Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Fiber Optik

Fiber optik secara harafiah memiliki arti serat optik atau bisa juga disebut
serat kaca. Serat optik atau serat kaca merupakan saluran transmisi atau sejenis
kabel yang dapat digunakan sebagai saluran telepon yang fisiknya terbuat dari
kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, serat optik
ini dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain[10].

Gambar 2.1 Fiber Optik : (A) Kabel FO udara, (B) Kabel FO dalam
Tanah[11]

Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa serat optik dapat di implementasikan
tempatkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan yang ada, biasanya serat optik
atau fiber optik dapat ditemukan di dalam tanah dengan cara ditanam, kabel
tersebut dilindungi oleh pipa yang disebut subduct, dan di atas tiang yang biasa

6
7

disebut aerial cable. Pada umumnya kabel fiber optik terdapat 12 tube kabel
dalam satu kabel besar, pada 1 tube kabel terdapat 12 core kabel yang terdiri dari
12 warna yang berbeda[11]. Berikut adalah tabel warna yang terdapat pada kabel
fiber optik :

Tabel 2.1 Warna Fiber Optik

No Urut Warna No Urut Warna


1 Biru 7 Merah
2 Orange 8 Hitam
3 Hijau 9 Kuning
4 Cokelat 10 Violet
5 Abu Abu 11 Pink
6 Putih 12 Toska

Kabel fiber optik atau serat kaca ini berdiameter lebih kurang 120 μm. Fiber optik
memiliki 2 jenis yaitu fiber optik single mode dan fiber optik multi mode. Fiber
optik single mode memiliki diameter yang berukuran sangat kecil yaitu antara 8,3-
10 μm sehingga seperti kasat mata. Sedangkan untuk fiber optik multi mode diameter
inti nya berukuran 50-100 μm. Pulsa cahaya atau panjang gelombang untuk kabel
fiber optik single mode berukuran 1310 – 1550 nm, sedangkan pada multi mode,
panjang gelombang cahayanya lebih rendah yaitu 850 – 1300 nm[12]. Jenis fiber
optik yang digunakan adalah fiber optik single mode, hal ini dikarenakan
perambatan sinar melalui kabel fiber optic single mode tidak terpantul-pantul oleh
dinding cladding sehingga sinar dapat berjalan dengan sangat cepat dan dapat
menempuh jarak yang sangat jauh tanpa hambatan berarti. Karena bagian serat optik
single mode berukuran sangat kecil, oleh karenanya fiber optik single mode hanya
dapat membawa satu macam pulsa sinyal, dan data jauh lebih cepat sampai yaitu 50
kali lebih cepat dibandingkan dengan jenis fiber optik multi mode.
Prinsip kerja kabel fiber optik bisa kita anggap seperti tabung panjang
yang dinding bagian dalamnya adalah cermin. Jadi, saat ada cahaya berisi data
yang datang dari salah satu sisinya, cahaya tersebut akan terpantul-pantul di dalam
kabel hingga mencapai sisi lainnya[12]. Prinsip lain dari teknologi ini
memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.
8

Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca
lebih besar daripada indeks bias dari udara. Kecepatan transmisi serat optik sangat
tinggi sehingga bagus digunakan sebagai media saluran komunikasi. Efisiensi dari
serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca. Semakin
murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Pada kabel fiber optik terdapat sebuah dinding yang memiliki dua lapisan
konsentris yang terbuat dari kaca silica yaitu core (lapisan inti) dan lapisan
cladding[13].

Gambar 2.2 Lapisan Serat Optik

Core dan lapisan cladding pada kabel fiber optik terbuat dari bahan silica atau
kaca yang berkualitas tinggi dan bebas air. Lapisan cladding pada kabel fiber
optik memiliki indeks bias lebih rendah dibandingkan core (lapisan inti).
Perbedaan indeks bias ini menyebabkan fenomena refleksi internal total. Jadi
ketika cahaya datang ke lapisan cladding pada sudut yang cukup rendah, cahaya
tersebut akan dipantulkan tepat kembali ke inti sehingga tidak ada energi yang
hilang sama sekali. Sedangkan coating pada fiber optik sebagai pelindung core
dan lapisan cladding dari tekanan fisik luar.
Fiber optik merupakan jenis kabel yang digunakan pada saat ini sebagai
media saluran transmisi, sebelumnya jenis kabel yang digunakan untuk media
saluran transmisi adalah kabel tembaga yaitu kabel coxial dan stripline, kabel
tersebut dapat mengirimkan beberapa juta sinyal listrik per detik dan kecepatan
transmisi 10 – 100 mpbs, namun sekarang media saluran transmisi berkembang
menjadi kabel fiber optik yang dapat mengirimkan 20 milyar sinyal cahaya per
detik dan dapat melakukan transmisi data dengan kecepatan 1 Gbps. Sumber
9

sinyal cahaya yang digunakan pada kabel fiber optik ini adalah laser atau
LED[10].
Teknologi fiber optik mengalami perkembangan, pada tahun 1970
perkembangan dengan media ini semakin meningkat. Peningkatan tersebut
dikarenakan kebutuhan dari jaringan yang handal dengan bidang yang lebar dan
rugi-rugi saluran yang kecil untuk menyediakan layanan yang berkualitas tinggi
selain dengan komunikasi suara[13]. Perkembangan teknologi dengan media serat
optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20
decibels (dB)/km[10], namun apabila di implementasikan pada teknologi sekarang
fiber optik memiliki pelemahan (attenuation) sebesar 0.35 dB/km. Dengan
pelemahan tersebut didapatkan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga
kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat
dibandingan dengan penggunaan kabel tembaga (konvensional).
Salah satu contoh penerapan teknologi fiber optik pada saat ini adalah
pada FTTH (Fiber To The Home). Teknologi fiber optik memiliki banyak
kelebihan dibandingkan kekurangannya sehingga teknologi ini di pilih atau
diterapkan pada teknologi terbaru.

Tabel 2.2 Perbandingan Teknologi Fiber


No Kelebihan Kekurangan
1. Dapat menyalurkan informasi Komponen FO mahal dan
dengan kecepatan yang sangat tinggi membutuhkan biaya ekstra dalam
yaitu sebesar 1 Gbps. pengaplikasian yang lebih spesifik.
2. Dapat menyalurkan informasi dua Tidak seperti halnya dengan kabel
arah (transmitter dan receiver). tembaga, fiber juga lebih sulit untuk
disambung dengan alat penyambung
yaitu splicer.
3. Karena dapat menyalurkan High Sambungan akhir dari kabel fiber
Speed Information, maka dalam satu harus benar-benar akurat sesuai
fiber dapat melayani Voice, Video dengan spesifikasi yang ada untuk
dan Data. menghindari transmisi yang tidak
jelas.
4. Mempunyai sifat redaman / Kabel fo rentan sehingga mudah
attenuation yang relatif kecil, patah
sehingga memiliki noise maupun
distorsi relatif kecil sekali.
10

2.2 Fiber To The Home (FTTH)

Fiber To The Home (FTTH) adalah penghantaran isyarat optik dari pusat
penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik
sebagai media penghantaran. Penerapan serat optik pada FTTH ini merupakan
kemajuan dari perkembangan teknologi serat optik yang dapat mengantikan
penggunaan kabel konvensional. Pemilihan teknologi serat optik sebagai media
penghantar pada FTTH karena dapat menghemat biaya dan mampu
mengurangkan biaya operasi serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
pelanggan.

Gambar 2.3 Arsitektur FTTH[14]

Gambar 2.3 merupakan arsitektur umum dari suatu jaringan FTTH. Biasanya
jarak antara pusat layanan yaitu central office dengan pelanggan dapat berkisar
maksimum 20 km[15]. Pada central office terdapat perangkat didalamnya, yaitu
OLT (Optical Line Terminal) dan FTM (Fiber Termination Management). FTM
adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai terminasi kabel dari OLT. Selain
itu Ada beberapa perangkat penting yang berfungsi untuk mendistribusikan sinyal
melalui kabel fiber optik ke pelanggan. Perangkat tersebut yaitu :

2.2.1 Kabel Feeder dan Kabel Distribusi

Kabel feeder dan kabel distribusi merupakan sebutan kabel yang telah
diimplementasikan pada perangkat FTTH, kabel feeder adalah kabel fiber optik
yang digunakan untuk menghubungkan dari perangkat FTM (Fiber Termination
11

Management) ke ODC (Optical Distribution Cabinet), sedangkan kabel distribusi


adalah kabel fiber optik yang digunakan untuk menghubungkan kabel dari ODC
(Optical Distribution Cabinet) ke ODP (Optical Distribution Point).

2.2.2 Alat Sambungan (Splicer)

Splicer adalah alat yang digunakan untuk menyambung ujung kabel


dengan Pig tail dan penyambungan dua kabel di dalam ODP[12]. Alat ini adalah
alat yang paling penting dan sangat dibutuhkan perawatan yang baik. Kualitas
splicer mulai menurun ketika telah melakukan kira-kira 1.500 kali, apabila sudah
mencapai batas angka penyambungan maka alat tersebut mulai tidak akurat.

2.2.3 Konektor

Untuk mentransmisikan data lewat kabel fiber optik ini memerlukan


sebuah standard optik yaitu konektor[12]. Konektor yang diperlukan dua standard
optik untuk kedua arah untuk kirim dan terima. Konektor dipasang untuk masing
ujung dari fiber optik, biasanya konektor yang digunakan pada kabel fiber optik
single mode adalah warna biru. Berikut adalah jenis konektor yang digunakan
pada kabel fiber optik single mode :

Gambar 2.4 Jenis Konektor


(a). Kabel SC (Subcriber Connector) (b). Kabel LC (Lucent Connector)
(c). Kabel FC (Fiber Connector) (d). Kabel ST (Straight Tip) [12]
12

2.2.4 Pigtail

Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor
diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki
konektor. Biasanya kabel pigtail di install di FTM dan kemudian disambung
(splicing) dengan tarikan kabel Optik ke ODC[12].

2.2.5 Patch cord

Patch cord adalah kabel fiber optik yang pada dua sisi ada konektor[12].
Patch cord digunakan untuk menghubungkan perangkat. Pada umumnya warna
jacket atau selubung luar untuk fiber optik single mode adalah warna kuning.

2.2.6 ODC (Optical Distribution Cabinet)

ODC adalah suatu perangkat pasif yang diinstallasi diluar STO (Sentral
Telephone Otomate) yaitu dilapangan. Perangkat ini memiliki kapasitas yang
beragam mulai dari 96, 144, 288, dan 576 port[14]. ODC memiliki fungsi sebagai
terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi. Fungsi lain dari
perangkat ini adalah sebagai tempat penyambungan.

2.2.7 ODP (Optical Distribution Point).

ODP adalah perangkat pasif yang letak installasinya sama dengan ODC
yaitu di lapangan. Secara umum kapasitas dari ODP bermacam-macam sesuai
dengan kebutuhan, kapasitas ODP mulai dari 8, 12, 16, 24 sampai dengan 48
port[14]. Ditinjau dari lokasi atau tempat pemasangannya ODP dapat di bagi
menjadi 4 jenis, yaitu:

1. ODP On Pole
ODP jenis ini dipasang diatas tiang yang tentunya pada instalasi kabel
drop atas tanah (aerial). ODP ini memiliki kapasitas 8, 12, dan 16.
Perangkat ini biasanya paling sering digunakan, karena paling mudah
untuk di implementasikan.
13

Gambar 2.5 ODP On Pole

2. ODP Wall
ODP jenis ini dipasang di dinding, biasanya digunakan pada ruko yang
tentunya pada instalasi kabel drop atas tanah (aerial). Perangkat yang
digunakan sama halnya dengan perangkat pada ODP pole, yang
membedakan hanyalah lokasi pemasangannya.

Gambar 2.6 ODP Wall

3. ODP Closure
ODP ini sangat fleksibel bisa dipasang dibawah tanah, diatas tiang
bahkan bisa juga dipasang diantara dua tiang (pada kabel distribusi aerial).

Gambar 2.7 ODP closure


14

4. ODP Pedestal
ODP ini diinstalasi diatas permukaan tanah, dan ODP ini digunakan
untuk instalasi kabel drop bawah tanah dengan pelindung pipa. Perangkat
ini biasanya diimplementasikan pada perumahan, hal tersebut dikarenakan
pemasangan hanya ditanam bukan tiang, sehingga tidak merusak
keindahan dari perumahan tersebut. Namun implementasi pada perangkat
ini masih sedikit.

Gambar 2.8 ODP Pedestal

Pada FTTH memiliki teknologi jaringan yang dapat memenuhi kinerja


pada FTTH. Teknologi penting yang digunakan yaitu GPON.

2.3 GPON (Gigabit Passive Optical Network)

GPON (Gigabit Passive Optical Network) adalah teknologi jaringan akses


lokal fiber optik berbasis PON yang distandardisasi oleh ITU-T (ITU-T G.984
series)[15]. Sedangkan PON (Passive Optical Network) merupakan arsitektur
jaringan akses broadband berbasis serat optik yang menggunakan perangkat pasif
optik, sehingga topologi yang digunakan pada konfigurasinya adalah P2MP
(point-to-multipoint) yang juga digunakan pada teknologi GPON[16]. Teknologi
broadband ini mampu menyediakan layanan sampai dengan 10 Gbps dengan
service layanan ke pelanggan 6 Gbps. Sebelum munculnya GPON, teknologi yang
digunakan adalah teknologi MSAN (Multi Service Access Network) dan DSLAM
(Distribution Subcriber Line Access Multiplexer), teknologi ini hanya dapat
digunakan pada kabel tembaga dan setengah kabel fiber optik saja, dan teknologi
15

ini hanya dapat melayani dua layanan saja, yaitu suara dan data. Perangkat yang
digunakan pun masih perangkat aktif yang harus memiliki catuan daya dalam
melakukan proses kerjanya. Oleh karena, seiring dengan berkembangnya
teknologi yang ada maka ditemukan perangkat pasif yang dapat melayani tiga
layanan dalam satu perangkat. Perangkat pasif yang terdapat pada GPON yaitu
serat optik, sambungan dan spillter. Perangkat tersebut berfungsi untuk membagi
sebuah sinyal-sinyal optik dari beberapa menjadi satu. Karena termasuk jaringan
broadband (GPON) memilki beberapa keunggulan antara lain jaringan ini
mempunyai koneksi kecepatan tinggi yang memungkinkan akses internet secara
cepat dan terkoneksi, selain itu bisa menyediakan layanan telepon, data, dan video
dalam satu saluran. menggunakan kabel optik. Pada arsitektur PON digunakan
teknologi GPON, adapun Prinsip kerja dari GPON adalah ketika data atau sinyal
dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi
untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT,
untuk ONT sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan
pelanggan. Berikut adalah konfigurasi teknologi GPON :

Gambar 2.9 Konfigurasi GPON[5]

Secara umum konfigurasi GPON sama seperti konfigurasi jaringan akses


fiber optik pada umumnya. OLT dan ONT yang merupakan perangkat aktif
pada jaringan akses serat optik dihubungkan dengan ODN (Optical Distribution
Network) yang sifatnya pasif kerumah pelanggan. Pada media ODN dilengkapi
oleh sebuah perangkat yaitu power splitter yang berfungsi untuk mendistribusikan
layanan dari satu fiber ke beberapa fiber dengan kapasitas 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32,
16

1:64. GPON menggunakan TDMA (Time Divison Multiple Access) sebagai


teknik multiple access upstream dengan data rate sebesar 1.2 Gbps dan
menggunakan broadcast kearah downstream dengan data rate sebesar 2.5 Gbps.

Gambar 2.10 Diagram Skematik jaringan GPON[16]

Dapat dilihat pada Gambar 2.10 skematik dari jaringan GPON bahwa sinyal
data dikirim dari P-OLT dan diteruskan ke perangkat splitter untuk dibagi ke ONT
pelanggan, sedangkan sinyal videonya dikirim dari tempat berbeda yaitu V-OLT
kemudian sinyal video diteruskan dengan menggunakan WDM (Wavelength
Division Multiplexing) ke perangkat splitter dan masuk keperangkat ONT yang
letaknya dirumah pelanggan. WDM berfungsi untuk membawa sinyal informasi
yang berbeda dengan menggunakan panjang gelombang yang berbeda. Pada
teknologi GPON memiliki perangkat jaringan yang terdapat pula pada teknologi
FTTH. Berikut adalah perangkat pada teknologi GPON :

2.3.1 OLT (Optical Line Terminal)

OLT (Optical Line Terminal) yang digunakan dalam teknologi GPON ini
sesuai dengan standard ITU-T G.984. Fungsi utama dari OLT adalah untuk
mengontrol informasi mengambang di seluruh ODN, akan kedua arah, yang
terletak di central office (co). Fungsi lainnya adalah melakukan konversi sinyal
listrik menjadi sinyal optik yang di kemudian di transmisikan pada perangkat
17

FTTH. Jarak maksimum didukung untuk transmisi di seluruh ODN adalah 20


km[15].

Gambar 2.11 OLT (Optical Line Terminal)

OLT memiliki dua arah yaitu upstream (mendapatkan berbagai jenis


mendistribusikan data dan suara lalu lintas dari pengguna) dan downstream
(mendapatkan data, suara dan video lalu lintas dari jaringan metro atau dari
jaringan jarak jauh dan kirimkan ke semua modul ONT pada ODN. Adapun
spesifikasi pada perangkat ini ada pada tabel berikut :

2.3.2 ONT (Optical Network Terminal)

Letak lokasi ONT adalah di tempat pelanggan. Tujuannya adalah untuk


menggunakan serat optik untuk menghubungkan ke GPON di satu sisi, sementara
berinteraksi dengan pelanggan di sisi lain. ONT mendukung berbagai antarmuka,
tergantung pada kebutuhan pelanggan. Sedangkan fungsi ONT adalah menerima
sinyal optik yang ditransmisikan pada perangkat FTTH kemudian
mengkonversikan kembali pada bentuk yang diinginkan, yaitu data, suara dan
video.

Gambar 2.12 ONT (Optical Network Terminal)


18

Fungsional desain ONT bervariasi tergantung pada kebutuhan pelanggan dan


persyaratan. Ukuran itu dapat berkisar dari yang sederhana, kotak kecil, yang
melekat di luar rumah untuk unit besar dipasang di dalam gedung kantor atau
apartemen besar kompleks. ONT (Optical Network Unit) dapat melakukan
berbagai operasi untuk optimasi kinerja. OLT mendukung alokasi bandwidth yang
memungkinkan untuk membuat kelancaran pengiriman data upstream dan
downstream ke OLT, yang biasanya tiba dari pelanggan.
Perangkat ini dapat ditemukan juga di suatu tempat di luar di tempat
penampungan peralatan. Itu sebabnya ONT harus ditentukan sehingga dapat
bekerja di suhu dan kondisi cuaca yang berbeda. Ini harus menahan air, angin dan
pengacau. Untuk situasi ketika daya dimatikan harus ada baterai cadangan darurat.
Untuk kasus normal harus ada sumber listrik. ONT bisa dihubungkan dengan
berbagai metode dan jenis kabel, seperti kawat twisted-pair tembaga, kabel
koaksial, serat optik atau Wi-Fi.

2.3.3 Splitter

Splitter merupakan komponen pasif yang berfungsi untuk memisahkan daya


optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat yang telah ditentukan.
Splitter dikatakan komponen pasif, karena komponen ini tidak memerlukan
sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang
digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga
cara kerjanya membagi daya optik sama rata. Komponen pasif ini beragam sesuai
dengan rasio yang dapat digunakan, selain itu perangkat ini memiliki redaman
pada masing-masing rasionya. Splitter biasanya letak lokasinya berada di atas
tiang ataupun ditanam yang berdekatan dengan ODC maupun ODP. Rasio splitter
yang digunakan pada ODC yaitu 1:4, sedangkan rasio splitter yang digunakan
pada ODP biasanya 1:8 dan seterusnya. Berikut adalah gambar dan tabel redaman
splitter pada masing-masing rasio :
19

Gambar 2.13 Splitter

Tabel 2.3 Redaman Splitter


Rasio Redaman
1:2 2,8 – 4,0 dB
1:4 5,8 – 7,5 dB
1:8 8,8 – 11,0 dB
1:16 10,7 – 14,4 dB
1:32 14,6 – 18,0 dB

2.4 Algoritma Genetika


2.4.1 Pengertian Algortima Genetika

Algoritma genetika cabang dari algoritma evolusi merupakan metoda yang


biasa digunakan untuk memecahkan permasalahan suatu pencarian nilai dalam
masalah optimasi. Dasar dari algoritma genetika ini adalah proses genetik yang
terjadi pada makhluk hidup, yaitu perkembangan generasi dalam sebuah populasi
yang alami, secara lambat laun mengikuti prinsip seleksi alam “siapa yang kuat
maka akan bertahan (survive)”. Dengan meniru teori evolusi ini, Algoritma
genetika dapat digunakan untuk mencari solusi permasalahan-permasalah dalam
dunia nyata.
Pada tahun 1960-an algortima genetika (AG) pertama kali ditemukan oleh
John Holland dari Universitas Michigan, algoritma ini telah diaplikasikan secara
luas pada berbagai bidang[9]. Algoritma genetika banyak digunakan untuk
20

memecahkan permasalahan optimasi, meskipun algoritma ini memiliki


kemampuan yang baik untuk memecahkan permasalahan selain optimasi. John
Holland menyatakan bahwa algoritma genetika menggunakan analogi secara
langsung dari kebiasaan yang alami yaitu seleksi alam. Algoritma ini bekerja
dengan sebuah populasi yang terdiri dari individu-individu, yang masing-masing
individu di representasikan menjadi sebuah solusi yang mungkin bagi persoalan
yang ada. Selanjutnya nilai individu dilambangkan sebagai sebuah nilai fitness
yang akan digunakan untuk mencari solusi terbaik dari persoalan yang ada.
Berikut adalah representasi dari sebuah nilai yang ada pada algoritma genetika :

Gambar 2.14 Representasi nilai yang ada pada Algoritma Genetika

1. Populasi merupakan sekumpulan individu yang akan diproses bersama


dalam satu siklus proses evolusi.
21

2. Individu menyatakan suatu nilai atau keadaan yang menyatakan salah


satu solusi yang mungkin dari permasalahan yang diangkat.
3. Kromosom adalah gabungan gen-gen yang membentuk nilai tertentu.
4. Gen adalah sebuah nilai yang menyatakan satuan dasar yang membentuk
suatu arti tertentu dalam satu kesatuan gen yang dinamakan kromosom.
5. Allele adalah nilai dari gen.
Dalam menyelesaikan permasalahan optimasi Algoritma Genetika memiliki
keunggulan dari algoritma lainnya, yaitu:
1. Algoritma Genetika tidak terlalu banyak memerlukan persyaratan
matematika dalam penyelesaian proses optimasi. Algoritma Genetika
dapat diaplikasikan pada beberapa jenis fungsi obyektif dengan
beberapa fungsi pembatas baik berbentuk linier maupun non-linier,
sehingga dapat mempercepat proses perhitungan.
2. Operasi evolusi dari Algoritma Genetika sangat efektif untuk
mengobservasi posisi global secara acak.
3. Algoritma Genetika mempunyai fleksibilitas untuk diimplementasikan
secara efisien pada permasalahan tertentu.

2.4.2 Nilai Fitnes

Nilai fitness adalah nilai yang menyatakan baik tidaknya suatu solusi
(individu). Suatu individu dievaluasi berdasarkan suatu fungsi tertentu sebagai
ukuran performansinya. Nilai fitness ini dijadikan acuan dalam mencapai nilai
optimal dalam algoritma genetika. Algoritma genetika bertujuan untuk mencari
individu dengan nilai fitness yang paling tinggi. Individu yang bernilai fitness
tinggi yang akan bertahan hidup. Sedangkan individu yang bernilai fitness rendah
akan mati.
22

2.4.3 Seleksi

Seleksi digunakan untuk memilih individu-individu mana saja yang akan


dipilih untuk proses selanjutnya yaitu crossover dan mutasi. Pada proses ini akan
diseleksi induk dan menghasilkan individu yang baik, karena apabila pada proses
seleksi mendapatkan individu yang baik dan kuat maka akan memiliki
kemungkinan untuk melakukan reproduksi. Tujuan dari proses seleksi ini adalah
mendapatkan calon induk yang baik. “induk yang baik akan menghasilkan
keturunan yang baik”. Semakin tinggi nilai fitness suatu individu semakin besar
kemungkinan untuk dipilih.

Pada proses seleksi terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam
menyelesaikan permasalahan ini, yaitu :
1. Mesin Roullete
Metode seleksi dengan mesin roullete ini merupakan metode yang paling
sederhana. Proses seleksi dengan metode ini sama halnya dengan cara kerja dari
mesin roullete, nilai yang akan dibangkitkan dari masing-masing kromosom harus
memiliki nilai probabilitas yang apabila nilai probabilitas dijumlahkan akan
memiliki nilai 100% atau sama dengan 1. Kemudian nilai dengan probabilitas
yang tinggi akan menempati tempat pada suatu lingkaran dan dibagi sesuai
dengan nilai probabilitasnya dan seterusnya untuk nilai yang lain. Dan kemudian
lingkaran tersebut diputar sama seperti cara kerja mesin roullete, apabila mesin
roullete berhenti pada nilai tersebut maka nilai acak harus dibangkitkan sesuai
dengan interval yang telah ditentukan dari lingkaran tersebut. Berikut adalah
ilustrasi dari seleksi dengan mesin roullete:
23

Individu 1 : fitness = 10% Jatah Individu 1 = 1 - 10


Individu 2 : fitness = 25 % Jatah Individu 2 = 11 - 35
Individu 3 : fitness = 40 % Jatah Individu 3 = 36 - 75
Individu 4 : fitness = 15 % Jatah Individu 1 = 76 - 90
Individu 5 : fitness = 10 % Jatah Individu 1 = 91 - 100

91 - 100
1 - 10
76 - 90
11 - 35

36 - 75

Dibangkitkan bilangan random 1 - 100


sebanyak populasi, dalam contoh kali
ini populasi = 5

Individu Terpilih :
Random 30 > Individu 2 76 - 90
11 - 35
Random 88 > Individu 4
36 - 75
Random 64 > Individu 3
Random 18 > Individu 2
Random 44 > Individu 3
36 - 75
11 - 35

Gambar 2.15 Ilustrasi Seleksi Roulette[9]

2. Turnamen seleksi

Metode ini banyak digunakan dalam optimalisasi karena dapat


meningkatkan nilai fitnes individu yang terpilih secara efektif. Dalam seleksi
turnamen individu terbaik dipilih dengan memasukkan individu - individu ke
dalam mating pool dan kemudian akan diseleksi sebagai induk. Selanjutnya
turnamen akan terus berulang sampai seluruh mating pool terisi dan
menghasilkan individu terbaik[7].

Gambar 2.16 Skema Turnamen Seleksi


24

2.4.4 Rekombinasi (Crossover)

Rekombinasi (crossover) adalah proses penting yang ada pada algoritma


genetika yang melibatkan dua induk untuk membuat individu baru (offspring).
Rekombinasi menghasilkan titik baru dalam ruang pencarian yang siap untuk di
uji. Proses ini tidak selalu dilakukan pada semua individu yang ada, tetapi
individu dipilih secara acak. Namun individu yang dipilih secara acak atau
random tidak boleh memiliki nilai populasi yang sangat kecil hal ini dapat
berakibat buruk. Dalam suatu populasi yang sangat kecil, suatu kromosom dengan
gen-gen yang mengarah ke solusi akan sangat cepat menyebar ke kromosom-
kromosom lainnya. Untuk mengatasi masalah ini digunakan suatu aturan bahwa
pindah silang hanya bisa dilakukan dengan suatu probabilitas tertentu, artinya
pindah silang bisa dilakukan hanya jika suatu bilangan random yang dibangkitkan
kurang dari probabilitas yang ditentukan tersebut. Apabila proses ini tidak di
lakukan maka nilai dari induk akan diturunkan kepada keturunan.

Prinsip dari rekombinasi ini adalah melakukan proses pertukaran pada gen-
gen atau individu-individu yang bersesuaian dari dua induk untuk menghasilkan
individu baru. Proses rekombinasi ada beberapa jenis, yaitu :
1. One Point Crossover
Dalam crossover satu titik ini, titik crossover acak dipilih dan ujung kedua orang
tuanya ditukar untuk mendapatkan kromosom baru[17].

Gambar 2.17 One Point Crossover[17]

2. Multi Point Crossover


Multi point crossover adalah generalisasi dari satu titik crossover dimana segmen
bolak-balik ditukar untuk mendapatkan kromosom baru[17].
25

Gambar 2.18 Multi Point Crossover[17]

2.4.5 Mutasi Gen

Proses terakhir pada algoritma genetika adalah proses mutasi gen. Proses ini
berperan untuk menggantikan gen yang hilang dari populasi akibat proses seleksi
yang memungkinkan munculnya kembali gen yang tidak muncul pada inisialisasi
populasi. Pada proses ini kromosom anak dimutasi dengan menambahkan nilai
random yang sangat kecil dan nilai probabilitas yang rendah. Tidak semua
kromosom di mutasi, kromosom yang dimutasi harus memiliki nilai yang paling
rendah dari probabilty mutation. Pada proses mutasi ini ada beberapa jenis yaitu:

1. Swap Mutation
Pada mutasi swap, kita memilih dua posisi pada kromosom secara acak, dan
menukar nilai. Ini umum terjadi pada permutasi berbasis encodings[17].

Gambar 2.19 Swap Mutation[17]

2. Scramble Mutation
Scramble Mutation juga populer dengan representasi permutasi. Dalam hal
ini, dari keseluruhan kromosom, sebagian gen dipilih dan nilainya diacak atau
dikocok secara acak[17].

Gambar 2.20 Scramble Mutation[17]


26

3. Inversion Mutation
Dalam mutasi inversi, kita memilih subset dari gen seperti pada mutasi
berebut, tapi alih-alih mengocok subset, kita hanya membalik seluruh string di
subset[17].

Gambar 2.21 Inversion Mutation[17]

2.5 TSP (Travelling Salesman Problem)

Pada tahun 1800, Irlandia William Rowan Hamilton dan Inggris Thomas
Penyngton mengemukakan permasalahan matematika yang merupakan cikal bakal
dari permasalahan Travelling Salesman Problem (TSP). TSP disajikan dalam
bentuk permainan yang bernama Icosian Hamilton yang mengharuskan pemain
untuk menyelesaikan permainan dengan menghubungkan 20 titik perjalanan
hanya dengan menggunakan jalur-jalur tertentu. Selanjutnya hal ini dikenal dalam
matematika diskrit yang disebut dengan teori Sirkuit Hamilton.

Persoalan pedagang keliling (travelling salesman problem) merupakan


persoalan optimasi untuk mencari perjalanan terpendek bagi pedagang keliling
yang ingin berkunjung ke beberapa kota[8]. Travelling salesman problem
dikenal sebagai salah satu masalah optimasi yang banyak menarik perhatian
para ahli matematika dan khususnya ilmuwan komputer karena TSP mudah
didefinisikan tetapi begitu sulit untuk diselesaikan[7] .

Hal yang perlu diperhatikan di dalam kasus TSP adalah perjalanan


salesman dimulai dari kota awal sampai seterusnya ke kota n dan akhirnya
akan kembali lagi ke kota awal. Namun, aturannya adalah setiap kota selain
kota awal hanya dapat dikunjungi tepat satu kali. Persoalan yang dihadapi
ialah bagaimana membangun jalur rute yang optimal dengan mempertimbangkan
aturan tersebut agar didapatkan total jarak tempuh minimal sehingga akan
berdampak pada penghematan biaya transportasi.
27

Persoalan yang dihadapi pada kasus ini tidak mudah, karena terdapat
banyak kombinasi alur rute yang mungkin terjadi seiring dengan banyaknya
kota yang akan dikunjungi dan juga harus memperhatikan aturan yang
berlaku. Bentuk sederhana dari representasi TSP ke dalam bentuk graf dapat
dilihat pada gambar 1. Berdasarkan gambar 1, terdapat tujuh titik kota yang
harus dikunjungi salesman dan satu titik persegi yang didefinisikan sebagai rute
awal dan rute akhir dalam membangun rute perjalanan. Dalam proses pencarian
rute, terlebih dahulu harus telah diketahui jarak-jarak yang menghubungkan
tiap-tiap kota[18]. Namun, jika jarak-jarak tidak diketahui, maka jarak dapat
dihitung berdasarkan koordinat dari tiap-tiap titik

Gambar 2.22 Titik Lokasi[18]

Setelah jarak yang menghubungkan tiap kota diketahui, maka rute terpendek
dapat dicari dengan mencoba semua kombinasi dan menjumlahkan jarak dari
kombinasi tersebut sehinga didapatkan rute seperti pada gambar

2.23 Hasil Rute Terpendek[18]


28

2.6 Optimalisasi

Optimalisasi atau optimasi berasal dari kata optimal yang memiliki arti
terbaik, tertinggi, paling menguntungkan, menjadikan paling baik, sehingga
pengertian optimalisasi atau optimasi adalah suatu tindakan, proses, atau
metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau
keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih efektif[8].
Dalam melakukan proses optimalisasi diperlukan sebuah algoritma yang dapat
mampu menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat dan tepat. Algortima
adalah setiap prosedur komputasi yang terdefinisi dengan baik yang mengambil
beberapa nilai, sebagai masukan dan menghasilkan beberapa nilai. Oleh
karenanya untuk menyelesaikan permasalahan dalam bidang optimalisasi hal
tersebut sering dikenal dengan algoritma optimasi.
Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan algoritma optimasi,
contohnya adalah permasalahan dalam penjadwalan kuliah dan permasalahan
dalam hal rute perjalanan. Untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam
bidang optimasi harus tepat memilih algoritma yang dapat membantu
permasalahan tersebut. Setiap algoritma memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing dalam menyelesaikan suatu permasalahan, oleh karenanya dalam
menyelesaikan permasalahan diperlukan kemampuan untuk memilih algoritma
optimasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang akan dihadapi. Pada
proses operasi algoritma optimasi dapat dibagi menjadi dua yaitu algoritma
deterministik dan probabilistik[8].
Algortima deterministik sering digunakan untuk masalah yang memiliki
relasi yang jelas antara karakteristik calon solusi dengan utilitasnya. Maksudnya
bahwa algoritma ini hanya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
kecil dan memiliki solusi yang kecil, sedangkan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dengan ruang pencarian yang sangat besar lebih sering
menggunakan algoritma probabilistik. Hampir semua algoritma probabilistik
menggunakan konsep dasar dari metode Monte Carlo (MC). Metode MC
berstandar pada proses pengambilan sampel secara acak dan berulang-ulang
(repeated random sampling) untuk menghasilkan solusi. Adapun jenis dari
29

metode algoritma ini yang bisa digunakan yaitu algoritma genetika, optimasi
partikel swarm, optimasi koloni semut, optimasi berbasis jaringan syaraf tiruan,
optimasi fuzzy dan simulated annealing[8].

2.7 Perbandingan Metode Algoritma Genetika dan Algoritma Ant Colony

Tabel 2.4 Perbandingan Metode Algoritma


Parameter Algoritma Genetika Algoritma Ant Colony
Prinsip Menggunakan prinsip Menggunakan prinsip sekumpulan semu
Kerja evolusi dan seleksi (colony) yang mampu menemukan jalur
alam dalam operasi terpendek dari sarangnya ke sumber
algoritma. makanan. Hal ini dapat dilakukan karena
ketika semut berjalan pasti akan
meninggalkan jejak berupa bau atau yang
sering disebut pheromone.
Sifat Mencari kemungkinan Heuristik (Metode Heuristik adalah
dari calon solusi untuk teknik yang dirancang untuk
mendapatkan yang memecahkan masalah yang mengabaikan
optimal bagi apakah solusi dapat dibuktikan benar,
penyelesaian masalah. tapi yang biasanya menghasilkan solusi
yang baik atau memecahkan masalah
yang lebih sederhana yang mengandung
atau memotong dengan pemecahan
masalah yang lebih kompleks)
Proses Berfokus pada proses Berfokus pada proses jejak atau langkah
seleksi individu. semut.
Populasi Dapat menyelesaikan Dapat menyelesaikan permasalahan
permasalahan dalam dalam populasi yang kecil atau
populasi yang besar sederhana.
dan menghasilkan
hasil secara cepat.
Penerapan Penjadwalan Kuliah, Rute Terpendek (Permasalahan TSP ),
Rute Terpendek Penjadwalan Sidang
(Distribusi Barang,
permasalahan TSP,
Perjalanan Wisata)

Anda mungkin juga menyukai