Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar Belakang

Salah satu program yang diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan yaitunya Program Pendidikan
Guru Penggerak bagi guru-guru disemua jenjang pendidikan, dimana program ini adakah program
pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang berpusat pada
murid. Dengan mengikuti program guru penggerak diharapkan seorang guru bisa mengembangkan
diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri, memiliki kematangan
moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik, merencanakan, menjalankan, juga
merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan
berbagai pihak, berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan
menumbuhkan kepemimpinan murid, dan mengembangkan serta memimpin upaya mewujudkan
visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.

Dalam kegiatan pendampingan, seorang calon guru penggerak akan di dampingi oleh seorang
Pengajar Praktik (PP). Pengajar Praktik disini memiliki tanggungjawab untuk memberikan
pendampingan secara individu kepada para calon guru peng gerak baik dalam pendampingan
individu di sekolah asal calon guru penggerak dan juga nantinya pendampingan diberikan kepada
para calon guru penggerak di kala kegiatan lokakarya. Dalam kegiatan pendampingan 2 (dua),
seorang calon guru penggerak didampingi Pengajar Praktik untuk melaksanakan diskusi tentang
mengkomunikasikan visi dan prakarsa perubahan kepada seluruh warga sekolah.

Visi merupakan suatu tulisan yang di dalamnya terdapat pernyataan cita-cita dari sebuah
instansi atau lembaga di masa mendatang.Sebuah visi dapat terwujud dengan adanya prakarsa
perubahan yang dibuat dan dijalankan.Salah satu pendekatan yang di gunakan untuk mewujudkan
visi adalah Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA). Inkuiri Apresiatif (IA) adalah suatu filosofi, suatu
landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif untuk menemukan hal positif dalam diri
seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa
depan (Cooperrider & Whitney, 2005). IA memiliki tahapan yang disebut dengan BAGJA (Buat
Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi).Di sekolah, pendekatan
IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara
bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan
perubahan ke arah lebih baik. Nantinya, kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak
relevan lagi.Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan
tersebut dengan visi sekolah impian dan visi setiap sekolah.

B. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan pendampingan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 09 oktober 2023, pukul 08.00
WITA sampai dengan pukul 11.00 WITA menurut jadwal yang ditetapkan. Kegiatan dimulai dengan
diskusi antara calon guru penggerak dengan pengajar praktik tentang pemahaman dan refleksi
kegiatan yang telah dilakukan terkait Paket modul 1.

Pengajar Praktik melakukan diskusi dengan calon guru penggerak terkait lingkungan belajar di
sekolah, perubahan apa saja yang dirasakan setelah mempelajari modul, Rencana merintis
komunitas praktisi di sekolah, hal paling menarik, dan hal yang sudah baik dan yang perlu diperbaiki
dari pendamping pada kegiatan pendampingan berikutnya.

C. Adapun jawaban dari Calon Guru Penggerak adalah :

Dukungan dari kepala sekolah dan rekan sejawat terhadap pendidikan guru penggerak yang
sedang ikuti yaitu sangat baik dan sangat mendukung. Bentuk dukungan yang mereka berikan
berupa dukungan moril yaitu, memberi semangat, serta selalu membantu CGP dalam menyelesaikan
berbagai tugas baik dalam melaksanakan aksi nyata disekolah dan juga membantu CGP mengisi
umpan balik tentang kegiatan yang CGP lakukan dalam mengikuti program calon guru penggerak
yang sedang berjalan.Tantangan yang CGP hadapi di sekolah dalam mengikuti program guru
penggerak adalah dalam hal membagi waktu sebagai guru ataupun tanggung jawab lainnya yang
harus menyelesaikan berbagai tugas yang dibrikan. Keterbatasan waktu yang dimiliki di sekolah, CGP
atasi dengan cara memanajemen waktu secara baik.

Ke depannya CGP akan membuat tugas lebih awal dan memanajemen waktu dengan lebih baik
lagi. Sehingga kegiatan guru penggerak bisa diikuti dengan baik dan tugas di sekolah juga bisa
dikerjakan dengan baik.

Pada modul 1.1 CGP mempelajari tujuan pendidikan menurut KHD, yaitu menuntun segala
kodrat yang ada pada anak-anak sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya, baik sebagai manusia
maupun sebagai masyarakat. . Dalam menjalankan peran sebagai guru ada tiga semboyan
yaitu, "Ing Ngarso Sung Tulodho" berdiri di depan memberi teladan/contoh. "Ing Madya
Mangun Karso" berdiri di tengah membangkitkan semangat/kemauan dalam diri murid
untuk terus belajar. "Tut Wuri Handayani" beridiri di belakang memberi
dorongan/motivasi/arahan kepada anak didiknya.

Melalui modul 1.2 CGP mengetahui nilai dan peran guru penggerak. Ada 5 nilai yang harus
terus tertanam dalam diri seorang guru penggerak dan selalu diaplikasikan dalam kehdupan
sehari-hari. Kelima nilai tersebut adalah berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif,
dan inovatif. Sementara peran guru penggerak adalah menjadi pemimpin pembelajaran,
menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid,
dan menggerakkan komunitas praktisi.

Dalam Modul 1.3 CGP mempelajari tentang pentingnya sebuah visi. Untuk merumuskan visi
guru penggerak dapat menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif. Pendekatan ini
mengidentifikasi hal baik yang telah ada di sekolah dan mencari cara bagaimana hal tersebut
dapat dipertahankan dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah yang
lebih baik. Agar dapat menerapkan pendekata Inkuiri Apresiatif maka langkah yang dapat
dilakukan adalah dengan metode BAGJA. BAGJA terdiri dari buat pertanyaan umum, ambil
pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana, dan atur eksekusi. Untuk mewujudkan visi maka
dibuatlah prakarsa perubahan.

D. Materi yang dipelajari sudah ada yang CGP implementasikan di kelas, yaitu :

Modul 1.1 CGP sudah melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan
menumbuhkan karakter profil pancasila. Hal ini tampak pada saat CGP mengajar di kelas CGP sudah
melakukan pembelajaran yang didasarkan pada kebutuhan dan minat anak dengan melihat hasil
observasi yang menunjukkan capaian anak, hal yang dia senangi, serta keterlibatan aktif anak pada
kegiatan belajar, seperti contoh pada kegiatan kerja kelompok yang mana kegiatan ini dibutuhkan
kolaborasi yang sangat baik sehingga dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.

Modul 1.2 yaitu CGP melakukan kegiatan pembelajaran yang melibatkan murid dengan
memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman supaya terwujud prifil pelajar pancasila. Seperti
contoh menumbuhkan karakteristik religious, bergotong royong dalam membersihkan lingkungan
sekolah, menumbuhkan kolaborasi dengan teman saat kegiatan kelompok dan praktikum, serta
menumbuhkan kreatifitas murid dalam pembelajaran. CGP juga melakukan pengembangan diri
untuk menerapkan nilai-nilai guru penggerak dengan berbagi ilmu yang CGP dapat dalam kegiatan
calon guru penggerak kepada kepala sekolah dan teman sejawat disekolah.

Materi pada modul 1.3 juga sudah CGP terapkan yaitu dengan mempraktikan pembelajaran
sesuai prakarsa perubahan yang CGP rumuskan yaitu penanaman pembiasan positif kepada siswa.
kegiatan yang CGP lakukan ini merupakan kegiatan yang sudah biasa dilakukan setiap hari, namun
terdapat perbedaan dalam pelaksanaannya, pembiasaan positif yang CGP lakukan adalah dengan
berjabat tangan / bersalaman kepada seluruh warga kelas disaat sbelum masuk kelas ataupun disaat
akan pulang sekolah

Terjadi perubahan pada murid di kelas, dimana murid yang biasanya diam dan enggan
membuat tugas sudah mau ikut bergabung dengan teman satu kelompok untuk ikut mengerjakan
tugas yang diberikan. Murid sudah mulai aktif dan berani tampil dan bersemangat dalam belajar.

Setelah menerapkan modul 1.1, 1.2 dan 1.3 dikelas CGP merasa senang, karena ada perubahan
positif terhadap motivasi, cara belajar, dan hasil belajar murid. Jumlah murid yang tidak aktif
berkurang.

Hal yang sudah baik adalah perubahan pandangan dari guru yang menuntut menjadi guru yang
menuntun membuat CGP lebih tenang dan sabar dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Sedangkan hal yang perlu diperbaiki kedepannya adalah manajemen waktu untuk setiap tahap
dalam proses pembelajaran.

Untuk di sekolah CGP baru merancang komunitas praktisi.

Untuk memulai komunitas praktisi di lingkungan sekolah CGP akan mulai berbagi pemahaman
tentang ilmu yang CGP dapat kepada rekan sejawat, kemudian CGP akan berkoordinasi dengan
kepala sekolah serta menjelaskan rencana CGP dan berupaya untuk mendapatkan dukungan dari
unsur pimpinan, setelah itu CGP akan mengajak teman yang sepemahaman untuk merintis secara
bersama komunitas praktisi di sekolah.

Langkah awal yang akan CGP lakukan adalah mengajak rekan sejawat untuk mengikuti pelatihan
mandiri di PMM, kemudian berkolaborasi membuat aksi nyata. CGP memilih dua langkah itu karena
menurut CGP sebelum meningkatan hasil belajar murid. Guru harus paham terlebih dahulu cara
mendidik dan menuntun yang baik dengan memahami konsep merdeka belajar.
Alhamdulillah banyak hal menarik yang CGP dapatkan setelah proses pendampingan hari ini
terutama adalah pengalaman memimpin rekan sejawat dalam merancang visi sekolah. Kegiatan ini
menjadi menarik bagi CGP karena merupakan pengalaman pertama bagi CGP untuk memimpin
diskusi secara formal dan terorganisir. Selama ini CGP terbiasa berbicara di depan forum namun
secara informal.

Banyak hal baik dalam proses pendampingan hari ini, diantaranya arahan dari Bu Imma Setiawati
selaku pengajar praktik yang sangat jelas dan mudah dimengerti, bimbingan yang diberikan juga
sangat membantu CGP selaku CGP dalam melaksanakan kegiatan dan membuat tugas.

Yang perlu diperbaiki saat pendampingan berikutnya adalah waktu pendampingan, diharapkan
pendampingan berikutnya tidak bersamaan dengan kegiatan elaborasi bersama instruktur. Karena
elaborasi dilaksanakan secara daring, sementara di sekolah tidak ada sinyal. Butuh waktu yang cukup
lama untuk mendapatkan akses internet.

Setelah kegiatan diskusi individu, selanjutnya adalah kegiatan diskusi tentang Visi dan Prakarsa
Perubahan

Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan visi

Mendiskusikan inisiatif perubahan yang dapat dilakukan di sekolah. Kegiatan ini dikiuti oleh kepala
sekolah dan rekan guru.

Anda mungkin juga menyukai