TINJAUAN PUSTAKA
Fiber optik secara harafiah memiliki arti serat optik atau bisa juga disebut
serat kaca. Serat optik atau serat kaca merupakan saluran transmisi atau sejenis
kabel yang dapat digunakan sebagai saluran telepon yang fisiknya terbuat dari
kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, serat optik
ini dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain[10].
Gambar 2.1 Fiber Optik : (A) Kabel FO udara, (B) Kabel FO dalam
Tanah[11]
Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa serat optik dapat di implementasikan
tempatkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan yang ada, biasanya serat optik
atau fiber optik dapat ditemukan di dalam tanah dengan cara ditanam, kabel
tersebut dilindungi oleh pipa yang disebut subduct, dan di atas tiang yang biasa
6
7
disebut aerial cable. Pada umumnya kabel fiber optik terdapat 12 tube kabel
dalam satu kabel besar, pada 1 tube kabel terdapat 12 core kabel yang terdiri dari
12 warna yang berbeda[11]. Berikut adalah tabel warna yang terdapat pada kabel
fiber optik :
Kabel fiber optik atau serat kaca ini berdiameter lebih kurang 120 μm. Fiber optik
memiliki 2 jenis yaitu fiber optik single mode dan fiber optik multi mode. Fiber
optik single mode memiliki diameter yang berukuran sangat kecil yaitu antara 8,3-
10 μm sehingga seperti kasat mata. Sedangkan untuk fiber optik multi mode diameter
inti nya berukuran 50-100 μm. Pulsa cahaya atau panjang gelombang untuk kabel
fiber optik single mode berukuran 1310 – 1550 nm, sedangkan pada multi mode,
panjang gelombang cahayanya lebih rendah yaitu 850 – 1300 nm[12]. Jenis fiber
optik yang digunakan adalah fiber optik single mode, hal ini dikarenakan
perambatan sinar melalui kabel fiber optic single mode tidak terpantul-pantul oleh
dinding cladding sehingga sinar dapat berjalan dengan sangat cepat dan dapat
menempuh jarak yang sangat jauh tanpa hambatan berarti. Karena bagian serat optik
single mode berukuran sangat kecil, oleh karenanya fiber optik single mode hanya
dapat membawa satu macam pulsa sinyal, dan data jauh lebih cepat sampai yaitu 50
kali lebih cepat dibandingkan dengan jenis fiber optik multi mode.
Prinsip kerja kabel fiber optik bisa kita anggap seperti tabung panjang
yang dinding bagian dalamnya adalah cermin. Jadi, saat ada cahaya berisi data
yang datang dari salah satu sisinya, cahaya tersebut akan terpantul-pantul di dalam
kabel hingga mencapai sisi lainnya[12]. Prinsip lain dari teknologi ini
memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.
8
Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca
lebih besar daripada indeks bias dari udara. Kecepatan transmisi serat optik sangat
tinggi sehingga bagus digunakan sebagai media saluran komunikasi. Efisiensi dari
serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca. Semakin
murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Pada kabel fiber optik terdapat sebuah dinding yang memiliki dua lapisan
konsentris yang terbuat dari kaca silica yaitu core (lapisan inti) dan lapisan
cladding[13].
Core dan lapisan cladding pada kabel fiber optik terbuat dari bahan silica atau
kaca yang berkualitas tinggi dan bebas air. Lapisan cladding pada kabel fiber
optik memiliki indeks bias lebih rendah dibandingkan core (lapisan inti).
Perbedaan indeks bias ini menyebabkan fenomena refleksi internal total. Jadi
ketika cahaya datang ke lapisan cladding pada sudut yang cukup rendah, cahaya
tersebut akan dipantulkan tepat kembali ke inti sehingga tidak ada energi yang
hilang sama sekali. Sedangkan coating pada fiber optik sebagai pelindung core
dan lapisan cladding dari tekanan fisik luar.
Fiber optik merupakan jenis kabel yang digunakan pada saat ini sebagai
media saluran transmisi, sebelumnya jenis kabel yang digunakan untuk media
saluran transmisi adalah kabel tembaga yaitu kabel coxial dan stripline, kabel
tersebut dapat mengirimkan beberapa juta sinyal listrik per detik dan kecepatan
transmisi 10 – 100 mpbs, namun sekarang media saluran transmisi berkembang
menjadi kabel fiber optik yang dapat mengirimkan 20 milyar sinyal cahaya per
detik dan dapat melakukan transmisi data dengan kecepatan 1 Gbps. Sumber
9
sinyal cahaya yang digunakan pada kabel fiber optik ini adalah laser atau
LED[10].
Teknologi fiber optik mengalami perkembangan, pada tahun 1970
perkembangan dengan media ini semakin meningkat. Peningkatan tersebut
dikarenakan kebutuhan dari jaringan yang handal dengan bidang yang lebar dan
rugi-rugi saluran yang kecil untuk menyediakan layanan yang berkualitas tinggi
selain dengan komunikasi suara[13]. Perkembangan teknologi dengan media serat
optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20
decibels (dB)/km[10], namun apabila di implementasikan pada teknologi sekarang
fiber optik memiliki pelemahan (attenuation) sebesar 0.35 dB/km. Dengan
pelemahan tersebut didapatkan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga
kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat
dibandingan dengan penggunaan kabel tembaga (konvensional).
Salah satu contoh penerapan teknologi fiber optik pada saat ini adalah
pada FTTH (Fiber To The Home). Teknologi fiber optik memiliki banyak
kelebihan dibandingkan kekurangannya sehingga teknologi ini di pilih atau
diterapkan pada teknologi terbaru.
Fiber To The Home (FTTH) adalah penghantaran isyarat optik dari pusat
penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik
sebagai media penghantaran. Penerapan serat optik pada FTTH ini merupakan
kemajuan dari perkembangan teknologi serat optik yang dapat mengantikan
penggunaan kabel konvensional. Pemilihan teknologi serat optik sebagai media
penghantar pada FTTH karena dapat menghemat biaya dan mampu
mengurangkan biaya operasi serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
pelanggan.
Gambar 2.3 merupakan arsitektur umum dari suatu jaringan FTTH. Biasanya
jarak antara pusat layanan yaitu central office dengan pelanggan dapat berkisar
maksimum 20 km[15]. Pada central office terdapat perangkat didalamnya, yaitu
OLT (Optical Line Terminal) dan FTM (Fiber Termination Management). FTM
adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai terminasi kabel dari OLT. Selain
itu Ada beberapa perangkat penting yang berfungsi untuk mendistribusikan sinyal
melalui kabel fiber optik ke pelanggan. Perangkat tersebut yaitu :
Kabel feeder dan kabel distribusi merupakan sebutan kabel yang telah
diimplementasikan pada perangkat FTTH, kabel feeder adalah kabel fiber optik
yang digunakan untuk menghubungkan dari perangkat FTM (Fiber Termination
11
2.2.3 Konektor
2.2.4 Pigtail
Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor
diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki
konektor. Biasanya kabel pigtail di install di FTM dan kemudian disambung
(splicing) dengan tarikan kabel Optik ke ODC[12].
Patch cord adalah kabel fiber optik yang pada dua sisi ada konektor[12].
Patch cord digunakan untuk menghubungkan perangkat. Pada umumnya warna
jacket atau selubung luar untuk fiber optik single mode adalah warna kuning.
ODC adalah suatu perangkat pasif yang diinstallasi diluar STO (Sentral
Telephone Otomate) yaitu dilapangan. Perangkat ini memiliki kapasitas yang
beragam mulai dari 96, 144, 288, dan 576 port[14]. ODC memiliki fungsi sebagai
terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi. Fungsi lain dari
perangkat ini adalah sebagai tempat penyambungan.
ODP adalah perangkat pasif yang letak installasinya sama dengan ODC
yaitu di lapangan. Secara umum kapasitas dari ODP bermacam-macam sesuai
dengan kebutuhan, kapasitas ODP mulai dari 8, 12, 16, 24 sampai dengan 48
port[14]. Ditinjau dari lokasi atau tempat pemasangannya ODP dapat di bagi
menjadi 4 jenis, yaitu:
1. ODP On Pole
ODP jenis ini dipasang diatas tiang yang tentunya pada instalasi kabel
drop atas tanah (aerial). ODP ini memiliki kapasitas 8, 12, dan 16.
Perangkat ini biasanya paling sering digunakan, karena paling mudah
untuk di implementasikan.
13
2. ODP Wall
ODP jenis ini dipasang di dinding, biasanya digunakan pada ruko yang
tentunya pada instalasi kabel drop atas tanah (aerial). Perangkat yang
digunakan sama halnya dengan perangkat pada ODP pole, yang
membedakan hanyalah lokasi pemasangannya.
3. ODP Closure
ODP ini sangat fleksibel bisa dipasang dibawah tanah, diatas tiang
bahkan bisa juga dipasang diantara dua tiang (pada kabel distribusi aerial).
4. ODP Pedestal
ODP ini diinstalasi diatas permukaan tanah, dan ODP ini digunakan
untuk instalasi kabel drop bawah tanah dengan pelindung pipa. Perangkat
ini biasanya diimplementasikan pada perumahan, hal tersebut dikarenakan
pemasangan hanya ditanam bukan tiang, sehingga tidak merusak
keindahan dari perumahan tersebut. Namun implementasi pada perangkat
ini masih sedikit.
ini hanya dapat melayani dua layanan saja, yaitu suara dan data. Perangkat yang
digunakan pun masih perangkat aktif yang harus memiliki catuan daya dalam
melakukan proses kerjanya. Oleh karena, seiring dengan berkembangnya
teknologi yang ada maka ditemukan perangkat pasif yang dapat melayani tiga
layanan dalam satu perangkat. Perangkat pasif yang terdapat pada GPON yaitu
serat optik, sambungan dan spillter. Perangkat tersebut berfungsi untuk membagi
sebuah sinyal-sinyal optik dari beberapa menjadi satu. Karena termasuk jaringan
broadband (GPON) memilki beberapa keunggulan antara lain jaringan ini
mempunyai koneksi kecepatan tinggi yang memungkinkan akses internet secara
cepat dan terkoneksi, selain itu bisa menyediakan layanan telepon, data, dan video
dalam satu saluran. menggunakan kabel optik. Pada arsitektur PON digunakan
teknologi GPON, adapun Prinsip kerja dari GPON adalah ketika data atau sinyal
dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi
untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT,
untuk ONT sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan
pelanggan. Berikut adalah konfigurasi teknologi GPON :
Dapat dilihat pada Gambar 2.10 skematik dari jaringan GPON bahwa sinyal
data dikirim dari P-OLT dan diteruskan ke perangkat splitter untuk dibagi ke ONT
pelanggan, sedangkan sinyal videonya dikirim dari tempat berbeda yaitu V-OLT
kemudian sinyal video diteruskan dengan menggunakan WDM (Wavelength
Division Multiplexing) ke perangkat splitter dan masuk keperangkat ONT yang
letaknya dirumah pelanggan. WDM berfungsi untuk membawa sinyal informasi
yang berbeda dengan menggunakan panjang gelombang yang berbeda. Pada
teknologi GPON memiliki perangkat jaringan yang terdapat pula pada teknologi
FTTH. Berikut adalah perangkat pada teknologi GPON :
OLT (Optical Line Terminal) yang digunakan dalam teknologi GPON ini
sesuai dengan standard ITU-T G.984. Fungsi utama dari OLT adalah untuk
mengontrol informasi mengambang di seluruh ODN, akan kedua arah, yang
terletak di central office (co). Fungsi lainnya adalah melakukan konversi sinyal
listrik menjadi sinyal optik yang di kemudian di transmisikan pada perangkat
17
2.3.3 Splitter
Nilai fitness adalah nilai yang menyatakan baik tidaknya suatu solusi
(individu). Suatu individu dievaluasi berdasarkan suatu fungsi tertentu sebagai
ukuran performansinya. Nilai fitness ini dijadikan acuan dalam mencapai nilai
optimal dalam algoritma genetika. Algoritma genetika bertujuan untuk mencari
individu dengan nilai fitness yang paling tinggi. Individu yang bernilai fitness
tinggi yang akan bertahan hidup. Sedangkan individu yang bernilai fitness rendah
akan mati.
22
2.4.3 Seleksi
Pada proses seleksi terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam
menyelesaikan permasalahan ini, yaitu :
1. Mesin Roullete
Metode seleksi dengan mesin roullete ini merupakan metode yang paling
sederhana. Proses seleksi dengan metode ini sama halnya dengan cara kerja dari
mesin roullete, nilai yang akan dibangkitkan dari masing-masing kromosom harus
memiliki nilai probabilitas yang apabila nilai probabilitas dijumlahkan akan
memiliki nilai 100% atau sama dengan 1. Kemudian nilai dengan probabilitas
yang tinggi akan menempati tempat pada suatu lingkaran dan dibagi sesuai
dengan nilai probabilitasnya dan seterusnya untuk nilai yang lain. Dan kemudian
lingkaran tersebut diputar sama seperti cara kerja mesin roullete, apabila mesin
roullete berhenti pada nilai tersebut maka nilai acak harus dibangkitkan sesuai
dengan interval yang telah ditentukan dari lingkaran tersebut. Berikut adalah
ilustrasi dari seleksi dengan mesin roullete:
23
91 - 100
1 - 10
76 - 90
11 - 35
36 - 75
Individu Terpilih :
Random 30 > Individu 2 76 - 90
11 - 35
Random 88 > Individu 4
36 - 75
Random 64 > Individu 3
Random 18 > Individu 2
Random 44 > Individu 3
36 - 75
11 - 35
2. Turnamen seleksi
Prinsip dari rekombinasi ini adalah melakukan proses pertukaran pada gen-
gen atau individu-individu yang bersesuaian dari dua induk untuk menghasilkan
individu baru. Proses rekombinasi ada beberapa jenis, yaitu :
1. One Point Crossover
Dalam crossover satu titik ini, titik crossover acak dipilih dan ujung kedua orang
tuanya ditukar untuk mendapatkan kromosom baru[17].
Proses terakhir pada algoritma genetika adalah proses mutasi gen. Proses ini
berperan untuk menggantikan gen yang hilang dari populasi akibat proses seleksi
yang memungkinkan munculnya kembali gen yang tidak muncul pada inisialisasi
populasi. Pada proses ini kromosom anak dimutasi dengan menambahkan nilai
random yang sangat kecil dan nilai probabilitas yang rendah. Tidak semua
kromosom di mutasi, kromosom yang dimutasi harus memiliki nilai yang paling
rendah dari probabilty mutation. Pada proses mutasi ini ada beberapa jenis yaitu:
1. Swap Mutation
Pada mutasi swap, kita memilih dua posisi pada kromosom secara acak, dan
menukar nilai. Ini umum terjadi pada permutasi berbasis encodings[17].
2. Scramble Mutation
Scramble Mutation juga populer dengan representasi permutasi. Dalam hal
ini, dari keseluruhan kromosom, sebagian gen dipilih dan nilainya diacak atau
dikocok secara acak[17].
3. Inversion Mutation
Dalam mutasi inversi, kita memilih subset dari gen seperti pada mutasi
berebut, tapi alih-alih mengocok subset, kita hanya membalik seluruh string di
subset[17].
Pada tahun 1800, Irlandia William Rowan Hamilton dan Inggris Thomas
Penyngton mengemukakan permasalahan matematika yang merupakan cikal bakal
dari permasalahan Travelling Salesman Problem (TSP). TSP disajikan dalam
bentuk permainan yang bernama Icosian Hamilton yang mengharuskan pemain
untuk menyelesaikan permainan dengan menghubungkan 20 titik perjalanan
hanya dengan menggunakan jalur-jalur tertentu. Selanjutnya hal ini dikenal dalam
matematika diskrit yang disebut dengan teori Sirkuit Hamilton.
Persoalan yang dihadapi pada kasus ini tidak mudah, karena terdapat
banyak kombinasi alur rute yang mungkin terjadi seiring dengan banyaknya
kota yang akan dikunjungi dan juga harus memperhatikan aturan yang
berlaku. Bentuk sederhana dari representasi TSP ke dalam bentuk graf dapat
dilihat pada gambar 1. Berdasarkan gambar 1, terdapat tujuh titik kota yang
harus dikunjungi salesman dan satu titik persegi yang didefinisikan sebagai rute
awal dan rute akhir dalam membangun rute perjalanan. Dalam proses pencarian
rute, terlebih dahulu harus telah diketahui jarak-jarak yang menghubungkan
tiap-tiap kota[18]. Namun, jika jarak-jarak tidak diketahui, maka jarak dapat
dihitung berdasarkan koordinat dari tiap-tiap titik
Setelah jarak yang menghubungkan tiap kota diketahui, maka rute terpendek
dapat dicari dengan mencoba semua kombinasi dan menjumlahkan jarak dari
kombinasi tersebut sehinga didapatkan rute seperti pada gambar
2.6 Optimalisasi
Optimalisasi atau optimasi berasal dari kata optimal yang memiliki arti
terbaik, tertinggi, paling menguntungkan, menjadikan paling baik, sehingga
pengertian optimalisasi atau optimasi adalah suatu tindakan, proses, atau
metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau
keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih efektif[8].
Dalam melakukan proses optimalisasi diperlukan sebuah algoritma yang dapat
mampu menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat dan tepat. Algortima
adalah setiap prosedur komputasi yang terdefinisi dengan baik yang mengambil
beberapa nilai, sebagai masukan dan menghasilkan beberapa nilai. Oleh
karenanya untuk menyelesaikan permasalahan dalam bidang optimalisasi hal
tersebut sering dikenal dengan algoritma optimasi.
Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan algoritma optimasi,
contohnya adalah permasalahan dalam penjadwalan kuliah dan permasalahan
dalam hal rute perjalanan. Untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam
bidang optimasi harus tepat memilih algoritma yang dapat membantu
permasalahan tersebut. Setiap algoritma memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing dalam menyelesaikan suatu permasalahan, oleh karenanya dalam
menyelesaikan permasalahan diperlukan kemampuan untuk memilih algoritma
optimasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang akan dihadapi. Pada
proses operasi algoritma optimasi dapat dibagi menjadi dua yaitu algoritma
deterministik dan probabilistik[8].
Algortima deterministik sering digunakan untuk masalah yang memiliki
relasi yang jelas antara karakteristik calon solusi dengan utilitasnya. Maksudnya
bahwa algoritma ini hanya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
kecil dan memiliki solusi yang kecil, sedangkan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dengan ruang pencarian yang sangat besar lebih sering
menggunakan algoritma probabilistik. Hampir semua algoritma probabilistik
menggunakan konsep dasar dari metode Monte Carlo (MC). Metode MC
berstandar pada proses pengambilan sampel secara acak dan berulang-ulang
(repeated random sampling) untuk menghasilkan solusi. Adapun jenis dari
29
metode algoritma ini yang bisa digunakan yaitu algoritma genetika, optimasi
partikel swarm, optimasi koloni semut, optimasi berbasis jaringan syaraf tiruan,
optimasi fuzzy dan simulated annealing[8].