Anda di halaman 1dari 43

PERAN DESA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI

MASYARAKAT PADA PEMANFAATAN SIDILAN DI DESA


TAGOGAPU KECAMATAN PADALARANG KABUPATEN
BANDUNG BARAT

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat melaksanakan ujian Sidang Sarjana
pada program studi Administrasi publik

Oleh :

INTAN LISFANI ADAM

NIM. 19.011.220

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BANDUNG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah................................................................................4

B. Pokok Permasalahan.....................................................................................9

1. Identifikasi Masalah..................................................................................9

2. Pembatasan Masalah...............................................................................10

3. Rumusan Masalah...................................................................................10

C. Tujuan Penelitian........................................................................................10

D. Manfaat Penelitian......................................................................................11

BAB II....................................................................................................................13

TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................13

A. Tinjauan Teori.............................................................................................13

1. Administrasi............................................................................................13

2. Administrasi Publik.................................................................................14

3. Pelayanan Publik.....................................................................................16

4. E-Government.........................................................................................20

5. Peran Desa...............................................................................................23
6. Partisipasi Masyarakat.............................................................................25

7. SIDILAN.................................................................................................28

B. Tinjauan Kebijakan/Peraturan.....................................................................31

C. Penelitian Terdahulu...................................................................................32

D. Kerangka Pemikiran....................................................................................36

E. Pernyataan/ Proposisi Penelitian.................................................................38

BAB III..................................................................................................................39

METODE PENELITIAN.......................................................................................39

A. Metode Penelitian.......................................................................................39

B. Lokasi dan Jadwal Penelitian......................................................................39

1. Lokasi Penelitian.....................................................................................39

2. Jadwal Penelitian.....................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dokumen Pencatatan Sipil merupakan suatu hal yang wajib

dimiliki oleh setiap Warga Negara Indonesia seperti yang dijelaskan pada

Pada Pasal 1 ayat ke-8 disebutkan bahwa “Dokumen Kependudukan

adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang

mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan

dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil” (UU Nomor

24 Tahun, 2013).

Dalam administrasi kependudukan, data kependudukan harus

selalu diperbarui dan terintegrasi dengan baik untuk memastikan

keakuratan informasi. Ini juga membutuhkan sistem yang efisien dan

transparan dalam mengelola data, agar dapat digunakan sebagai dasar

dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan yang tepat. Pada era digital

ini tanpa harus mendatangi kantor kecamatan atau Kantor Administrasi

Penduduk dan Pencatatan sipil di kabupaten, sistem pelayanan dokumen

pencatatan sipil bisa dilakukan melalui Online seperti pada pasal 1 ayat 2

“Pelayanan Administrasi Kependudukan Daring yang selanjutnya disebut

Pelayanan Adminduk Daring adalah proses pengurusan dokumen

kependudukan yang pengiriman data/berkas persyaratannya dilakukan

dengan media elektronik yang berbasis web dengan memanfaatkan


fasilitas teknologi, komunikasi dan informasi” (Permendagri No 7 tahun,

2019).

Mengacu pada Permendagri Nomor 07 Tahun 2019 dengan

didukung oleh kejadian luar biasa dimana pada awal tahun 2020 COVID-

19 meningkat mengakibatkan kegiatan – kegiatan tidak bisa dilakukan

secara tatap muka. Maka lahirlah Sistem Daftar Informasi Layanan Online

(SIDILAN) di Kabupaten Bandung Barat sebagai Media Pelayanan

administrasi kependudukan Online yang bisa diakses melalui WEB atau

Aplikasi di Play Store. SIDILAN kabupaten Bandung Barat merupakan

inovasi Disdukcapil Kabupaten Bandung Barat yang memiliki tujuan

untuk memastikan bahwa data dan informasi kependudukan di wilayah

Kabupaten Bandung Barat selalu akurat, terbaru, dan mempermudah

dalam proses pembuatannya. Sosialiasasi tentang adanya SIDILAN sudah

banyak dilalukan menggunakan sosial media resmi disdukcapil, lalu

melakukan pemberitahuan kepada pemerintahan di tingkat kecamatan dan

desa

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, Efektivitas Pelayanan

Administrasi Kependudukan Melalui SIDILAN dalam Akta kematian oleh

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten

Bandung Barat sudah cukup baik, namun belum efektif karena memiliki

beberapa hambatan seperti server yang sering gangguan,kurangnya server,

kurangnya petugas dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang

teknologi (Pangestu, 2022).


Selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

Prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (UU Nomor 6 Tahun, 2014). Desa merupakan pemerintahan

yang berada di tingkat pertama dan bersentuhan langsung dengan

masyarakat. Oleh karena itu, desa memiliki potensi untuk memahami

kebutuhan dan harapan masyarakat dan berperan sebagai wakil masyarakat

dalam berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemerintah pada tingkat

yang lebih tinggi. Desa dapat memfasilitasi pelayanan publik bagi

masyarakat dan memastikan bahwa masyarakat memiliki akses yang

mudah dan efisien ke layanan publik yang dibutuhkan, Desa harus

memastikan bahwa warganya memiliki informasi yang benar dan tepat

mengenai sistem pelayanan publik yang tersedia. Desa dapat melakukan

ini melalui berbagai cara seperti sosialisasi, Penyajian papan informasi,

dan lain-lain.

Di desa Tagogapu SIDILAN ini Seharusnya menjadi kabar baik,

karena jarak tempuh dari desa ke kantor kecamatan dan ke dinas

kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Bandung Barat yang

luamayan jauh adanya aplikasi/Web ini mungkin akan mempermudah

dalam pengurusan administrasi kependudukan tetapi di Desa Tagogapu

sendiri SIDILAN jarang sekali digunakan bahkan ada Sebagian orang


yang belum mengetahui adanya Aplikasi/WEB SIDILAN. Sedangkan

“Pemerintah modern pada hakekatnya adalah pelayanan kepada

masyatakat. Pemerintahan tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri,

tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang

memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan

dan kreativitasnya dalam mencapai kemajuan Bersama” (Mulyadi, 2018)

dalam hal ini butuh kerja sama antara pemerintah sebagai penyedia

layanan dan masyarakat sebagai pengguna layanan dalam mewujudkan

tujuan pemerintah dalam memanfaatkan teknologi untuk mempermudah

proses pelayanan administrasi kependudukan.

Setelah melakukan observasi Di Desa Tagogapu bahwa ada

beberapa kondisi masyarakat yang dapat menjadi faktor kurangnya

partisipasi di Desa Tagogapu yaitu :

1. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, Desa Tagogapu hanya

membuat sosialisasi dengan media papan informasi yang ada

didesa, dan melalui grup-grup Whatsapp ketua Rukun Warga, maka

dari itu berkemungkinan menyebabkan sebagian masyarakat yang

tidak mendapatkan informasi tentang program-program pemerintah

atau produk-produk baru yang ada. Selain itu, kurangnya sosialisasi

juga dapat menyebabkan sebagian masyarakat tidak memahami

cara kerja sistem pelayanan publik dan bagaimana mereka dapat

memanfaatkannya.
2. Jaringan internet yang kurang memadai, pada Sebagian wilayah di

Desa Tagogapu kekuatan Jaringan Internet sagat minim,

dikarenkan Sebagian besar wilayah Desa Tagogapu merupakan

perbukitan yang jauh dari Menara Jaringan Provider,

mengakibatkan lambatnya dalam melakukan kegiatan yang

berhubungan langsung dengan internet.

3. Kompetensi, rendahnya tingkat pendidikan yang menyebabkan

kurangnya pengetahuan tentang teknologi, sedangkan dalam

pemanfaatan suatu media pelayanan harus ditujang oleh

kompetensi masyarakat sebagai pengguna layanan tersebut,

sebagaimana data tingkat Pendidikan pada profil Desa Tagogapu

tahun 2022 dengan rincian persentase pendidikan menurut Profil

Desa Tagogapu sebagai berikut :

NO URAIAN PERSENTASE

1 Tidak / belum pernah sekolah 21%

2 Tidak Tamat SD 14%

3 SD/Sederajat 20%

4 SLTP/Sederajat 13%

5 SLTA/Sederajat 16%

6 AKADEMI/D3 6%

7 S1/S2/S3 10%
Berdasarkan uraian diatas menjadi menarik untuk meneliti peran

Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada Pemanfaatan

SIDILAN dengan fakta bahwa SIDILAN sebagai media pelayanan yang

bertujuan untuk mempermudah pendaftaran administrasi kependudukan,

tetapi di Desa Tagogapu tingkat partisipasi masyarakat dalam

memanfaatkan SIDILAN cukup rendah, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PERAN DESA DALAM

MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA

PEMANFAATAN SIDILAN DI DESA TAGOGAPU KECAMATAN

PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT”

B. Pokok Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti

mengidentifikasikan permasalahan yang akan dijadikan sebuah

pembahasan pada penelitian ini, yaitu :

a) Kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat tentang SIDILAN

sebagai sistem pelayanan online di Kabupaten Bandung Barat.

b) Kurangnya Partisipasi masyarakat dalam Pemanfaatan SIDILAN di

Desa Tagogapu sebagai media pelayanan Online Administrasi

Kependudukan Kabupaten Bandung Barat.

c) Peran Pemerintahan Desa dalam meningkatkan partisipasi

masyarakat pada memanfaatkan SIDILAN.


d) Kurangnya Kompetensi masyarakat, yang mengakibatkan

kurangnya pengetahuan warga masyarakat terhadap teknologi.

e) Kualitas Jaringan disebagian Wilayah Desa Tagogapu yang kurang

memadai dapat menghambat pemanfaatan Pelayanan Online

SIDILAN.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

peneliti membatasi :

a) Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap Pemanfaatan Media

Pelayanan Online SIDILAN

b) Peran Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi Masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana peran Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat

pada pemanfaatan SIDILAN?

2. Apa upaya yang dilakukan desa dalam mengatasi kurangnya

partisipasi masyarakat pada pemanfaatan SIDILAN?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka Tujuan Penelitian

yang ingin dicapai oleh penulis, yaitu:


1. Untuk mengetahui bagaimana peran desa dalam meningkatkan

partisipasi masyarakat pada pemanfaatan SIDILAN

2. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk

mengatasi kurangnya partisipasi masyarakat pada pemanfaatan

SIDILAN

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

a) Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan

ilmu administrasi Publik, dan dengan adanya penelitian ini

dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

perkembangan ilmu pengetahuan dalam kajian ilmu

Administrasi Publik.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

sarana untuk memperkaya dan pengembangan ilmu

pengetahuan tentang media pelayanan publik dan Budaya

Masyarakat dalam memproses Administrasi

Kependudukan.

b) Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

pertimbangan dalam hal Pelayanan Publik secara Online di

Kabupaten Bandung Barat Khususnya di Desa Tagogapu


2. Diharapka penelitian ini dapat meningkatkan bentuk

kepekaan pemerintah terhadap wilayah – wilayah dengan

geografis tinggi dan kendala jaringan internet yang kurang

stabil.

3. Bagi Peneliti hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk

menambah Wawasan, Pengetahuan, dan Pengalaman terkait

masalah yang menjadi topik penelitian.

4. Bagi Sekolah Tinggi Administrasi Bandung (STIA-

Bandung). Dapat menjadi tambahan Koleksi Pustaka untuk

menambah bahan bacaan dan bahan kajian mahasiswa

Sekolah Tinggi Administrasi Badung.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Administrasi

Kata administrasi itu berasal dari kata “ad” dan “minister” yang

berarti juga “to serve”. Dapat dipahami bahwa yang dimaksud

administrasi adalah suatu proses pelayanan atau pengaturan Menurut

Dimock & Dimock (1978:15) dalam (Pasolong, 2019). Definisi

administrasi sendiri merupakan bentuk Kerja sama antar manusia dalam

mencapai suatu tujuan seperti yang dikutip dari beberapa pendapat yaitu:

Menurut S.P. Siagian (2004:2) mendefinisikan administrasi

sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau

lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu mencapai tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya. Selanjutnya menurut The Liang Gie (1993:9),

mendefinisikan administrasi adalah rangkaian kegiatan terhadap pekerjaan

yang dilakukan oleh sekelompok orang di dalam Kerjasama mencapai


tujuan tertentu dalam (Pasolong, 2019). Ada beberapa dimensi

karakteristik menurut (Pasolong, 2019) yang perlu kita ketahui dalam

administrasi yaitu :

1. Efisien, bahwa tujuan administrasi merupakan hasil yang berdaya

berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien)

2. Efektifitas, berarti bahwa tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat

tercapai. Karena pada dasarnya efektifitas berasal dari kata yang

berhubungan dengan sebab akibat yaitu “efek”

3. Rasional, bahwa tujuan yang talah dicapai dapat bermanfaat dalam

maksud yang berguna dan dilakukan dengan sadar atau disengaja.

2. Administrasi Publik

Dalam memenuhi kebutuhan publik secara efisien di Indonesia

sendiri Administrasi Publik ini merupakan Kerjasama yang dilakukan oleh

sekelmpok orang atau Lembaga dalam melaksanakan tugas pemerintah.

Seperti yang dikatakan oleh Nicolas Henry (1988) dalam (Pasolong,

2019), mendefinisikan “administrasi publik adalah suatu kombinasi yang

kompleks antara teori dan praktik, dengan tujuan mempromosi

pemahaman terhadap pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat

yang diperintah, dan juga mendorong kebijakan publik agar lebih

responsive terhadap kebutuhan sosial”.

Menurut David H. Rosenbloom (2005) dalam (Pasolong, 2019)“

administrasi publik merupakan pemanfaatan teori – teori dan proses –


proses manajemen, politik dan hukum untuk memenuhi keinginan

pemerintah dibidang legislatif, eksekutif, dalam rangka fungsi – fungsi

pengaturan dan pelayanan terhadap masyarakat secara keseluruhan atau

Sebagian”. Selanjutnya Teori Administrasi Publik menut Fayol dalam

(Pasolong, 2019) diketahui bahwa fayol telah pensiun dalam usia 72 tahun

dan mencurahkan diri dari sisa hidupnya dengan mendirikan Pusat Studi

Administrasi, Fayol memberikan tiga sumbangan besar bagi pemikiran

administrasi dan manajemen

1) Aktivitas Organisasi

2) Fungsi atau Tugas Pimpinan

3) Prinsip – prinsip administrasi atau manajemen

Selain itu Fayol merumuskan fungsi – fungsi administrasi yaitu :

1) Planning (Perencanaan)

2) Organizing (Pengorganisasian)

3) Commanding (Pengarahan)

4) Coordinating (Pengkoordinasian)

5) Controlling (pengendalian)

Peran Administrasi Publik, menurut keban (2004:15) dalam

(Pasolong, 2019) bahwa “peran administrasi publik dapat diamati secara

jelas dari dinamika pengaturan dan perubahan jenis departemen,

penempatan menteri dan semua jajaran dalam jabatannya, pengaturan

persyaratan jabatan, mekanisme pengangkatan/ pemilihan dan


pemberhentian para gubernur, bupati dan walikota, serta semua sekretaris

daerah, kepala dinas, kepala badan dan kepala kantor pada tingkat lokal.

Peran tersebut dapat dirasakan ketika kualitas para birokrat kunci atau

eksekutif seperti menteri dan semua pejabat eselon yang ada dipusat atau

di daerah tidak memadai, penggantian struktur dan fungsi birokrasi mulai

dari pusat sampai di daerah secara tidak responsif. Pengaruh negatif yang

paling dirasakan terjadi ketika berbagai kesalahan dalam pengaturan

struktur organisasi publik, proses manajemen dan kebijakan publik yang

kurang rasional, serta rendahnya etika dan moral birokrat. Pada umumnya

di negara berkembang peran negatif administrasi publik masih nampak dan

menjadi salah satu sumber keterbelakangan”.

Menurut pasolong sendiri dalam bukunya Teori Administrasi

Publik bahwa aspek yang paling penting adalam menentukan ruang

lingkup administrasi adalah kepentingan publik. Adapun ruang lingkupnya

sebagai berikut (Pasolong, 2019) :

1) Kebijakan Publik

2) Birokrasi Publik

3) Manajemen Publik

4) Kepemimpinan

5) Pelayanan Publik

6) Administrasi kepegawaian Negara

7) Manajemen kinerja

8) Etika administrasi
9) Good Governance

3. Pelayanan Publik

Menurut Undang – undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan

publik adalah sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang – undangan

bagi setiap warna negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau

pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan

publik (UU Nomor 25 Tahun, 2009).

Pelayanan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang

diperlukan oleh orang lain (KBBI Online/Daring, 2022), sedangkan

menurut Gronross (1990:27) dalam (Maulidiah, 2014) “Pelayanan adalah

suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang tidak kasat mata (tidak

dapat diraba) yang dapat terjadi sebagai akibat dari adanya suatu interaksi

antara unsur konsumen yang membutuhkan pelayanan dengan unsur

karyawan yang memberikan pelayanan atau hal – hal lain yang disediakan

oleh perusahaan oleh pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk

memecahkan permasalahan dan memenuhu kebutuhan

konsumen/pelanggan”

dapat disimpulkan bahwa pelayanan itu sendiri merupakan suatu

upaya dalam pemecahan masalah dan pemenuhan dari berbagai kebutuhan

yang tibul dari unsur konsumen atau pelanggan. Adapula definisi yang
lebih sederhana dan bersifat umum diungkapkan oleh Ivancevich,dkk

(1997:448) dalam (Maulidiah, 2014) “Pelayanan adalah merupakan produk

– produk yang tidak bersifat kasat mata (tidak dapat diraba) yang

melibatkan adanya usaha-usaha dari unsur manusia yang menggunakan

peralatan dalam memenuhi berbagai bentuk kebutuhan dalam kehidupan”

Sehubungan dengan pernyataan di atas Konsep pelayanan adalah

suatu proses untuk memuaskan segala macam kebutuhan orang menurut

hak asasi manusia atau masyarakat itu sendiri, Oleh karena itu kata

"umum" pada "Pelayanan" mengacu pada elemen masyarakat, dan orang

dengan kepentingan. Menurut Nurcholis (2005:178) dalam (Maulidiah,

2014) publik sebagai sejumlah orang yang mempunyai kebersamaan,

berfikir, perasaan, harapan, sikap, dan Tindakan yang benar dan baik

berdasarkab pada nilai – nilai, dan norma – norma yang mereka miliki dan

sepakati bersama.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik (Keputusan

Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:63/KEP/M.PAN/7/2003,

2003) bahwa pelayanan publik merupakan segala bentuk dari kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh institusi penyelenggara pelayanan

publik sebagai upaya dalam proses pemenuhan dari segala bentuk

kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang undangan.
Hakikatnya dari suatu pelayanan publik adalah adanya pemberian

pelayanan prima kepada unsur masyarakat yang merupakan perwujudan

dari kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat yang

memiliki fungsi pelayanan. Selanjutnya pada Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara (Keputusan Mentri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor:63/KEP/M.PAN/7/2003, 2003) Tentang Pedoman

Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, Pelayanan Publik memiliki 10

Prinsip dalam penyelenggaraannya yaitu:

1. Kesederhanaan, Prosedur pelayanan publik tidak berbelit – belit,

mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan

2. Kejelasan

a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

b) Unit kerja/ pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/

persoalan/ sengketa dalam melaksanakan pelayanan publik.

c) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian Waktu, Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan

dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi, Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat,

dan sah.

5. Keamanan, Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa

aman dan kepastian hukum.


6. Tanggung jawab, Pimpinan Penyelenggara pelayanan publik atau

pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan

pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan

pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana, Tersedianya sarana dan

prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang

memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi

dan informatika (telematika).

8. Kemudahan akses, Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat

memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, Pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, sera memberikan

pelayanan dengan ikhlas.

10. Kenyamanan, Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,

disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan

yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung

pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain – lain.

4. E-Government

Electronik Government atau lebih sering dikenal dengan e-

government yang artinya Pemerintahan Digital. Dalam upaya


mengefektifkan dan efisiensi kinerja pemerintah memanfaatkan teknologi

ini sebagai penyelenggaraan pelayanan.

Menurut Heeks (2006) dalam (’Trisantosa et al., 2022)

mendefinisikan e-government sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah dengan menggunakan teknologi informasi untuk memberikan

layanan kepada masyarakat.

Selanjutnya menurut Fasanghari (2009) dalam (’Trisantosa et al.,

2022) bahwa E-government merupakan bagian dari sistem sosial politik

serta budaya yang cukup kompleks, di dalamnya tidak hanya berisi

pengembangan teknologi. Argawal (2000) dalam (’Trisantosa et al., 2022)

membagi pengertian e-government menjadi lima tingkatan, semakin tinggi

tingkatannya, maka semakin kompleks permasalahan yang akan dihadapi

oleh pemerintah, yaitu sebagai berikut :

1. E-government untuk menunjukan wajah pemerintah yang baik dan

menyembunyikan kompleksitas yang ada di dalamnya. Pada tingkat

awal ini masih bersifat menginformasikan tentang segala hal yang

berada di dalam institusi tersebut.

2. Mulai ditandai dengan adanya Transaksi dan Interaksi secara

Online antara suatu institusi pemerintah dengan masyarakat.

Mengurangi budaya antri dalam melakukan pelayanan dan

komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat sudah

mulai terjalin secara Online. Pada level kedua ini dapat mengurangi
adanya biaya tersembunyi dalam proses pelayanan karena aparat

pemerintah tidak lagi bersinggungan dengan masyarakat.

3. Memerlukan Kerjasama (kolaborasi) secara Online antar beberapa

institusi dan masyarakat. Peran perantara yang biasanya sebagai

sumber ketidakefisienan Pada level tiga ini sudah semakin hilang

sehingga masyarakat dapat melakukan transaksi setransparan

mungkin.

4. E-government sudah semakin kompleks, bukan hanya memerlukan

kerja sama antarinstitusi dan masyarakat, tetapi juga menyangkut

arsitektur teknis yang semakin kompleks. Dalam level ini

masyarakat dapat mengganti informasi yang menyangkut dirinya

hanya dengan satu klik dan otomatis berlaku untuk setiap institusi

pemerintah terkait. Contohnya seseorang yang pindah alamat dari

suatu database pemerintah secara otomatis semua administrasi

kependudukan akan diperbaharui.

5. Pemerintah sudah memberikan informasi yang terpaket (packaged)

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Memberikan “information-

push” yang berorientasi pada masyarakat. Masyarakat benar –

benar dilayani seperti raja oleh pemerintah. Dengan demikian e-

government pada level lima ini daoat menyediakan semuanya.

Melihat uraian di atas, pada hakekatnya E-Government adalah

proses penggunaan teknologi informasi sebagai alat untuk mengelola

sistem administrasi secara lebih efisien dan menyediakan informasi yang


transparan dengan mudah dan murah tersedia bagi publik setiap saat untuk

memperbaiki sistem administrasi. termasuk pengembangan e-governance

di tingkat pemerintah daerah (Kota/Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan,

RW, dan RT).

5. Peran Desa

Peran didefinisikan sebagai serangkaian tindakan dan perilaku

yang diharapkan dan diantisipasi oleh masyarakat dari seorang individu

dalam situasi sosial tertentu (Brown & Tajfel, 2018). berkenaan dengan Desa.

Pada Undang Undang No 6 Tahun 2014 Desa adalah desa adat dan/atau

desa dengan nama lain, yang merupakan kesatuan masyarakat hukum

dengan batas wilayah yang mempunyai misi mengatur dan mengurus

segala urusan negara, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa dan persoalan masyarakat. Asal usul atau hak tradisional diakui

dan dihormati dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia (UU

Nomor 6 Tahun, 2014). Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana suatu

kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang

berkuasa mengadakan pemerintah sendiri, menurut Muhammad Mulyadi

(2019) dalam (Miranti & Arif, 2022). Kemudian Desa ialah suatu golongan

masyarakat hukum yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati di

dalam lingkup sistem pemerintahan. Menurut Amin Suprihatini (2018)

Dalam (Miranti & Arif, 2022).


peran desa dalam partisipasi masyarakat adalah sebagai penggerak

partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan

program, dan monitoring hasil, dengan membangun kesadaran dan

keterampilan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya local (Fitria,

2019) . Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, peran desa

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Musyawarah Desa: Desa memiliki peran untuk menyelenggarakan

musyawarah desa, yaitu forum bagi masyarakat untuk

berpartisipasi dalam menentukan masalah-masalah dan mengambil

keputusan bersama.

2. Pengembangan Potensi Masyarakat: Desa memiliki peran untuk

memfasilitasi pengembangan potensi masyarakat, seperti melalui

program-program peningkatan keterampilan dan produktivitas.

3. Pendidikan dan Pelatihan: Desa memiliki peran untuk menyediakan

fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat, seperti sekolah

dasar, sekolah menengah, dan tempat-tempat pelatihan lainnya.

4. Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat: Desa memiliki peran

untuk melindungi dan membebaskan masyarakat dari diskriminasi

dan kemiskinan, serta membantu masyarakat untuk meningkatkan

kualitas hidup mereka.

Dengan demikian, peran desa dalam meningkatkan partisipasi

masyarakat menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 adalah sebagai

penyelenggara musyawarah desa, pengembangan potensi masyarakat,


pendidikan dan pelatihan, serta perlindungan dan pemberdayaan

masyarakat.

Desa dapat berperan sebagai fasilitator partisipasi masyarakat

dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa. Desa dapat

memfasilitasi berbagai kegiatan seperti : Musyawarah, diskusi, dan

konsultasi dengan masyarakat.

6. Partisipasi Masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), partisipasi

adalah keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan atau turut berperan

dalam kegiatan tersebut (KBBI Online / Daring, n.d.). partisipatif berarti

pelayanan publik mendorong dan membutuhkan peran aktif masyarakat

mulai dari tahap awal perencanaan hingga evaluasi atau control

pelaksanaan pelayanan publik (Wibowo, 2017), selanjutnya menurut

H.A.R.Tilaar (2009:287) dalam jurnal (Rahmawati et al., 2021)

mengemukakan bahwa partisipasi merupakan salah satu wujud dari

keinginan yang akan mengembangkan suatu demokrasi melalui suatu

proses desentralisasi yang dapat mengupayakan perlu adanya perencanaan

dari bawah (bottom-up) dengan melibatkan masyarakat dalam proses suatu

perencanaan dan pembangunan terhadap masyarakatnya.

Partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan keputusan melalui


lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya (UNDP, 1997)

dalam (Hidayati & Suwanda, 2022) . partisipasi dapat diartikan sebagai

sumbangan sukarela, keterlibatan, serta keikutsertaan warga masyarakat

dalam berbagai kegiatan pembangunan. Partisipasi masyarakat pada Teori

Slamet (1985) dalam (Hidayati & Suwanda, 2022) , yang menyatakan bahwa

tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan,

sangat ditentukan oleh 3 (tiga) unsur pokok, yaitu:

1. Adanya kemauan yang diberikan kepada masyarakat untuk

Berpartisipasi.

2. Adanya kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi

3. Adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi.

Ada lima indikator partisipasi masyarakat nenurut Oakley (1991:9)

dalam (Rahmawati et al., 2021):

1. Adanya kontribusi, kontribusi artinya adalah partisipasi, kontribusi

Dalam hal ini dapat berupa materi dan tindakan.

2. Adanya pengorganisasian, Pengorganisasian adalah proses

membagi tugas kepada orang-orang sesuai dengan

kemampuannya, mengalokasikan sumber daya dan

mengkoordinasikannya dalam kerangka efisiensi untuk mencapai

tujuan organisasi.
3. Peran masyarakat dan aksi masyarakat, merupakan keikutsertaan

individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam setiap

kegiatan pemerintah.

4. Motivasi masyarakat, dukungan dari dalam diri untuk mencapai

tujuan individu diwujudkan melalui kegiatan kelompok.

5. Tanggung jawab masyarakat. merupakan bentuk kesadaran akan

perilaku dalam kehidupan bermasyarakat

Keterlibatan masyarakat adalah proses dimana warga secara aktif

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan

yang mempengaruhi kehidupan mereka. Partisipasi masyarakat dianggap

penting karena dapat membantu memastikan bahwa kebijakan dan

keputusan yang diambil mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat

setempat. Keterlibatan masyarakat juga berkontribusi pada transparansi

dan akuntabilitas pemerintah yang lebih besar dalam proses pengambilan

keputusan dan implementasi kebijakan. Keterlibatan masyarakat dapat

terjadi di berbagai tingkatan, dari nasional hingga lokal, misalnya di desa

atau kecamatan.

Keterlibatan masyarakat di tingkat desa atau kelurahan, seperti

partisipasi dalam program pemerintah yang melibatkan masyarakat, seperti

layanan daring. Dalam praktiknya, keterlibatan masyarakat dapat

menghadapi tantangan seperti kurangnya informasi yang tersedia,

perbedaan pendapat, dan kurangnya aksesibilitas dan keterwakilan dalam

proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk


mendorong keterlibatan masyarakat, seperti penyediaan informasi yang

terbuka dan mudah diakses, pemberdayaan masyarakat, dan penyediaan

ruang partisipasi yang inklusif bagi seluruh elemen masyarakat.


7. SIDILAN

Gambar 2.1 Aplikasi SIDILAN

Sumber : (Panduan SIDILAN, 2021)

SIDILAN ini merupakan Sistem Daftar Informasi Layanan

Online Kabupaten Bandung Barat, merupakan media dalam

pelayanan/pengajuan data kependudukan dan pencatatan sipil dengan

motto GaGah (Gancang Gampang Hampang). SIDILAN ini dapat diakses

dengan cara mengunjungi halaman disdukcapil.bandungbaratkab.go.id

atau dengan mendownload aplikasinya melalui Google Play Store.

SIDILAN sendiri memiliki beberapa kriteria pelayanan yaitu

(Panduan SIDILAN, 2021) :

1. Catatan Sipil

- Akta Kelahiran

- Akta Kematian

- Akta perceraian
- Program 4 in 1(Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk

Elektronik, Akta Kelahiran, Kartu Identitas Anak )

2. Daftar Penduduk

- Kartu Identitas anak (KIA)

- Kartu Keluarga (KK)

- Kartu Tanda Penduduk (KTP)

- Legalisir Dokumen

- Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga yang

tidak bisa diakses Lembaga pengguna

- Orang Asing Tinggal Terbatas (SKTTS)

- Perekaman

- Pindah dalam Kabupaten

- Pindah/Datang antar (Kota, Kabupaten, Provinsi)

- Table Demografik

Untuk melakukan pelayanan tersebut perlu dilakukannya

“Register”, register atau menurut KBBI dapat diartikan sebagai

pendaftaran, SIDILAN ini menerapkan qoesioner tentang data diri

pendaftar yang terdiri dari :

- Nomor Induk Kependudukan (NIK)

- Nomor Kartu Keluarga

- Email

- Nomor Handphone

- Password
Setelah melakukan registrasi, pengguna layanan perlu login

terlebih dahulu menggunakan NIK dan Password yang sudh dibuat

sebelumnya. untuk menuju ketahap selanjutnya para pengguna layanan

akan mengisi formulir data diri foto, nama, dan lain - lain untuk keperluan

setiap pelayanan yang akan dipilih. Dalam setiap layanan SIDILAN ini

pengguna akan diminta untuk mengupload semua dokumen yang

diperlukan sebelum mengajukan suatu pelayanan dan setelah proses

bebetapa questioner dari berbagai pelayanan yang dipilih maka akan

muncil hasil pelayanan sebagai berikut :

- Untuk dokumen surat – menyurat akan dikirim melalui e-

mail dengan menggunakan format PDF, dan ditandatangani

menggunakan Barcode.

- Untuk pelayanan yang berbentuk kartu seperti KTP-EL &

KIA akan dikirim melalui PT.POS (Max 4 Hari kerja)

Setelah proses pengajuan selesai akan ada status pengajuan yaitu :

- Ditangguhkan yang artinya kelengkapan dokumen yang

diminta tidak lengkap.

- Dalam Proses yang artinya Proses Antrian Pelayanan Online.

- Proses verifikasi yang artinya pengecekan kelengkapan

dokumen ADMINDUK oleh petugas SIDILAN.

- Selesai yang artinya Pelayanan sudah selesai dengan pesan

keterangan dan kepastian dokumen sudah di kirim baik

melalui email atau layanan PT.POS


B. Tinjauan Kebijakan/Peraturan

Tugas dan fungsinya SIDILAN berpedoman pada Peraturan Mentri

dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2019 tentang Administrasi secara daring. Pada

Pasal 1 ayat 1-5 yang berbunyi (Permendagri No 7 tahun, 2019):

1. Administrasi Kependudukan Secara Daring yang selanjutnya disebut

Adminduk Daring adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban

dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan berbasis

elektronik melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,

pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan

sektor lain.

2. Pelayanan Administrasi Kependudukan Daring yang selanjutnya

disebut Pelayanan Adminduk Daring adalah proses pengurusan

dokumen kependudukan yang pengiriman data/berkas persyaratannya

dilakukan dengan media elektronik yang berbasis web dengan

memanfaatkan fasilitas teknologi, komunikasi dan informasi.

3. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang selanjutnya

disingkat SIAK adalah sistem informasi yang memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan

informasi administrasi kependudukan ditingkat penyelenggara dan

instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.

4. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk,

pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan


penduduk rentan administrasi kependudukan serta penerbitan

dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan

kependudukan.

5. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami

oleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada dinas

kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten/kota atau unit pelaksana

teknis dinas kependudukan dan pencatatan sipil.

Dengan adanya permendagri tersebut pemerintah Kabupaten Bandung

Barat melahirkan SIDILAN sebagai Pelayanan Administrasi Kependudukan

Daring.

C. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis, terdapat

penelitian sebelumnya yang dijadikan rujukan dalam penelitian yaitu

penelitian yang berjudul “Efektivitas Pelayanan Administrasi Kependudukan

Melalui Layanan Online SIDILAN Di Dinas Kependudukan Dan Catatan

Sipil Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat” oleh Rizky Pangestu

tahun 2022, jenis penelitian ini merupakan deskriptif, dengan menggunakan

metode pendekatan kualitatif.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu :

1. Objek yang diteliti adalah sama – sama Aplikasi/WEB SIDILAN.

2. Metode penelitian yang digunakan yaitu sama-sama menggunakan

metode Kualitatif.
Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

1. Fokus dalam penelitian sebelumnya berfokuskan kepada proses akta

kematian di aplikasi SIDILAN sedangkan penelitian saat ini focus

pada Partisipasi masyarakat dalam Pemanfaatan Media Pelayanan

Online SIDILAN

2. Lokasi dalam penelitian sebelumnya di Disdukcapil Kabupaten

Bandung Barat sedangkan penelitian ini berlokasi di Desa Tagogapu.

hasil penelitian yang dilakukan tersebut, Efektivitas Pelayanan

Administrasi Kependudukan Melalui SIDILAN dalam Akta kematian oleh

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bandung

Barat sudah cukup baik, namun belum efektif karena memiliki beberapa

hambatan seperti server yang sering gangguan,kurangnya server, kurangnya

petugas dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang teknologi. (Pangestu,

2022)

Penelitian selanjutnya berjudul “Peran Kepala Desa dalam

Meningkatkan Partisipasi Masyarakat pada Pembangunan di Desa Warukin

Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong” oleh Miranti dan Lukman Arif tahun

2022, dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif

dengan Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan

dokumentasi. Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini yaitu :

Persamaan
1. Terdapat persamaan pada variabel Y yaitu meningkatkan partisipasi

masyarakat.

2. Metode penelitian yang digunakan sama-sama menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif.

Perbedaan

1. Terdapat perbedaan pada variabel X yaitu “Peran Kepala Desa”

sedangkan dalam penelitian ini yaitu “Peran Desa” lebih menyeluruh

dan tidak memfokuskan pada satu jabatan saja.

2. Lokasi yang diambil yaitu “Desa Warukin Kecamatan Tanta

Kabupaten Tabalong” sedangkan dalam penelitian ini berlokasi di

“Desa Tagogapu Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat”

3. Focus penelitian “Meningkatkan Paritisipasi pada pembangunan di

desa” sedangkan dalam penelitian ini “meningkatkan partisipasi

masyarakat pada pemanfaatan SIDILAN”

Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah Peran kepala desa penting

untuk mengayomi bawahannya dan masyarakat guna mewujudkan

kesejahteraan, khususnya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan melalui sumbangsih pikiran, tenaga, dan waktu. Kepala desa

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengikuti kegiatan

keislaman desa, meningkatkan kemauan masyarakat untuk mengikuti

kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dan kemampuan

masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan desa (Miranti &

Arif, 2022).
Penelitian selanjutnya berjudul “Upaya Pemerintah Kota Surabaya

dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Melalui Media Center Surabata

sebagai wujud Good Governance” oleh Ririn Hidayati dan I Made Suwanda

tahun 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif,

Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini yaitu :

Persamaan

1. Terdapat persamaan pada variabel Y yaitu meningkatkan partisipasi

masyarakat.

2. Metode penelitian yang digunakan sama-sama menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif.

Perbedaan

1. Terdapat perbedaan pada variabel X yaitu “Upaya Pemerintah”

sedangkan dalam penelitian ini yaitu “Peran Desa”, dimana upaya dan

peran merupakan dua konsep yang berbeda, upaya merujuk pada

Tindakan atau kegiatan untuk mencapau suatu tujuan. sedangkan

peran merujuk pada tanggung jawab atau fungsi yang diberikan dalam

suatu situasi atau lingkungan tertentu.

2. Lokasi penelitian “Surabaya” sedangkan penelitian ini berlokasi di

“Desa Tagogapu Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat”

3. Penelitian berfokus pada “peningkatan partisipasi masyarakat

menggunakan media center Surabaya” lebih menekankan pada upaya

pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat melalui media

center Surabaya, sedangkan dalam penelitian ini “Meningkatkan


partisipasi masyarakat pada pemanfaatan SIDILAN” lebih

menekankan pada meningatkan minat masyarakat pada penggunaan

sidilan sebagai media pelayanan online.

Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah Kota

Surabaya telah berupaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dengan

melaksanakan Sosialisasi, Pelaksanaan Pertura (Pertunjukan Rakyat),

Pengembangan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Peningkatan

kualitas pegawai Media Center Surabaya dalam memberikan Pelayanan,

Pengembangan Inovasi Pelayanan Pengaduan Media Center Surabaya, dan

Memberikan Kejelasan Prosedur dan Kemudahan Penggunaan Layanan

(Hidayati & Suwanda, 2022).

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir dalam penelitian ini yang berjudul Peran Desa

dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat pada Pemanfaatan SIDILAN di

Desa Tagogapu Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. dibuat

agar penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang

ingin dicapai.

Maka kerangka Pemikiran penelitian ini antara keduanya untuk lebih

jelasnya sebagai berikut :


INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

Peraturan Mentri SIDILAN PERAN DESA PARTISIPASI


dalam Negeri MASYARAKAT
Mengacu pada peran desa dalam
Nomor 7 Tahun Permendagri dan partisipasi Partisipasi
2019 tentang didukung oleh masyarakat adalah masyarakat pada
Administrasi secara pristiwa luarbiasa sebagai penggerak pemanfaatan sidilan,
daring. yaitu Covid-19 partisipasi partisipasi
Peraturan ini Kabupaten Bandung masyarakat dalam masyarakat
memuat tentang Barat berinovasi pengambilan ditentukan oleh 3
penyesuaian standar untuk membuat keputusan, (tiga) unsur pokok
pelayanan minimal SIDILAN seibagai pelaksanaan menurut (Hidayati &
di lingkungan upaya peningkatan program, dan Suwanda, 2022) ,
pemerintah daerah, kualitas pelayanan di monitoring hasil, yaitu:
yang meliputi kabupaten bandung dengan membangun
1. Adanya kemauan
pengaturan barat dengan kesadaran dan
yang diberikan
mengenai tata cara menggunakan sistem keterampilan
kepada masyarakat
penyelenggaraan, digital/daring. masyarakat dalam
untuk Berpartisipasi.
pengukuran, Dalam proses pengelolaan sumber
evaluasi, dan pengenalan kemada daya local (Fitria, 2. Adanya
peningkatan kualitas masyarakat 2019) kesempatan
pelayanan publik di Disdukcapil masyarakat untuk
daerah dengan menggunakan media berpartisipasi
menggunakan Sosial media untuk 3. Adanya
system bersosialisasi, dan kemampuan
daring/digital. memberikan masyarakat untuk
Tujuan dari pemberitahuan berpartisipasi.
peraturan ini adalah kepada
untuk meningkatkan Pemerintahan
kualitas pelayanan ditingkat Kecamatan
publik di daerah, dan Desa.
mempermudah akses
masyarakat dan
pemerintahan
sehingga masyarakat
dapat memperoleh
layanan yang
memadai dan sesuai
dengan kebutuhan
mereka.
E. Pernyataan/ Proposisi Penelitian

Pemanfaatan SIDILAN disuatu daerah perlu didukung oleh desa

dalam pemberian informasi, pengarahan, dan penggunaan sidilan, desa pun

berperan penting dalam peningkatan partisipasi masyarakat terhadap

pemanfaatan SIDILAN sebagai media pelayanan publik yang ada di

Kabupaten Bandung Barat, dalam hal ini menurut kerangka berfikir diatas

maka proposisi penelitian sebagai berikut :

1. Peran desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat adalah sebagai

fasilitator dan penggerak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

dalam memanfaatkan potensi sumber daya lokal, termasuk dalam hal

pemanfaatan SIDILAN di Desa Tagogapu Kecamatan Padalarang

Kabupaten Bandung Barat, dengan cara memberikan informasi,

pelatihan, pendampingan, sehingga tercipta kondisi yang kondusif

bagi masyarakat untuk turut serta dalam memanfaatkan SIDILAN

tersebut secara optimal.

2. Untuk mendorong masyarakat agar aktif menggunakan SIDILAN di

Desa Tagogapu dalam memproses administrasi kependudukan maka

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan SIDILAN di

Desa Tagogapu Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat

sangat diperlukan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Lokasi dan Jadwal Penelitian

1. Lokasi Penelitian

2. Jadwal Penelitian

Bulan/Tahun 2022-2023
N
Kegiatan Des Jan Feb Mar April
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mencari Judul

2 Proses Pengajuan

Judul

3 Observasi

Lapangan

4 Menghubungi

Dosen

Pembimbing

5 Membuat
Proposal

6 Revisi Proposal

Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Brown, R., & Tajfel, H. (2018). Sosial Indentity and intergroup Relations.

Fitria, D. (2019). Peran Desa dalam Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Berkelanjutan. Masyarakay Dan Budaya, 21, 1–12.

Hidayati, R., & Suwanda, I. made. (2022). UPAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA DALAM
MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI MEDIA CENTER SURABAYA
SEBAGAI WUJUD GOOD GOVERNANCE. In Kajian Moral dan Kewarganegaraan (Vol. 10).

KBBI Online / Daring. (n.d.). Definisi Partisipasi. Retrieved February 6, 2023, from
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/partisipasi

KBBI Online/Daring. (2022, January 10). Definisi Pelayanan . Https://Kbbi.Web.Id/Pelayanan.

Maulidiah, S. (2014). pelayanan publik (RahyunirRauf, Ed.; 1st ed.). CV. Indra Prahasta.

Miranti, & Arif, L. (2022). Peran Kepala Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Pada
Pembangunan di Desa Warukin Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 22(2), 932. https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i2.2100

’Mulyadi, D. (2018). Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik.

Panduan Sidilan. (2021). PANDUAN PROSES PENGAJUAN ONLINE SIDILAN.

Pangestu, A. R. (2022). EFEKTIVITAS PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN MELALUI


SIDILAN. Administrasi Publik, 1–10.

Pasolong, H. (2019). TEORI ADMINISTRASI PUBLIK.

Rahmawati, Mone, A., & Mustari, N. (2021). PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT


TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM INOVASI DESA BUDI DAYA JAMUR TIRAM DI DESA
JENETAESA KECAMATAN SIMBANG KABUPATEN MAROS. 2.
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

’Trisantosa, I. N., ’Kurniasih, D., & Hubies, M. (2022). Pelayanan Publik Berbasis Digital (T.
yulianti, Ed.; 2022nd ed., Vol. 1). Grup Penerbitan CV Budi Utama.

Wibowo. (2017). MANAJEMEN KINERJA (Kelima). Rajawali Pers.

 
Undang – Undang

Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:63/KEP/M.PAN/7/2003.


(2003). PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK.

Permendagri No 7 tahun. (2019). PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN


SECARA
DARING. www.peraturan.go.id

UU Nomor 24 Tahun. (2013). PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23


TAHUN
2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.

UU Nomor 25 Tahun. (2009). PELAYANAN PUBLIK.


UU Nomor 6 Tahun. (2014). DESA.

Anda mungkin juga menyukai