Anda di halaman 1dari 3

MODUL 1.1.

SUHERMAN, S.Pd-SMK NEGERI 1 BATUKLIANG

Jurnal Refleksi dwi mingguan ini dibuat untuk melengkapi salah satu tugas calon guru
penggerak. Sebagai calon guru penggerak saya akan merefleksikan seluruh rangkaian
kegiatan selama mempelajari modul 1.1. yaitu tentang Filosofis pemikiran Ki Hajar
Dewantara tentang Pendidikan.

Dalam mengerjakan tugas ini saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr.
Roger Greenaway , melalui pertanyaan sebagai berikut :

Facts (Peristiwa) : Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau
pada saat aksi nyata ke dalam kelas ? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut?
Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini?
Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang
saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat
Anda memiliki perasaan tersebut`

Findings (Pembelajaran) : Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini ? Apa hal baru
yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

Future (Penerapan) : Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal
serupa di masa depan ? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari
peristiwa ini?

Dibawah ini adalah hasil refleksi yang telah saya lakukan :

Feeling

Banyak hal yang saya rasakan selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak ini. Banyak
yang saya rasakan diantaranya ada perasaan senang karena dengan mengikuti pelatihan guru
penggerak banyak pengalaman yang saya dapatkan, sebaliknya disisi lain ada perasaan kuatir
dikarenakan dalam mengikuti pelatihan guru penggerak ini waktunya sangat lama, takut jika
tidak bisa melakukan semua tanggung jawab yang diberikan dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan terutama terkait dengan bagaimana mengatur waktu. Selain itu tugas
utama saya sebagai pendidik kuatir dan takut tidak bisa membagi dan masih banyak lagi
kekhawatiran yang kadang membuat saya cepat putus asa dan tidak semangat.tapi karena ada
dukungan dari rekan-rekan kelompok di CGP yang lain kekhawatiran itu bisa bisa teratasi
dengan baik, meskipun terkadang panik ada tugas yang di lms belum saya selesaikan.

Saya berusaha untuk tetap menjaga kesehatan, berdoa kepada Allah SWT semoga saya
diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan tugas sebagai guru maupun
menyelesaikan semua tugas guru penggerak yang diberikan . Rasa panik terkadang
menghantui pikiran saya jika tugas belum selesai dikerjakan sedangkan batas waktu
mengunggah tugas harus sesuai deadline tanggal yang sudah ditentukan . Rasa kuatir takut
meninggalkan tugas guru karena harus fokus dengan tugas-tugas CGP pun sering membuat
saya merasa gelisah, tapi mengingat tugas guru untuk bisa mendidik dengan kemajuan zaman
saya berusaha untuk menyelesaikan tugas tugas yang diberikan di CPG ini dengan baik.

Selain rasa kekhawatiran yang saya alami , namun disisi lain saya merasakan bahagia dan
senang karena bisa mengikuti pendidikan guru penggerak ini sebab untuk bisa lolos seleksi
tahap 1 dan 2 itu tidak mudah. Dalam perjalanan mengikuti pelatihan guru penggerak ini saya
mulai menerapkan Filosofis Ki Hajar dewantara dalam pembelajaran dikelas. Pembelajaran
yang berorientasi pada anak ternyata rasa kasih sayang saya terhadap murid semakin
bertambah. Saya tidak lagi memandang murid yang sering bercanda , mengganggu teman-
temannya, dan bermain-main di kelas sebagai anak yang nakal dan harus ditegur , karena
saya menyadari bahwa kodrat anak adalah bermain. Maka muncul ide saya untuk mengemas
pembelajaran yang kaku menjadi sebuah pembelajaran yang menarik agar murid bisa
mengikuti proses pembelajaran dengan menyenangkan. Keinginan saya sebagai guru untuk
menuntun kodrat alam dan kodrat jaman yang melekat pada murid semakin besar. Saya ingin
melakukannya dengan penuh kesabaran sehingga mereka bisa mewujudkan kebahagiaan dan
keselamatan yang setinggi-tingginya .

Findings

Dari pembelajaran ini saya menemukan hal-hal baru, yang sebelumnya kurang saya pahami
sebelumnya yaitu tentang Filosofiss Ki Hajar Dewantara. Saya mendapat ilmu-ilmu baru
yang sangat saya perlukan untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik.
Melalui 6 Dasar pemikiran ki hajar Dewantara saya merasa mendapat bekal yang tidak
ternilai harganya.

Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan
yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani.

Saya menyadari bahwa anak memiliki kodrat merdeka, oleh karena itu saya harus
memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai
dengan minat, bakat , dan kreatifitasnya agar mereka dapat mengembangkan potensi yang ada
didalam dirinya.

Sebagai pendidik saya harus senantiasa menghamba kepada anak atau dengan kata lain
berpihak pada mereka.menjadikan mereka subyek bukan obyek. Saya juga harus memandang
murid bukanlah kertas yang bisa digambar sesuai kemauan saya , karena mereka lahir dengan
kodrat yang samar. Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar itu agar dapat
memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. Menerapkan budi pekerti yang
luhur merupakan keharusan yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap
proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong
royong, mandiri , bernalar kritis dan kreatif.

Sebagai seorang pendidik diibaratkan seorang petani yang menanam jagung misalnya. Hanya
dapat menuntun tumbuhnya jagung tersebut, memperbaiki kondisi tanah, memelihara
tanaman jagung , memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat dsb. Agar tanaman itu tumbuh
dengan subur dan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi.

Future (Penerapan)

Saya akan melakukan hal terbaik didalam proses pembelajaran saya dikelas, agar tujuan
pendidikan bisa tercapai dengan baik. Banyak hal yang akan saya benahi yang selama ini
tanpa saya sadari apa yang saya lakukan jauh dari kata sempurna jika dikaitkan dengan
Filosofiss pemikiran Ki Hajar Dewantara .

Pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diganti dengan pembelajaran yang
berpusat pada murid, agar tercipta interaktif yang menyenangkan didalam kelas. Memberi
kebebasan kepada anak-anak untuk menggali potensi yang dimilikinya harus terjadi dalam
proses pembelajaran agar mereka menemukan jati dirinya sehingga menjadi manusia
seutuhnya. Mengarahkan bukan lagi hal yang perlu dipertahankan tetapi kita harus
merubahnya dengan menuntun peserta didik agar kodrat alam yang dimilikinya sejak lahir
bisa berkembang kearah yang lebih baik dan kodrat jaman dimana mereka hidup saat ini bisa
mereka dapatkan sehingga akan mempermudah murid dalam mengatasi persoalan hidupnya
dimasa kini ataupun masa mendatang sehingga murid menjadi manusia yang berkarakter baik
sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman yang melekat pada murid.
Sekian pemaparan saya dalam refleksi dwi mingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak.

Semoga bermanfaat.

Salam Guru Penggerak!

Guru Bergerak Indonesia Maju!

Anda mungkin juga menyukai