Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Refleksi

Dwi Mingguan
Modul 1.1

Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara


Calon Guru Penggerak
Angkatan 10
Tempat Tugas : SDN Ringin Agung
Kec. Lalan
Kab. Musi Banyuasin
HERI, S.Pd.SD.,Gr
Refleksi Model 4 F

1. Facts 3. Findings
(Peristiwa) (Pembelajaran)

2. Feelings 4. Future
(Perasaan) (Penerapan)
1 Facts ( Peristiwa )
Alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dari
kegiatan guru penggerak ini. Kegiatan diawali dengan pembukaan
yang dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2024. pukul 09.00 WIB,
secara langsung melalui zoom dan youtobe Turut hadir pula sekaligus
membuka kegiatan ini adalah Ibu Dirjen Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd .
Kemudian pada siang harinya dilanjutkan pertemuan dengan BGP
Sumatera Selatan dimulai dari pukul 13.00 – 15.30 WIB. Dan
dilanjutkan dengan seluruh CGP mengerjakan pretest Paket modul 1
di LMS dan mempelajari tahapan mulai dari diri pada modul 1.1.
Lokakarya Orientasi CGP A10 dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Maret
2024, pukul 09.00 s.d selesai, melalui zoom meeting. Kemudian
peserta dibagikan link untuk masuk dalam kelas dengan masing-
masing kelas terdiri 5 CGP. Para peserta CGP Bersama Pengajar
Praktik dan Fasilitator membersamai kami dalam kegiatan yang
sangat kooperatif dan menyenangkan selama pembelajaran baik
Ketika lokakarya orientasi maupun secara daring sehingga peserta
memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan. Banyak
kegiatan positif yang dilakukan seperti membuat kesepakatan kelas,
menuliskan simbol diri dan mempresentasikan harapan dan
kekhawatiran menjadi CGP.
Selama dua minggu yang telah dilewati kami melakukan kegiatan
individu seperti belajar mandiri di LMS dan belajar Bersama CGP lain
yang di damping oleh Pengajar Praktik juga Fasilitator dengan
mempelajari modul 1.1, yaitu mulai dari diri, eksplorasi konsep,
eksplorasi konsep di forum diskusi dengan fasilitator, kolaborasi di
ruang kolaborasi dan setiap CGP berkolaborasi bersama kelompok
masing-masing untuk mempresentasikan hasil menemukenali nilai-
nilai luhur kearifan budayadan memberi umpan balik, dengan
didampingi fasilitator yang terus memberi arahan dan motivasi
kepada kami.
Selain itu ada pula kegiatan membuat karya demonstrasi
kontekstual yang tugasnya harus di unggah dalam LMS. Dan
kegiatan berikutnya adalah mengikuti elaborasi pemahaman
yang dilakukan secara virtual bersama instruktur, selanjutnya
dari pemahaman tersebut kita pun melakukan kegiatan koneksi
antar materi. Dan akhir dari alur merdeka modul 1.1 ini adalah
aksi nyata dan menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan
2 Feelings ( Perasaan )
Dua minggu setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Guru penggerak,
yang saya rasakan di awal mengikuti kegiatan ini adalah perasaan
bangga karena bisa mengikuti kegiatan ini untuk belajar dan
mengembangkan kompetensi diri serta mendapat kesempatan ikut
berperan dalam perubahan Pendidikan. Selain ada rasa bangga juga
terselip kekhawatiran serta keraguan tidak dapat mengikuti
kegiatan ini dengan baik karena benturan dengan kegiatan sekolah
misalnya tidak dapat membagi waktu antara mendidik dan kegiatan
sebagai calon guru penggerak.
Selain itu timbul perasaan tidak percayadiri melihat kemampuan
teman-teman yang lain yang hampir semua hebat-hebat serta
bersemangat tinggi. Saya takut tidak dapat menyelesaikan tanggung
jawab saya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
terutama terkait dengan kekurang pahaman saya tentang IT yang
tidakbegitu mahir. Namun berkat dukungan dari rekan sejawat dan
teman- teman kelompok di CGP kekhawatiran dan ketakutan itu bisa
teratasi.
Dengan keinginan yang kuat saya yakin mampu mengikuti dan
menyelesaikan Program Guru Penggerak ini dengan baik dan
berharap bisa menjadi pemimpin Pendidikan yang sesuai dengan
zaman dan berlandaskan jati diri bangsa. Menjadi seorang pendidik
yang tergerak, bergerak dan menggerakkan. Dalam kegiatan ini
banyak sekali ilmu yang saya dapatkan selama menjalani dua pekan
Pendidikan. Bagaimana seorang pendidik yang harus menghamba
pada siswa, harus dapat menuntun siswa, dan bagaimanapula
seorang pendidik mampu mendesain strategi dan metode
pembelajaran dalam mewujudkan pemikiran KHD
Bagaimana mendidik anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman. Dengan tetap menjaga sosio kultural budaya yang ada.
Semua rangkaian kegiatan yang ada di LMS menyadarkan saya
bahwa apa yang saya miliki tentang Pendidikan dan pengajaran jauh
dari konsep dan pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara. apa yang
saya terapkan pada peserta didik saya selama ini salah. Karena
pada dasarnya sebagai seorang pendidik kita harus memiliki
ketulusan dalam menuntun peserta didik kita agar mereka menjadi
pribadi- pribadi yang mandiri, kuat, merdeka tetapi tetap dalam
arahan dan bimbingan kita sebagai seorang pamong dikelasnya.
Perlahan saya berupaya menerapkan konsep dasar pemikiran
filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran di kelas. Jika ada
anak yang bermain-main dalam kelas tidak serta merta saya marahi
namun sayamengarahkan untuk hal-hal yang positif, menyenangkan
dan menunjang pembelajaran. Karena saya menyadari bahwa kodrat
anak adalah bermain. Maka muncullah ide saya untuk mengemas
pembelajaran yang menarik agar murid dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan menyenangkan dan tidak membosankan salah
satunya menerapkan media video
di dalam kelas untuk materi IPA juga membawa peserta didik ke luar
kelas ketika ada pembelajaran tentang sumber daya alam. Sehingga
mereka bisa berinteraksi secara langsung dengan alam semesta dan
mereka senang dengan kegiatan tersebut juga pembelajaran tidak
membosankan buat mereka. Keinginan sayasebagai guru
untukmenuntun kodrat alam dan kodrat zaman yang melekat pada
murid semakin besar. Saya ingin melakukannya dengan ketulusan
dan kesabaran sehingga mereka bisa mewujudkan kebahagiaannya.
3 Findings ( Pembelajaran )
Dalam pembelajaran Modul 1.1 Tentang refleksi Filosofis Pendidikan
Ki Hajar Dewantara saya akan berusaha untuk memahami dan
mengimplementasikan secaramaksimal pemikiran-pemikiran KHD
sehingga saya bisa menerapkan secara sadar akan pentingnya
peran seorang pendidikjuga akan berupaya untuk menjadi pendidik
yang berkualitas dengan selalu terbuka terhadap perubahan dan
mengikuti perkembangan teknologi dan mengadaptasikannya
sesuai dengan sosio kultural budaya
Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada merekaagar dapat mencapai kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota
masyarakat dengan mengacu pada Trilogi Pendidikan yaitu Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri
Handayani. Selain itu seorang pendidik bukan hanya seorang yang
mentransfer ilmu saja akan tetapi harus menuntun sebagai among
yang mendidik pesertadidik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman, karena peserta didik bukan kertas putih yang diisi oleh guru
akan tetapi sudah memiliki garis-garis samar yang harus
ditebalkan oleh guru. Dari pembelajaran ini saya mengetahui bahwa
pengajaran yang bermakna bukanlah sekedar teori semata
melainkan bukti kongkret. Sebagai contoh pembentukan karakter
anak tidak bisa melalui pemberian teori melainkan contoh nyata.
Seperti melakukan pembiasaan- pembiasan yang baik yang dapat di
terapkan di kelas, di sekolah maupundi lingkungan masyarakat.
Guru Sejatinya adalah yang mampu menjadikan dirinya sebagai
teladan, motivator, dan pendorong/pendukung hingga anak
mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya
dalam proses pengajaran, memahami anak bukan hanya sekedar
tahu latar belakangnya melainkan juga perlu memahami setiap
keunikannya. Guru harus mampu membuka diri terhadap perubahan
sebab guru harus mampu menuntun anak menurut kodrat alam dan
kodrat zamannya.
4 Future ( Penerapan )
Di modul 1.1 ini sangat memberikan makna yang mendalam tentang
panggilan menjadi seorang pendidik. Mendidik bukanlah hal yang
bersifat sementara melainkan seorang guru harus mampu
memaknai pengajaran sebagai aset masa depan. Mendidik untuk
masa depan sebab anak-anak didik sekarang yang akan menjadi
pemilik masa depan kelak. Banyak hal yang akan saya benahi dalam
pembelajaran yang telah saya lakukan, karena saya sadar selama
ini yang saya lakukan jauh dari kata sempurna jika dikaitkan
dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara.
Pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diganti
dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa. agar tercipta
interaktif yang menyenangkan di dalam kelas ataupun di luar kelas.
Memberi keleluasaan kepada siswa untuk menggali potensi yang
dimiliknya agar dalam proses pembelajaran mereka menemukan
jati dirinya sehingga menjadi manusia seutuhnya. Dalam proses
pengajaran saya akan menekankan keterbukaan untuk
menumbuhkan pembiasaan dan budaya positif, yang dapat
menuntun peserta didik sehingga tumbuh sebagai individu yang
merdeka,
menjadi motivator yang baik bagi peserta didik di samping itu saya
pun akan melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat serta orang
tua wali murid agar terjalin suasana yang harmonis. Saya akan
mencoba mengidentifikasi bakat/minat anak serta berkolaborasi
dengan orang tua dan rekan sejawat untuk mencari solusi terbaik
menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan di kelas
dengan membuat kesepakatan kelas agar menumbuhkan karakter-
karakter baik anak.
Demikian pemaparan Jurnal Dwi Mingguan yang bisa
saya tuliskan semoga menjadi motivasi agar saya
dapat mengembangkan pemikiran Ki Hajar Dewantara
dalam pembelajaran di kelas secara terus menerus
serta dapat mengikuti kegiatan Pendidikan Calon Guru
penggerak ini sampai tahap akhir dengan tetap
bersemangat.
Terim a
Kasih

Anda mungkin juga menyukai