Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Repleksi

Dwi Mingguan
Calon Guru Penggerak Angkatan 9
Salam dan Bahagia
Perkenalkan saya Helen Tresna
Yunita tampubolon,S.Pd
SDN 104258 Pematang Biara
Kabupaten Deli serdang
REFLEKSI
FACT FINDING
PERISTIWA PEMBELAJARAN
MODEL
REFLEKSI

FEELING FUTURE
PERASAAN PENERAPAN
1. Facts (Peristiwa)
Kegiatan CGP Angkatan 9 dimulai resmi pada tanggal 16 Agustus 2023 dengan pembukaan
yang dilakukan oleh Kemendikbudristek, Bapak Nadiem Makarim, B.A., M.B.A., dan Dirjen
GTK melalui platform zoom. Kegiatan ini diikuti oleh CGP Angkatan 9 dari seluruh
Indonesia. Setelah pembukaan tersebut, kami mendapatkan penjelasan dari pelaksana
kegiatan CGP yang berasal dari Balai Guru Penggerak tentang rangkaian kegiatan yang
akan kami jalani serta materi yang akan dimuat dalam LMS. Kami memulai perjalanan kami
dengan modul 1.1 yang akan diikuti dengan forum diskusi bersama fasilitator di ruang
kolaborasi dengan teman-teman CGP dalam kelompok yang telah terbentuk. Selanjutnya,
kami diundang untuk menghadiri kegiatan Lokakarya Orientasi yang dilaksanakan secara
online melalui ZOOM. Pada acara ini, kepala sekolah dari sekolah-sekolah CGP yang ikut
serta diundang untuk memberikan informasi terkait pelaksanaan program CGP. Saya
merasa senang karena kepala sekolah saya juga diundang dan dia dapat memahami
dengan lebih mendalam tentang Pendidikan Guru Penggerak, sehingga diharapkan dapat
memberikan arahan dan dukungan kepada saya selama saya menjalani program
Pendidikan Guru Penggerak ini.
1. Facts (Peristiwa)
Dalam kegiatan tersebut, kami diarahkan untuk melakukan refleksi mengenai diri sendiri,
mengevaluasi keterampilan yang sudah kami miliki, dan berdiskusi untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam. Dengan bimbingan para pengajar praktik, kami melaksanakan
kegiatan tersebut dengan antusias. Kami membuat kesepakatan kelas, menulis harapan dan
tantangan sebagai CGP di JAMBOARD yang telah disediakan. Kemudian kami membahas
dan mendiskusikannya bersama-sama. Selanjutnya, selama kurang lebih dua minggu, kami
belajar mandiri melalui LMS dengan merefleksikan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Kami juga
mengikuti ruang kolaborasi dengan fasilitator, Ibu Suci Cahyati, di mana kami berbagi dan
berdiskusi dengan teman-teman sejawat mengenai filosofi KHD dan penerapannya di
sekolah. Selanjutnya, kami diminta untuk membuat karya berupa demonstrasi kontekstual.
Kemudian, pada 23 & 24 Agustus 2023, kami mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman
modul 1.1. dipandu oleh Sofwan melalui platform Gmeet. Pada kesempatan ini, saya
mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari instruktur dan teman-teman CGP lainnya.
Instruktur memberikan pemahaman yang mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan
penerapannya dalam konteks sosial budaya lokal.
2. Feelings (Perasaan)
Selama periode dua minggu sebagai peserta CGP, saya merasakan berbagai macam
perasaan, seperti senang, terpuruk, bahagia, dan takut. Semua perasaan tersebut
bercampur aduk dengan tekad yang kuat untuk menyelesaikan Program Guru Penggerak,
meskipun saya juga memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas lain disekolah dan
diluar sekolah yang memerlukan waktu yang cukup banyak. Namun, semua hambatan dan
tantangan tersebut hanya memotivasi saya untuk belajar mencari solusi, meningkatkan
kemampuan manajemen waktu, dan fokus pada kedua program yang sedang saya jalani.
Saya sangat senang karena pemahaman saya tentang hakikat pendidikan semakin
berkembang melalui penerapan filosofi dan pemikiran KHD dalam pembelajaran. Saya
mulai mengubah gaya mengajar saya yang sebelumnya lebih cenderung konvensional,
menjadi lebih siswa-berpusat. Siswa-siswa merasa senang karena kebutuhan belajar
mereka terpenuhi, dan semangat mereka untuk bersekolah semakin meningkat.
tform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan
redaksi Kompas. Saya juga merasa bangga karena berhasil memperoleh pengetahuan baru
dan mampu mengaplikasikannya dalam pembelajaran di kelas.
3. Findings (Pembelajaran)
Dalam modul yang saya pelajari ini, saya menemukan konsep-konsep baru dan memperoleh
pemahaman yang belum saya eksplorasi sebelumnya dalam bidang pendidikan, terutama
terkait dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Pemahaman ini penting bagi saya
sebagai pendidik untuk meningkatkan kemampuan pribadi saya. Dengan memahami dasar-
dasar pemikiran KHD ini, saya merasa memiliki persiapan baru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan pendidikan. Sebelum mempelajari pemikiran KHD terkait
pendidikan dan pengajaran, saya memiliki keyakinan bahwa tindakan tegas terhadap
peserta didik akan membantu mengubah perilaku siswa agar mereka lebih disiplin dan fokus
dalam kegiatan belajar. Meskipun saya mengarahkan siswa untuk mengatasi masalah
mereka, namun saya menyadari bahwa saya belum memberikan pengalaman pembelajaran
yang menyenangkan bagi mereka. Setelah memperdalam pemahaman saya tentang
pemikiran KHD dalam pendidikan, saya menyadari bahwa pembelajaran yang efektif
seharusnya memberikan bimbingan kepada siswa dengan kesabaran, ketulusan, dan
mengutamakan kepentingan siswa.
3. Findings (Pembelajaran)
Saya semakin mendalami filosofi pendidikan KHD melalui diskusi dengan teman-teman
CGP, fasilitator, dan instruktur dalam berbagai ruang kolaborasi, yang membantu saya
memahami peran saya sebagai pendidik sebagai seorang penuntun yang sesuai dengan
kodrat alam anak-anak. Melalui pendidikan ini, siswa diharapkan dapat hidup bahagia dan
mandiri dalam masyarakat, dengan mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan "Ing Ngarso
Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Saya percaya bahwa
pendidikan harus didasarkan pada kodrat alam dan tuntutan zaman. Anak memiliki kodrat
yang merdeka, di mana kebebasan batin mereka adalah inti dari pendidikan, sementara
kebebasan fisik mereka adalah aspek dari pengajaran. Oleh karena itu, ke depannya, saya
akan memberikan kebebasan kepada siswa dalam belajar, mendorong mereka untuk
mengerjakan tugas sesuai dengan bakat dan minat mereka, serta mengembangkan
kreativitas mereka sebagai individu yang merdeka dan mampu berdiri dengan kekuatan
sendiri. Anak tidaklah seperti kertas kosong yang belum memiliki apapun, mereka lahir
dengan garis-garis putus-putus yang membentuk identitas mereka. Sebagai pendidik, tugas
kita adalah untuk menguatkan garis-garis samar tersebut agar mereka dapat
mengembangkan diri menjadi manusia yang utuh, sesuai dengan tujuan sejati pendidikan.
4. Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul ini, Saya akan mencoba menerapkannya atau merealisasikan
dalam proses pembelajaran saya dikelas, agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik.
Saya memberikan pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan lingkungannya,
membiasakan sosial budaya. dimulai dari pembiasaan pembelajaran yang saling
menghormati, berkomunikasi dengan baik, sopan santun, berdisusi dan gotong royong
bekerja sama dalam pemecahan masalah. Saya memberikan sebagai pemenuhan kebutuhan
anak. Membimbing, melayani dan mengarahkan keingintahuan mereka terhadap ilmu-ilmu
yang mereka perlukan, sehingga mampu memberi ilmu atau hal berfaedah untuk kecakapan
hidup anak secara lahir dan batin. Melaksanakan pembelajaran harus memfasilitasi
perbedaan siswa sesuai karakteristik, potensi, minat dan bakat yang berbeda sesuai dengan
kodrat alam. Saya merealisasikan pembelajaran harus mengetahui gaya belajar siswa
sehingga bisa menerapkan pembelajaran berdeferensiasi yaitu dengan menggunakan
berbagai macam media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Banyak hal yang
harus saya benahi, saya sangat menyadari bahwa selama ini yang saya lakukan jauh dari kata
sempurna dalam melaksanakan tugas saya sebagai pendidik jika dikaitkan dengan filosofis
pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Terimakasih
Salam Guru Penggerak

Anda mungkin juga menyukai