Anda di halaman 1dari 4

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN

MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN

Oleh : Mukhamad Roma Asfari


Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Pringsewu-Lampung
.

AssalamualaIkum wr wb.
Salam Guru Penggerak…..
.
Refleksi dwi mingguan kali ini saya akan menuliskan jurnal dengan model 4F.
4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat
diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan disesuaikan dengan yang sedang terjadi
pada saat penulisan jurnal.
.
14 April 2023
Pengalaman saya mengikuti pembelajaran pada minggu ini sangat luar biasa. Saya
melalui tahapan belajar MERDEKA sama halnya dengan modul-modul sebelumnya.
MERDEKA merupakan singkatan dari Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang
kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahan, Koneksi antar materi, Aksi
nyata.
Ahir Bulan Maret, tepatnya tanggal 31 Maret 2023 kegiatan Pendidikan Calon
Guru Penggerak kembali dimulai. Untuk CGP Angkatan 7 dilanjutkan pada modul 3.1.
Kegiatan pertama tentu saja dimulai dengan pre test/Test Awal Paket modul 3. Ketika
menjawab butir-butir soal, saya sedikit sulit memilih jawaban yang paling tepat. Banyak
study kasus diberikannya. Karena saya memang belum membaca modul, sehingga agak
kesulitan juga dalam menjawabnya. Setelah pretest/test awal saya lanjut memahami alur
‘mulai dari diri’ . Judul Modul 3.1 ‘Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai
Kebajikan sebagai Pemimpin.’ Pada alur mulai dari diri ini saya diminta merenungi
bagaimana pengambilan keputusan yang pernah saya lakukan baik kepada siswa maupun
teman sejawat atau lingkungan.
Memang selama ini saya sering mengalami dilema dalam mengambil sebuah
keputusan yang tepat. Saya sering ragu-ragu dan juga takut salah, sebab keputusan yang
terbaik itu sering harus bertentangan dengan peraturan yang ada tetapi penting untuk
orang lain. Ya, sulit memang, namun keputusan harus di ambil juga. Misalnya saja
persoalan murid saya di sekolah. Murid saya itu sudah duduk di kelas IX. Mulai dari kelas
VIII semester 2, dia tidak pernah datang tepat waktu, kadang pukul 8.00 wib, kadang 9.00
wib. Hampir setiap guru memproses masalahnya ini, pemanggilan orang tua juga sudah
dilakukan. Kepala sekolah juga sudah mencoba memproses namun juga tak ada hasil. Dia
berjanji tidak terlambat, tapi cuma tiga hari setelah itu terlambat lagi. Setiap sanksi yang
diberikan atas keterlambatannya itu dilakukan dengan ikhlas karena dia memang salah.
Tetapi dia tak juga berubah. Saya sudah belajar tentang segitiga restitusi juga sudah
lansung merestitusinya. Perubahan hanya seminggu, setelah itu kembali dengan
keterlambatannya. Alasan keterlambatannya hanya satu yaitu ‘malas’. Ada perasaan
malas berangkat ke sekolah pagi hari. Sementara orang tuanya juga tak bisa memaksa
agar berangkat ke sekolah lebih awal.
Sekarang dia sudah kelas IX semester2, kebiasaan terlambatnya itu sepertinya
sudah hal yang biasa bagi guru dan teman-temannya, bila diabsen pagi sudah jelas tak
akan pernah ada. Kata teman-temannya “ kalau jam segini wiwid tidak bakalan ada Pak.
Nanti jam 9 pasti dia datang. Saya hanya bisa tersenyum menanggapi kalimat murid saya
itu. Saya yang mengajar pagi di kelasnya memang bingung juga untuk mengambil tidakan
apa terhadap Wiwid. Dia rajin datang setiap hari, tugas selalu berusaha dibuat. Walau
datang terlambat dia tetap PD menuju kelasnya menjalani sanksi kemudian kembali
mengikuti pelajaran dengan tenang. Kepala Sekolah juga tidak sampai hati untuk
mengeluarkannya dari sekolah. Keunikannya, setiap dimarahi dia selalu tersenyum manis
dan tidak sekalipun mendongkol atau melawan kepada guru. Dia pasrah saja. Minggu
kemarin saya mengatakan kepadanya saat dia minta izin masuk, “Besok kalau Wiwid tak
mau berubah, tak usah saja masuk kelas, ya.” Atas kepatuhannya, besoknya, memang dia
tidak masuk kelas tetapi justru duduk di sebuah warung dekat sekolah. Saya mendapat
informasi dari teman sejawat yang kebetulan hari itu ada keperluan ke warung. Ketika
ditanya mengapa dia tak masuk kelas, dia menjawab “Tidak boleh masuk sama Pak Roma
bila datang terlambat.” Saya benar-benar dongkol dan kesal sama Wiwid. Keputusan apa
yang mesti saya buat kepada Wiwid sehubungan dengan mata pelajaran saya berkaitan
dengan keterlambatannya setiap masuk? Sanksi apa yang mesti diberikan agar dia
berubah.? Saya yang juga sebagai wakil kepsek bidang kesiswaan di sekolah merasa gagal
menerapkan disiplin. Bila di suruh pindah dia tidak mau, di suruh berhenti saja sekolah
juga enggan dan saya tak mungkin mencabut haknya untuk belajar Saya larang masuk di
jam juga tidak mungkin karena bila tidak ada nilainya saya juga yang disalahkan karena
pada guru lain yang mengajar pagi dia juga seperti itu. Bila dibiarkan, terkesan sekolah
lemah aturan, lemah disiplin. Akibatnya yang lain terkontaminasi.
Pada alur eksplorasi konsep di modul 3.1 ini, saya mempelajari bagaimana
mengambil keputusan yang tepat terhadap suatu masalah. Di sini saya mengetahui adanya
prinsip-prinsip pengambilan keputusan, ada empat (4) paradigma dilema etika, tiga (3)
Prinsip pengambilan keputusan, dan juga tentang sembilan ( 9 ) konsep pengambilan
keputusan. Materi ini benar-benar baru bagi saya. Kasus-kasus yang ditampilkan banyak
yang dekat dengan kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah. Namun, saya belum
memahami sepenuhnya materi itu karena alur pelajaran saya masih pada tahap eksplorasi
konsep dan berdiskusi dengan teman sesama CGP.
Tepat pada hari Rabu, tanggal 05 April 2023 saya sudah masuk ruang kolaborasi,
saya berharap diskusi bersama fasilitator nantinya bisa membuat saya lebih paham
bagaimana mengambil keputusan yang tepat dan bisa menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari maupun di sekolah. Kemudian saya juga berharap pada alur elaborasi yang
dilaksanakan pada Hari Jum’at tanggal 13 Apri 2023 berdiskusi dengan instruktur Ibu
Dwi Setyowati Hilga ( SMKN 2 Wonosobo pada pukul 13.00-14.30 WIB secara
virtual. Yang nantinya membuat materi ini makin terang seterang-terangnya sehingga
saya tidak ragu lagi melakukan aksi nyata di sekolah dengan tepat dalam mengambil
keputusan. Dan saya berharap nantinya bisa menjadi sosok yang bisa melahirkan
keputusan-keputusan yang jitu dan cemerlang, sehingga menjadi tempat bertanya
hendaknya bagi teman-teman di sekolah maupun di lingkungan saya.
Perasaan saya sangat senang selama pembelajaran berlangsung karena materi
yang saya pelajari merupakan ilmu pengetahuan baru yang harus saya kuasai sebagai
seorang pemimpin pembelajaran. Guru penggerak harus berperan sebagai pemimpin
pembelajaran, menggerakan komunitas praktisi, coach bagi guru lain, mendorong
kolaborasi antar guru dan memajukan kepemimpinan murid. Dalam menjalankan tugas
tersebut saya harus terampil dalam mengambil keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan.
Seperti yang telah saya pelajari sebelumnya seorang guru penggerak haruslah memiliki
nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Dalam
pengambilan keputusan seorang pemimpin harus berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak
pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.
Setiap konsep materi dari awal sampai modul ini dipelajari saya menemukan banyak
sekali keterkaitan sehingga terkonstruksi membentuk sebuah pemahaman baru.
Pelajaran yang saya dapatkan dari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan
berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin adalah dalam keterampilan pengambilan
keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak
yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Kegiatan
pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya
maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus
diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita
perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan
nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari
keputusan yang diambil.
Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan
mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan,
kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup .
Paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti
di bawah ini:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Tiga Prinsip Pengambilan Keputusan :
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan
diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9
langkah yang dapat Anda lakukan yaitu :
1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
4. Pengujian benar atau salah : Uji Legalitas, Uji Regulasi/ Standar Profesional, Uji
Intuisi, Uji Publikasi dan Uji Panutan/ Idola
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
6. Melakukan Prinsip Resolusi
7. Investigasi Opsi Trilema
8. Buat Keputusan
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Sembilan ( 9 ) langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah metode
yang kaku dalam penerapannya.
Setelah saya mempelajari semua modul di 3.1 ini, Saya akan menerapkan keterampilan
pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan
dan pengujian keputusan seseuai dengan konsep yang telah dipelajari agar semakin
terlatih dan terampil dalam melakukan pengambilan keputusan. Tidak hanya itu saya
akan membagikan informasi terkait pemahaman materi baru yang saya pelajari dalam
modul 3.1 ini kepada rekan guru yang lain melalui berbagai media baik itu secara
langsung ataupun melaui berbagai media informasi digital yang mudah di akses oleh
rekan guru yang lain.
Itulah hasil refleksi pengalaman dan pemahaman belajar saya di modul 3.1 tentang
pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin selama kurang
lebih dua minggu. semoga mencerahkan dan bermanfaat bagi seluruh pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Terima Kasih

SALAM GURU PENGGERAK


TERGERAK – BERGERAK - MENGGERAKAN

Anda mungkin juga menyukai