REVIEW JURNAL
Identitas Jurnal
Analisis Implementasi Kebijakan Kurikulum Berbasis Lingkungan Hidup Pada
Program Adiwiyata Mandiri di SDN Dinoyo 2 Malang.
Ahmad Fajarisma Budi Adam
Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Juli 2014;
166-173
Permasalahan yang Dikaji dalam Jurnal
Beberapa aspek yang dibahas dalam jurnal ini adalah menjelaskan implementasi
kebijakan kurikulum berbasis lingkungan hidup pada program Adiwiyata Mandiri,
menjelaskan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan
kurikulum berbasis lingkungan hidup pada program Adiwiyata Mandiri, dan
menjelaskan solusi dalam menghadapi hambatan terhadap implementasi kebijakan
kurikulum berbasis lingkugan hidup pada program Adiwiyata Mandiri
Aspek Teori
1. Sumardi (2007) pendidikan lingkungan tidak akan mengubah situasi dan kondisi
lingkungan yang rusak menjadi baik dalam waktu yang singkat, melainkan
membutuhkan waktu, proses, dan sumber daya
2. Kualitas manusia menjadi isu sentral dan mempunyai peran penting dalam upaya
penyelamatan SDA (KNLH, 2010)
3. Buku panduan Adiwiyata (2010:15) pengembangan kurikulum berbasis
lingkungan merupakan indikator kedua penilaian program Adiwiyata. Indikator
pengembangan kurikulum berbasis lingkungan harus mengembangkan empat
kriteria, yaitu: 1) pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran; 2)
penggalian dan pengembangan materi serta persoalan lingkungan hidup yang ada
di masyarakat sekitar; 3) pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan
Nama / Nim : Mutiara Arlisyah Putri Utami / 16701251024
Prodi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Istiana Hermawati, M.Sos
masyarakat, baik diberikan secara materiil maupun moril demi kemajuan dan nilai
manfaat sekolah tersebut dalam mempertahankan prestasi sekolah sebagai sekolah
Adiwiyata Mandiri yang peduli dan berbudaya lingkungan.
Identitas Jurnal
Evaluasi Kebijakan Peraturan Majelis Dikdasmen Muhammadiyah tentang
Kinerja Guru di SMA Muhammadiyah 1 Gresik.
Any Faizah
Guru Biologi SMA Muhammadiyah 1 Gresik
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 2, Juli 2014; 93-
10
Permasalahan yang Dikaji dalam Jurnal
Permasalahan yang dikaji dalam jurnal ini adalah hasil evaluasi tentang kinerja guru
yang di laksanakan di SMA Muhammadiyah I Gresik dan melihat dampak
kebijakan peraturan Majlis Dikdasmen Muhammadiyah Kabupaten Gresik terhadap
kinerja guru di SMA Muhammadiyah 1 Gresik.
Aspek Teori
1. Depdiknas (2000) mengemukakan enam unsur yang merupakan indikator kinerja
guru, yaitu: 1) penguasaan landasan kependidikan; 2) penguasaan bahan
pembelajaran; 3) pengelolaan proses belajar mengajar; 4) penggunaan alat
pelajaran; 5) pemahaman metode penelitian untuk peningkatan pembelajaran, dan
6) pemahaman administrasi sekolah.
2. Schacter (2000) membagi indikator kinerja guru dalam tiga bagian, yaitu: 1)
keterampilan, pengetahuan, dan tanggung jawab guru; 2) pencapaian prestasi
siswa pada level kelas, dan 3) pencapaian prestasi sekolah.
Nama / Nim : Mutiara Arlisyah Putri Utami / 16701251024
Prodi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Istiana Hermawati, M.Sos
orientasi, pada tahap ini, langkah pertama yang peneliti lakukan adalah
pemahaman terhadap literatur atau sumber-sumber bacaan yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Langkah berikutnya pembuatan proposal penelitian
dan mengikuti seminar setelah mendapat persetujuan pembimbing. Kemudian
melakukan pendekatan terhadap sekolah dan pihak-pihak yang terkait lainnya; 2)
tahap eksplorasi focus, pada tahap ini dilakukan wawancara dan pengamatan
secara intensif dengan pihak-pihak yang diteliti, serta studi dokumentasi secara
mendalam sesuai dengan fokus penelitian setelah mendapatkan izin penelitian; 3)
tahap pengecekan, pada tahap ini pengecekan dilakukan penghapusan data atau
tahap membuat laporan tertulis. Pada tahap ini laporan dicek pada subjek, dan jika
kurang sesuai, perlu diadakan perbaikan untuk membangun derajat kepercayaan
pada informasi yang telah diperoleh.
Aspek Metodologi
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
menggunakan teknik observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi.
Temuan/ Kesimpulan
1. Peraturan Majelis Dikdasmen Pimpinan daerah Muhammadiyah tentang kinerja
guru terbukti efektif dalam pelaksanaannya di SMA Muhammadiyah 1 Gresik;
Dampak Penerapan Kebijakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Kabupaten Gresik terhadap Kinerja Guru. Nilai kinerja yang
diraih oleh guru SMA Muhammadiyah 1 Gresik rata-rata BAIK. Keberhasilan
tersebut tidak terlepas dari kerja keras Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Kabupaten Gresik, dan semua guru dan karyawan, serta
kekuatan peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
penyelenggara pendidikan. Implementasi peraturan Majelis Dikdasmen Pimpinan
Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik tentang kinerja guru membawa
pengaruh positif terhadap peningkatan kualitas guru di SMA Muhammadiyah 1
Gresik.
2. Kebijakan memang menjadi kunci keberhasilan dari suatu program. Apabila
Nama / Nim : Mutiara Arlisyah Putri Utami / 16701251024
Prodi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Istiana Hermawati, M.Sos
Identitas Jurnal
A Syamsu Alam
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK KEBIJAKAN SOSIAL DI PERKOTAAN
SEBAGAI SEBUAH KAJIAN IMPLEMENTATIF
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012.
Permasalahan yang Dikaji dalam Jurnal
Permasalahan yang dibahas dalam jurnal ini adalah masalah kebijakan tentang
manajemen perkotaan sebagai proses manajemen untuk membuat sistem kota yang
ideal seperti sesuatu yang diharapkan. Manajemen perkotaan ini sangat terkait
dengan tingkat kompleksitas masalah perkotaan yang terkait dengan sejumlah faktor
dan tantangan, seperti populasi, tingkat tinggi pada urbanisasi, Kemiskinan
Nama / Nim : Mutiara Arlisyah Putri Utami / 16701251024
Prodi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Istiana Hermawati, M.Sos
dengan lingkungannya
7. Thomas R. Dye (Budi, 2002: 15), mengatakan bahwa Kebiajakan publik adalah
apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan
8. Analisa kebijakan adalah suatu bentuk penelitian terapan (action) yang dilakukan
untuk memahami secara mendalam berbagai permasalahan sosial guna
mendapatkan pemecahan yang lebih baik sebagaimana dikemukakan oleh Quide
(Mustopadidjaya, 1986).
9. Analisa kebijakan publik adalah penentuan dalam rangka hubungan antara
berbagai alternative kebijakan, keputusan atau cara-cara lainnya, yang terbaik
untuk mencapai sejumlah tujuan tertentu (Nagel, 1984).
10. Analisa kebijakan adalah metode atau disiplin untuk mengkaji, menemukenali,
merumuskan permasalahan yang dihadapi, kemudian mengembangkan, menilai
serta memilih alternative kebijakan, guna memecahkan permasalahan atau tujuan
yang diinginkan (Mustopadidjaya, 1984)
11. E.S.Quide (Riant: 83), bahwa asal muasal analisa kebijakan disebabkan
banyaknya kebijakan yang tidak memuaskan.
12. Carl W. Patton dan David S. Savicky (Riant, 2004: 84), dengan kritis menjelaskan
bahwa analisa kebijakan adalah tindakan yang diperlukan untuk dibuatnya sebuah
kebijakan, baik kebijakan yang baru sama sekali atau kebijakan yang baru sebagai
konsekuensi dari kebijakan yang ada.
13. William N. Dunn (Riant, 2003: 86), bahwa analisis kebijaksanaan sebagai disiplin
ilmu sosial terapan yang menerapkan berbagai metode penyelidikkan, dalam
konteks argumentasi dan debat publik, untuk menciptakan secara kritis menaksir,
dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.
14. William N. Dunn (2000), bahwa hubungan antara komponenkomponen informasi
kebijakan dan metode-metode analisis kebijakan memberikan landasan untuk
membedakan tiga bentuk utama analisis kebijakan, antara lain; analisis kebijakan
prospektif, analisis kebijakan restrospektif, dan analisis kebijakan terintegrasi.
15. Kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon
isu-isu yang bersifat publik, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi
kebutuhan masyarakat banyak. (Bessant, Watts, Dalton dan Smith 2006: 4).
16. Huttman (1981) dan Gilbert dan Specht (1986) melihat kebijakan sosial dari tiga
Nama / Nim : Mutiara Arlisyah Putri Utami / 16701251024
Prodi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Istiana Hermawati, M.Sos
sudut pandang, yakni kebijakan sosial sebagai proses (process), sebagai produk
(product) dan sebagai kinerja atau capaian (performance).
Aspek Metodologi
-
Temuan/ Kesimpulan
1. Regulasi tentang keberadaan para PKL di kota Makassar sangat mendesak untuk
ditinjau kembali, seiring dengan adanya perubahan tentang kemajuan kota.
2. Munculnya pusat-pusat PKL pada tempat-tempat yang dilarang, merupakan
gambaran kekurangmampuan atau kekurangtegasan pemerintah kota dalam
menyediakan sumber-sumber ekonomi warganya, termasuk mengatur dan menata
PKL.
Identitas Jurnal
Guadalupe Francia
The impacts of individualization on equity educational policies
NEW APPROACHES IN EDUCATIONAL RESEARCH
Vol. 2. No. 1. January 2013 pp. 1722 ISSN: 2254-7399 DOI: 10.7821/naer.2.1.17-22
Permasalahan yang Dikaji dalam Jurnal
Jurnal ini mendiskusikan dampak strategi individualisasi mengenai kesetaraan
kebijakan pendidikan melalui analisis strategi pengajaran individual yang diterapkan
dalam rangka kebijakan prioritas pendidikan di Swedia.
Aspek Teori
1. Mons (2007), strategi pengajaran individualisasi yang diterapkan dalam sistem
pendidikan ini sangat berkontribusi terhadap keadilan dalam model sekolah ini.
2. Penelitian Pendidikan Komparatif tentang kebijakan prioritas pendidikan
(Demeuse, Frandji, Pincemin, Greger, & Rochex, [Eds.], 2008) menegaskan
Nama / Nim : Mutiara Arlisyah Putri Utami / 16701251024
Prodi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Istiana Hermawati, M.Sos
Identitas Jurnal
Regina Clia Linhares Hostins & Suelen Garay Figueiredo Jordo Universidade do
Vale do Itaja Brasil
School Inclusion Policy and Curricular Practices: Teaching Strategies for the
Conceptual Preparation of the Target Public of Special Education
Epaa aapee Arizona State University Journal Volume 23 Number 28
Permasalahan yang Dikaji dalam Jurnal
Dalam tulisan ini penulis menganalisis wacana guru (diperoleh dalam wawancara
kelompok), interaksi dan tindakan pengajaran guru. Hal ini bertujuan untuk
mengidentifikasi permasalahan pedoman kebijakan, praktik kurikuler, Dan peran
MRR di sekolah.
Aspek Teori
1. Pengaruh dan kepentingan baru ini merupakan indikasi perubahan material dan
medan diskursif kebijakan pendidikan dalam skala global, atau apa yang Lingard,
Nama / Nim : Mutiara Arlisyah Putri Utami / 16701251024
Prodi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Istiana Hermawati, M.Sos
Creagh, dan Vass (2012, hal 315) sebut sebagai "bidang kebijakan global Yang
memiliki implikasi signifikan untuk definisi kebijakan pendidikan di Brasil.
2. Apa yang diselidiki adalah kemungkinan bahwa pedoman ini dalam praktiknya
dapat meningkatkan kesenjangan antara pendidikan reguler dan khusus yang
memprovokasi penyertaan terbalik dan / atau merangsang perkembangan apa
yang disebut oleh Lingard (2007, p 246) sebagai "pedagogi ketidakpedulian."
3. Dalam konsepsi penulis, pedagogies ini dapat dilihat sebagai terapi terapeutik
dalam kepedulian yang diberikan siswa, namun berbeda dalam hal kerja efektif
dengan perbedaan dan dalam kaitannya dengan bagaimana membuat perbedaan
mengenai peluang belajar di lingkungan sekolah (Lingard, 2007)
4. Dua aspek mendasar mencirikan penelitian kolaboratif: pendidikan dan
penelitian, yang mendefinisikannya sebagai dimensi pendidikan dan transformasi
(Oneesp, 2010).
5. Menurut kebijakan Pendidikan Khusus yang berlaku (Brasil, 2008) pendidikan
khusus: Mengidentifikasi, mempersiapkan, dan mengatur sumber daya pedagogis
dan aksesibilitas yang menghilangkan hambatan partisipasi penuh siswa, dengan
mempertimbangkan kebutuhan spesifik mereka. Kegiatan yang dilakukan dalam
pendidikan khusus berbeda dengan yang dilakukan di kelas umum, dan tidak
melakukan substitusi sekolah. Layanan ini melengkapi dan / atau melengkapi
pendidikan siswa yang bertujuan otonomi dan kemandirian di sekolah dan di
luarnya. (Halaman 16)
6. Melihat kasus spesifik siswa penyandang cacat, dapat dilihat bahwa itu persis
karena mereka mendominasi pemikiran abstrak dengan kesulitan lebih besar
sehingga sekolah harus mengembangkan kemampuan ini dengan menggunakan
semua cara yang mungkin.
7. "Dalam bentuk yang dirangkum, tugas sekolah terdiri dari tidak hanya
menyesuaikan diri dengan yang cacat, tapi juga mengatasinya" (Vygotski, 1997,
hal 45).
8. Sebuah konsep bukanlah formasi terisolasi, fosil, tidak berubah, melainkan bagian
aktif dari proses intelektual, terus-menerus dalam pelayanan komunikasi,
pemahaman, dan pemecahan masalah" (Vygotski, 1993). , Hal. 46).
Nama / Nim : Mutiara Arlisyah Putri Utami / 16701251024
Prodi : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Istiana Hermawati, M.Sos
Aspek Metodologi
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi yang
melibatkan 203 peneliti di 16 negara bagian dan 20 Program Pasca Sarjana di
Institusi Pendidikan tingkat tiga di Brasil.
Temuan/ Kesimpulan
1. Praktik kurikuler yang mengarah pada persiapan konseptual siswa di sekolah
yang memiliki target masyarakat pendidikan khusus tidak dibedakan dari
persiapan konseptual praktik yang digunakan bersama siswa lainnya.
Perbedaannya terletak pada konsep pembelajaran dan di praktik pengajaran yang
telah dipicu, baik di sekolah reguler maupun di MRR, dan yang ke tingkat yang
lebih besar atau lebih kecil berkontribusi untuk memperluas atau membatasi
kemungkinan konseptual persiapan siswa dan proses sekolah mereka.
2. Tersirat dalam wacana pendidikan inklusif atau masuknya sekolah subjek
penyandang cacat, gangguan perkembangan global, atau yang berbakat, adalah
sebaliknya, menuju segmentasi, pemisahan, dan pembedaan antara
Guru, siswa, dan pekerjaan pedagogis dari layanan ini di sekolah.
3. Dari sudut pandang penjabaran kebijakan sekolah inklusi dalam konteks
praktik, apa yang diamati adalah pembatasan aktivitas MRR terhadap dukungan
kegiatan pedagogis, individualisasi pengajaran dan isolasi kerja, yang
berkontribusi terhadap pemeliharaan sebuah gagasan tentang tempat untuk
pendidikan khusus di sekolah, pengosongan kurikulum, dan kelanjutan ketidak
pedulian terhadap pedagogi.