ABSTRAK
Sekolah Adiwiyata merupakan sekolah yang dicap sebagai sekolah yang yang menggunakan
lingkungan sebagai media dan sumber dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Tetapi, setiap
sekolah yang mendapatkan gelar sekolah adiwiyata mempunyai ciri dan juga program khususnya
masing-masing untuk kebersihan sekolah tersebut seperti menyelipkan pembelajaran berbasis
lingkungan hidup di materi, ataupun ada program khusus untuk kebersihan, dan sebagainya.
Tujuan penulisan artikel ini yaitu ingin mengetahui apa strategi yang dilakukan oleh SMPN 18
Bandung sehingga bisa mendapat gelar sekolah adiwiyata dan sekarang sedang menuju ke tahap
adiwiyata nasional. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskripsi. Hasil penelitian ini yaitu ada program khusus yang dilaksanakan oleh SMPN 18
bandung
Kata Kunci: Adiwiyata, pendidikan karakter, SMPN 18 BANDUNG
ABSTRACT
diwiyata School is a school that is labeled as a school that uses the environment as a medium and
source in learning activities at school. However, every school that has the title of Adiwiyata
school has its own special characteristics and programs for cleaning the school, such as
incorporating environment-based learning into the material, or there are special programs for
cleanliness, and so on. The purpose of writing this article is to find out what strategies are
implemented by 18 Junior High School Bandung so that they can get the title of Adiwiyata
school and are now heading to the national Adiwiyata stage. This research method uses a
qualitative method with a description approach. The results of this study are that there is a
special program implemented by 18 Junior High School Bandung
Keywords: Adiwiyata, character education, 18 Junior High School Bandung
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktif,dimana
sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar meningkatkan
produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan. Hal ini dapat digambarkan dengan, kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi
juga mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung
timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajarmengajar berlangsung. Berbeda
halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan
menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak timbul rasa semangat pada proses
belajar mengajar.
Isu lingkungan merupakan isu yang sangat penting untuk diintegrasikan dengan proses
pendidikan di sekolah. Salah satu alasannya, di satu sisi sekolah merupakan tempat untuk
menyiapkan generasi yang mampu dan siap menjawab tantangan masa depan yang di antaranya
tantangan kelestarian alam. Sementara, di sisi yang lain, masalah lingkungan hidup termasuk
masalah mendasar karena berhubungan langsung dengan pemenuhan kebutuhan manusia dan
juga keberlanjutan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Fritjof Capra dalam salah
satu karyanya memperkenalkan istilah ecoliteracy yang merupakan singkatan dari ecological
literacy, berarti melek ekologi. Istilah ini dimaksudkan untuk menggambarkan manusia yang
sudah memiliki kesadaran tinggi tentang pentingnya merawat lingkungan hidup untuk
kelangsungan hidupnya sehingga bersikap arif demi kelestarian alam.
Secara khusus, di kalangan pendidik dan pengelola lembaga pendidikan belum ada
pemahaman yang kuat akan situasi krisis yang dihadapi manusia dalam kaitannya dengan
kerusakan lingkungan hidup. Hendro Sangkoyo, peneliti pada School of Democratic Economics,
menyatakan bahwa masyarakat kita masih buta krisis. Lembaga pemerintah dan masyarakat sipil
belum terlihat mengambil langkah strategis dan kolaboratif yang baik untuk menanggulangi dan
mengantisipasi krisis sosial-ekologis
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami
siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Salah satu yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran adalah
motivasi belajar. Jika motivasi belajar tidak ada dalam diri siswa, maka yang terjadi adalah siswa
kurang bergairah dalam mengikuti pembelajaran atau melakukan kegiatan belajar. Jadi jika siswa
kurang memiliki motivasi untuk belajar, guru atau orang tua harus berperan aktif untuk
menumbuhkan motivasi dan juga didukung oleh lingkungan sekolah yang kondusif pula
Kondisi lingkungan sekolah yang baik bertujuan untuk menciptakan tempat yang
kondusif untuk kegiatan belajar dan mendorong warga sekolah untuk bertanggung jawab dalam
upaya menjaga lingkungan dan berkembang secara berkelanjutan. Untuk itu, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan program pendidikan
lingkungan hidup yang termasuk dalam program Adwiyata yang pelaksanaannya diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1. Mei 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan
Adwiyata. Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, telah ditetapkan 4 komponen program
yang menjadi satu kesatuan dalam penyelenggaraan sekolah Adiwiyata, yaitu (1.) Kebijakan
ramah lingkungan, (2.) Implementasi kebijakan berbasis lingkungan program , (3.) Berpartisipasi
dalam kegiatan lingkungan, (4. ) Mengelola pekerjaan tambahan yang ramah lingkungan.
Salah satu sekolah di Kota Bandung yang telah menerapkan program Adiwiyata adalah
SMPN 18 Kota Bandung. Pada 2021, ia meraih Penghargaan Adiwiyata Mandiri Tingkat Kota.
Berawal dari keinginan untuk membentuk sekolah yang hijau dan meningkatkan sikap dan
perilaku yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, sekolah telah menyadari
perannya dalam memberikan pengetahuan dan mendidik siswa tentang lingkungan dan
pengelolaan lingkungan.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu sekolah adiwiyata
b. Bagaimana pelaksanaan program adiwiyata di SMPN 18 Bandung
c. Bagaimana program adiwiyata ini berkontribusi terhadap pembelajaran lingkungan hidup di
SMPN 18 Bandung
3. TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk mengetahui apa itu sekolah adiwiyata
b. Untuk mengetahui program adiwiyata di SMPN 18 Bandung
c. Untuk mengetahui Kontribusi terhadap pembelajaran dari adanya Program Adiwiyata di
SMPN 18 bandung
B. METODOLOGI PENELITIAN
1. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti
transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya
(Poerwandari, 1998:29).
Peneliti memilih metode kualititaf karena menginginkan hasil penelitian yang mendalam
dan menyeluruh atas fenomena yang akan diteliti. Selain itu, peneliti menggunakan metode ini
karena subjek dari penelitian ini adalah anak prasekolah yang tidak bisa didekati dengan
pendekatan kuantitatif, seperti pengerjaan skala ataupun kuesioner. Jadi, peneliti memilih
kualitatif dengan pencarian data melalui wawancara, dokumentasi dan observasi
2. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi
yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi
berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan
dokumentasi (Sugiono, 2008:63). Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi.
1) Wawancara
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna
subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti (Banister dkk dalam
Poerwandari, 1998). Sehubungan dengan subjek dalam penelitian ini adalah anak pra sekolah,
maka wawancara yang dilakukan yaitu semi terstruktur, dimana peneliti membawa guide
interview berupa gambar-gambar dan video anak-anak yang telah divalidasi oleh dosen ahli.
Gambar dan video tersebut yang akan membantu peneliti untuk memperoleh data dari subjek.
Dalam artikel ini, penulis melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan juga siswa dari
SMPN 18 bandung
2) Observasi
observasi kualitatif disini merupakan melihat, memperhatikan dan mengamati perilaku
dan aktivitas individuindividu di lokasi penelitian yang didalamnya peneliti langsung turun ke
lapangan (Creswell, 2012). Observasi yang dilakukan peneliti yaitu saat wawancara dengan
subjek. Selain merekam pembicaraan dengan subjek, peneliti juga mencatat perilaku-perilaku
yang relevan dengan tema penelitian. Selain itu, peneliti melakukan observasi saat subjek
memilih gambar ekspresi emosi dan saat ketiga subjek melihat video anak-anak. Observasi ini
bertujuan untuk melihat perilaku atau ekspresi yang muncul pada ketiga subjek saat memilih
gambar ataupun saat melihat video. Jadi selain catatan lapangan, peneliti menggunakan kamera
digital untuk memotret dan merekam subjek.
3) Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang lain yaitu dengan dokumentasi. Pengumpulan data ini
menggunakan kamera hand phone untuk merekam pembicaraan dengan subjek, dan kamera
digital untuk memotret dan merekam perilaku subjek.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. SEKOLAH ADIWIYATA
Sekolah adiwiyata adalah sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta
lingkungan yang indah. Dengan adanya program adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di
sekitar sekolah agar dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat
bagi kesehatan tubuh kita.
1) Tujuan Dari ADIWIYATA
Tujuan Umum : membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu
berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan
bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.
Tujuan Khusus : mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola sekolah yang baik untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan
2) Prinsip Dasar Program ADIWIYATA
Edukatif, prinsip ini mendidik programer Adiwiyata untuk mengedepankan nilai-nilai
pendidikan dan pembangunan karakter peserta didik agar mencintai lingkungan hidup, baik
lingkungan dalam sekolah, di rumah dan di masyarakat luas.
Partisipatif, komunitas sekolah harus terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi
keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan
peran.Partisipatif ini juga merupakan sebuah sikap yang harus dituntujukkan kepada lingkungan
sekitar sekolah dari komite sampai pemerintahan setempat, harus dilibatkan, agar pelestarian
lingkungan hidup dari sekolah bisa berdampak ke lingkungan sekitar.
Berkelanjutan, seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus
secara komprehensif/berkesinambungan.
3) Komponen Untuk Mencapai Tujuan Sekolah ADIWIYATA
3.1 Kebijakan Berwawasan Lingkungan
Visi dan Misi Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan.
Kebijakan Sekolah dalam mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup.
Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Pendidikan maupun tenaga
Kependidikan dibidang Pendidikan Lingkungan Hidup.
Kebijakan Sekolah dalam hal penghematan Sumber Daya Alam
Kebijakan Sekolah yang mendukung terciptanya Lingkungan Sekolah yang Bersih dan Sehat.
Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait
dengan lingkungan hidup
3.2 Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,
Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di
masyarakat sekitar,
Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya,
Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa
tentang lingkungan hidup.
3.3 Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis
partisipatif di sekolah,
Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar,
Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan
hidup di sekolah.
3.4 Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah yang Ramah Lingkungan
Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan
hidup,
Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah,
Penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK),
Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat,
Pengembangan sistem pengelolaan sampah.