Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI MENGIKUTI PENDIDIKAN GURU

PENGGERAK

Alhamdulillah Puji dan Syukur tidak henti-hentinya saya panjatkan kehadirat Illahi
Rabby, Allah SWT, yang telah menuntun saya melangkah mengikuti pendidikan guru
penggerak yang sangat luar biasa. Tulisan kali ini adalah bentuk refleksi saya selama
mengikuti pendidikan guru penggerak. Refleksi ini saya kemas dengan model refleksi 4F
(facts berarti Peristiwa, Feelings berarti perasaan, Findings berarti pembelajaran dan
Future berarti penerapan)

PERISTIWA
Diawali tanggal 10 Agustus 2022 mengikuti seleksi berupa simulasi mengajar dan
pada tanggal 21 Agustus tahap seleksi wawancara, alhamdulillah dua tahap terlewati dan
lulus sebagai peserta pendidikan guru penggerak. Saya tergabung dengan PGP angkatan 7,
Kelas 7 yang dibersamai oleh fasilitator yang luar biasa, Ibu Lili Indarti, S.S.,M.Hum, dan
Pengajar Praktik Bapak Hendra, M.Pd, (Semoga Allah SWT selalu melindungi mereka), saya
bersama 8 orang CGP hebat lainnya difasilitasi dan dibimbing oleh mereka, dengan luar
biasa.
Kini, guru penggerak angkatan 7 telah berjalan hampir 7 bulan. Berselancar di LMS
dengan alur pembelajaran M-E-R-D-E-K-A yang saya lalui untuk memahami dan mendalami
3 modul dalam PGP ini, alhamdulillah terselesaikan.
Diawali Pretest modul 1 tentang PARADIGMA DAN VISI GURU PENGGERAK, pada
tanggal 21 Oktober 2022, saya mempelajari modul 1.1 sampai dengan 1.4 yaitu mengenai
materi ;
1.1. FILOSOFI REFLEKSI PENDIDIKAN NASIONAL-KI HADJAR DEWANTARA.
1.2. NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK.
1.3. VISI GURU PENGGERAK, dan
1.4 BUDAYA POSITIF
Selanjutnya pada tanggal 8 Februari 2023, saya mengikuti pretest untuk Modul 2,
tentang PRAKTIK PEMBELAJARAN YANG BERPIHAK PADA MURID, dan berlanjut
dengan mendalami materi modul 2.1 sampai 2.3, yaitu mengenai materi;
2.1 PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID
2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL, dan
2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
Dan pada tanggal 31 Maret 2023, saya mengikuti pretest untuk modul 3 tentang
PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGEMBANGAN SEKOLAH. Selanjutnya saya
mulai mendalami modul 3.1 sampai modul 3.3, yaitu mengenai materi;
3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN
SEBAGAI PEMIMPIN
3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA
3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID
Dalam mempelajari ketiga modul tersebut, berbagai kegiatan kolaborasi saya lalui,
mulai dari berbagi pengalaman dan pemahaman dalam RUANG KOLABORASI,
mengaplikasikan pemahaman saya bersama rekan sejawat dalam DEMONSTRASI
KONTEKSTUAL, mengELABORASI pemahaman bersama para instruktur hebat, sampai
melakukan AKSI NYATA di sekolah yang dibantu oleh seluruh komunitas sekolah saya, dan
bertatap muka, berbagi imu dan pengalaman dengan rekan CGP hebat lainnya dalam
LOKAKARYA yang dibersamai langsung oleh Pengajar praktik.
Dan pada Bulan Juni 2023 ini, telah sampailah pada saat-saat terakhir. Kegiatan ini
diakhri oleh kegiatan Lokakarya 6 yang berlangsung pada tanggal 25 Juni 2023. Pada
lokakarya 6 ini, kami benar-mendar mencurahkan segala pengetahuan kami, pengalaman kami
sehingga menjadi suatu lokakarya yang penuh makna, saat itu juga kami berdiskusi mengenai
persiapan lokakarya ke-7 dan PANEN KARYA.

PERASAAN
Banyak sekali pengalaman yang saya peroleh dari proses ini. Diantaranya
mendapatkan ilmu yang bermanfaat, teman-teman yang luar biasa saling menyemangati, ide-
ide kreatif dan saling mendukung untuk kesuksesan bersama. Selain itu selama kurang
lebih 7 bulan PGP ini berlangsung saya menjadi lebih memahami tentang makna kolaborasi.
Bahwa dengan berkolaborasi membuat wawasan menjadi semakin luas dan bisa memperoleh
pengalaman positif dari rekan - rekan yang lain.
Bagi saya 7 bulan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak merupakan proses
"perjuangan". Pembelajaran yang dilaksanakan secara mandiri melalui LMS memunculkan
tantangan dari sisi pengaturan waktu. Membagi waktu antara belajar mandiri di LMS dan
mengerjakan tugas -tugasnya dengan menyelesaikan urusan rumah. Disamping itu pada saat
yang bersamaan saya juga harus tetap melaksanakan tugas sebagai pendidik di sekolah. Tak
jarang saya belajar di LMS dan mengerjakan tugas-tugas di malam hari saat anggota
keluarga telah tidur, agar kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak terganggu dengan
aktivitas Pendidikan Guru Penggerak ini.
Namun demikian semua proses pada Pendidikan Guru Penggerak ini saya lakukan
dengan perasaan senang. Karena pengalaman yang saya dapatkan selama mengikuti kegiatan
Pendidikan Guru Penggerak dapat menjadi pengobat rasa lelah dan kantuk saat belajar
mandiri di LMS dan mengerjakan tugas-tugasnya . Dalam pendidikan ini saya belajar
kembali filosofi Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan diantaranya tuntunan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Guru
haruslah mengarah pada pembentukan karakter murid seperti yang tergambar dalam
Profile Pelajar Pancasila.
Selain itu saya juga mendapatkan ilmu tentang pengelolaan sumber daya dan
proses pengambilan keputusan, pemetaan dan identifikasi aset-aset yang ada di sekolah,
baik aset biotik maupun abiotik. Bagaimana menggali potensi murid melalui tuntunan dari
guru. Pembelajaran social emosional, nilai dan peran guru penggerak, pembelajaran
berdiferensiasi. Serta penyusunan program-program yang berdampak positif kepada
murid, kami juga selalu diarahkan untuk berbagi pengalaman baik dengan rekan sejawat baik
dalam proses kolaborasi, elaborasi maupun dalam kegiatan Lokakarya. Dan dapat menambah
wawasan kami serta menyempurnakan pemahaman yang kami peroleh dari proses belajar
LMS secara mandiri.

PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari, mendalami, mengimplementasikan semua yang tersaji dalam
pembelajaran guru penggerak ini, banyak sekali hal baru yang saya peroleh diantaranya
adalah :
1. Menjadi pemimpin pembelajaran, seorang guru harus memahami bahwa setiap
murid memiliki kemampuan yang berbeda. Bila guru memahami perbedaan ini maka
murid akan mampu meraih kesuksesannya. Untuk itu diperkenalkanlah konsep
pembelajaran berdiferensiasi. Selain itu seorang guru juga harus dapat
menyelesaikan permasalahan yang dialami murid dengan cara yang tepat, yaitu
dengan metode Coaching. Agar murid tidak melanggar peraturan maka ditekankan
pentingnya membuat kesepakatan kelas yang berasal dari murid di awal pembelajaran
namun bila tetap ada murid yang melanggar kesepakatan, penyelesaiannya dengan
penerapan disiplin positif untuk mengetahui permasalahan sekaligus upaya
penyelesaian masalah tersebut.
2. Menjadi Coach bagi guru lain. Suasana kondusif akan tercipta bila semua warga
sekolah bekerja dengan baik dan tidak memiliki masalah yang dapat menghambat
kinerjanya. Disini seorang guru penggerak diharapkan dapat membantu guru lain
agar mereka bisa melihat masalah nya denganpikiran tenang dan dengan proses
Coaching yang dilakukan mereka dapat menemukan solusi terbaik atas masalah yang
dihadapi.
3. Mendorong kolaborasi. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan sosial , maka
diperlukan kerjasama agar program yang ada di sekolah dapat berjalan dengan baik.
4. Mewujudkan kepemimpinan murid. Biasanya guru selalu memberikan apa yang harus
dilakukan oleh murid. Baik dalam kegiatan akademik maupun non akademik. Maka
sudah saatnya guru memberikan kepercayaan kepada murid untuk berkreasi dan
inovasi untuk merancang apa yang bisa mereka lakukan. Tujuannya agar muncul sikap
kreatif, bertanggungjawab, dan juga kolaboratif dalam diri murid. Tugas guru
sebagai motivator dan fasilitator.
5. Menggerakkan komunitas praktisi. Ilmu yang telah diperoleh dalam Pendidikan Guru
Penggerak tidak akan berkembang bila tidak disebarkan kepada rekan guru yang lain.
Oleh karena itu seorang guru penggerak diharapkan dapat selalu berbagi ilmu yang
positif kepada rekan -- rekannya baik di sekolah maupun dikomunitasnya.
PENERAPAN
Setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, Dan lulus sebagai guru penggerak,
maka saya bertekad untuk mendorong komunitas belajar bagi rekan guru di sekolah dan
lingkungannya, menjadi pengajar praktik bagi rekan sejawat untuk pengembangan
pembelajaran di sekolah. Maka yang ingin saya lakukan adalah tentu akan terus belajar
untuk meningkatkan kemampuan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan maupun belajar
secara mandiri. Tujuannya untuk menguatkan pemahaman tentang mendidik dan
pengendalian diri. Selain itu selalu menjalin kolaborasi dengan orang-orang disekitar
lingkungan kerja maupun komunitas dan tidak lupa berbagi hal --hal baik yang telah
diperoleh dari proses pembelajaran tadi peda rekan guru yang lain.

Sekian Refleksi Saya mengenai Pendidikan Guru Penggerak,


semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai