

Diagram of an optical link, where:


N - transmitter
W - amplifier
O - receiver
Z - connector
S - splice
CONTOH
Aside from the transmitter (N) and receiver (O), the optical link
contains optical amplifier (W), 4 optical connectors (Z) and 5 splices
(S). The following table gives for each item its attenuation or gain.
With these values one can appropriately choose the sensitivity of
the receiver:
-29 dBm
Rx sensitivity: 0.15 dB
Connector loss: 0.15 dB
Splice loss: 10 dB
Amplifier gain: 0.2
Fiber optic loss: dB/km
CONTOH
The total loss of optical link depends on its length and the number
and quality (attenuation) of optical connectors and splices. The
total attenuation of the link is the sum of:

(30 km + 50 km) x 0.2 dB/km =


fiber optic loss: 16 dB
attenuation of connectors: 4 x 0.15 dB = 0.60 dB
attenuation of splices: 5 x 0.15 dB = 0.75 dB
Pl = 16 dB + 0.60 dB + 0.75dB = 17.35 dB
The total gain of the link is in this case equal to the amplification of the
optical amplifier (W).

Pg = 10 dB

When designing a link, it should be taken into account the aging of the
electro-optical element of the tranmitter (typically 1 dB ... 3 dB), and
the effect of temperature on electronic and electro-optical devices
(typically +/- 2dB). A good safety margin is 6 dB.

Pm = 6 dB
the equation:

Ptx - Prx > Ps - Pg + Pm


Ptx > - Prx + Ps - Pg + Pm
Ptx > - 29 dBm + 17.35 dB - 10 dB + 6 dB
Ptx > -15.65 dB

The transmitter should provide a power more than -15.65 dBm.


ESTIMATE FIBER DISTANCE

Anda mungkin juga menyukai