Anda di halaman 1dari 87

BAB.

I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

UPT SMP Negeri 2 Adiluwih adalah sekolah yang terletak didaerah terpencil

yaitu di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu, yang berdiri pada tahun 1997.

Dalam perkembangannya sekolah ini terus mengalami kemajuan yang sangat berarti ,

pada tahun 2019 UPT SMP Negeri 2 Adiluwih menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional

( Dokumen Sekolah SK Mentri 2019), menuurut kamus bahasa Indonesia yang

dimaksud sekolah adiwiyata adalah upaya membangun program atau wadah yang baik

dan ideal untuk mendapatkan ilmu dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi

dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup untuk cita-cita pembangunan

berkelanjutan. Adiwiyata merupakan nama program Pendidikan Lingkungan Hidup

(PLH), sebagai sekolah penerima penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata Nasional

sudah barang tentu tidak melakukan kegiatan seperti membakar sampah, dan

membunuh gulma dengan insektisida disamping itu memiliki banyak tanaman

penghijauan sperti pohon Cemara Lilin (Cupressus sempervirens), Akasia(Acacia

mangium), Ketapang (Terminalia catappa), Mangga (Mangnifera indica), Pisang

(Musa paradisiaca), Sawo (Manilkara kauki), Nangka (Artocarpus heterophyllus),

Bambu Kuning (Bambusa vulgaris) jika didata mencapai 667 batang pohon ( Data

Sekolah Tanaman Adiwiyata taahun 2019) . Sehingga setelah dianugerahi

penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata Nasional sampah organik daun-daunan

semakin menumpuk yaitu Volume sampah sebelum dan setelah melaksanakan

Program Adiwiyata per tahun: Sebelum Adiwiyata = 35.481 kg/tahun Setelah

Adiwiyata = 15.453 kg/tahun ( Dokumen Adiwiyata : 2019) . Inilah latar belakang

masalah yang dihadapi oleh Tim pengolahan sampah dan warga UPT SMP Negeri 2

1
Adiluwih Oleh sebab itulah kami tertarik ingin menyelesaikan permasalahan yang

ada, maka judul dalam makalah penelitian ini yaitu “Penerapan Metode Praktik dan

Penugasan Terstruktur Dalam Aktivitas Pembuatan Pupuk Kompos dan Cair Dapat

Meningkatkan Cara Bercocok Tanam Di Lahan UPT SMP Negeri 2 Adiluwih tahun

2021" Dengan makalah penelitian ini nantinya permasalah sampah organik yang

menumpuk dapat dimanfaatkan dan dijadikan inovasi perubahan agar warga sekolah

dapat merawat tanaman dengan menggunakan pupuk organik dan pupuk cair yang

dibuat sendiri dan berangsur-angsur meninggalkan pupuk kimia, yang sangat

merugikan kehidupan mahluk hidup

B. Identifikasi Masalah

Melalui observasi, diskusi dengan tim pengolahan sampah dan supervisor

disimpulkan bahwa beberapa masalah yang terjadi dalam mengatasi sampah yang

menumpuk di UPT SMP Negeri 2 Adiluwih diantaranya:

a. Metode yang digunakan dalam aktivitas pembuatan pupuk kompos organik

b. Metode yang digunakan dalam aktivitas pembuatan pupuk cair organik

c. Aktivitas implementasi bercocok tanam menggunakan pupuk kompos dan pupuk

cair organik

d. Hasil wira usaha dalam penerapan menggunakan pupuk kompos dan pupuk cair

organik ; dan

e. Dampak penggunaan pupuk kimia dalam kelangsungan hidup mahluk hidup

Untuk itu diperlukan peningkatan kualitas praktik pembuatan pupuk kompos dan

pupuk cair organik, kemudian meinplementasikan dalam bercocok tanam langsung

menerapkan pendekatan, strategi, model, dan metode praktik yang bervariasi

2
sehingga dapat meningkatkan aktivitas sekaligus meningkatkan wira usaha sekolah

dan membiasakan menggunakan pupuk organik serta meninggalkan pupuk kimia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identivikasi masalah yang telah diuraikan di

atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah Penerapan Metode Praktik dan Penugasan Terstruktur Dalam

Pembuatan Pupuk Kompos dan Cair Dapat Meningkatkan Cara Bercocok

Tanam Di Lahan UPT SMP Negeri 2 Adiluwih tahun 2021

2. Apakah penerapan metode Praktik dan penugasan terstruktur Dalam

Pembuatan Pupuk Kompos dan Cair dapat meningkatkan Aktivitas

implementasi bercocok tanam menggunakan pupuk kompos dan pupuk cair

organik

D. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini , maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode Praktik adalah:

Suatu pembelajaran yang mendatangkan guru atau pelatih yang memiliki

keahlian tertentu untuk memperagakan dihadapan siswa, kemudian siswa diberi

kesempatan untuk melakukan latihan ketrampilan seperti yang telah

diperagakan oleh guru atau pelatih.

2 . Metode Tugas Tersetruktur

Penugasan Terstruktur (PT) adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman

materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi.

3
Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Kegiatan penugasan

terstruktur bisa berupa tugas individu maupun tugas kelompok.

3. Pupuk Kompos

Bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi

interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam

bahan organik tersebut. 

4.  Pupuk Cair adalah

Bahan-bahan organic seperti daun daunan yang ada dialam lingkungan

dijadikan pupuk cair setelah dicampur dengan air , air gula dan EM 4

direndam selama Kurang lebih 7 hari . 

5.  Aktivitas Bercocok Tanam Dilahan UPT SMP Negeri 2 Adiluwih adalah

Artinya “kegiatan / keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau

kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu

aktifitas. Dalam hal ini aktifitas bercocok tanam dilahan UPT SMP Negeri 2

Adiluwih.

E. Asumsi

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa :

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VIII.D SMP Negeri 2 Adiluwih

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester genap tahun ajaran

pelajaran 2021/2022

3. Materi yang disampaikan adalah pembuatan pupuk kompos dan dengan tahap

pemilahan, penggilingan, pengomposan , pengemasan dan pemasaran

4
F. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk Penerapan Metode Praktik dan

Penugasan Terstruktur Dalam mengurangi tumpukan sampah organik di UPT SMP

Negeri 2 Adiluwih tahun 2021. Secara khusus, tujuan penelitian adalah mengetahui:

1. Meningkatkan Penerapan Metode Praktik dan Penugasan Terstruktur Dalam

Pembuatan Pupuk Kompos dan Cair Dapat Meningkatkan Cara Bercocok Tanam

Di Lahan UPT SMP Negeri 2 Adiluwih tahun 2021

2. Meningkatkan penerapan metode praktik dan penugasan terstruktur Dalam

Pembuatan Pupuk Kompos dan Cair dapat meningkatkan Aktivitas implementasi

bercocok tanam menggunakan pupuk kompos dan pupuk cair organik

3. Meningkatkan penerapan metode praktik dan penugasan terstruktur Dalam

Pembuatan Pupuk Kompos dan Cair dapat meningkatkan wira usaha sekolah

4. Meningkatkan penerapan metode praktik dan penugasan terstruktur Dalam

Pembuatan Pupuk Kompos dan Cair dapat Mengerti Dampak penggunaan pupuk

kimia dalam kelangsungan hidup mahluk hidup

G. Manfaat Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi siswa, guru, dan sekolah.

1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas Penerapan

Metode Praktik dan Penugasan Terstruktur Dalam Pembuatan Pupuk Kompos

dan Cair Dapat Meningkatkan Cara Bercocok Tanam Di Lahan SMP Negeri 2

Adiluwih tahun 2021

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam

memilih metode pembuatan pupuk kompos dengan prinsip pembelajaran aktif,

5
kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan (paikem). Pembelajaran yang

cenderung lebih banyak didominasi oleh guru dengan memberi catatan dan

penjelasan dapat diminimalisasi.

3. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru terdorong untuk melakukan

penelitian serupa untuk metode pembelajaran yang lain sehingga terwujud

makin variatifnya penerapan metode .

4. Bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan ide

untuk selalu menyelesaikan masalah denga cara profesional.

6
BAB.II
KAJIAN PUSTAKA

A. Aktivitas

Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan /

keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi

baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Sedangkan Belajar menurut

Oemar Hamalik (2001: 28), adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah:

pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan

sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka

akan terlihat terjadinya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku

tersebut.

Sardiman (1994:95) mengatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya

aktivitas belajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung

dengan baik. Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang

meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum

jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan

yang dapat menunjang prestasi belajar.

Djamarah (2000:67) mengemukakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih

banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak

didik lebih tahan lama tersimpan dalam benak anak didik.

Jadi peneliti berkesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang

dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan

belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab
7
dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar

aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas, 2005 :

31, belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan

siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar

yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”.

B. Metode Praktik

Penggunaan metode praktik dapat diterapkan dengan syarat memiliki

keahlian untuk mendemonstrasikan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu

seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus

dimiliki oleh guru atau pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, siswa

diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang diperagakan oleh

guru atau pelatih.

Metode praktik ini sangat efektif menolong siswa mencari jawaban atas

pertanyaan seperti Bagaimana Prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara mana yang

paling baik? Bagaimana dapat diketahui kebenarannya? Melalui pengamatan

induktif.

Metode praktik dapat dilaksanakan:

1. Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang atau latihan

2. Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk sederhana untuk

melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing dan prosedur

melaksanakan suatu kegiatan.

3. Manakala guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan akan

pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.

4. Pengajar bermaksu menunjukkan suatu standar penampilan

8
5. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/praktif yang kita

laksanakan.

6. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingka dengan kegiatan

hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku , karena siswa

memperoleh gambaran yang jelas atau eksperimen.

7. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat

dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau eksperimen.

8. Bila siswa turut aktif bereksperimen maka ia akan memperoleh pengalaman-

pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan memperoleh

pengakuan dan pengharapan dari lingkungan social.

Batas-batas metode praktik

1. Praktik akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang dipatikan tidak

dapat diamati dengan seksama oleh siswa

2. Praktik menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas dimana

para siswa dapat ikut bereksperimen dan menjalankan aktivitas itu pengalaman

pribadi

3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan praktik di dalam kelompok

4. Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian dipratikan

terjadi proses yagn berlainan dengan proses dalam situasi nyata.

5. Manakala setiap orang diminta dipratekan dapat menyita waktu yang banyak

dan membosankan bagi peserta yang lain.

Adapun praktik yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan cara sebagai berikut

1 Praktik dan tugas tersetruktur Pengumpulan sampah cair organik


9
2 Praktik dan tugas tersetruktur Pengumpulan pemilahan sampah cair

organik

3 Praktik dan tugas tersetruktur Penggilingan sampah organik cair

4 Praktik dan tugas tersetruktur pengomposan sampah organik cair

5 Praktik dan tugas tersetruktur pengepakan sampah organik cair

6 Praktik bercocok tanam dengan pupuk buatan sendiri yaitu pupuk organik

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata

“mampu” yang berarti kuasa melakukan sesuatu, bisa, sanggup. Kemampuan

mendapat imbuhan ke-an sehingga arti kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

seseorang dalam malakukan suatu usaha untuk dirinya sendiri yang menjadi tanggung

jawabnya. Menurut Zain dalam Milman Yusdi, Kemampuan adalah kesanggupan

kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Charles dalam

Cece Wijaya menjelaskan bahwa kemampuan merupakan perilaku yang rasional

untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Sedangkan kata menentukan berasal dari kata“tentu” yang berarti pasti. Menentukan

dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis

lainnya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menentukan

merupakan kecakapan, kapasitas atau potensi yang dimiliki seseorang dalam

mendapatkan sesuatu secara tepat dan efektif. Yaitu suatu kemampuan membuat

pupuk kompos dan cair dengan trampil, (pemilahan, penggilingan, pengomposan ,

sampai dengan pupuk yang akan dikemas setelah itu dipasarkan . Kemudian

kemampuan selanjutnya adalah mengimplementasikan dan memanfaatkan pupuk

kompos dan cair produk sendiri dengan cara bercocok tanam sebagai nilai tambah

wira usaha sekolah.

10
Adapun kemampuan yang dimaksud disini adalah kemampuan mengolah

sampah yang dimaksud disini adalah kemampuan memilah sampah, menggiling

sampah , pengomposan, pengepakan sampai dengan implementasinya untuk tanaman

disekitar sekolah Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental atau

otak. Menurut Benyamin S. Bloom dkk, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak

adalah termasuk dalam ranah kognitif. Menurut Bloom ada beberapa indikator yang

dapat dikembangkan dalam tingkatan proses kognitif pemahaman adalah :

1.Mengartikan mengubah dari satu bentuk gambaran (numerik) ke bentuk lain


(verbal)
2.Memberikan contoh menentukan contoh khusus atau ilustrasi konsep atau
prinsip
3.Mengklarifikasi menentukan sesuatu ke dalam kategori
4.Menyimpulkan, Meringkas tema
5.Menduga , menggambarkan kesimpulan logika dari informasi yang ada.
6.Kemampuan menentukan dampak faktor faktor pupuk kimia terhadap
kehidupan mahluk
Wowo Sunar menentukan yang dimaksud disini adalah kemampuan

menentukan gagasan/ide . Ranah Kemampuan Kognitif Kemampuan dalam

menentukan dampak faktor faktor pupuk kimia terhadap kehidupan mahluk akan kita

lihat dari segi kemampuan ranah kognitif.

C. Penugasan Terstruktur

Berdasarkan Standar Isi beban belajar diartikan sebagai waktu yang

dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

sistem : 1) Tatap Muka (TM), 2) Penugasan Terstruktur (PT), dan 3) Kegiatan

Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT). Penugasan Terstruktur (PT) adalah kegiatan

pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk

mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru.

Kegiatan penugasan terstruktur bisa berupa tugas individu maupun tugas kelompok.

11
C.. Pupuk Kompos Organik

1 Pupuk Kompos

Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama. 

Pengertian kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses

pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang

bekerja di dalam bahan organik tersebut. 

Bahan organik yang dimaksud pada pengertian kompos adalah rumput, jerami, sisa

ranting dan dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, serta

bahan organik lainnya. Semua bahan organik tersebut akan mengalami pelapukan

yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang tumbuh subur pada lingkungan lembap

dan basah.

Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di

alam.  Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka waktu

yang sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Untuk mempersingkat proses

pelapukan, diperlukan adanya bantuan dari manusia. Jika proses pengomposan

dilakukan dengan benar, proses hanya berlangsung selama 1—3 bulan saja, tidak

sampai bertahun-tahun.

Kompos juga berguna untuk meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga

dapat menyimpan air tanah lebih lama. Ketersediaan air di dalam tanah dapat

mencegah lapisan kering pada tanah. Penggunaan kompos bermanfaat untuk menjaga

kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh. 

Kandungan hara pada kompos memang terbilang lebih sedikit dibandingkan pupuk

anorganik. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan dengan volume yang

sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Namun, dilihat dari

12
keuntungan yang bisa diberikan kompos untuk tanah dan tanaman, rasanya tidak rugi

harus menggunakannya meskipun harus dalam volume yang besar. 

Keuntungan yang diberikan kompos tidak hanya untuk saat ini, tetapi untuk jangka

panjang hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Saat ini sudah banyak masyarakat

yang mulai beralih untuk menggunakan pupuk organik, salah satunya adalah kompos.

Karena menggunakan bahan organik yang sudah dianggap sampah, harga pupuk

kompos pun relatif murah.

Cara membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga ini tidak rumit-rumit amat,

Sebelum terjun langsung untuk membuatnya, kamu perlu tahu dulu sampah seperti

apa sih yang cocok dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.

Pupuk kompos adalah jenis pupuk organik yang berasal dari penguraian sampah

organik seperti dedaunan. Dalam publikasi di balittanah.litbang.pertanian.go.id,

kompos disebut juga sebagai pupuk yang terdiri atas daun, jerami, alang-alang,

rumput, dedak padi, batang jagung, sulur, dan bahan organik lain. Pengomposan

sebenarnya bisa terjadi secara alami. Namun ketika ada tindakan dari manusia

seperti penambahan mikroorganisme pengurai, pengomposan terjadi lebih cepat.

Kemudahan cara pembuatan dan kandungan hara yang terdapat dalam kompos

membuat banyak petani mulai tertarik menggunakan pupuk organik ini.

Artikel di Katadata.co.id Penulis: Siti Nur Aeni , Editor: Siti Nur Aeni : 2022, dengan

judul "Mengenal Pupuk Kompos dari Manfaat hingga Cara

Membuatnya" , https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/618e26017baee/mengenal-

pupuk-kompos-dari-manfaat-hingga-cara-membuatnya. Manfaat Pupuk Kompos

untuk Kesuburan Tanah Kompos memiliki peran penting untuk kesuburan tanah baik

dari aspek fisik, kimia, biologi, dan aspek penting lain. Mengutip dari JRL Vol 6. No.

1, berikut beberapa manfaat pupuk kompos untuk kesuburan tanah jika dilihat dari

berbagai aspek. 1. Manfaat pupuk kompos dari aspek fisik Kompos mengandung

13
materi genetik yang dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Fraksi materi genetik

merupakan koloid dengan muatan listrik negatif dan dapat berkoagulasi dengan kation

dan partikel tanah. Sehingga membuat struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik.

Advertisement Penambahan pupuk kompos akan membuat tanah berpasir menjadi

lebih kompak dan membuat tanah berlempung menjadi lebih remah. Agregasi tanah

ini disebabkan oleh produksi polisakarida yang diperoleh dari metabolisme

mikroorganisme. Apabila struktur dan tekstur tanah baik maka pertumbuhan akar

tanaman juga semakin baik. Hal tersebut juga akan sangat berpengaruh terhadap

penyerapan nutrisi dari tanah untuk proses pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

di Katadata.co.id , https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/618e26017baee/mengenal-

pupuk-kompos-dari-manfaat-hingga-cara-membuatnyadengan judul "Mengenal

Pupuk Kompos dari Manfaat hingga Cara Membuatnya"

( Penulis: Siti Nur Aeni dan sekaligus sebagai editor Editor: Siti Nur Aeni : 2022) .

2. Manfaat Pupuk Kompos

Manfaat pupuk kompos berdasarkan dari aspek fisik tanah, bisa meningkatkan laju

infiltrasi air di tanah. Dan mempengaruhi warna tanah serta meningkatkan kapasitas

penyerapan panas. Apabila retensi panas yang baik, maka pertumbuhan tanaman juga

baik. Pemberian kompos juga bisa mencegah erosi tanah, terutama tanah miring.

Penulis Artikel: Siti Nur Aeni sekaligus selaku Editor, Siti Nur Aeni ini telah tayang

di Katadata.co.id dengan judul "Mengenal Pupuk Kompos dari Manfaat hingga Cara

Membuatnya" , https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/618e26017baee/mengenal-

pupuk-kompos-dari-manfaat-hingga-cara-membuatnya .

Manfaat pupuk kompos dari aspek fisik Kompos mengandung materi genetik yang

dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Fraksi materi genetik merupakan koloid dengan

muatan listrik negatif dan dapat berkoagulasi dengan kation dan partikel tanah.

Sehingga membuat struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik. Advertisement
14
Penambahan pupuk kompos akan membuat tanah berpasir menjadi lebih kompak dan

membuat tanah berlempung menjadi lebih remah. Agregasi tanah ini disebabkan oleh

produksi polisakarida yang diperoleh dari metabolisme mikroorganisme. Apabila

struktur dan tekstur tanah baik maka pertumbuhan akar tanaman juga semakin baik.

Hal tersebut juga akan sangat berpengaruh terhadap penyerapan nutrisi dari tanah

untuk proses pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

Artikel penulis dan Editor Siti Nuraeni ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul

"Mengenal Pupuk Kompos dari Manfaat hingga Cara Membuatnya"

, https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/618e26017baee/ 2022 mengenal-pupuk-

kompos-dari-manfaat-hingga-cara-membuatnya

Manfaat pupuk kompos dari aspek kimia Pupuk kompos memiliki kemampuan untuk

mengkonservasi materi organik yang mengembalikan nutrien di dalam tanah. Kompos

yang terbuat dari bahan organik juga mengandung unsur hara makro dan mikro yang

dibutuhkan tanaman. Beberapa unsur hara makro yang terkandung dalam kompos

antara lain nitrogen, fosfor, potasium,  magnesium, dan unsur penting lainnya.

Sedangkan kandungan unsur hara mikro yang ada di kompos seperti besi, sulfur,

mangan, tembaga, seng, boron, dan molibdenum. Kompos juga memiliki kemampuan

menetralkan pengaruh toksik beberapa mineral dalam tanah. Dengan demikian,

tanaman tidak akan menyerap mineral beracun yang mempengaruhi pertumbuhan dan

hasil tanaman tersebut. Kompos juga bisa membantu membebaskan karbon dioksida.

Hal tersebut sangat penting untuk meningkatkan proses fotosintesis. 3. Manfaat pupuk

kompos dari aspek biologis Jika dilihat dari aspek biologis, pupuk kompos

memberikan manfaat untuk meningkatkan jumlah mikroba tanah. Aplikasi kompos

membantu pembentukan struktur tanah yang baik. Kompos juga bisa merangsang

mikoriza yang bersimbiosis dengan akar. Penambahan mikroorganisme dalam

15
kompos bisa meningkatkan kualitas pupuk organik ini dan berguna meningkatkan

kesuburan tanah. 4. Manfaat pupuk kompos dari aspek lain Jika dilihat dari aspek lain,

manfaat pupuk kompos sebagai berikut: Menekan populasi nematoda parasit.

Detoksikasi pestisida yang diaplikasikan ke tanah. Meningkatkan hasil panen berbagai

tanaman seperti tomat, padi kedelai, kacang polong, dan sebagainya. Baca Juga

Pupuk NPK, Penyedia Unsur Hara Makro yang Penting Bagi Tanaman Jenis dan

Sumber Bahan Pupuk Kompos Berdasarkan penjelasan di

balittanah.litbang.pertanian.go.id,seluruh bahan organik sebenarnya dapat digunakan

sebagai sumber kompos. Berikut beberapa jenis bahan organik yang biasanya

digunakan untuk membuat kompos. 1. Sisa tanaman Kandungan hara beberapa

tanaman pertanian cukup tinggi sehingga berguna sebagai sumber energi untuk

mikoorganisme tanah. Hara yang terdapat dalam sisa tanaman bisa dimanfaatkan

untuk dekomposisi. Jika digunakan sebagai mulas, sisa tanaman ini dapat menjaga

kehilangan air di permukaan tanah dan mencegah erosi. 2. Kotoran hewan Sumber

pupuk kompos lainnya yaitu kotoran hewan. Komposisi hara yang ada di kotoran

hewan tergantung dari jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi hewan tersebut.

Meskipun demikian unsur hara di kotoran hewan lebih rendah dibandingkan pupuk

kimia. Maka dari itu, aplikasi kotoran hewan untuk pupuk harus lebih banyak. 3.

Sampah kota Sampah kota yang dapat digunakan sebagai sumber kompos yaitu

sampah organik. Selama ini banyak sampah organik dari perkotaan misalnya dari

hotel dan restoran yang dibuang begitu saja. Padahal jika olah, sampah tersebut bisa

menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman. Baca Juga Pupuk Pentingnya

Mengelola Sampah Organik Cara Membuat Pupuk Kompos dari Bahan Sisa Panen

Pupuk kompos bisa dibuat dari berbagai bahan organik yang diproses melalui

aktivitas biologi dengan kondisi terkontrol. Sisa panen seperti jerami padi bisa

dimanfaatkan untuk membuat kompos. Mengutip dari pertanian.go.id, berikut bahan-

16
bahan dan cara membuat pupuk kompos dari jerami padi. Siapkan bahan yang

dibutuhkan untuk pengomposan. Sebaiknya cacah bahan hingga ukurannya 3 – 5 cm.

Tambahkan mikroba untuk membantu pengomposan. Penambahan dilakukan dengan

cara menyiramkan secara merata atau meletakannya di setiap lapisan setebal kurang

lebih 30 cm. Tumpuk bahan kompos dan tutup dengan plastik mulsa. Penutupan ini

bertujuan untuk menjaga kelembapan, kadar air, dan suhu selama pengomposan.

Biarkan selama kurang lebih 4 minggu. Apabila kompos sudah berwarna cokelat

kehitaman dengan tekstur lunak dan tidak beraroma menyengat, maka kompos

tersebut telah matang dan siap digunakan. Cara Membuat Pupuk Kompos dari Daun

Kompos juga bisa terbuat dari dedaunan yang berserakan. Cara membuat pupuk

kompos dari daun tidaklah sulit. Melansir dari Prosiding Seminar Hasil Pengabdian

Kepada Masyarakat (SNPP2M), berikut ini langkah-langkah membuat kompos dari

daun. Pertama, siapkan bahan yang dibutuhkan seperti daun-daunan, kotoran ayam,

arang sekam, EM4, gula pasir, dan air. Pembuatan starter yang dilakukan dengan cara

melarutkan gula dengan air. Setelah itu tambahkan EM4 dalam starter tersebut sesuai

dengan takaran yang telah ditentukan. Kemudian diamkan starter selama 24 jam.

Campur bahan-bahan seperti daun, kotoran ayam, dan arang sekam. Siram bahan

tersebut dengan starter lalu aduk sampai merata. Diamkan kompos tersebut selama

kurang lebih 17 hari. Apabila bahan tersebut sudah berwarna kehitaman, maka

kompos telah siap digunakan. BACA JUGA Mengenal Pupuk Urea, Penyedia

Nitrogen yang Penting untuk Tanaman Aplikasi Pupuk Kompos Setelah kompos

matang, Anda bisa mengaplikasi ke tanaman budidaya. Mengutip dari  Prosiding

Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPP2M), berikut ini prosedur

pupuk kompos pada tanaman budidaya. Aduk kompos yang telah matang. Siapkan

tanah atau media tanam yang akan diberi pupuk. Dosis pemberian pupuk bisa

disesuaikan dengan luas lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman. Tumbuhkan

17
tanaman di atas tanah atau lahan yang telah dipupuk. Kemudian lakukan perawatan

seperti penyiraman, perawatan hama dan patogen, serta perawatan penting lainnya.

Penulis Artikel ini adalah Siti Nur Aeni telah tayang di Katadata.co.id dengan judul

"Mengenal Pupuk Kompos dari Manfaat hingga Cara

Membuatnya" , https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/618e26017baee/mengenal-

pupuk-kompos-dari-manfaat-hingga-cara-membuatnya.

3. Sampah yang Bisa dan Tak Bisa Dijadikan Pupus Kompos.

Meskipun dapat dibuat dari sampah rumah tangga, namun bukan berarti semua jenis

sampah dapat dijadikan bahan untuk membuat pupuk organik.

Beberapa sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk kompos ini di antaranya

ialah:

Sampah sisa makanan mulai dari sayur-sayuran hingga daging busuk;;

 Kertas bekas maupun tisu yang sudah tak terpakai lagi;


 Dedaunan serta rumput;
 Potongan kayu;
 Bumbu dapur kadaluarsa;
 Bulu hewan yang rontok;
 Debu dari belakang lemari es;
 Hingga kotoran hewan peliharaan.
Tentunya sampah ini berjenis organik alias dapat didaur ulang ya, Sahabat Hijau DLH

Ada juga nih beberapa sampah daur ulang rumah tangga namun tak bisa dimanfaatkan

untuk membuat pupuk kompos.

Bahan-bahan ini di antaranya ialah:

 Tumbuhan yang terkenan penyakit;


 Kertas kado metalik;
 Boks minuman yang dilapisi bahan metal;
 Kaca, besi, alumunium
 Boks kardus makanan bertekstur greasy (seperti boks pizza).
 Plastik 
 kaleng bekas makanan/minuman
 botol

18
Setelah mengetahui bahan mana yang bisa dan tak bisa dipakai, mari lanjut membahas

cara membuat pupuk kompos dari bahan-bahan tersebut.

4. Langkah –Langkah Membuat Pupuk Kompos

Sampah yang dihasilkan oleh tim Zonasi yaitu dau-daunan, punya nilai dan fungsi

lebih jika diolah dengan tepat. Salah satunya adalah sampah basah seperti sisa

makanan, daun-daunan yang bisa diolah menjadi pupuk kompos. Untuk kamu yang

gemar bercocok tanam, pastinya tahu bahwa pupuk kompos dibutuhkan untuk

membuat tanaman tumbuh dengan subur. 

Sebelum masuk ke cara membuat pupuk kompos, siapkan dulu alat dan bahan yang

dibutuhkan.

Alat yang dibutuhkan:

– Ember berukuran besar dengan penutup

– Sarung tangan

Bahan yang dibutuhkan:

– Sampah organik yang menumpuk di rumah

– Pupuk kandang
– Tong pembusukan sampah
– Air
– Larutan gula
– EM4. 

Selesai menyiapkan alat dan bahan tersebut, Baru masuk ketahap pembuatan Pupuk
Kompos Organik antara lain :

1. Pemilahan sampah

2. Penggilingan

19
3. Pengomposan

4. Pengepakan

Keterangan:

1. Pemilahan sampah

Tumpukan sampah di UPT SMP Negeri 2 setelah dianugerahi penghargaan

sebagai sekolah Adiwiyata Nasional sampah organik daun-daunan semakin

menumpuk yaitu Volume sampah sebelum dan setelah melaksanakan Program

Adiwiyata per tahun: Sebelum Adiwiyata = 35.481 kg/tahun Setelah

Adiwiyata = 15.453 kg/tahun ( Dokumen Adiwiyata : 2019) . Inilah latar

belakang masalah yang dihadapi oleh Tim pengolahan sampah dan warga

UPT SMP Negeri 2 Adiluwih, Salah satu cara mengatasi hal ini dengan cara

membuat pupuk kompos organik, bahan pupuk yang ada di pembuangan kotak

sampah induk dipilah-pilah untuk memilih bahan yang bisa dijadikan pupuk

kompos dikumpulkan.

2. Penggilingan

Setelah bahan-bahan pupuk kompos terkumpul proses selanjutnya adalah

menggiling sampah tersebut dengan mesin giling agar bahan pupuk kompos

kecil- kecil yang nantinya akan mempermudah proses pembusukan.

3. Pengomposan

Kemudian setelah proses penggilingan selesai proses selanjutnya aduk antara

pupuk kompos hasil gilingan tadi dicampur dengan pupuk kandang kemudian

siapkan air sudah dicampur dengan EM. 4 dan cairan gula kemudian campur

dan diaduk hingga basah bahan pupuk organik dan pupuk kandang tadi hinga
20
rata terkena basah air. Setelah selesai diaduk masukan ketong-tong yang telah

disediakan.

4. Pengepakan

Setelah proses pengomposan jadi kurang lebih 3 bulan pupuk siap dipakai dan

dipaking sesuai dengan keinginan dan langsung bisa dikirim kepasaran yang

sudah menjadi mitra kita.

5. Dampak Negatif Penggunaan Pupuk Kimia Berlebihan

Salah satu dampak berlebihan dalam menggunakan pupuk kimia, bisa

menimbulkan dampak yang merusak kesuburan tanah itu sendiri. Sebab,

bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pupuk ini adalah bahan-bahan

kimia. Bahan kimia yang tak terserap oleh tanaman, akan tertinggal di dalam

tanah. Zat kimia ini nantinya akan mengikat molekul tanah, membuatnya tak

gembur lagi dan kering. Setelah kering, tanah akan lengket dan keras.

( Dilansir dari cybex.pertanian.go.id, 2022 ) tanah yang padat atau tidak

gembur akibat penggunaan pupuk kimia akan mematikan mikroorganisme

tanah, sehingga penguraian bahan organik tanah akan terganggu akibatnya

tanah menjadi tidak subur. Dampak lainnya, akar tanaman menjadi lunak dan

tidak bisa lagi menyerap nutrisi secara maksimal. Akhirnya, tanaman akan

mati karena kekurangan nutrisi.

D.. Pupuk Cair Organik

Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses

pengomposan.

1. Tipe Pupuk Organik Cair

21
a) . Pupuk organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang

telah jadi atau setengah jadi ke dalam air. Jenis pupuk yang dilarutkan bisa berupa

pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos atau campuran semuanya. Pupuk organik

cair semacam ini karakteristiknya tidak jauh beda dengan pupuk organik padat, hanya

saja wujudnya berupa cairan. Dalam bahasa lebih mudah, kira-kira seperti teh yang

dicelupkan ke dalam air lalu airnya dijadikan pupuk.

Pupuk cair tipe ini suspensi larutannya kurang stabil dan mudah mengendap. Kita

tidak bisa menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama. Setelah jadi biasanya

harus langsung digunakan. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara menyiramkan

pupuk pada permukaan tanah disekitar tanaman, tidak disemprotkan ke daun.

b) . Pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan

dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan bakunya dari material

organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk

cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Jadi larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan

tidak mengendap. Oleh karena itu, sifat dan karakteristiknya pun berbeda dengan

pupuk cair yang dibuat dari pupuk padat yang dilarutkan ke dalam air. Tulisan ini

bermaksud untuk membahas pupuk organik cair tipe yang kedua.

2. Sifat dan karakteristik pupuk organik cair

Pupuk organik cair tidak bisa dijadikan pupuk utama dalam bercocok tanam.

Sebaiknya gunakan pupuk organik padat sebagai pupuk utama/dasar. Pupuk organik

padat akan tersimpan lebih lama dalam media tanam dan bisa menyediakan hara

untuk jangka yang panjang. Sedangkan, nutrisi yang ada pada pupuk cair lebih rentan

terbawa erosi. Namun di sisi lain, lebih mudah dicerna oleh tanaman.

22
Jenis pupuk cair lebih efektif dan efesien jika diaplikasikan pada daun, bunga dan

batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode hidroponik). Pupuk organik

cair bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama saat tanaman mulai

bertunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang

pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang bisa menyerap secara langsung pupuk

yang diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada permukaannya.

Pemberian pupuk organik cair lewat daun harus hati-hati. Jaga jangan sampai

overdosis, karena bisa mematikan tanaman. Pemberian pupuk daun yang berlebih juga

akan mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi, ketepatan takaran harus

benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan hasil maksimal.

Setiap tanaman mempunyai kapasitas dalam menyerap nutrisi sebagai makanannya.

Secara teoritik, tanaman hanya sanggup menyerap unsur hara yang tersedia dalam

tanah tidak lebih dari 2% per hari. Pada daun, meskipun kami belum menemukan

angka persisnya, bisa diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 2%. Oleh karena itu

pemberian pupuk organik cair pada daun harus diencerkan terlebih dahulu.

Karena sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair sebaiknya kaya akan

unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro dipenuhi oleh pupuk utama lewat

tanah, pupuk organik cair harus memberikan unsur hara mikro yang lebih. Untuk

mendapatkan kandungan hara mikro, bisa dipilah dari bahan baku pupuk.

3. Cara membuat pupuk organik cair

 Siapkan bahan-bahan berikut: 1 karung kotoran ayam, setengah karung dedak,

30 kg hijauan (jerami, gedebong pisang, daun leguminosa), 100 gram gula

merah, 50 ml bioaktivator (EM4), air bersih secukupnya.

23
 Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan

pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol

plastik bekas akua ukuran 1 liter. Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor.

 Potong atau rajang bahan-bahan organik yang akan dijadikan bahan baku.

Masukkan kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya: 2 bagian bahan

organik, 1 bagian air. Kemudian aduk-aduk hingga merata.

 Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah 5 liter air aduk hingga

merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi

bahan baku pupuk.

 Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah

diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara.

Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah diberi air.

 Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob.

Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang

gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong.

 Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup

tong cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape, adonan sudah

matang.

 Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan

saringan kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk organik padat.

 Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau

kaca, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila

dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan.

Secara sederhana bisa dikatakan, untuk membuat pupuk perangsang daun gunakan

sumber bahan organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan untuk membuat pupuk

24
perangsang buah gunakan bahan organik dari sisa limbah buah seperti sekam padi

atau kulit buah-buahan. (Sumber : http://epetani.pertanian.go.id/berita/detail . 30)

E. Bercocok Tanan

Bercocok Tanan Adalah Merupakan Kegiatan terencana meliputi pengolahan tanah,

penanaman, pemupukan, perawatan dan pasca panen yang merupakan sumber hayati

pada area lahan tertentu untuk diambil manfaat hasil panenanya. Atau dengan maksud

bercocok tanam menuurut kamus bahasa Indonesia adalah mengolah lahan dengan

cara menanam bibit dan biji-bijian , batang atau umbi sampai menghasilkan bunga

atau buah untuk dipanen.

F.. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah anggapan dasar yang diyakini kebenarannya oleh

peneliti yang harus dirumuskan secara jelas ( Arikunto, 1984 : 54 )

Berdasarkan pendapat diatas, kerangka pikir adalah suatu anggapan yang diyakini

kebenarannya oleh peneliti yang berisikan hubungan variabel terikat dengan variabel

bebas dari tiori tersebut peneliti menggunakan pola pikir sebagai berikut: Bahwa

Penerapan Metode Praktik dan Penugasan Terstruktur Dalam Aktivitas Pembuatan

Pupuk Kompos dan Cair Dapat Meningkatkan Cara Bercocok Tanam Di Lahan UPT

SMP Negeri 2 Adiluwih tahun 2022 Praktik dan tugas tersetruktur .

DIAGRAM KERANGKA PIKIR

PENERAPAN METODE PRAKTIK DAN PENUGASAN TERSTRUKTUR


DALAM AKTIVITAS PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DAN CAIR ( X)
1. Praktik dan tugas tersetruktur Pengumpulan sampah cair organik
2. Praktik dan tugas tersetruktur Pengumpulan pemilahan sampah cair organik
3. Praktik dan tugas tersetruktur Penggilingan sampah organik cair
4. Praktik dan tugas tersetruktur pengomposan sampah organik cair

25
5. Praktik dan tugas tersetruktur pengepakan sampah organik cair
6. Praktik dan tugas tersetruktur menanam , memelihara tanaman yang ada
dilingkungan dengan perlakuan menggunakan pupuk kompos dan cair organik dan
berupaya meninggalkan pupuk kimia

MENINGKATKAN CARA BERCOCOK TANAM


1. Pengolahan tanah
2. Pemupukan
3. Perawatan
4. Pemanenan
Bagan 1. Diagram kerangka pikir

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian inovasi sekolah (action research) Karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah disekolah . Penelitian ini juga

termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik

tindakan diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam titik sugiarti, 1997 : 8) ada 4 macam

bentuk penelitian inovasi sekolah , yaitu (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti,

(2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simulatif terinteratif dan

(4) penelitian tindakana social eksperimental.

Dalam penelitian inovasi sekolah ini menggunakan bentuk penelitian

kolaboratif dengan warga sekolah dan di dalam proses belajar diluar kelas yang

bertindak sebagai pelaksana adalah tim kerja pengelola sedangkan tim peneiti

bertindak sebagai pengamat, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah

pengamat (peneliti). Tujuan utama dari penelitian inovasi sekolah ini adalah

26
meyelesaikan masalah semakin banyaknya penumpukan sampah di UPT SMP

Negeri 2 Adiluwih dimana peneliti secara penuh terlibat dala penelitian mulai dari

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan tim lain yaitu tim zonasi

bersih lingkungan . Dengan cara ini diharapkan adanya kerja sama dari seluruh warga

sekolah dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data

yang diperlukan.

A. Tempat, waktu dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

UPT SMP Negeri 2 Adiluwih

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnuya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

semester ganjil Desember 2021

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas VIII.D SMP Negeri 2

Adiluwih tahun pelajaran 2021/ 2022

B. Rancangan Penelitian

Penelitian Inovasi Sekolah adalah suatu bentuk kajian yang bersifat

reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki

27
kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,

2003:3)

Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) Penelitian Inovasi Sekolah adalah

suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yan dilakukan.

Adapun tujuan utama dari Penelitian Inovasi Sekolah adalah untuk

memperbaiki/ meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan,

sedangkan tujuan penyertaannnya adalah menumbuhkan budaya meneliti

dikalangan guru (Mukhlis, 2003:5).

Inovasi Sekolah terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action

(tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari

tahap-tahap Penelitian Inovasi Sekolah dapat dilihat pada gambar berikut:

1. Rangangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya

instrument penelitian dan perangkat pembelajaran

2. Kegiatan dan pengamatan, melipouti tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasai atau praktek.

3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak

dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh

tim pengamat

4. Rancangan/rencana yagn direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rangangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya

Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing putaran

dikenal perilaku yang sama ( alur kegiatan yang sama dan membahas satu sub

pokok bahasan yang diahiri dengan tes praktek di akhir masing-masing putaran.

28
Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki system kerja yang

dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran

pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pembelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat aktivitas yang digunakan sebagai pedoman guru

dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masig RPP berisi

kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajran khusus

dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengelolahan metode demonstrasi praktek dan tugas

terstruktur, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembuatan

pupuk organik dan pupuk cair.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas siswa

dan guru selama proses mengelola pembuatan pupuk organik dan pupuk cair.

. 4. Angket Aktivitas Terhadap Metode Praktik dan Tugas Terstruktur.

Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut

menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis.

5. Tes praktek dan tugas tersetruktur

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan

untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan. Tes praktek

ini diberikan setiap akhir putaran.

29
6. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah psikomotor

7. Lembar observasi penilaian kinreja siswa ranah afektif.

C. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi

pengolahan metode praktek dan tugas terstruktur , observasi aktivitas siswa dan

guru angket motivasi siswa dan tes praktek dan tugas terstruktur.

D. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui efektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakananalisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prilaku yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa

terhadap kegiatan praktik dan tugas tersetruktur serta aktivitas siswa selama proses

mengelola pembuatan pupuk organik dan pupuk cair menganalisis tingkat

keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses mengelola

pembuatan pupuk organik dan pupuk cair. setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa tes praktek pada setiap akhir putaran, Analisa ini

dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai tes praktek dan tugas tersetruktur

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya

dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperlukan

rata-rata tes praktek dan tugas tersetruktur dapat dirumuskan

Dengan = Nilai rata-rata

30
= Jumlah semua nilai siswa

= Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan mengelola pembuatan pupuk organik dan pupuk cair

Ada dua kategori ketuntasan mengelola pembuatan pupuk organik dan pupuk

cair yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk

pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994) yaitu siswa

telah tuntas belajar bila di kelas tersebut mendapat 85% yang telah mencapai

daya serap dari sama atau dengan

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut:

3. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengolahan metode praktik dan tersetruktur

untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode praktik dan

tersetruktur digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana : P1 = pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2

b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas tim dan sampel digunakan

rumus sebagai berikut:

%= dengan

Dimana: % = persentase angket


= Rata-rata

31
= Jumlah Rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2

5. Untuk menghitung persentase angket digunakan rumus sebagai berikut:

dimana P = Persentase

Z = Alternatif jawaban (A,B,C,D)

N = Jumlah responden

6. Aspek yang diamati

Mengadakan analisis terhadap data hasil pengamatan yang menggunakan

rating scale, hal ini dimaksudkan apakah penelitian bisa dihentikan atau

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

a. Ranah Psikomotor

Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrument yang telah

direncanakan, yaitu antara 1-3 (1= kurang tepat, 2 = cukup dan 3 = tepat) untuk

aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa:

- Skor minima yang diperoleh siswa adalah : 1 x 4 =4


- Skor maksimal yan diperoleh siswa adalah : 3 x 4 = 12

- Medium skor adalah :

- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai praktik dan tersetruktur
sebagai pedoman penilaian.

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Ranah psikomotor

32
No Rentang skor Nilai Pembuatan Predikat
pupuk kompos
dan cair
1 11-12 A Baik sekali
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
5 3-4 KS Kurang sekali

Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai diatas 70

mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa

b. Ranah Afektif

Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrumen yang telah

direncakanakan yaitu antara 1-4 (1= kurang baik, 2 cukup baik, 3 = baik, 4 =

sangat baik) untuk 3 aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa:

- Skor minima yang diperoleh siswa adalah : 1 x 3=3

- Skor maksimal yan diperoleh siswa adalah : 4 x 3 =12

- Medium skor adalah :

- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai praktik dan tersetruktur

sebagai pedoman penilaian.

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Ranah psikomotor

No Rentang skor Nilai Pembuatan Predikat


pupuk kompos
dan cair
1 11-12 A Baik sekali
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
5 3-4 KS Kurang sekali

Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai

diatas C mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa


33
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


34
A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rancangan praktik dan tugas

tersetruktur yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-

alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengelolahan pembelajaran metode rancangan praktik dan tugas

tersetruktur dan lembar observasi aktivitas siswa.

b. Tahap kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 3 Desember 2021 di kelas VIII.D dengan jumlah siswa 32

siswa. Adapun proses tugas praktik mengacu pada rencana pelajaran yang

telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan proses tugas praktik .

Pada akhir proses proses tugas praktik siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui keberhasln siswa dalam proses proses tugas

praktik yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I

adalah sebagai berikut:

35
Tabel 4.1. Pengelolaan proses tugas praktik dan tugas terstruktur pada siklus I
pertemuan 1
Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan Pembuatan Pupuk kompos dan cair
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembuatan Pupuk kompos 2 3 2,5
dan cair
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan 3 3 3
bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 3 3 3
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 3 3 3
mempresentasikan hasil kegiatan praktik dan
tugas terstruktur 3 3 3
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 3 2 2,5
2. Guru Antusias 2 2 2
Jumlah 32 32 32
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik

Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan criteria

kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan proses tugas

praktik, pengelolaan waktu dan siswa antusias. Keempat aspek yang

mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang

terjadi pada siklus I. dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan

revisi yang akan dilakukan pada siklus II

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada

tabel berikut

36
Tabel 4.2 Aktivitas Tim Kerja Dan Siswa Pada Siklus I pertemuan 1
No Aktivitas guru yang diamati Persentase
No
1 Menyampaikan tujuan 5,0
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 8,3
3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 8,3
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 6,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 21,7
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 10,0
8 Memberikan umpan balik 18,.3
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,3
No Aktivitas siswa yang diamati
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 22,5
2 Membaca buku siswa 11,5
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 18,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,2
7 Menulis yang relevan dengan proses tugas praktik 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling

dominant pada siklus I adalah menjelaskan materi yang sulit, membimbing

dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu

21,7 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi

umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi yang sulit dan

membimbing siswa merangkum proses tugas praktik yaitu masing-masing

sebesar18,3 % dan13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominant

adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan tim kerja yaitu

22,5 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan

sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan membaca

bukup yaitu masing-masing 18,8 % dan 11,5 %

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan

metode praktik dan tugas terstruktur sudah dilaksanakan dengan baik,


37
walaupun peran tim kerja masih cukup dominant untuk memberikan

penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh

siswa.

Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat


pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Pembuatan Pupuk Kompos dan Cair
Siswa Pada Siklus I pertemuan 1
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes pembuatan pupuk kompos 76,15
dan cair
2 Jumlah siswa yang tuntas dalam pembuatan 24
pupuk kompos
3Per Prosentase ketuntasan belajar 61,54

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa degnan menerapkan metode

praktik dan tugas terstruktur diperoleh nilai rata-rata presentasi tes

pembuatan pupuk kompos dan cair siswa adalah 76,15 dan ketuntasan belajar

pembuatan pupuk kompos dan cair mencapai 61,54 % atau ada 24 siswa dari

32 siswa sudah tuntas belajar. Hasl tersebut menunjukkan bahwa pada

siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang

memperoleh nilai 70 hanya sebesar 61,54% lebih kecil dari persentase

ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena

siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan

digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran metode praktik dan

tugas tersetruktur.

c. Analisis data penelitian Siklus I


1. Ranah Psikomotor
- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 15 (38,46%)
- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 24 (61,54%)

38
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 61, 54%, secara
klasikal termasuk kategori belum tuntas pembuatan pupuk kompos dan
cair.
2. Ranah Afektif
- Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 6 (15,38%)
- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 26 (66,6%)
- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 7 (17,95%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C sebanyak 84,62%, secara
klasikal termasuk kategori tuntas pembuatan pupuk kompos dan cair.
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikt
1. Tim kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
2. Tim kurang baik dalam pengelolaan waktu
3. Siswa kurang bisa antusias selama pembelajaran berlangsung
e. Revisi
d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan pembuatan pupuk kompos dan cair pada siklus I

ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan

pada siklus berikutnya.

1. Tim Kerja perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa akan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembuatan pupuk kompos dan cair. Dimana

siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan

dilakukan.

2. Tim Kerja perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan.

3. Tim Kerja harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bias lebih antusias.

39
Tabel 4.1. Pengelolaan Pembuatan Pupuk Kompos dan Cair Pada Siklus I
Pertemuan 2
Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 3 2,5

B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan 3 3 3
bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
I
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 3 3 3
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 3 3 3
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 3 2 2,5
2. Guru Antusias 2 2 2
Jumlah 32 32 32
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik

Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan criteria

kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembuatan

pupuk kompos dan cair, pengelolaan waktu dan siswa antusias. Keempat

aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu

kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk

refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada

tabel berikut

40
Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I pertemuan 2
No Aktivitas guru yang diamati Persentase
No
1 Menyampaikan tujuan 5,0
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 8,3
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 8,3
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 6,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep 21,7
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 10,0
8 Memberikan umpan balik 18,.3
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,3
No Aktivitas siswa yang diamati
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 22,5
2 Membaca buku siswa 11,5
3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 18,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling

dominant pada siklus I adalah menjelaskan pembuatan pupuk kompos dan

cair yang sulit, membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan

konsep yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah

memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi yang sulit

dan membimbing siswa merangkum pelajaran yaitu masing-masing

sebesar18,3 % dan13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominant

adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu

22,5 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan

sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan membaca

bukup yaitu masing-masing 18,8 % dan 11,5 %

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan pembuatan pupuk kompos

dan cair dengan metode praktik dan tugas terstruktur sudah dilaksanakan
41
dengan baik, walaupun peran tim kerja masih cukup dominant untuk

memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan

baru oleh siswa.

Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Pembuatan Pupuk Kompos Dan Cair
Siswa Pada Siklus I pertemuan 2
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes pembuatan pupuk kompos dan 76,15
cair
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar pembuatan 24
pupuk kompos dan cair
Per sentase ketuntasan belajar pembuatan
3 pupuk kompos dan cair 61,54

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa degnan menerapkan metode

praktik dan tugas terstruktur diperoleh nilai rata-rata presentase pembuatan

pupuk kompos dan cair siswa adalah 76,15 dan ketuntasan belajar mencapai

61,54 % atau ada 24 siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar pembuatan

pupuk kompos dan cair . Hasl tersebut menunjukkan bahwa pada siklus

pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar pembuatan pupuk kompos

dan cair , karena siswa yang memperoleh nilai 70 hanya sebesar 61,54%

lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.

Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa

yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran

metode praktik dan tugas terstruktur.

c. Analisis data penelitian Siklus I


1. Ranah Psikomotor
- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 15 (38,46%)

42
- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 24 (61,54%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 61, 54%, secara
klasikal termasuk kategori belum tuntas.
2. Ranah Afektif
- Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 6 (15,38%)
- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 26 (66,6%)
- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 7 (17,95%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C sebanyak 84,62%, secara
klasikal termasuk kategori tuntas.
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikt
1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
2. Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
3. Siswa kurang bisa antusias selama pembuatan pupuk kompos dan cair
berlangsung
e. Revisi
d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan pembuatan pupuk kompos dan cair pada siklus I

ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan

pada siklus berikutnya.

1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa an lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat

langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bias lebih antusias.

43
Siklus II Pertemuan 1

a. Tahap perencanaan

Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembuatan pupuk

kompos dan cair yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan

alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengelolaan pembelajaran metode praktik dan tugas terstruktur

serta lembar observasi siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembuatan pupuk kompos dan cair untuk siklus

II dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2021 di kelas VIII D siswa 32

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses

pembuatan pupuk kompos dan cair mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan

pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu oleh seorang tim

yang mengajar dikelas VIII.D

Pada akhir proses pembuatan pupuk kompos dan cair siswa diberi tes

formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah

tes praktek II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai

berikut:

44
Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II pertemua 1

Penilaian Rata-
Aspek yang diamati
No P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 4 3,5
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 4 4 4
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 4 4
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik

Dari tabel diatasm tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan

belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh tim kerja dengan

menerapkan metode praktik dan tugas terstruktur mendapatkan penilaian

yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak

terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan

hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan

perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya.

Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa

merumuskan kesimpulan/menemukan konsep dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas daam penerapan metode

praktik dan tugas terstruktur diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa

45
yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga

mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa

Tabel 4.2 Aktivitas Tim Kerja Dan Siswa Pada Siklus II


pertemuan 1
No Aktivitas guru yang diamati Persentase
No
1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,7
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 6,7
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 10,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan 25,0
konsep
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 8,2
kegiatan
8 Memberikan umpan balik 16,6
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7
No Aktivitas siswa yang diamati Persentase
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 17,9
2 Membaca buku siswa 12,1
3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 21,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 13,8
5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,4
7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7
8 Merangkum pembelajaran 6,7
9 Mengerjakan tes evaluasi 10,8

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas tim kerja yang paling

dominant pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa

melakukan latihan yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I aktivitas ini

mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah

memberi umpan balik (16,6%), menjelaskan/melatih menggunakan alat

(11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan

(8,2%) dan membimbing siswa memperbaiki kesalahan (6,7%)

46
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling diminan pada siklus II

adalah praktik menggunakan alat yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan

siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan . aktivitas siswa yang

mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru

(17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru (13,8%),

mempraktekkan yang relavan dengan KBM (7,7%) dan merangkum

pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang mengalami peningkatan

adalah memperhatikan peragaan (12,1%) menyajikan hasil pembelajaran

(4,6%), menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%) dan berlatih bersama

siswa lain (10,8%)

Hasil tes praktik siswa terlihat pada tabel berikut

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II pertemuan
1
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 81,79
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 35
3Per Prosentase ketuntasan belajar 89,74

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes praktek dan

tugas terstruktur sebesar 81,79 dan dari 39 siswa yang telah tuntas

sebanyak 35 siswa an 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar dalam

pembuatan pupuk kompos dan cair,. Maka secara klasikal ketuntasan

belajar yang telah tercapai sebesar 89,74% (termasuk kategori tuntas).

Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I.

Adanya peningkatan hasil belajar pembuatan pupuk kompos dan cair

organik pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan

kemampuan tim kerja dalam menerapkan pembelajaran metode praktik

dan tugas terstruktur sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan

47
pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami

materi yang telah diberikan.

c. Analisis data penelitian Siklus II

1. Ranah Psikomotor

- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada

- Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 (10,36%)

- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 24 (61,53%)

- Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak11 (28,21%)

Berarti siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 89,74%, secara

klasikal termasuk kategori tuntas.

2. Ranah Afektif

- Siswa yang mendapat nilai C tidak ada

- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 13 (33,33%)

- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 26 (66,67%)

Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C mencapai 100% secara

klasikal termasuk kategori tuntas

Mengingat hasil observasi selama siklus II nilai yang diperoleh siswa dalam

penilaian kinerja ranah psikomotorik 89,74% memperoleh nilai diatas 70 dan

ranah afektif 100% memperoleh nilai diatas C secara keseluruhan ranah

psikomotorik dan ranah afektif telah tercapai ketuntasan belajar, maka

penelitian ini diakhiri pada siklus II

d. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dngan

penerapan pembelajaran metode praktik dan tugas terstruktur. Dari data-

data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

48
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi persentasae pelaksanaannya untuk masing-masing aspek

cukup besar.

2. berdasarkasn data hasiul pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama

proses belajar berlangsung

3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan

dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik

4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.

e. Refisi Pelaksanaan

Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran metode praktik

dan tugas terstruktur dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil

belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan

baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu

diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan

proses belajar pembuatan pupuk kompos dan cair dapat di tingkatkan,

selanjutnya penerapan pembelajaran metode praktik dan tugas terstruktur

dapat meningkatkan proses belajar mengajar pembuatan pupuk kompos dan

cair , sehingga tujuan pembelajaran pembuatan pupuk kompos dan cair

dapat tercapai.

49
Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II pertemua 2

Penilaian Rata-
Aspek yang diamati
No P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 4 3,5
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 4 4 4
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 4 4
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik

Dari tabel diatasm tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar

mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh tim kerja dengan menerapkan metode

pembelajaran metode praktik dan tugas terstruktur mendapatkan penilaian yang

cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai

kurang. Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang

optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk

penyempurnaan penerapan pembelajaran pembuatan pupuk kompos dan cair

selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa

merumuskan kesimpulan/menemukan konsep dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas daam penerapan metode

praktik dan tugas terstruktur diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang

50
telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan

lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa

Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II pertemuan 2


No Aktivitas guru yang diamati Persentase
No
1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,7
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 6,7
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 10,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan 25,0
konsep
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 8,2
kegiatan
8 Memberikan umpan balik 16,6
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7
No Aktivitas siswa yang diamati Persentase
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 17,9
2 Membaca buku siswa 12,1
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 21,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 13,8
5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,4
7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7
8 Merangkum pembelajaran 6,7
9 Mengerjakan tes evaluasi 10,8

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas tim kerja yang paling

dominant pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa

melakukan latihan yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I aktivitas ini

mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah

memberi umpan balik (16,6%), menjelaskan/melatih menggunakan alat

(11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan

(8,2%) dan membimbing siswa memperbaiki kesalahan (6,7%)

51
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II

adalah praktik menggunakan alat yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan

siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan . aktivitas siswa yang

mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru

(17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan tim kerja (13,8%),

mempraktekkan yang relavan dengan KBM (7,7%) dan merangkum

pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang mengalami peningkatan

adalah memperhatikan peragaan (12,1%) menyajikan hasil pembelajaran

pembuatan pupuk kompos dan cair (4,6%), menanggapi/mengajukan

pertanyaan/ide (5,4%) dan berlatih bersama siswa lain (10,8%)

Hasil tes praktik siswa terlihat pada tabel berikut

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada


Siklus II pertemuan 2
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 81,79
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 35
3Per Prosentase ketuntasan belajar 89,74

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes praktek sebesar

81,79 dan dari 32 siswa yang telah tuntas sebanyak 32 siswa an 4 siswa

belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan

belajar pembuatan pupuk kompos dan cair yang telah tercapai sebesar

89,74% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar

pembuatan pupuk kompos dan cair pada siklus II ini dipengaruhi oleh

adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran

metode praktik dan tugas terstruktur sehingga siswa menjadi lebih

52
terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dala

memahami materi yang telah diberikan.

c. Analisis data penelitian Siklus II


1. Ranah Psikomotor
- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 4 (10,36%)
- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 24 (61,53%)
- Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak11 (28,21%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 89,74%, secara
klasikal termasuk kategori tuntas.
2. Ranah Afektif
- Siswa yang mendapat nilai C tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 13 (33,33%)
- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 26 (66,67%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C mencapai 100% secara
klasikal termasuk kategori tuntas
Mengingat hasil observasi selama siklus II nilai yang diperoleh siswa dalam
penilaian kinerja ranah psikomotorik 89,74% memperoleh nilai diatas 70
dan ranah afektif 100% memperoleh nilai diatas C secara keseluruhan ranah
psikomotorik dan ranah afektif telah tercapai ketuntasan belajar, maka
penelitian ini diakhiri pada siklus II
d. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dngan
penerapan pembelajaran metode demonstrasi dan tugas terstruktur . Dari
data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Selama proses pembuatan pupuk kompos dan cair tim kerja telah
melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa
aspek yang belum sempurna, tetapi persentasae pelaksanaannya untuk
masing-masing aspek cukup besar.
2. berdasarkasn data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar pembuatan pupuk kompos dan cair berlangsung
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan
dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik
53
4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
e. Refisi Pelaksanaan

Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran metode praktik

dan tugas terstruktur dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa , serta hasil

belajar pembuatan pupuk kompos dan cair , pelaksanaan proses pembuatan

pupuk kompos dan cair sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan

revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu diperhatikan untuk tindakan

selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada

dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar pembuatan

pupuk kompos dan cair selanjutnya penerapan pembelajaran metode praktik

dan tugas terstruktur dapat meningkatkan proses pembuatan pupuk kompos

dan cair sehingga tujuan pembuatan pupuk kompos dan cair dapat tercapai.

4. Analisa Data Angket

Angket yang diberikan pada siswa setelah siswa melaksanakan proses

pembelajaran dengan metode praktek dan tugas tersetruktur (siklus II) dengan

jumlah pertanyaan sebanyak 36 butir dan jumlah responden sebanyak 32 siswa

untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode

metode praktik dan tugas terstruktur. Berdasarkan hasil angket siswa pada

lampiran diperoleh hasiol analisi angket motivasi siswa pada tabel berikut:

54
Tabel 4.7. Angket Siswa Terhadap model Pembelajaran Metode Praktik dan tugas
tersetruktur
Jumlah dalam persen Jumlah rata-rata dalam
N persen
Indicator No pertanyaan
o
SS S TS STS SS S TS STS
I Kegiatan 2,5,7,8,9, 21 104 32 4 17 80 3 0
pembelajaran 26,28,30, 5 3
dalam 31,32,34,35,3
pembelajaran 6
metode praktik
dan tugas
tersetruktur
II Materi yang 3,24,25, 10 379 10 12 18 63 17 2
diajarkan 27,29,33 9 0
dengan
pembelajaran
metode pratik
dan tugas
tersetruktur
III Kegiatan 1,4,6,10 14 533 28,9 29 15 53 29 3
praktik dan 11,12,13, 9
tersetruktur 14,22,23
dalam
pembelajaran
metode praktik
dan tugas
terstruktur
IV Penggunaan 15,16,17, 53 516 11 19 8 73 16 7
ujian praktik 18,19,20,21 2
dan tersetruktur
dalam kegiatan
pembelajaran
metode praktik
dan terstruktur

Keterangan : SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap model

pembelajaran metode praktik dan tugas tersetruktur adalah positif. Berdasarkan

jumlah rata-rata dalam persen menunjukkan bahwa 80% siswa setuju dengan

kegiatan pembelajaran metode praktik dan tugas terstruktur 63% setuju dengan

materi yang diajarkan dengan metode praktik dan tugas terstruktur , 53% setuju

dengan kegiatan praktik yang dilaksanakan dalam pembelajaran metode praktik

55
dan tugas terstruktur dan 73% siswa setuju dengan penggunaan ujian praktik

dalam kegiatan pembelajaran metode praktik dan tugas tersetruktur .

B. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pertemuan

terbimbing memiliki dampak positif dalam pembuatan pupuk kompos dan cair

organik meningkatkan aktivitas bercocok tanam dilahan sekolah. Hal ini dapat

dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan tim kerja ( ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II )

untuk ranah psikomotor yaitu

61,54%, 84,62 % dan 100 % . pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara

klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Tim dalam Mengelola Praktik dan Tugas Pembuatadan Pupuk

Kompos Dan Cair

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembuatan

pupuk kompos dan cair dengan menerapkan metode praktik dan terstruktur

dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap

perlakuan bercocok tanam yang dilakukan di SMP Negeri 2 Adiluwih, yaitu

dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata siswa pada setiap

siklus yang terus mengalami peningkatan.

56
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pembuatan pupuk kompos dan cair

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran pembuatan pupuk kompos dan cair dengan model pembelajaran

metode praktik dan tugas tersetruktur paling dominan adalah belajar dengan

sesama anggota kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan tim kerja

dan diskusi antara siswa/antara siswa dengan tim kerja. Jadi dapat dikatakan

bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas tim kerja selama pembelajaran pembuatan

pupuk kompos dan cair telah melaksanakan langkah-langkah metode praktik

dan tugas terstruktur dengan baik diantaranya pemilahan, penggilingan,

pengomposan, pengepakan dan pemasaran. Hal ini terlihat dari aktivitas tim

kerja yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa

dalam mempraktikkan hasil pembelajaran , menjelaskan/melatih menggunakan

alat, memberi umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas cukup

besar.

4. Tanggapan siswa terhadap Model pembelajaran metode praktik dan tugas

terstruktur pembuatan pupuk kompos dan cair

Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan

siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang

menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran

model praktik dan tugas terstruktur pembuatan pupuk kompos dan cair.

. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respopn positif terhadap model

pembelajaran metode praktik dan tugas terstruktur, sehingga siswa menjadi

termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan

57
diterapkannya metode praktik dan tugas terstruktur dapat meningkatkan

aktivitas bercocok tanam dilahan kebun sekolah.

58
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan

berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut

1. Pembelajaran dengan metode pembelajaran metode praktik dan tugas

terstruktur pembuatan pupuk kompos dan cair organik memiliki dampak

positif dalam meningkatkan perlakuan bercocok tanam di SMP Negeri 2

Adiluwih siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa

dalam setiap siklus, yaitu siklus I (61,54%), siklus II (89,74%), sedangkan

untuk ranah afektif yaitu siklus I (84,62%), siklus II (100%)

2. Penerapan metode pembelajaran metode praktik dan tugas terstruktur

pembuatan pupuk kompos dan cair organik mempunyai pengaruh positif, yaitu

dapat meningkatkan motivasi dalam meningkatkan perlakuan bercocok tanam di

SMP Negeri 2 yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang

menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran

metode praktik dan tugas terstruktur sehingga mereka menjadi meningkat

aktivitasnya untuk bercocok tanam dikebun sekolah.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,

maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran praktik dan tugas terstruktur

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu


59
menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan

metode praktik tugas terstruktur dalam proses belajar mengajar sehingga

diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan Kemampuan siswa, guru hendaknya lebih sering

melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang

sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar

diperoleh hasil yang lebih baik.

60
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta


PT. Rineksa Cipta

Arikunto, Suharsini. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

WJS, Purwadarminta,1976. Kamus Untuk Bahasa Indonesia” Jakarta , PN . Balai


Pustaka

Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Ra

Dokumentasi Sekolah. 2019. Jenis –jenis Tanaman Di SMP N 2 Adiluwih.


Lingkungan Sendiri

Dokumentasi Sekolah SK Mentri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No.1037.


MENLIHK.P2SDM.12 .2019. Sekolah Adiwiyata Nasional”. Lingkungan
Sendiri
Dokumentasi Sekolah. 2019. Perkembangan Berat Pupuk Kompos Di SMP N 2
Adiluwih”. Lingkungan Sendiri

Kurikulum . 1994, Petunjuk Pelaksanaan Belajar Mengajar “ Depdikbud

Siti Nur Aeni  . 2021, Katadata.co.id  "Mengenal Pupuk Kompos dan Cara
Membuatnya”internet   https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/618e26017baee .

Siti Nur Aeni  . 2021, Katadata.co.id  "Mengenal Pupuk Kompos dan Cara
Membuatnya”internet   https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/618e26017baee .

Cybex.pertanian.go.id, 2022 ) tanah yang padat atau tidak gembur akibat


penggunaan pupuk kimia akan mematikan mikroorganisme” Internet

Lasmini, S.A., Idham, Monde, A. & Tarsono .2019. “Pelatihan Pembuatan dan
Pengembangan Pupuk Organik Cair Biokultur dan Biourin untuk Mendukung Sistem
Budidaya Sayuran Organik”. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat.
https://doi.org/10.33084/pengabdianmu.v4i2.891.

Mayrowani, H. 2012. “Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia. Forum


Penelitian Agro Ekonomi.

Mulyatun. 2016. “ Sumber Energi Terbarukan dan Pupuk Organik dari Limbah
Kotoran Sap” i. Dimas 16(1): 191–214. https://doi.org/10.21580/dms.

Nasir, B., Najamudin, Lakani, I., Lasmini, S.A. & Sabariyah, S. 2020. “Pembuatan
Pupuk Organik Cair dan Biofungisida Trichoderma untuk Mendukung Sistem
Pertanian Organik. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat .

61
62
SEKENARIO KERJA PRAKTIK DAN TUGAS TESTRUKTUR
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DAN CAIR

NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 2 ADILUWIH

KELAS : VIII D

TAHUN : 2021

SIKLUS : ( Satu)

Standar Kompetensi : 5. Menerapkan budaya hidup sehat

Kompetensi Dasar : 5.1 Praktik membuat Pupuk Kompos dan Pupuk Cair

I Tujuan Pembelajaran**:
 Siswa dapat mempraktikan cara membuat pupuk kompos dan cair
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Toleransi ( Tolerance )
Percaya diri ( Confidence )
Keberanian ( Bravery )
II. Materi Ajar (Materi Pokok):
 Menjaga kebersihan rambut, telinga dan daun telinga
III Metode Pembelajaran:
 Ceramah
 Tanya jawab
 Pratik
 Tugas Tersetruktur
IV. Langkah-langkah Pembelajaran :
A.Kegiatan Awal:
Apresepsi/ Motivasi
 Mengecek kehadiran siswa
 Menyanyikan lagu yang mengarah kepada materi yang akan di ajarkan
B Kegiatan Inti:
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat
 Menjelaskan cara membuat pupuk kompos
 Menjelaskan Menjelaskan cara membuat pupuk cair
 Mempraktekan cara membuat pupuk kompos
 Mempratekan cara membuat pupuk cair
 Melakukan bercocok tanam dikebun sekolah

63
 Merawat tanaman dengan menggunakan pupuk kompos dan cair
 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan membuat pupuk
kompos dan cair.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Menyebutkan manfaat membuat pupuk kompos
 Menyebutkan manfaat membuat pupuk cair
 Menyebutkan dampak penggunaan pupuk kimia

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
C.Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan Akhir, guru:
 Menguatkan kembali materi yang telah diajarkan
 Mengerjakan soal
V Alat dan Sumber Belajar:
 Internet

VI Penilaian:
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
o Menjelaskan cara Non Tes Tes  Praktekan cara membuat
membuat pupuk kompos Keterampilan pupuk kompos
o Menjelaskan Menjelaskan /Perbuatan  Praktekan cara membuat
cara membuat pupuk cair pupuk Cair
o Mempraktekan cara  Praktekan Cara
membuat pupuk kompos menanam dengan
o Mempratekan cara menggunakan pupuk
membuat pupuk cair kompos
o Melakukan bercocok  Praktekan Cara
tanam dikebun sekolah memupuk dengan
o Merawat tanaman dengan menggunakan pupuk
menggunakan pupuk kompos
kompos dan cair  Praktekan Cara
memupuk dengan
menggunakan pupuk
cair

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 PRODUK ( HASIL DISKUSI TUGAS TERSTRUKTUR )

64
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

 Performansi
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1
2. Praktek * aktif Praktek 4
* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1
3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor

1.
2.
3.
4.
5..

Adiluwih, 3 Desember 2021


Kepala SMP Negeri 2 Adiluwih.

( MUKHSIN, SPd )
NIP.197207172014071003

65
SEKENARIO KERJA PRAKTIK DAN TUGAS TESTRUKTUR
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DAN CAIR

NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 2 ADILUWIH

KELAS : VIII D

TAHUN : 2021

SIKLUS : 2 ( Dua)

Standar Kompetensi : 5. Menerapkan budaya hidup sehat

Kompetensi Dasar : 5.1 Praktik membuat Pupuk Kompos dan Pupuk Cair

I Tujuan Pembelajaran**:
 Siswa dapat mempraktikan cara membuat pupuk
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Toleransi ( Tolerance )
Percaya diri ( Confidence )
Keberanian ( Bravery )
II. Materi Ajar (Materi Pokok):
 Menjaga kebersihan rambut, telinga dan daun telinga
III Metode Pembelajaran:
 Ceramah
 Tanya jawab
 Pratik
 Tugas Terstruktur
IV. Langkah-langkah Pembelajaran :
A.Kegiatan Awal:
Apresepsi/ Motivasi
 Mengecek kehadiran siswa
 Menyanyikan lagu yang mengarah kepada materi yang akan di ajarkan
B Kegiatan Inti:
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat
 Menjelaskan cara membuat pupuk kompos
 Menjelaskan Menjelaskan cara membuat pupuk cair
 Mempraktekan cara membuat pupuk kompos
 Mempratekan cara membuat pupuk cair
 Melakukan bercocok tanam dikebun sekolah
 Merawat tanaman dengan menggunakan pupuk kompos dan cair

66
 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan membuat pupuk
kompos dan cair.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Menyebutkan manfaat membuat pupuk kompos
 Menyebutkan manfaat membuat pupuk cair
 Menyebutkan dampak penggunaan pupuk kimia

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
C.Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan Akhir, guru:
 Menguatkan kembali materi yang telah diajarkan
 Mengerjakan soal
V Alat dan Sumber Belajar:
 Internet

VI Penilaian:
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
o Menjelaskan cara Non Tes Tes  Praktekan cara membuat
membuat pupuk kompos Keterampilan pupuk kompos
o Menjelaskan Menjelaskan /Perbuatan  Praktekan cara membuat
cara membuat pupuk cair pupuk Cair
o Mempraktekan cara  Praktekan Cara
membuat pupuk kompos menanam dengan
o Mempratekan cara menggunakan pupuk
membuat pupuk cair kompos
o Melakukan bercocok  Praktekan Cara
tanam dikebun sekolah memupuk dengan
o Merawat tanaman dengan menggunakan pupuk
menggunakan pupuk kompos
kompos dan cair  Praktekan Cara
memupuk dengan
menggunakan pupuk
cair

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 PRODUK ( HASIL DISKUSI TUGAS TERSTRUKTUR)
No. Aspek Kriteria Skor

67
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

 Performansi
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1
2. Praktek * aktif Praktek 4
* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1
3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor

1.
2.
3.
4.
5..

Adiluwih, 23 Desember 2021


Kepala SMP Negeri 2 Adiluwih.

( MUKHSIN, SPd )
NIP.197207172014071003

LEMBAR PENILAIAN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR PEMBUATAN


PUPUK KOMPOS DAN CAIR SIKLUS I

No Nama Aspek yang dinilai Jumlah Nilai


68
A B C D Skor
1 AFISCA CHAIRUNISA 3 2 3 2 10 80
2 AZIZ AGUNG 3 2 3 1 9 70
3 BETRAND WIRA YUDHA 3 2 3 2 10 80
4 DEANDRA LUCKY GUPITA 3 1 3 1 8 70
5 DIKA ANISA RAHMA 3 2 3 2 10 80
6 ELIN ARIIQAH BARU 3 2 3 2 10 80
7 ERIN APRIYANI 3 1 3 2 9 70
8 FADHLAN AGAM 3 1 3 2 8 70
9 FADILLA JUNITA SARI 3 2 3 1 10 80
10 GENTA KHALIFAH 3 2 3 2 10 80
11 GILANG PRIYANTO 3 1 3 2 8 70
12 HANI AGUSTINA 3 2 3 1 10 80
13 I'IN KHOIRUNISSA 3 2 3 25 11 80
14 ILHAM MIFTAHUL ANAM 3 1 3 3 9 70
15 JULIO PURNA PUTRA 3 2 3 2 10 80
16 KHOLIL DZAKIR ARROFIK 3 2 3 2 10 80
17 LAYLA NOOR AYDA 3 2 3 2 10 80
18 MEI RAHMAWATI 3 1 3 2 9 70
19 MUHAMMAD IRSAD 3 1 3 2 9 70
20 NADIA PERMATA 3 2 3 2 10 80
21 PRICILIA APRILIA 3 2 3 2 10 80
22 RIKI MAULANA 3 1 3 2 8 70
23 SALSABILA 3 2 3 1 10 80
24 SASTRIA DHAMAYANTI 3 2 3 2 10 80
25 SINTIA NURWINARSIH 3 2 3 2 11 80
26 SRI DEVI NOVITA 3 1 3 3 8 70
27 SRI PARTINI 3 1 3 1 9 70
28 SYAIRA SALSABILLA 3 2 3 2 11 80
29 TISA WURI HASANAH 3 2 3 3 11 80
30 VERA RETNO SAPUTRI 3 1 3 3 8 70
31 VERA TRI ASTUTI 3 1 3 1 9 70
32 WACHIDATUN NURIN 3 2 3 2 9 70
Jumlah 114 63 114 73 363 2890

Adiluwih 2021
Observer

TIM PIKET ZONASI

69
LEMBAR PENILAIAN KINERJA RANAH AFEKTIF PEMBUATAN PUPUK
KOMPOS DAN CAIR SIKLUS I

Aspek yang dinilai


No Nama Ketekunan Keseriusan Ket Waktu Skor Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 AFISCA    10 B
2 AZIZ AGUNG    10 B
3 BETRAND WIRA    10 B
4 DEANDRA LUCKY    8 C
5 DIKA ANISA RAHMA    11 A
6 ELIN ARIIQAH BARU    10 B
7 ERIN APRIYANI    10 B
8 FADHLAN AGAM    9 B
9 FADILLA JUNITA    10 B
10 GENTA KHALIFAH    9 B
11 GILANG PRIYANTO    9 B
12 HANI AGUSTINA    11 A
13 I'IN KHOIRUNISSA A    10 B
14 ILHAM MIFTAHUL    8 C
15 JULIO PURNA    11 A
16 KHOLIL DZAKIR    10 B
17 LAYLA NOOR AYDA    9 B
18 MEI RAHMAWATI    8 C
19 MUHAMMAD    10 B
20 NADIA PERMATA    10 B
21 PRICILIA APRILIA    9 B
22 RIKI MAULANA    10 B
23 SALSABILA    10 B
24 SASTRIA    11 A
25 SINTIA    10 B
26 SRI DEVI NOVITA    8 C
27 SRI PARTINI    10 B
28 SYAIRA SALSABILLA    9 B
29 TISA WURI    11 A
30 VERA RETNO    8 C
31 VERA TRI ASTUTI    10 B
32 WACHIDATUN    11 A

Adiluwih 2021
Observer

TIM PIKET ZONASI

70
LEMBAR PENILAIAN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II

Aspek yang dinilai Jumlah


No Nama Nilai
A B C D Skor
1 AFISCA CHAIRUNISA 3 3 3 2 11 80
2 AZIZ AGUNG KURNIAWAN 3 2 3 2 10 80
3 BETRAND WIRA YUDHA 3 3 3 2 11 80
4 DEANDRA LUCKY GUPITA 3 2 3 2 10 80
5 DIKA ANISA RAHMA 3 3 3 3 12 90
6 ELIN ARIIQAH BARU SINAGA 3 2 3 2 10 80
7 ERIN APRIYANI 3 1 3 2 9 70
8 FADHLAN AGAM AKHMAD 3 2 3 3 11 80
9 FADILLA JUNITA SARI 3 3 3 3 12 90
10 GENTA KHALIFAH REVOLUSI 3 3 3 2 11 80
11 GILANG PRIYANTO 3 2 3 3 11 80
12 HANI AGUSTINA 3 3 3 3 12 90
13 I'IN KHOIRUNISSA OCTAVIA 3 3 3 3 12 90
14 ILHAM MIFTAHUL ANAM 3 2 3 3 11 80
15 JULIO PURNA PUTRA 3 1 3 2 9 70
16 KHOLIL DZAKIR ARROFIK 3 3 3 3 12 9
17 LAYLA NOOR AYDA 3 3 3 3 12 90
18 MEI RAHMAWATI 3 2 3 3 11 80
19 MUHAMMAD IRSAD 3 2 3 2 10 90
20 NADIA PERMATA 3 3 3 3 12 80
21 PRICILIA APRILIA 3 3 3 2 11 80
22 RIKI MAULANA 3 2 3 3 11 80
23 SALSABILA 3 2 3 3 11 80
24 SASTRIA DHAMAYANTI 3 3 3 2 11 90
25 SINTIA NURWINARSIH 3 3 3 3 12 80
26 SRI DEVI NOVITA HIDAYAT 3 2 3 3 11 70
27 SRI PARTINI 3 1 3 2 9 80
28 SYAIRA SALSABILLA 3 2 3 2 10 90
29 TISA WURI HASANAH 3 3 3 3 12 80
30 VERA RETNO SAPUTRI 3 2 3 3 11 70
31 VERA TRI ASTUTI 3 1 3 2 9 80
32 WACHIDATUN NURIN 3 1 3 2 11 90
Jumlah 114 88 114 97 413 3100

Adiluwih 2021
Observer

TIM PIKET ZONASI

71
LEMBAR PENILAIAN KINERJA RANAH AFEKTIM PEMBUATAN PUPUK
KOMPOS DAN CAIR SIKLUS II

Aspek yang dinilai


No Nama Ketekunan Keseriusan Ket Waktu Skor Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 AFISCA    11 A
2 AZIZ AGUNG    11 A
3 BETRAND WIRA    12 A
4 DEANDRA LUCKY    10 B
5 DIKA ANISA RAHMA    12 A
6 ELIN ARIIQAH BARU    12 A
7 ERIN APRIYANI    10 B
8 FADHLAN AGAM    11 A
9 FADILLA JUNITA    12 A
10 GENTA KHALIFAH   12 A
11 GILANG PRIYANTO    10 B
12 HANI AGUSTINA    12 A
13 I'IN KHOIRUNISSA    12 A
14 ILHAM MIFTAHUL    10 B
15 JULIO PURNA    11 A
16 KHOLIL DZAKIR    12 A
17 LAYLA NOOR AYDA    12 A
18 MEI RAHMAWATI    10 B
19 MUHAMMAD    11 A
20 NADIA PERMATA    12 A
21 PRICILIA APRILIA    12 A
22 RIKI MAULANA    10 B
23 SALSABILA    10 B
24 SASTRIA    12 A
25 SINTIA    12 A
26 SRI DEVI NOVITA    10 B
27 SRI PARTINI    10 B
28 SYAIRA SALSABILLA    12 A
29 TISA WURI    12 A
30 VERA RETNO    12 A
31 VERA TRI ASTUTI    10 B
32 WACHIDATUN    12 A
Adiluwih 2021
Observer

TIM PIKET ZONASI

72
Angket Praktik dan Tugas Terstruktur Pada Pembuatan Pupuk Kompos dan
Cair

Nama;……………………………..

Kelas:……………………………..

Jawab Pertanyaan dibawah ini dengan memberi silang (X) !

Jumlah dalam persen


N SS S T S
Indicator Soal Angket
o S T
S
I Kegiatan 1.Apakah metode metode praktik dan tugas tersetruktur cocok dengan
pembelajaran kalian ?
dalam 2. Pembelajaran metode praktik dan tugas tersetruktur sebaiknya
pembelajaran dilakukan pagi?
metode praktik 3. Pembelajaran metode praktik dan tugas tersetruktur sebaiknya
dan tugas dengan sarana prasarana yang memadai?
tersetruktur
4.Pembelajaran metode praktik dan tugas tersetruktur sebaiknya
dilakukan bersamaan?
5. Pembelajaran metode praktik dan tugas tersetruktur sebaiknya
dilakukan oleh pembimbing yang profesional?
6. Apakah Metode Pembelajaran metode praktik dan tugas
tersetruktur membosankan?
7. Pembelajaran metode praktik dan tugas tersetruktur lebih baik dari
metode ceramah?
8.Apakah Pembelajaran metode praktik dan tugas tersetruktur
sebaiknya dilakukan tidak berurutan ?
9. Apakah Pembelajaran metode praktik dan tugas tersetruktur ini
pernah kamu kenali?
10. Apakah Pembelajaran metode praktik dan tugas tersetrur tidak
menyenangkan
11.. Pembelajaran ini permanen dalam ingatanku karena langsung
praktek ?
13. Metode Terstruktur sangat menyenangkan karena akan menambah
wawasan.?
14. Pembelajaran terstruktur sangat menyenangkan karena disana hasil
tugas diprosentasikan?

II Materi yang 15. Apakah materi pembuatan pupuk kompos padat ini sangat sulit ?
diajarkan 17. Apakah materi pembuatan pupuk kompos cair ini sangat sulit ?
dengan 18. Materi Pembelajaran terbolak balik ?
pembelajaran
metode pratik 19. Sebaiknya materi pembuatan pupuk kompos dimulai dari yang
dan tugas ringan baru kemateri yang sulit?
tersetruktur 20. Tim kurang paham dengan materi pupuk kompos ?
21.Tim kurang paham dengan materi pupuk cair ?

73
III Kegiatan 22. Kegiatan praktik pembuatan kompos sangat menyenangkan ? ,
praktik dan 23, Gaya mengajar guru sangat baik ?
tersetruktur 1. Penyampaian guru mudah dipahami oleh siswa ?
dalam
pembelajaran
metode praktik
dan tugas
terstruktur
IV Penggunaan 2. Ujian metode praktik sangat mudah karena dengan penagaan?
ujian praktik 3. Soal ujian praktik sangat membingungkan?
dan tersetruktur 4. Saya sangat suka dengan evaluasi praktek ?
dalam kegiatan
pembelajaran 5. Soal ujian Praktik tidak banyak dan mudah dipahami?
metode praktik 6. Saya belum menguasai karakteristik soal ujian ini?
dan terstruktur 7. Soal Ujian Praktik terlalu sedikit?
8. Ujian Tugas terstruktur melatih tanggung jawab
9. Ujian tugas terstruktus sulit dipahami?
10. Karakteristik ujian terstruktus tidak menunjukan karakteristik

Keterangan : SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

74
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBUATAN

PUPUK KOMPOS ORGANIK

Gambar 2.1 Kegiatan bebas sampah plastik

Gambar 2.2 tempat tumpukan sampah yang digunakan sebagai bahan pembuatan
pupuk organik

75
Gambar 2.3 Kegiatan pemilahan pupuk Organik

Gambar 2.4 tempat kegiatan pengolahan pupuk organik

76
Gambar 2.5Proses penggilingan Sampah Organik

77
Gambar 2.6 Kegiatan Pengomposan

78
Gambar 2.7 Kegiatan Pengepakan

79
DOKUMENTASI PEMBUATAN PUPUK CAIR

Gambar 2. pemilihan Bahan Pupuk Cair

Gambar 2.7 kegiatan pencacahan bahan pupuk cair

80
Gambar 2.8 kegiatan pencampuran Air,EM4 dan Air Gula

81
Gambar 2.9 kegiatan pencampuran Air,EM4 dan Air Gula

Gambar 2.9 kegiatan memasukan hasil campuran ke dalam tong besar

82
Gambar 3.0 kegiatan memasukan bahan cacahan ke dalam tong besar

Gambar 3.1 kegiatan hasil produk pupuk cair

83
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI BERCOCOK TANAM

DI DALAM LAHAN UPT SMP NEGERI 2 ADILUWIH

4.1 Implementasi Bercocok Tanam di UPT SMP Negeri 2 Adiluwih

84
4.2 Pengolahan Lahan dan Pemupukan

85
4.4 Pemasaran Hasil Budidaya

86
`

87

Anda mungkin juga menyukai