Volume Health Policy and Technology 9 (2020) 598–612 Tahun 2020 Penulis Andrius Kavaliunas, Pauline Ocaya, Jim Mumper, Isis Lindfeldt, dan Mattias Kyhlstedt Reviewer Tanggal 15 Maret 2021 Tujuan Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pendekatan kebijakan di Swedia dalam memerangi pandemi. Metode Metode penelitian yang digunakan dalm jurnal ini adalah Penelitian menggunakan metode penelitian literature dimana data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber dan studi ilmiah yang dipublikasikan, materi pracetak, laporan agensi, komunikasi media, survei publik. Dengan fokus khusus pada pendekatan kebijakan itu sendiri yaitu, trend Covid-19, respons sistem perawatan kesehatan, ikhtisar kebijakan dan tindakan , dan implikasinya. Hasil Swedia dikenal menerapkan pendekatan kebijakan berbeda terkait pandemi Covid-19; Namun, aspirasinya serupa dengan negara lain: untuk mengurangi transmisi dan "mempersempit kurva". Tujuan utama negara tersebut diuraikan dalam rencana kesiapsiagaan pandemic yaitu untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas dalam populasi, dan untuk meminimalkan berbagai konsekuensi negatif bagi individu dan masyarakat. Dalam situasi pandemi ini banyak perspektif pandemi dibentuk oleh media dan politik, penting untuk mengambil langkah mundur untuk merefleksikan tujuan yang dirasakan dan tujuan apa yang lebih relevan untuk mengevaluasi tindakan kebijakan. Jika kembali ke masalah pemberitaan media, dengan jelas menggambarkan bias dan misinformasi terhadap Swedia dan Covid-19. Strategi PHA (Badan Kesehatan Masyarakat Swedia) pertama adalah untuk melindungi orang yang berusia lebih dari 70 tahun dan menghindari sistem kesehatan yang berlebihan. Pada 1 April, PHA menerbitkan peraturan dan saran umum tentang tanggung jawab semua orang untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan merekomendasikan terkait kebersihan tangan, jarak fisik, tinggal di rumah saat sakit dan menghindari perjalanan yang tidak perlu. Rekomendasi tersebut juga menguraikan apa yang harus dilakukan tempat kerja, transportasi umum, bisnis, klub olahraga, asosiasi, serta layanan penjara dan dewan migrasi untuk memerangi Covid-19. Intervensi kebijakan dikelompokkan berdasarkan tujuan utama intervensi, organisasi yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut dan kapan dilaksanakan. Langkah penting untuk mencegah penyebaran adalah modifikasi sementara terhadap kompensasi cuti sakit, menghilangkan dampak keuangan pada perusahaan dan / atau karyawan saat memilih untuk berada di rumah ketika ragu akan penyakit. Selain itu, perlindungan orang tua dan rentan di luar batasan dari mengunjungi panti jompo, termasuk rekomendasi khusus untuk individu berusia di atas 70 tahun dan orang dengan faktor risiko lain yang mendasarinya. Rekomendasi ini termasuk membatasi kontak sosial, menghindari transportasi umum dan berbelanja bahan makanan, di apotek, atau berada di tempat keramaian. Menyadari keterbatasan kepatuhan penuh pada rutinitas kebersihan. Dalam perawatan lansia, rekomendasinya adalah tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) karena hal ini dapat menimbulkan rasa aman yang salah yang berisiko berdampak negatif pada rutinitas kebersihan dasar yang lebih penting. Dalam pengaturan di mana rutinitas kebersihan dasar telah ditetapkan dengan baik, APD dapat ditambahkan sebagai tindakan tambahan. Kesehatan dan kapasitas serta kinerja yang menjadi tanggung jawab daerah termasuk beberapa kebijakan nasional untuk menangani situasi yang luar biasa ini. Untuk meningkatkan kapasitas ICU, pemerintah menginstruksikan NBHW berfungsi sebagai koordinator nasional untuk memastikan perluasan untuk memenuhi kebutuhan. NBHW selanjutnya ditunjuk untuk mengkoordinasikan pasokan bahan untuk perawatan kesehatan antar daerah, untuk memastikan penggunaan yang optimal dari pasokan kritis. Kepatuhan yang dilaporkan sendiri terhadap kebijakan dengan pedoman ‘tindakan lunak’ yang dinilai melalui survei, yang menunjukkan tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap tindakan seperti kebersihan, menjaga jarak secara fisik, dan pada tingkat yang lebih rendah dalam kaitannya dengan menghindari pertemuan sosial di luar rumah. Dari perspektif pengelolaan kurva adanya kebijakan yang dikeluarkan supaya tidak membebani sistem perawatan kesehatan, tindakan di Swedia telah efektif, dengan kapasitas ICU yang tidak pernah habis. Jika dibandingkan dengan wilayah berbeda di Swedia, Stockholm, yang memiliki puncak awal dan karena itu disana persiapannya masih kurang karena lengah terhadap pandemi, berbeda dengan wilayah lain yang memiliki keuntungan memiliki waktu beberapa minggu untuk mempersiapkan diri sebelum mencapai puncaknya. Meskipun kebijakan yang sama telah diterapkan di seluruh Swedia, hasilnya berbeda, di mana Stockholm memiliki lebih dari lima kali lipat kematian dibandingkan Skane. Meskipun beberapa di antaranya dapat dijelaskan dengan permulaan pandemi yang kurang agresif di Skane, hal ini juga menunjukkan bahwa ada faktor lain yang mendasari yang lebih signifikan. Skane dan Västra Götaland keduanya memiliki mobilitas yang lebih tinggi menurut 5 dari 6 kategori. Dalam tinjauan sistematis baru-baru ini peran anak- anak dalam penularan penyakit kelompok populasi ini bukanlah penyebab pandemi, sehingga membuka sekolah dan taman kanak-kanak tidak mungkin berdampak pada tingkat kematian pada orang tua. Baru-baru ini, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa menerbitkan sebuah laporan, menyoroti pengalaman Swedia dan mendesak untuk membuka kembali sekolah sesegera mungkin. Perspektif Swedia mungkin menawarkan wawasan yang tak ternilai untuk membuka kembali fasilitas pendidikan di seluruh dunia. Untuk menambahkan, Analisis Statistik Norwegia [70] menyarankan bahwa biaya harian untuk menutup sekolah dan taman kanak-kanak mereka menjadi 1,7 miliar NOK. Pasien dengan Covid-19 yang parah bisa sangat kelelahan setelah dirawat di rumah sakit, terutama mereka yang membutuhkan perawatan respirator di ICU, dan gangguan neurologis dan psikiatri telah diamati pada beberapa kategori pasien ini. Apa yang diperlukan untuk individu maupun untuk masyarakat (biaya) masih terlalu dini untuk dikatakan. Analisis mendalam akan diperlukan untuk menilai pengambilan keputusan mengenai tingkat perawatan (rumah, rumah sakit, ICU) dan untuk individu di panti jompo pada permulaan peredaan. Berdasarkan penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang tertular Covid-19 memiliki gejala ringan, kemungkinan mereka dengan tingkat keparahan ringan hingga sedang di Swedia mengisolasi diri setelah berhubungan dengan Swedish Healthcare Guide 1177. Kesimpulan Strategi Swedia untuk memerangi pandemi dapat dicirikan sebagai berbasis bukti dan dalam kemitraan yang erat antara pemerintah dan masyarakat, dibangun di atas rasa saling percaya dan memberikan tanggung jawab kepada individu. Banyak yang dapat dicapai dengan tindakan sukarela (rekomendasi). Cara Swedia juga telah diperhatikan oleh WHO dan diusulkan sebagai model masa depan. Sistem perawatan kesehatan di negara ini tidak pernah kewalahan dan oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa "menata kurva" telah berhasil. Namun, angka kematian yang relatif tinggi di kalangan lansia jika dibandingkan dengan negara Nordik lainnya telah banyak diperdebatkan dan dibahas. Apakah keberhasilan suatu strategi bergantung pada tingkat pembatasan, masih harus dijawab, tetapi sudah terbukti bahwa korelasi ini tidak koheren serta hubungan sporadis antara tindakan represif dan kematian masih membingungkan dan banyak faktor lain, misalnya, kepadatan penduduk, perawatan kesehatan dan organisasi perawatan sosial, ukuran rumah tangga, proporsi kelompok populasi rentan dan orang tua, gaya hidup (misalnya, merokok) dan faktor risiko lingkungan (misalnya polusi udara), pola pariwisata dan perjalanan, Semakin banyak analisis dilakukan untuk menjelaskan pertanyaan terkait kesehatan dan perawatan sosial mengenai dampak pandemi dalam hal insidensi, rawat inap, rehabilitasi, mortalitas, mortalitas berlebih, harapan hidup dan kausalitas (mati dengan vs sekarat karena). Namun ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan ketika merancang dan mengevaluasi strategi, termasuk gangguan perawatan kesehatan dan pendidikan di negara-negara dengan penguncian (yang memiliki konsekuensi yang relatif lebih kecil di Swedia) termasuk risiko kesehatan mental, kekerasan, kejahatan dan pelanggaran hak asasi manusia. Kelebihan - Bahasa yang digunakan dalam jurnal mudah dipahami. - Isi jurnal sangatlah padat dan rinci Kekurangan - Jurnal tidak sesuai dengan kaidah penulisan jurnal karena metode penelitian hanya disebutkan dalam abstrak dalam isi jurnal tidak disebutkan - Isi jurnal tidak tertata dengan rapi