Anda di halaman 1dari 18

3.3.a.8.

KONEKSI ANTARMATERI MODUL 3.3

PENGELOLAAN PROGRAM YANG


BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

INDRAWATI
SD N 06 NGRINGO

CGP ANGKATAN 7 KAB. KARANGANYAR


KUTIPAN
“Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal.
Ketika Anda bertanya kepada orang-orang kreatif
bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa
sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar
melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu
itu tampaknya jelas bagi mereka setelah beberapa saat.
Itu karena mereka dapat mengkoneksikan pengalaman
yang mereka miliki dan mensintesis hal-hal baru.”
(Steve Jobs)
Tujuan Pembelajaran Khusus :
CGP dapat melakukan koneksi
antarmateri yang telah
dipelajari dari modul-modul
sebelumnya untuk membuat
sintesa pemahaman tentang
program sekolah yang
berdampak pada murid.
Perkenalkan
Kelas 07.023
Fasilitator
Pengajar Praktik

Wiwik Intarti

Haryanto

CGP
Indrawati
Pertanyaan Pemandu Refleksi

1. Bagaimana perasaan Anda setelah


mempelajari modul ini?
2. Apa intisari yang Anda dapatkan
dari modul ini?
3. Apa keterkaitan yang dapat Anda
lihat antara Modul ini dengan
modul-modul sebelumnya?
4. Setelah melihat keterkaitan antara
modul ini dengan modul-modul
lainnya jelaskanlah perspektif
Anda tentang program yang
berdampak positif pada murid.
Bagaimana seharusnya program-
program atau kegiatan sekolah
harus direncanakan, dilaksanakan,
dan dievaluasi agar program-
program tersebut dapat berdampak
positif pada murid?
1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

1
PERASAAN
Perasaan saya dalam mempelajari Modul 3.3 dengan materi Pengelolaan Program yang
Berdampak Positip pada Murid, adalah senang bahagia, karena mendapatkan ilmu yang
sangat bermanfaat. Program yang berdampak positip pada murid sangat didambakan oleh
sekolah, karena pada dasarnya seluruh sekolah adalah untuk mendidik murid menjadi lebih
baik, sehingga program sekolah sudah selayaknya berdampak positif bagi murid
Sebelum saya mempelajari modul ini, di sekolah selama ini melaksanakan program dengan
menyesuaikan pengelolaan keuangan yang sesuai dengan rancangan yang disetujui, bukan
pada kebutuhan yang semestinya murid dapatkan, namun setelah mempelajari modul ini
saya menjadi tergerak bahwa program sekolah tidak seluruhnya harus menggunakan aset
finansial. Namun justru menggerakkan atau mengembangkan aset yang ada, dan dapat
dikembangkan dengan semaksimal mungkin tanpa harus memaksakan diri untuk
penggunaan finansial sekolah.

2
KETERKAITAN DENGAN PROSES BELAJAR
Secara pribadi selama ini saya seorang guru kelas sudah melaksanakan assessment
kebutuhan murid, namun dalam pelaksanaan yang berpihak pada murid belum bersinergi
secara keseleruhan, masih banyak guru yang mengedepankan pengetahuan sehingga perlu
adanya berbagi ilmu tentang pembelajran yang berpihak pada murid. Saya ingin
melaksanakan pelayanan yang berbasis kebutuhan murid, dengan adanya program
berdampak pada murid ini maka angan angan saya terealisasikan bahwa pelayanan pada
murid dapat dimaksimalkan dengan bersinergi pada program sekolah yang berdampak pada
murid.
Selama mempelajari modul-modul dari guru penggerak ini banyak hal baru yang sudah saya
terapkan dalam proses pembelajaran di kelas, saya sudah mengurangi peran saya sebagai
leader utama dikelas terutama memaksakan kehendak saya dikelas, dulu saya sering
beranggapan bahwa anak harus memahami apa mau saya, sekarang dengan pemahaman
baru setelah menyelesaikan materi pada modul 3.3 ini saya sudah mulai berkolaborasi dengan
murid dalam menciptakan kelas yang membahagiakan mereka, bagaimana menciptakan
kelas-kelas yang dicintai murid, bagaimana murid mulai membuat proyek-proyek yang mereka
mereka mau sesuai dengan bakat dan potensi mereka, sementara peran saya adalah sebagai
fasilitator dan mitra belajar mereka dengan memberikan mereka tantangan, menjadi motivator
dan juga kontroling pada proses pembelajaran yang diselenggarakan, diantara berbagai
program yang saya buat bersama mereka adalah proyek bisa berbentuk poster, pembuatan
video naratif materi, berbagi cerita inspiratif pembelajaran, dan lain sebagainya.
Beberapa hal yang masih perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan murid dalam proses
belajar adalah saya harus merancang dan menemukan ide-ide baru yang disukai murid
sehingga murid dapat lebih kreatif, inovatif, dan tidak bosan dengan berbagai program yang
selama ini sudah berjalan, saya juga harus terus konsisten dalam menumbuhkan voice, choice
dan ownership (Student Agency) murid dengan melibatkan mereka dalam pengelolaan
program yang berdampak pada murid. Program yang dibuat harus sesuai impian murid,
sehingga tercipta kepemimpinan murid dan profil pelajar Pancasila.
1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

3 4
EMOSI PENGALAMAN BELAJAR KETERKAITAN DENGAN
Selama ini banyak ide dan gagasan saya untuk KOMPETENSI DIRI
dapat mengembangkan potensi anak dengan bakat Nilai dan peran guru

penggerak sangat
minat anak, namun selalu terbentur dengan dibutuhkan dalam mengelola sebuah program
kegiatan yang bukan termasuk dalam rencana yang berdampak pada murid. Adanya keinginan
sekolah atau pendanaan sekolah, sehingga rasa diri yang tergerak, bergerak dan menggerakkan
kecewa terjadi, namun dengan adanya mengikuti komunitas sekolah untuk membuat program
PGP ini saya semangat untuk menggerakkan yang berdampak pada murid. CGP hendaknya
program yang sesuai dengan impian anak dan selalu melaksananakan nilai dan peran sebagai
berharap dapat berkolaborasi dengan seluruh guru penggerak yang dapat menciptakan
warga sekolah tanpa harus dengan mengeluarkan kepemimpinan Murid. Dalam Pendidikan Guru
banyak biaya namun dengan asset yang ada Penggerak ditekankan melakukan yang terbaik
disekolah untuk dioptimalkan. untuk murid, hal ini dapat mendorong saya terus
Dalam memberikan pelayanana atau pembelajaran belajar untuk mendorong kepemimpinan murid
di kelas sering mengalami kekecewaan dengan dan menciptakan profil pelajar Pancasila.
ditemukan siswa yang pasif atau tidak semangat Sebagai seorang guru perlu pengembangan diri
belajar. Perlu adanya penyegaran dalam pemberian untuk selalu mengikuti perkembangan jaman,
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan untuk dapat memberikan pembelajaran pada
murid atau gaya belajar murid, karena karakter murid sesuai dengan keberpihakan ada murid.
murid berbeda dan kemaampuannya pun berbeda. Terutama saya seorang guru kelas harus dapat
Pengalaman dalam proses pembelajaran setelah menggali bakat minat dan juga potensi murid
membaca dan memahami berbagai modul dari untuk dapat mengembangkan potensinya agar
pelatihan guru penggerak ini terutama pada modul selalu mengembangkan budaya positif, dan juga
3.3 saya merasakan banyak sekali perubahan, dapat tercipta kepemimpinan murid dan profil
terutama paradigma berfikir saya sebagai seorang pelajar Pancasila.
guru, ada rasa yang berbeda pada diri saya, muncul Implikasi terhadap kompetensi dan kematangan
keyakinan dan percaya diri saya tentang peran dan diri pribadi saya adalah saya semakin terlatih
fungsi saya sebagai seorang guru, guru adalah dan bertambah keyakinan untuk mampu
seorang seorang fasilitator sekaligus mitra belajar merancang berbagai program yang berdampak
bagi murid. Melalui modul ini pula saya semakin positip pada murid dan berpihak pada
memahami bahwa tugas guru bukan hanya sekedar kepemimpinan murid melalui berbagai
memberikan materi kepada murid, tapi bagaimana penguatan materi yang telah saya dapatkan dan
seorang guru mampu menggali, merancang, pelajari baik dari modul di LMS, pemahaman oleh
menemukan setiap potensi dari setiap murid fasilitator, pengajar praktik, dan instruktur serta
dikelasnya, kelas yang tercipta harus informasi pada ruang kolaborasi dengan rekan
menyenangkan. sejawat. Implementasi materi dalam PGP akan
sangat berguna badi diri sendiri dan sekolah
Melalui “student agency” murid menjadi mampu untuk mengembangkan potensi yang ada. Dari
mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, kegiatan PGP selalu ada aksinyata, maka
membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, kegiatan inilah bukti dalam implementasi
mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa kegiatan PGP di lingkungan saya bekerja
ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada
komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman
mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan
nyata sebagai hasil proses belajarnya. Sehingga
keinginan belajar berdasarkan kesadaran bukan
paksaan. Program yang selama ini terlaksana juga
belum memenuhi impian murid, namun dengan
mengikuti PGP dalam modul ini saya ingin membuat
program yang berdampak pada murid, dengan
berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah.
2. Apa intisari yang Anda dapatkan
dari modul ini?

Murid adalah aset manusia yang sangat berharga dalam proses


pembelajaran. Harapan dan keinginan guru sebagai fasilitator adalah
memunculkan potensi murid sesuai dengan minat dan bakatnya supaya
merangsang mereka untuk bersemangat dalam proses belajarnya
sehingga tumbuh tanggung jawab dengan apa yang mereka yakini.
Selama ini saya masih berfikir bahwa guru yang memegang kendali
terhadap proses pembelajaran murid, persepsi itulah yang menjadikan
proses pembelajaran seolah-olah dipaksakan anak harus mengikuti
perintah guru, apa program sekolah, sehingga muncul semacam
keterpaksaan pada diri murid mengerjakan penugasan yang diberikan
oleh guru.
Dalam modul 3.3 ini saya semakin memahami bahwa murid kita dapat
melakukan aktifitas pembelajaran lebih dari sekedar menerima perintah
dari guru. Murid secara alami adalah seorang pengamat, penjelajah,
penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai
hal. Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka
dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian
membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain,
lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Sebenarnya murid juga
memiliki kemampuan untuk mengambil bagian atau peranan dalam
proses belajar mereka sendiri. Setelah mempelajari modul ini saya
bertekad dengan merancang pembelajaran yang mampu memberikan
kesempatan kepada murid untuk mengembangkan potensinya dalam
mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi
kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Saya juga akan
membuat Program yang berdampak pada murid sesuai impian murid.
Adapun Inti sari modul 3.3 ini adalah :
a. Student Agency (Kepemimpinan Murid)
b. Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid
c. Kepemimpinan Murid dan Profil Pelajar Pancasila
2. Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

a. Student Agency (Kepemimpinan Murid)

Peran guru adalah mendampingi murid dalam mengembangakan potensi . Empat


sifat inti dari human agency adalah “IVAR”. IVAR yaitu I – Intensi = Kesengajaan
(intentionality), V – Visi = Pemikiran ke depan (forethought), A – Aksi =
Kereaktifan-diri (self-reactiveness), R – Refleksi = Kereflektifan-diri (self-
reflectiveness).

Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak secara aktif, dan
membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya
sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Ketika murid
menunjukkan agency dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika mereka
berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar,
maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar
dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri.

Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses
pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan
murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjadi bersifat
kemitraan, dengan bantuan peran dari seluruh guru.
b. Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid
Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka
mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan
(ownership) dalam proses pembelajaran mereka.
Implementasi Student Agency terlihat saat murid mendemonstrasikan “student
agency” ketika mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri,
membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan
mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas
belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan
melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

c. Kepemimpinan Murid dan Profil Pelajar Pancasila

Dalam student agency disebut juga sebagai “kepemimpinan murid” meliputi


Voice(suara), Choice (Pilihan), dan Ownership (Kepemilikan). Student Agency ini
dilaksanakan maka dapat menciptakan profil pelajar Pancasila.
Dalam profil pelajar Pancasila meliputi 6 dimensi yaitu Beriman dan bertaqwa
pada Tuhan YME dan berakhlak Mulia, Berkebinekaan global, gotong royong,
mandiri, bernalar kritis dan kreatif. Keenam dimensi ini sebenarnya sudah sering
diimplementasikan dalam lingkungan Pendidikan. Perlu pengembangan Kembali
pada murid akan implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan profil
pelajar Pancasila inilah perlu adanya kolaborasi dari seluruh warga dan
lingkungan untuk menciptakannya. Diharapkan Program sekolah semuanya
mencerminkan dimensi dalam profil pelajar Pancasila.
3.Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini
dengan modul-modul sebelumnya?

Keterkaitan Modul 3.3 dengan modul sebelumnya


3.Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini
dengan modul-modul sebelumnya?

Keterkaitan Modul 3.3 dengan modul sebelumnya


Koneksi modul 3.3 dengan modul 1.1
Program yang berdampak Positip pada murid
haruslah dilaksanakan atas dasar filosofi KHD,
yaitu melalui filosofi Ki Hajar Dewantara tentang
“menumbuhkan padi” bahwa dalam mewujudkan
pembelajaran yang berpusat pada murid, saya
sebagai guru sudah memulai mencoba merencanakan
program yang mampu membangun ekosistem yang
mendukung pembelajaran murid sehingga mampu
mengembangkan segala potensi murid sesuai dengan
kodratnya. Guru adalah fasilitator dalam menuntun
murid untuk dapat memberikan pembelajaran pada
murid sehingga mempunyai dampak positif pada murid.
Koneksi modul 3.3 dengan modul 1.2
Sebagai seorang guru, saya mencoba memahami nilai
dan peran guru penggerak, sehingga berharap
nantinya mampu memainkan peran saya sebagai
agen perubahan, dengan senantiasa berperan aktif
serta berupaya menggerakkan ekosistem sekolah
guna tercapainya pengelolaan program sekolah
yang berdampak pada murid untuk
menumbuhkembangkan student agency, dan
menciptakan profil palajar Pancasila.
Koneksi modul 3.3 dengan modul 1.3

Dalam pembuatan program yang berdampak pada murid


tidak terlepas dari VISI sekolah. Dalam menerapkan visi
guru penggerak, saya berupaya merancang sebuah program
atau kegiatan pembelajaran disekolah yang tentunya
murid menjadi pertimbangan utama saya, dengan harapan
program yang saya rancang dapat mendorong
bertumbuhkembangnya kepemimpinan murid (student
agency), dimana salah satu perancangan program yang
saya buat menggunakan model inkuiri apresiatif dengan
tahapan BAGJA. Program yang berdampak pada murid
inilah untuk mewujudkan VISI sekolah dengan prakarsa
perubahan yang sesuai dengan aset sekolah yang ada
untuk menciptakan profil pelajar Pancasila.
3.Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini
dengan modul-modul sebelumnya?

Keterkaitan Modul 3.3 dengan modul sebelumnya

Koneksi modul 3.3 dengan modul 1.4


Dalam mengelola program yang
berdampak positif bagi murid maka perlu
ditunjang dengan adanya budaya positif
di sekolah sehingga program-program
yang dijalankan dapat berjalan dengan
baik dan berkesinambungan sehingga
mampu menciptakan kepemimpinan murid
(student agency), dan profil pelajar
Pancasila.
Koneksi modul 3.3 dengan modul 2.1
Dalam mewujudkan student agency maka pengelolaan
program yang berdampak pada murid harus mampu
mengakomodir segala perbedaan kebutuhan belajar murid
mulai dari kesiapan, minat, dan profil belajar murid.
Perbedaan karakter anak inilah yang menjadi dasar
dalam pemberian layanan yang sesuai dengan kebutuhan
anak. Dengan adanya perbedaan maka akan memunculkan
rasa keingintahuan, dan mempunyai ide gagasan serta
kepemilikan. Sehingga pembelajaran berdiferensiasi juga
memunculkan peran aktif, mengungkapkan pendapat,
merefleksikan dan menghasilkan produk dalam
pembelajarannya. Hal ini juga sudah mencerminkan
implementasi dalam Student Agency

Koneksi modul 3.3 dengan modul 2.2


Dalam merencanakan program yang
berdampak pada murid, perlu
mengintegrasikan pembelajaran sosial dan
emosional di dalamnya. Hal ini dimaksudkan
untuk menempatkan murid pada kesadaran
penuh (minfulness). Ketika murid sudah
fokus, maka ia akan tenang, berempati,
termotivasi dan memiliki sikap tanggung
jawab dalam menjalankan program sehingga
student agency akan tercipta.
3.Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini
dengan modul-modul sebelumnya?

Keterkaitan Modul 3.3 dengan modul sebelumnya

Koneksi modul 3.3 dengan modul 2.3


Coaching sangat penting dilakukan sebagai langkah
untuk menggali segala potensi dan mengembangkan
keaktifan murid sehingga ia akan mampu untuk
menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang ia
hadapi ketika melaksanakan program sekolah yang
berdampak pada murid untuk itu sikap kreatif, inovatif
dan kritis dari murid sangat diharapkan agar tercipta
kepemimpinan murid (student agency). Begitu juga
dengan impian dan harapan anak yang di dapat melalui
coaching dengan anak semuanya akan tersalurkan
melalui program yang berdampak positip pada murid.

Koneksi modul 3.3 dengan modul 3.1

Dalam perancangan dan pembuatan program sekolah


haruslah yang berpihak pada murid, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Agar keputusan yang kita
ambil bersifat efektif dan efisien terkait rancangan
program yang ingin dilaksanakan tentunya keputusan
tersebut harus memperhatikan 3 prinsip berpikir, 4
paradigma pengambilan keputusan dan melakukan 9
langkah pengajuan dan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran. Hal itu tentu saja untuk
mengantisipasi ketika ada dilema etika ataupun bujukan
moral dalam penyelenggaraan kegiatan yang
berdampak positif pada murid.

Koneksi modul 3.3 dengan modul 3.2


Dalam perencanaan dan pelaksanaan program yang
berdampak pada murid hendaknya menggunakan
pendekatan berbasis aset sehingga dalam
melaksanakan program tersebut kita dapat
memaksimalkan segala potensi yang ada di sekolah.
Dengan memaksimalkan segala potensi maka dapat
dipastikan program yang direncanakan akan
berjalan dengan baik dan berkesinambungan untuk
menumbuhkan kepemimpinan murid (student agency).
4.Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-
modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program
yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya
program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut
dapat berdampak positif pada murid?

Setelah mempelajari modul ini prespektif kedepan akan program adalah


program yang berdampak positif pada murid, yaitu program yang
mengedepankan kepemimpinan murid, dengan menggunakan aset yang ada
disekolah sesuai dengan keputusan bersama yang mewujudkan visi sekolah.
Membatu teman,
Program seharusnya dibuat atas dasar impian dan harapan murid,
menggunakan aset yang ada disekolah untuk membuat suasana
dioptimalkan. Program ini
kelas lebih indah
melibatkan anak dan anak aktif langsung dalam merencanakan
melaksanakan dan mengevaluasi program. Semua bentuk program akan
menciptakan student agency dan menciptakan profil pelajar Pancasila.

Program Arisan Soal

Contoh program saya tentang program yang berdampak pada murid


adalah pengembangan literasi sekolah. Literasi yang selama ini
dikembangkan masih bersifat paksaan. Dalam satu tempat dikumpulkan
diwajibkan membaca dan merangkum. Hal ini sangat membosankan bagi
para murid. Berdasarkan impian murid, maka saya merencanakan
literasi yang menyenangkan dengan Program Arisan Soal yaitu
program yang bersifat ko-kurikuler yang dilaksanakan setelah jam
pelajaran selesai menjelang pulang sekolah. Pelaksanaannya adalah
siswa membuat tebakan, ditulis di secarik kertas. Apa yang menjadi
ide mereka atau gagasan mereka dan sesuai dengan pilihan mereka
mau Bahasa Indonesia, Inggris, atau Jawa. Bisa Matematika, Pendidikan
Pancasila, Seni, atau PJOK. Setelah itu dikumpulkan. Dan guru
menyeleksi tulisan-tulisan yang telah ditulis tadi. Sudah dapat dibaca
dengan jelaskah atau sudah dapat dipahami maksudnya oleh
temannyakah.. Adapun evaluasinya dilaksanakan esok harinya. Sebelum
jam masuk, tiap siswa yang dating diberi 1 soal hasil tulisan kemarin.
Jawaban ditulis di papan tulis. Atau bisa jadi karena waktu terbatas,
soal-soal yang telah diseleksi guru tadi ditulis di papan tulis. Siswa
mengerjakannya di buku tulis masing-masing. Setelah itu dicocokkan
bersama-sama. Kegiatan ini melibatkan murid berperan aktif dalam
merencanakan dan melaksanakan program. Saat proses pembuatan
program juga murid dilibatkan, dalam pelaksanaan program murid
berperan aktif, dan saat evaluasi murid diikutsertakan.
4.Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-
modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program
yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya
program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut
dapat berdampak positif pada murid?

InsyaAllah di masa mendatang saya akan berusaha menciptakan dan


merancang pembelajaran yang berdampak bagi murid-murid di kelas.
Saya akan selalu mencoba melibatkan murid dalam setiap
Membatu
pengambilan keputusan belajarnya. Mendengarkan teman,
suara, memberikan
membuat suasana
pilihan-pilihan dan menumbuhkan kepemilikan pada diri murid sehingga
pengalaman-pengalaman belajar yang mereka kelasalami
lebihsesuai
indahdengan
kemampuannya, terutama secara finansial, dan memberikan
alternatif untuk mereka pilih sesuai potensi dan kemampuannya.

Program sekolah juga demikian, setiap


merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi murid terlibat. Sehingga
program sekolah untuk mewujudkan
visi sekolah yang berdampak positip
bagi murid dengan mewujudkan
kepemimpinan murid, dan mampu
menciptakan profil pelajar Pancasila,
sesuai mimpi dan harapan murid.

Melaksanakan Pembelajaran yang menyenangkan


dengan mengikuti perkembangan jaman. Menuntun murid
dengan mengikuti sesuai kodrat alamnya. Pendidikan
untuk menuntun Murid agar terselamatkan, Bahagia
dan dapat diterima sebagai anggota masyarakat.
Akhir Kata
Guru diharapkan mencetak masa depan
pendidikan. Sedikit perubahan yang guru lakukan
dapat berdampak luas dan tumbuhnya harapan
baru bagi pendidikan. Guru bergerak Indonesia
Maju.

Guru Penggerak haruslah Tergerak, Bergerak dan


Menggerakkan seluruhnya untuk kemajuan
pendidikan di Indonesia, demi menciptakan
kepemimpinan murid, dan profil pelajar Pancasila.

Demikian paparan dari saya, semoga bermanfaat


Salam Guru Penggerak,
Salam Bahagia.
Maju Pendidikan Indonesia.
Thank You
For your support

Anda mungkin juga menyukai