Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Refleksi Dwimingguan Calon Guru

Pengerak Modul 1.1 Milan Sabekti

Modul 1.1 Milan Sabekti, S.Pd. – SD Negeri Kedungupit 4 Sragen , CGP Angkatan 7

Facts (Peristiwa)

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan kesempatan
kepada saya atas lolosnya menjadi peserta di Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7. Pada hari Rabu,
28 September 2022 pukul 13.52 di group WA peserta ujian CGP Angkatan 7 telah memberikan informasi
yang menurut saya membuat senang karena saya lolos ikut CGP Angkatan 7 . Setelah menunggu kurang
lebih 13 hari keluarlah surat penjadwalan pelaksanaan PGP Angkatan 7. Dalam penjadwalan tersebut
tepatnya tanggal 20 Oktober 2022 CGP Angkatan 7 resmi dibuka oleh Kemendikbudristek yaitu
Bapak Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A. dan Dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP Angkatan 7 se
Indonesia.
Banyak hal yang harus dikerjakan oleh CGP setelah mengikuti pembukaan, kami semua
melaksanakan Pre test Paket Modul 1 di tanggal 21 Oktober 2022 melalui LMS. Dilanjutkan kami
mempelajari modul 1.1. yaitu mulai dari diri, eksplorasi konsep , eksplorasi konsep diforum
diskusi dengan fasilitator, kolaborasi diruang kolaborasi dan setiap CGP berkolaborasi bersama
kelompoknya masing-masing dengan didampingi fasilitator yang terus memberikan arahan dan
motivasi kepada kami. Awalnya saya merasa ada beban dan perasaan takut mengikuti CGP, akan
tetapi setelah saya terjun dan beberapa kali melakukan zoom Bersama Fasil kami Bapak Darsono
ternyata saya malah mendapatkan banyak ilmu, tambah saudara, dan sudah tidak merasa takut
lagi. Alangkah tambah senang hati ini karena banyak bertukar pengalaman.

Pada tanggal 23 Oktober 2022 diadakan lokakarya orientasi yang bertempat di SMP Negeri 1
Sragen dari pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB. Dalam kegiatan ini diundang juga Kepala sekolah tempat
CGP mengajar. Dengan diikutsertakannya Kepala sekolah dalam lokakarya tersebut alangkah
bahagianya hati saya karena Beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang
perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan,
arahan , dan motivasi kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru
Penggerak ini dengan baik. Pada kenyataannya kegiatan lokakarya orientasi lebih banyak
berinteraksi dengan Pengajar Praktik (PP) dan teman-teman sekelompok yang terdiri dari 7 CGP.
Saya mendapatkan kelas G yang begitu antusias mengikuti lokakarya orientasi. Kelas kami
merupakan kelas yang terheboh. Dari pagi sampai sore saya tidak merasa bosen, karena dengan
adanya Loka ini kami benar-benar pokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang
mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 3 LK dan
mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan Ibu
Yuli Kusumawati selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat
menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai
dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP.

Dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya, kegiatan demi kegiatan telah saya lewati.
Pengalaman pertama saya membuat sebuah karya berupa demonstrasi konstektual tentang
filosofis Ki Hajar Dewantara menggunakan canva yang bagi saya merupakan program baru. Saya
belajar canva ini secara otodidak karena menurut saya sangat menarik disbanding menggunakan
powerpoint.

Setelah membuat demontrasi konstektual saya mengikuti elaborasi pemahaman bersama ibu
Niky Noberta melalui G-Meet. Ibu Niky memberikan banyak bekal kepada saya tentang dasar-
dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara , refleksi dan relevansinya dengan pendidikan di abad 21 ini.

Kemudian yang kedua kalinya saya mengunggah tugas modul koneksi antar materi, kesimpulan
dan refleksi pemikiran Ki Hajar dewantara juga masih menggunakan canva yang kami masukkan
kedalam youtube saya di alamat:
https://youtu.be/CTa4IrrFJyY

Feeling

Banyak sekali apa yang saya rasakan selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak ini. Berbagai
macam perasaan bercampur menjadi satu, ada rasa khawatir , takut tidak bisa mengikuti
kegiatan ini secara maksimal, mengingat beberapa kendala yang siap menghadang saya.
Diantaranya yaitu kekurangpahamanan saya dibidang IT yang terus berkembang dari waktu ke
waktu, adanya tugas tambahan dari sekolah, serta takut tidak bisa mengatur waktu dalam
menjalankan tugas pokok.

Disamping itu sayapun harus lebih ekstra lagi dalam menjaga kesehatan, berdoa memohon
diberikan kemudahan dan kelancaran tidak henti-hentinya saya panjatkan kepada Allah SWT.
Rasa khawatir tidak bisa mengunggah tugas tepat waktupun sering menghantui pikiran saya .
Rasa khawatir banyak meninggalkan kelas karena harus fokus dengan tugas-tugas CGP pun
sering membuat saya merasa gelisah.

Namun disamping kekhawatiran tersebut rasa gembira dan senang bisa mengikuti pendidikan ini
mengalahkan semua rasa kekhawatiran saya tersebut. Apalagi ketika saya mulai menerapkan
filosofis Ki Hajar dewantara dalam pembelajaran dikelas. Rasa kasih sayang saya semakin
bertambah terhadap murid. Saya tidak lagi memandang murid yang sering bercanda ,
mengganggu teman-temannya, dan bermain-main di kelas sebagai anak yang nakal dan harus
ditegur , karena saya menyadari bahwa kodrat anak adalah bermain. Maka muncul dibenak saya
untuk mengemas pembelajaran itu lebih menarik sehingga anak lebih merasakan kebahagiaan.
Mengadakan ice breking jika murid merasa jenuh terhadap materi yang kita ajarkan.

Keinginan saya untuk menuntun kodrat alam dan kodrat jaman yang melekat pada murid
semakin besar. Saya ingin menuntunnya dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan ketulusan hati
terhadap murid sehingga mereka bisa mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-
tingginya sehingga bisa menjadi manusia dan anggota masyarakat yang lebih baik lagi.

Findings

Dari pembelajaran ini saya menemukan hal-hal yang kurang saya pahami sebelumnya yaitu
tentang filosofis dan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Saya mendapat ilmu-ilmu baru yang sangat
saya perlukan untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Melalaui dasar-
dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara saya merasa mendapat bekal yang tidak ternilai harganya.
Saya merasa lebih tenang, lebih senang menerapkannya pada proses mengajar di kelas.

Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang berbeda-beda pada
masing-masing anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada ing ngarso
sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani. Agar mereka tidak kehilangan
arah dan sebagai pendidik harus bisa menebalkan kodrat yang ada pada anak.

Sebagai pendidik saya harus senantiasa menghamba kepada anak atau dengan kata lain
berpihak pada mereka. Jangan samapai seperti dulu anak harus sesuai denga napa yang kita
mau. Pada Pendidikan sekarang ini kita sebagai pendidik harus betul-betul memahami keinginan
anak agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik.

Saya juga harus memandang murid bukanlah kertas yang bisa digambar sesuai kemauan saya ,
karena mereka lahir dengan kodrat yang samar. Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar
itu agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. Dan menghilangkan
garis buruk yang ada pada anak.

Menerapkan budi pekerti yang luhur merupakan keharusan yang tidak terbantahkan dengan
cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar Pancasila
yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan
global, bergotong royong, mandiri , bernalar kritis dan kreatif.

Seorang pendidik diibaratkanseorang petani yang menanam padi misalnya. Hanya dapat
menuntun tumbuhnya padi tersebut, memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi ,
memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat dansebagainya. Agar tanaman itu tumbuh dengan
subur dan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi. Tidak mungkin menanam padi akan
tumbuh jagung. Jadi seorang pendidik itu harus benar-benar menjaga kualitas tanaman yang kita
tanam.
Future (Penerapan)

Mulai sekarang saya akan melakukan hal terbaik didalam proses pembelajaran saya dikelas, agar
tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik. Banyak hal yang akan saya benahi yang selama ini
tanpa saya sadari apa yang saya lakukan jauh dari kata sempurna jika dikaitkan dengan filosofis
pemikiran Ki Hajar Dewantara .

Pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diganti dengan pembelajaran yang
berpusat pada murid, agar tercipta interaktif yang menyenangkan di dalam kelas. Memberi
kebebasan kepada murid untuk menggali potensi yang dimilikinya harus terjadi dalam proses
pembelajaran sehingga mereka bisa menemukan jati dirinya sebagai manusia seutuhnya.

Mengarahkan bukan lagi yang perlu dipertahankan tetapi kita harus merubahnya dengan
menuntun peserta didik agar kodrat alam yang dimilikinya sejak lahir bisa berkembang kearah
yang lebih baik dan kodrat jaman dimana mereka hidup saat ini bisa mereka dapatkan sehingga
akan mempermudah mereka dalam beradaptasi dan mengatasi persoalan hidupnya dimasa kini
ataupun di masa mendatang, dimana mereka hidup nantinya.

Sekian pemaparan saya dalam refleksi dwimingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak.

Salam Bahagia

Salam Guru Penggerak!

Guru Bergerak Indonesia Maju!

Anda mungkin juga menyukai