Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Refleksi Dwimingguan Calon Guru

Pengerak Modul 1.1 Eli Maryamah


12 Sep @Reportase

JURNAL REFLEKSI

DWI MINGGUAN PENDIDIKAN CALON GURU PENGGERAK

MODUL 1.1.

ELI MARYAMAH, S. Pd.

SMKN 1 Cijati

Calon Guru Penggerak Angkatan 6

Kabupaten Cianjur

Jurnal Refleksi dwimingguan ini merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh calon guru
penggerak. Sebagai calon guru penggerak disini saya akanmerefleksi seluruh rangkaian kegiatan
selama mempelajari modul 1.1. yaitu tentang Filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang
Pendidikan.

Dalam mengerjakan tugas ini saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr.
Roger Greenaway , melalui pertanyaan sebagai berikut :

Facts (Peristiwa) : Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau
pada saat aksi nyata ke dalam kelas ? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut?
Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa
yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang
saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda
memiliki perasaan tersebut`

Findings (Pembelajaran) : Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini ? Apa hal baru yang
saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

Future (Penerapan) : Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal
serupa di masa depan ? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa
ini?

Dibawah ini adalah hasil refleksi yang telah saya lakukan :


Facts(Peristiwa)

Puji syukur saya ucapkan ke Khadirat Allah S.W.T. karena atas ijin-Nya saya telah dinyatakan
lolos untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6. Pada hari Rabu pukul 11.00
WIB tepatnya tanggal 24 Agustus 2022 CGP Angkatan 6 resmi dibuka oleh Kemendikbudristek
yaitu Bapak Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A. dan Dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP
Angkatan 6 se Indonesia.

Ada beberapa hal yang harus dikerjakan oleh calon guru penggerak terkait tindak lanjut dari
program ini. Pada tanggal 29 Agustus 2022 seluruh CGP diwajibkan mengerjakan pretest di
LMS masing-masing. Setelah itu dilanjutkan dengan mempelajari modul 1.1. yaitu mulai dari
diri, eksplorasi konsep , eksplorasi konsep diporum diskusi dengan fasilitator, kolaborasi diruang
kolaborasi dan setiap CGP berkolaborasi bersama kelompoknya masing-masing dengan
didampingi fasilitator yang terus memberikan arahan dan motivasi kepada kami.

Pada tanggal 3 September 2022 diadakan lokakarya orientasi melalui zoom dari pukul 08.00 s.d.
16.00 WIB. Dalam kegiatan ini diundang juga pengawas dan Kepala sekolah tempat CGP
mengajar. Dengan diikutsertakannya Kepala sekolah dalam lokakarya tersebut alangkah
bahagianya hati saya karena Beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan
Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan , dan
motivasi kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini dengan
baik. Pada kenyataannya kegiatan lokakarya orientasi lebih banyak berinteraksi dengan Pengajar
Praktik dan teman-teman sekelompok yang terdiri dari 5 CGP.

Dalam Zoom ini kami benar-benar pokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang
mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 5 LK dan
mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan Ibu
Dewi Sulastri selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat
menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai
dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP.

Dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya, kegiatan demi kegiatan telah saya lewati.
Pengalaman pertama saya membuat sebuah karya berupa demonstrasi konstektual tentang
filosofis Ki Hajar Dewantara yang diunggah di youtube https://yuotu.be/RkXEalOaHCI

Setelah membuat demontrasi konstektual saya mengikuti elaborasi pemahaman bersama ibu Rina
Ningsih melalui G-Meet. Ibu Rina memberikan banyak bekal kepada saya tentang dasar-dasar
pemikiran Ki Hajar Dewantara , refleksi dan relevansinya dengan pendidikan di abad 21 ini.

Kemudian yang kedua kalinya saya mengunggah tugas modul koneksi antar materi, kesimpulan
dan refleksi pemikiran Ki Hajar dewantara di yuotube https://youtu.be/Hwdel0K6IOM .

Feeling

Banyak hal yang saya rasakan selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak ini. Berbagai rasa
bercampur menjadi satu, ada rasa khawatir , takut tidak bisa mengikuti kegiatan ini secara
maksimal, mengingat beberapa kendala yang siap menghadang saya. Diantaranya yaitu
kekurangpahamanan saya dibidang IT yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Selain itu
letak geografis wilayah saya yang berada di Pedesaan membuat jaringan internet sering
terkendala sehingga saya sering kesulitan ketika mengikuti pembelajaran secara daring.

Sayapun harus lebih ekstra lagi dalam menjaga kesehatan, berdoa memohon diberikan
kemudahan dan kelancaran tidak henti saya panjatkan kepada Allah SWT. Rasa khawatir tidak
bisa mengunggah tugas tepat waktupun sering menghantui pikiran saya . Rasa khawatir banyak
meninggalkan karena harus fokus dengan tugas-tugas CGP pun sering membuat saya merasa
gelisah.

Namun disamping kekhawatiran tersebut rasa gembira bisa mengikuti pendidikan ini
mengalahkan semua rasa khawatir tersebut. Apalagi ketika saya mulai menerapkan filosofis Ki
Hajar dewantara dalam pembelajaran dikelas. Rasa kasih sayang saya terhadap murid semakin
bertambah. Saya tidak lagi memandang murid yang sering bercanda , mengganggu teman-
temannya, dan bermain-main di kelas sebagai anak yang nakal dan harus ditegur , karena saya
menyadari bahwa kodrat anak adalah bermain. Maka muncul ide saya untuk mengemas
permainan menjadi sebuah pembelajaran yang menarik.

Keinginan saya untuk menuntun kodrat alam dan kodrat jaman yang melekat pada murid
semakin besar. Saya ingin menuntunnya dengan penuh kesabaran sehingga mereka bisa
mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya.

Findings

Dari pembelajaran ini saya menemukan hal-hal yang kurang saya pahami sebelumnya yaitu
tentang filosofis Ki Hajar Dewantara. Saya mendapat ilmu-ilmu baru yang sangat saya perlukan
untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Melalaui 6 Dasar pemikiran ki
hajar Dewantara saya merasa mendapat bekal yang tidak ternilai harganya.

Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso
sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani.

Saya menyadari bahwa anak memiliki kodrat merdeka, oleh karena itu saya harus memberikan
kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan minat, bakat
, dan kreatifitasnya.

Sebagai pendidik saya harus senantiasa menghamba kepada anak atau dengan kata lain berpihak
pada mereka.

Saya juga harus memandang murid bukanlah kertas yang bisa digambar sesuai kemauan saya ,
karena mereka lahir dengan kodrat yang samar. Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar
itu agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya.
Menerapkan budi pekerti yang luhur merupakan keharusan yang tidak terbantahkan dengan cara
mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong royong, mandiri , bernalar kritis dan kreatif.

Seorang pendidik diibaratkanseorang petani yang menanam jagung misalnya. Hanya dapat
menuntun tumbuhnya jagung tersebut, memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman jagung ,
memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat dsb. Agar tanamah itu tumbuh dengan subur dan
menghasilkan buah yang berkualitas tinggi.

Future (Penerapan)

Saya akan melakukan hal terbaik didalam proses pembeljaran saya dikelas, agar tujuan
pendidikan bisa tercapai dengan baik. Banyak hal yang akan saya benahi yang selama ini tanpa
saya sadari apa yang saya lakukan jauh dari kata sempurna jika dikaitkan dengan filosofis
pemikiran Ki Hajar Dewantara .

Pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diganti dengan pembelajaran yang berpusat
pada murid, agar tercipta interaktif yang menyenangkandidalam kelas. Memberi kebebasan
kepada anak-anak untuk menggali potensi yang dimilikinya harus terjadi dalam proses
pembelajaran agar mereka menemukan jati dirinya sehingga menjadi manusia seutuhnya.

Mengarahkan bukan lagi hal yang perlu dipertahankan tetapi kita harus merubahnya dengan
menuntun peserta didik agar kodrat alam yang dimilikinya sejak lahir bisa berkembang kearah
yang lebih baik dan kodrat jaman dimana mereka hidup saat ini bisa mereka dapatkan sehingga
akan mempermudah mereka dalam mengatasi persoalan hidupnya dimasa kini ataupun masa
mendatang.

Sekian pemaparan saya dalam refleksi dwimingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak.

Semoga bermanfaat.

Salam Guru Penggerak!

Guru Bergerak Indonesia Maju!

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarokatuh.

Bagikan artikel ini


AddThis Sharing Buttons
Share to Facebook
FacebookShare to Twitter TwitterShare to LinkedInLinkedInShare to WhatsApp
WhatsApp
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah
sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas
hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa
mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola
website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan
akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Anda mungkin juga menyukai