Anda di halaman 1dari 6

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.

1 FILOSOFI
PENDIDIKAN NASIONAL KI HADJAR DEWANTARA
Oleh : Nur Asiah, M.Pd., Gr.

SALAM DAN BAHAGIA!!


Saya, Nur Asiah Calon Guru Penggerak Angkatan 8 dari SMK Penerbangan Sriwijaya, pada
kesempatan kali ini akan menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.1. tentang Filosofi
Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Jurnal refleksi ini merupakan curahan isi hati atau refleksi diri
yang dituangkan dalam tulisan setelah melakukan rangkaian aktivitas selama 2 minggu mengikuti
kegiatan pendidikan guru penggerak dari awal pembukaan. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya
menggunakan model 1 yaitu model 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future), yang dapat
diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4. Penerapan).

1. Facts (Peristiwa)
Pada tanggal 10 Mei 2023 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 se-Indonesia dibuka oleh
Kemendikbudristek dilakukan secara daring melalui zoom pukul 11.00-12.00 WIB. Kemudian di
hari yang sama pukul 13.00-16.00 WIB dilanjutkan penjelasan oleh Balai Guru Penggerak
Provinsi Sumatera Selatan terkait LMS (Learning Management System) dan gambaran kegiatan
PGP yang akan dilaksanakan selama 6 bulan oleh calon guru penggerak. Namun sebelumnya
pada tanggal 9 Mei 2023, Balai Guru Penggerak Provinsi Sumatera Selatan mengadakan Ngobrol
Santai Persiapan Lokakarya, adapun yang dibahas adalah hasil plotting, teknis lokakarya orientasi
(pembagian kelas, pembiayaan, SPPD), dan berkas yang harus disiapkan untuk lokakarya
orientasi baik bagi calon guru penggerak, maupun pengajar praktik. Rangkaian kegiatan tersebut
merupakan titik awal saya untuk menjadi agen perubahan transformal pendidikan yang lebih baik
lagi.
Setelah mengikuti rangkaian kegiatan zoom meeting, seluruh CGP Angkatan 8 wajib mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada di LMS, kegiatan pertama adalah kegiatan pre-test yang dilaksanakan
pada tanggal 11 Mei 2023. Saat itu saya menjawab apa yang sesuai dengan pengetahuan saya
sebelum mempelajari modul 1.1. Pada tanggal 13 Mei 2023 diadakan Lokakarya Orientasi secara
luring di SMA Kusuma Bangsa yang dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 16.00 WIB. Saat itu
saya datang pukul 07.30 sudah berada di lokasi, mencari teman satu kelompok yang belum pernah
kenal wajah sama sekali, namun melalui WA group kami saling memberi kabar dan foto sehingga
bisa bertemu dan duduk berdekatan, saling berkenalan satu sama lain. Setelah pembukaan
lokakarya orientasi yang dibuka oleh bapak kepala dinas pendidikan kota Palembang, kami masuk
ke ruang kelas sesuai dengan kelompok dan pengajar praktik masing-masing.
Foto saat pertama kali bertemu teman satu kelompok Foto bersama CGP jenjang SMA/SMK dengan
kadin pendidikan kota Palembang

Dibimbing oleh pengajar praktik yang ramah, ibu Nurul Saniah Alsoyuna dan ibu Yusnidar, kami
melaksanakan rangkaian loka 0 dengan menyenangkan. pertama kali kami diminta untuk
menggambarkan sesuatu yang mewakili karakter diri. merefleksikan diri apa yang menjadi
kekurangan dan kelebihan. saat itu saya menggambarkan sebuah motor. Karena dengan motor kita
lebih bisa gerak cepat alias gesit dan hemat. baik itu hemat waktu maupun hemat ongkos. Jadi
bagi saya segala sesuatu harus dilakukan seefektif dan seefisien mungkin, di motor juga terdapat
kaca spion agar kita berhati-hati agar tidak terserempet kendaraan lain. begitupun dalam
menjalani kehidupan maka kita perlu berhati-hati baik dalam berkata maupun bertindak agar tidak
mengganggu dan merugikan diri maupun orang lain. Selain itu di loka 0 ini pun kami mendapat
penjelasan yang cukup membuat kami semakin paham tentang guru penggerak, apa yang harus
dilakukan dan memahami 4 kompetensi guru penggerak yaitu pengembangan diri dan orang lain,
kepemimpinan pembelajaran, kepemimpinan manajemen sekolah, kepemimpinan pengembangan
sekolah.

Foto kegiatan lokakarya orientasi


Tanggal 15 Mei 2023 pembelajaran di LMS sdh mulai, mempelajari modul 1.1. tentang Refleksi
Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara dengan pembelajaran 1.Mulai dari Diri dan
Eksplorasi Konsep dilakukan secara mandiri. Pada pembelajaran ini saya membuat refleksi diri
tentang pengetahuan saya terkait pemikiran Ki Hadjar Dewantara, kemudian merenungkan
apakah pembelajaran yang selama ini saya lakukan sudah sesuai dengan pemikiran KHD. Esok
harinya tanggal 16 Mei 2023 kami lanjutkan pembelajaran 2 di LMS yaitu Eksplorasi Konsep
forum diskusi yang dilaksanakan bersama fasilitator yaitu bapak Bahri yang merupakan pengawas
di Kabupaten Banyuasin dan Calon Guru Penggerak lainnya. Kami berdiskusi secara daring
melalui google meet yang diakses dari LMS. Jadwal pelaksanaan diskusi kelompok saya sesuai
kesepakatan yaitu pada malam hari, pukul 19.30 WIB. Dalam diskusi ini kami diberi kesempatan
untuk saling tukar pikiran dan pendapat, berbagi pengalaman sehingga membuat kami semakin
memahami tentang pemikiran KHD dan relevansinya terhadap pendidikan di sekolah.

Foto saat pembelajaran daring bersama fasilitator

Selanjutnya pada tanggal 17 Mei 2023, kami melanjutkan pembelajaran 3 yaitu Ruang
Kolaborasi, dimana pada pembelajaran ini kami diminta untuk bekerja secara berkelompok untuk
mendiskusikan sosio kultural yang dapat ditemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah
asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat. Sebelum melaksanakan meeting bersama fasilitator, saya dan kelompok berinisiatif
untuk berdiskusi melalui WA group dan google meet, sehingga ketika proses diskusi bersama
fasilitator tidak terlalu menghabiskan waktu. Dari hasil diskusi kelompok kami setelah mendapat
revisi dari fasilitator, terdapat beberapa sosio kultural yang kami pilih untuk dibahas yaitu
Perayaan Cap Go Me, Tradisi Yasinan, Tradisi Ngidang Ngobeng, Tari Tanggai, dan Batik.
Kemudian Tanggal 19 Mei 2023 masih dalam pembelajaran Ruang Kolaborasi, hasil diskusi
kami tersebut di presentasikan bersama kelompok lain dan fasilitator melalui google meet. Dan
hasil presentasi serta notulensi kegiatan kami di upload dalam LMS.
Foto saat presentasi hasil diskusi kelompok

Tanggal 22-23 Mei 2023 kami melanjutkan pembelajaran ke 4 yaitu Demonstrasi Kontekstual,
dalam pembelajaran ini saya membuat satu karya yang menggambarkan pemikiran filosofis
KHD sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman baru yang saya peroleh. Saya membuat suatu
infografis yang menceritakan secara singkat dan jelas berikut juga dengan gambar-gambar yang
menarik tentang pemikiran KHD. Pada tanggal 24 Mei 2023 kami melaksanakan pembelajaran
Elaborasi Pemahaman, pada pembelajaran kali ini kami mendapatkan materi dari instruktur
melalui google meet. pembelajaran kali ini sebagai penguatan dari instrukur terhadap
pertanyaan-pertanyaan CGP yang telah dikurasi dari LMS terhadap pertanyaan-pertanyaan CGP
yang telah dikurasi dari LMS. Kemudian saya membuat video sebagai tugas koneksi antar materi
yang berisi kesimpulan dan refleksi diri terhadap filosofi pendidikan Ki Hadjar
Dewantara,setelah itu merancang untuk membuat aksi nyata dan jurnal dwi mingguan.

2. Feeling (Perasaan)
Dua pekan telah dilalui mengikuti kegiatan pendidikan guru penggerak ini dari awal pembukaan
hingga berakhir modul 1.1. Ada rasa bangga dan bersyukur sudah berada pada proses ini. Bahagia
yang dirasakan karena mendapat support dari keluarga untuk mengembangkan kompetensi diri,
bertemu, berkumpul, berkarya dan belajar bersama guru-guru hebat yang terpilih. Ada rasa ragu
sejujurnya dalam diri ini, sanggupkah saya menyelesaikan pendidikan ini dengan kondisi yang
masih memiliki anak kecil usia 1,5 tahun ditambah kegiatan sekolah. Mampukah saya menjadi
pemimpin masa depan sebagai agen perubahan pendidikan. Ketika bersama para Calon Guru
Penggerak lainnya yang begitu aktif, rasa insecure itu hadir dalam diri merasa takut apa yang saya
katakan akan salah, merasa malu karena tidak pandai berbicara di hadapan orang banyak. Namun
seiring berjalan waktu, hal itu membuat saya semangat belajar dari para guru hebat tersebut, dan
dengan kekompakan bersama teman satu tim saya yakin bisa menyelesaikan pendidikan ini
dengan baik.
Selama pendidikan ini banyak sekali ilmu yang saya peroleh dan sebagai tamparan diri juga
bahwa apa yang saya miliki saat ini tentang pendidikan dan pengajaran jauh dari konsep dasar
pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara, selama ini yang sudah saya anggap benar ternyata masih
keliru dalam proses pembelajaran yang telah diterapkan. Sebelumnya saya masih melaksanakan
pembelajaran yang berpusat pada guru, tidak menghiraukan maunya anak. Pembelajaran yang
monoton, selalu ceramah tanpa ada permainan. Meskipun dalam pembelajaran saya sudah
memanfaatkan teknologi melalui gadget namun pemanfaatan gadget tersebut hanya sebatas
pemberian materi. Dalam pengelolaan kelas tetap pembelajaran yang berpusat pada guru. Bahkan
saya tidak peduli apakah peserta didik menyukai saya sebagai orang tuanya di sekolah atau tidak,
saya seolah acuh dengan proses pendidikan dan pengajaran, yang saya targetkan hanyalah materi
selesai dan siswa mendapat nilai yang baik dengan karakter yang baik.
Namun setelah mengikuti pendidikan ini secara bertahap saya merubah diri saya menjadi lebih
baik sebagai guru. Saya berusaha menjadi guru yang ramah, tidak mudah marah dan lebih peduli
dengan siswa. Mindset saya terhadap pendidikan bertahap dirubah bahwa tujuan pendidikan itu
untuk murid, semua aktivitas pendidikan yang dilakukan hanya semata-mata untuk kebaikan
murid. Sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan itu berpihak pada murid.
Selama dua minggu yang telah dilalui tidak ada kendala yang berarti dalam kegiatan ini, hanya
saja karena pendidikan guru penggerak ini melalui moda daring, saya sering terkendala pada
sinyal yang tidak mendukung saat proses diskusi di ruang Gmeet. Sehingga membuat saya tidak
bisa maksimal mengikuti diskusi.

3. Findings (Pembelajaran)
Selama pembelajaran modul 1.1 ini melalui pendidikan guru penggerak, saya banyak belajar
bahwa penting menjadi guru yang disenangi anak, penting sekali menjadi guru yang dirindukan
anak. Bagaimana bisa menjadi guru yang dirindu siswanya jika pembelajaran yang diberikan
tidak menyenangkan anak. Tujuan pendidikan itu menuntun anak sesuai kodratnya agar anak
mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai individu mapun sebagai anggota
masyarakat. Pembelajaran yang diberikan harus sesuai dengan kodrat alam dan zaman. Harus
sesuai dengan sosio kultural daerah setempat. Sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara
bahwa pendidikan itu berpihak pada anak. Dan hal yang selalu patut saya ingat dan terapkan
yakni tiga semboyan ki hajar dewantara, yaitu Ing Ngraso Sung Tuladha yang bermakna di depan
menjadi teladan, guru harus memberikan teladan yang baik kepada peserta didik, baik itu dari
pikiran, perkataan maupun perbuatan harus mencerminkan pribadi yang layak untuk menjadi
panutan. kemudian Ing Madya Mangun Karso, yang artinya di tengah memberikan semangat,
motivasi agar peserta didikpun bersemangat untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dan yang
terakhir adalah Tut Wuri Handayani, artinya di belakang memberikan dorongan, guru harus terus
memberikan dukungan kepada anak agar terus mencapai kesuksesannya untuk masa depannya.
Selain itu juga dari pendidikan guru penggerak yang sudah dua minggu dilalui ini saya banyak
belajar tentang cara membuat video pembelajaran yang bagus dan menarik, karena penugasan di
pendidikan guru penggerak ini banyak berupa membuat video sehingga saya banyak mencari tahu
dari teman-teman aplikasi apa yang bagus dan mudah untuk membuat video atau power point dan
media pembelajaran lainnya. Hal ini akan saya terapkan di kelas untuk membuat media
pembelajaran yang menarik.

4. Future (Penerapan)
Hal yang dapat saya terapkan setelah Pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis
Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara ini:
- Mengubah pandangan bahwa anak bukan seperti kertas putih kosong melainkan tabula rasa
(samar-samar sudah ada goresan dan tugas pendidik mempertebal lakunya)
- Mengubah cara pandang terhadap anak yang semula berorientasi pada nilai menjadi
berorientasi pada proses.
- Membuat kesepakatan di awal pembelajaran
- Merancang dan melaksanakan pembelajaran yang berinovasi dengan metode berkolaborasi,
mandiri dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga pendidikan berpusat pada peserta
didik.
- Memadukan pembelajaran dengan teknologi melalui video-video atau media pembelajaran
yang menarik.
- Menyelingi pembelajaran dengan permainan atau ice breaking agar anak tetap semangat dan
senang dalam belajar

Anda mungkin juga menyukai