TINJAUAN PUSTAKA
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian penulis
Dalam penelitian pertama dari penelitian oleh Satria Budi Setiawan dan Indah
Prabawati, 2019 [ CITATION Sat19 \l 1033 ] dengan judul “Efektivitas Pelaksanaan Aplikasi GO
SIGAP di Kepolisian Resor Gresik” menjelaskan bahwa Dengan Go Sigap masyarakat bisa
mengadu, melapor, mengurus SKCK dan SIM. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif Fokus dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang
sasaran program, sosialisasi program, tujuan program, dan pemantauan program. Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
aplikasi Go Sigap di Kepolisian Resort (Polres) Gresik belum berjalan secara efektif, karena
ada beberapa indikator yang belum berjalan seperti sosialisasi program dimana masyarakat
Gresik banyak yang belum pernah mendapat sosialisasi dari Polres Gresik. Selanjutnya
pemantauan program yakni belum ada pemantauan khusus dari Polres Gresik mengenai
aplikasi tersebut, hanya dilakukan pembaruan dan waktu yang dibutuhkan cukup lama yaitu
enam bulan terhitung mulai bulan November 2018 sampai April 2019. Oleh karena itu,
peneliti memberikan saran agar pihak Polres lebih gencar melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Gresik mengenai aplikasi Go Sigap, berikutnya yaitu untuk pembaruan aplikasi
diharapkan waktu yang di butuhkan lebih cepat supaya masyarakat dapat menggunakan
aplikasi tersebut kembali dalam hal pelaporan kriminalitas maupun pengurusan SIM dan
SKCK.
Penelitian kedua dari penelitian oleh Dinda Plawidnri dan Indah Prabawati, 2019
Resor (POLRES) Jember” menjelaskan bahwa Melalui aplikasi tersebut, warga pelaksana
ronda dapat terhubung langsung dengan kepolisian jika menemui adanya gangguan
kamtibmas saat melakukan ronda, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan mendeskripsikan bagaimana efektivitas program tersebut dalam mencapai sasaran dan
tujuannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian mix method, yaitu strategis
yang bobot atau prioritas ini diberikan pada data kuantitatif. Fokus penelitian ini adalah
indikator efektivitas program yang terdiri dari empat indikator yaitu ketepatan sasaran
program, sosialisasi program, pencapaian tujuan program, dan pemahaman program. Teknik
analisis data terdiri dari empat tahap yaitu pengolahan, pengorganisasian data, penemuan
hasil, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program e-siskamling
sudah berjalan efektif. Dari keempat indikator efektivitas tersebut, indikator ketepatan
sasaran program mendapatkan persentase skor sebesar 72,6% dengan kriteria efektif. Hal ini
juga didukung dengan pernyataan responden bahwa sasaran program mampu menerima dan
presentase skor total sebesar 76,2% dengan kriteria efektif. Indikator pencapaian tujuan
program mendapatkan persentase skor sebesar 73% masuk, dan masuk pada kategori efektif.
Hal ini juga didukung pernyataan responden bahwa partisipasi masyarakat cukup baik untuk
menjaga keamanan lingkungan dan adanya peningkatan keamanan di titik rawan. Sedangkan
indikator yang memiliki jumlah skor terendah adalah indikator pemantauan program dengan
jumlah presentase skor sebesar 69,4%. Pemantauan program e-siskamling dilakukan oleh
Satbinmas Polres Jember dengan mengecek grafik keaktifan ronda dan pada saat anev
(analisa dan evaluasi kinerja Polres) menegur Bhabinkamtibmas yang desa binaannya kurang
aktif. Akan tetapi, pada anev akhir-akhir ini sudah tidak lagi menegur Bhabinkamtibmas
yang keaktifannya kurang. Indikator pemantuan program masih masuk pada kategori efektif
dengan perolehan skor 69,4%. Secara keseluruhan nilai persentase skor jawaban dari empat
memperoleh skor sebesar 72,8% yang masuk pada kelas interval 61%-80% yang berarti
“Efektif”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan Polres Jember diharapkan lebih
memantau kembali keaktifan berjalannya program e-siskamling di 248 desa dan kelurahan
yang ada, karena program ini cukup efektif untuk mencegah tindak kejahatan di malam hari
terutama di jam-jam rawan dan untuk anggota Bhabinkamtibmas yang menjadi kordinator
lapangan diharapkan terus aktif dalam mendekati warga di desa binaannya, dan terus
Penelitian ketiga dari penelitian oleh Alvian Dwi Oktavisa dan Weni Rosdiana,
2019[ CITATION Alv19 \l 1033 ] yang berjudul “Efektivitas Aplikasi Sistem Operasional
aplikasi SOTOLA masyarakat dapat mengadu, melapor mengurus SKCK, SIM, dan Izin
keramaian. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Fokus dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dari efektivitas suatu
program berdasarkan pemahaman program, tepat sasaran, tepat waktu, tercapainya tujuan,
dan perubahan nyata. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah pengumpulan, reduksi
data, penyajian data, verifikasi, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
aplikasi SOTOLA di Polres Lamongan tidak berjalan secara efektif, karena ada beberapa
indikator yang belum berjalan seperti masih kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh
petugas yang hanya sebatas di sekolah-sekolah sekitar kota dan perangkat desa saja sehingga
masyarakat Lamongan masih banyak yang tidak mengetahui aplikasi SOTOLA, Oleh karena
itu peneliti memberikan saran agar pihak Polres lebih sosialisasi kepada masyarakat
agar tampilannya lebih menarik minat masyarakat untuk menggunakan aplikasi tersebut.
Penelitian keempat dari penelitian oleh Musa, 2020 [ CITATION Mus20 \l 1033 ] yang
berjudul “Efektivitas Layanan Darurat Jakarta Siaga 112 dalam Penanganan Kebakaran oleh
UPT. Pusat Data & Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta. “ yang menjelaskan
bahwa bahwa Efektivitas Layanan Darurat Jakarta Siaga 112 dalam Penanganan Kebakaran
oleh UPT. Pusat Data & Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta Efektivitasnya
masih rendah, dikarenakan Penyelenggaraan Layanan Darurat Jakarta Siaga 112 dalam
Penanganan Kebakaran yang dilaksanakan oleh UPT. Pusat Data & Informasi Kebencanaan
BPBD Provinsi DKI Jakarta ditinjau dari aspek Pemahaman Kelompok Target (Target
Group) terhadap Program, aspek Ketercapaian Tujuan Program, dan aspek Tindaklanjut
Program. Disarankan harus terus menerus melakukan sosialisasi Layanan Darurat ini kepada
masyarakat, perlu peningkatan komitmen yang tegas dari Kepala 8 SKPD terkait penanganan
kebakaran agar dilapangan semua unit berperan sesuai dengan Standar Operasi Prosedur
(SOP) Penanganan Kebakaran dan diperlukan evaluasi dan tindaklanjut layanan program
berjudul : Efektivitas Penerapan E-Government Melalui Sistem E-Tilang Pada Satuan Polisi
Traffic belum efektif. Terbukti dari masyarakat yang belum sepenuhnya mengetahui sistem
e-tiket, minimnya informasi dari pejabat tentang sistem E-Tilang, dan pemerasan yang masih
dihadapi aparat saat terjadi pelanggaran lalu lintas. Dalam aplikasi E-Tilang, penulis
mencatat beberapa faktor yang menghambat, dari seorang petugas, seringnya terjadi
gangguan jaringan yang menghambat pengiriman denda tilang dan nomor briva kepada
pelanggar. Sedangkan pelanggar kurang sosialisasi terkait dengan sistem E-Tilang dari
pejabat kepada pelanggar sehingga masyarakat masih bingung dengan mekanisme Sistem E-
Tilang, serta buruknya perilaku pelaksana yang terdapat pada retribusi yang ditemukan oleh
Menurut (UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik) secara normatif, pelayanan
publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dana tau pelayanan administratif yang disediakan oleh
Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 tahun 2003 adalah segala kegiatan pelayanan yang
ataupun masyarakat yang memiliki kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan
“Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk
secara fisik”
pandangan yang hampir sama yaitu segala bentuk pelayanan yang telah diberikan oleh
penyelenggara pelayanan publik baik barang, jasa maupun pelayanan administratif itu
merupakan sebagai bentuk tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan
Usaha Milik Negara Maupun Badan Usaha Milik Daerah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
masyarakat, untuk mencapai kepuasan tersebut maka diperlukan asas-asas yang dijadikan
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan
b. Akuntabilitas
undangan.
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
d. Partisipatif
e. Kemanan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras, golongan, gender
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing -
masing pihak.
Pada setiap komponen asas pelayanan publik memiliki makna yang sangat penting dan
wajib ada dalam instansiinstansi pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan publik, hal
tersebut terjadi agar dalam kegiatan pelayanan dapat dilaksanankan semaksimal dan
seprofesional mungkin.
2.2.3. Prinsip Pelayanan Publik
Dalam mewujudkan pelayanan publik yang baik maka setiap pelayanan harus mengacu pada
suatu prinsip pelayanan yang baik. Menurut Rahmayanty (2010:88), prinsip-prinsip pelayanan
publik:
a. Kesederhanaan, adalah prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan, yang menyangkut: persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik, unit
kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan
d. Standar pelayanan publik, setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki stndar
pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.
pengawasan yang melekat yaitu dilakukan oleh atasan langsung, sesuai dengam ketentuan
Dari penjelasan diatas terkait dengan prinsip-prinsip pelayanan publik dapat disimpulakan
bahwa pemerintah yang bertanggung jawab atas pelayanan publik, harus memberikan informasi
terkait dengan prosedur, rincian biaya maupun persyaratan dalam sebuah layanan yang diberikan
oleh pemerintah kepada masyarakat. Selain itu masyarakat sebagai penerima layanan juga
memiliki peran penting dalam suatu pelayanan, salah satunya masyarakat turut ikut serta dalam
melakukan pembaharuan layanan, jika pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat selanjutnya pemerintah juga dapat memberikan pelayanan yang sesuai kebutuhan
masyarakat.
pelayanan publik agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menurut keputusan menteri
a. Prosedur pelayanan, prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemeberi dan penerima
b. Waktu penyelesaian, waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
d. Produk pelayanan, hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
e. Sarana dan prasarana, penyedia sarana dan prasarana pelayanan yang memadai dalam
ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku
yang dibutuhkan.
pelayanan publik dalam peraturan perundang-undangan ialah memberikan kepastian hukum dan
menjaga kualitas pelayanan yang diberikan oleh setiap penyelenggara pelayanan publik kepada
masyarakat.
Efektivitas pada dasarnya menunjukan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa
dikaitakan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya,
Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada
bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan
“Efektivitas merupakan pengukuran dalam arti terperincinya sasaran atau tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”. Ali Muhidin (2009) juga menjelaskan bahwa, Efektivitas juga
berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, tingkat
daya fungsi unsur atau komponen serta masalah tingkat kepuasan pengguna/klien.
Menurut Sondang dalam Othenk (2008:4), efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,
sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan
keberhasilann dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan
semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Abdurrahmat dalam Othenk (2008:7), efektivitas merupakan penfaatan sumber daya,
sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas
berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan
partisipasi aktif dari anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang
diinyatakan, dan menunjukna derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil
yang dicapai.
yang maksimal, artinya pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
suata ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) yang telah
dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk mencari tingkat efektivitas dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
b. Jika output actual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada 1 (satu), maka
Dalam Setiyanto et al, (2017) efektivitas dapat dikatakan sebagai sebuah pengukuran dalam
arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan, dimana jika tujuan tersebut telah
dicapai, maka dapat dikatakan efektif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas
menunjukkan kemampuan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai standar yang
berlaku.
melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari pada suatu organisasi atau
sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya. Sedangkan
Menurut Beni (2016) Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan atau dapat juga
dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari
organisasi. Efektivitas juga berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor
publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh
besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang
telah ditentukan.
Sedangkan menurut Budiani (2007, p. 53) menyatakan efektivitas program ini dapat dilihat
sebelumnya.
2. Sosialisasi program.
3. Tujuan program
Yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program
4. Pemantuan program
1. Pemahaman Program
dilihat sejauh mana masyarakat (Kota Surabaya) dapat memahami program aplikasi
2. Tepat Sasaran
Dilihat dari program Aplikasi Jogosuroboyo melalui kegunaan dan fungsinya apakah
sudah tepat sasaran dan tercapai sesuai kebutuhan dan harapan penerima program. Tepat
3. Tepat Waktu
yang telah disediakan Polrestabes Surabaya apakah telah sesuai dengan yang diharapkan
b. Keberlanjutan Program
4. Tercapainya Tujuan
a. Tercapainya Tujuan
5. Perubahan Nyata
Diukur melalui sejauh mana kegunaan Aplikasi Jogosuroboyo tersebut memberikan suatu
efek atau dampak serta perubahan nyata bagi masyarakat Kota Surabaya. Perubahan
Sedangkan Menurut Muasaroh (2010) untuk mengukur efektivitas suatu program dapat
1. Keberhasilan Program
Suatu program akan efektif jika suatu tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan
Suatu program dikatakan efektif jika penerima program merasa puas dengan program
yang diberikan dan rencana ataupun waktu dari program dapat terlaksana dengan
baik.
3. Pencapain Tujuan
Suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi
Menurut Cambel J.P (1989:47), pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling
menonjol adalah:
1. Keberhasilan Program
2. Keberhasilan Sasaran
terhadap aspek output, artinya efektivitas dapat diukur dengan seberapa jauh tingkat
output dalam kebijakan prosedur dari organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
terhadap kualitas produk atau jasa yang dihasilkan. Semakin berkualitas produk dan
jasa yang diberikan maka kepuasan yang dirasakan oleh pengguna semakin tinggi,
Pada efektivitas tingkat input dan output dapat dilihat dari perbandingan antara
masukan (input) dengan keluaran (output). Jika output lebih besar dari input maka
dapat dikatakan efisien dan sebaliknya jika input lebih besar dari output maka dapat
Sejauh mana organisasi melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini
operasionalnya dalam melaksankan program yang sesuai dengan tujuan yang telah
kemampuan suatu lembaga untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
No Teori Indikator
1 Budiani, 2007 1. Ketepatan Sasaran Program
2. Sosialisasi Program
b. Keberlanjutan program
a. Tercapainya tujuan
3. Pencapaian Tujuan
4 Cambel J.P, 1989 1. Keberhasilan Program
2. Keberhasilan Sasaran
bahwa ada 4 indikator menurut Budiani (2007), Muasaroh (2010), Cambel J.P (1989) dan
Sutrisno (2007). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Efektivitas Program Menurut
Budiani (2007) dengan 4 indikator yaitu : 1. Ketepatan Sasaran Program, 2. Sosialisasi Program,
Menurut peneliti teori tersebut adalah teori yang paling relevan dengan penelitian tentang
untuk warga surabaya. Aplikasi tersebut merupakan sebuah aplikasi berbasis androd yang di
dalamnya terdiri dari berbagai macam menu aplikasi mulai dari pembuatan SKCK Online , SIM ,
dan layanan Kepolisian lainnya ( Layanan E-SPKT, Layanan Satreskris, Layanan Satlantas,
Layanan Sabhara, Layanan Intelkam, Layanan Satnarkoba, Layanan Binmas ) selain layanan
Kepolisian diatas pada Aplikasi Jogosuroboyo juga dilengkapi dengan tombol Panic Button,
tombol Panic Button dapat digunakan jika terjadi kejadi kejahatan jalanan maupun keadaan
darurat lainnya yang berhubungan dengan kepolisian. dengan adanya aplikasi Jogosuroboyo
warga surabaya secara otomatis dimudahkan dalam segala bentuk kegiatan yang berhubungan
Aplikasi Jogosuroboyo saat ini hanya dapat digunakan pada system operasional versi
android, dan direncanakan akan ada pengembangan versi selanjutnya dalam bentuk aplikasi
Versi Iphone (IOS). selain merupakan nama sebuah aplikasi , Kapolrestabes Surabaya juga
membentuk sebuah group Komunitas dalam bentuk Group Media Sosial. Group tersebut juga
menggunakan nama Jogosuroboyo. Dengan begitu warga surabaya akan lebih dimudahkan
lagi dalam memberikan informasi dan sharing informasi. karena dengan Group tersebut
Warga Surabaya bisa secara otomatis posting kejadian kejadian di wilayah surabaya.
2. Sosialisasi Program
4. Pemantauan Program
Pelayanan Prima
yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi
tertentu. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang Bahasa).
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana Efektivitas Program Aplikasi
Penulis berpedoman pada teori yang dikemukakan oleh Sedangkan menurut Budiani
(2007, 53) menyatakan efektivitas program ini dapat dilihat dari variabel-variabel sebagai
berikut:
Jogosuroboyo ini, apakah jumlah pengguna aplikasi Jogosuroboyo sudah sesuai dengan
2. Sosialisasi program.
tersampaikan kepada masyarakat Kota Surabaya pada umumnya yang dimana mereka
3. Tujuan program
Yaitu sejauh mana Efektivitas kebutuhan masyarakat Kota Surabaya dengan Polrestabes
Polrestabes Surabaya.
4. Pemantuan program
Yaitu kegiatan yang dilakukan Polrestabes Surabaya disaat mendapat laporan melalui
sesuai dengan SOP yang berlaku sesuai dengan laporan yang masuk.