Anda di halaman 1dari 5

Analisis Masalah Menurut Prilaku Organisasi

Pengertian organisasi
Menurut robbin,S.P. 1986 menyatakan organisasi adalah : satuan social
yang terkoordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi
atas dasar yang relative continue untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian
tujuan bersama.
Organisasi secara umum adalah suatu system yang terdiri dari pola
aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang ulang oleh
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.
Selain dari pengertian diatas, maka dalam perkembangannya dan karena
tuntutan globalisasi muncul berbagai hal berkenaan dengan pengorganisasian
seperti
1. Struktur organisasi adalah pola formal bagaimana orang dan pekerja
dikelompokkan dalam suatu organisasi yang biasa digambarkan dengan bagan
organisasi.
2. Iklim organisasi adalah serangkaian sifat lingkungan kerja
3. Kultur organisasi adalah system yang dapat menembus nilai nilai, kepercayaan
dan norma norma disetiap organisasi.
4. Desain organisasi yaitu struktur organisasi spesifik yang dihasilkan dari
keputusan dan tindakan manajer.
5. Pengembangan organisasi, politik organisasi, proses organisasi yaitu aktivitas
yang memberi nafas pada kehidupan struktur organisasi
6. Profil organisasi yaitu suatu diagram yang menunjukkan respon anggota
Organisasi

Tingkatan Analisis Dalam Perilaku Keorganisasian


Dalam mempelajari perilaku keorganisasian dapat dilakukan dengan tiga
tingkat analisis yaitu :
1. Tingkat individu
Dalam analisis pada tingkat individu, kejadian kejadian yang terjadi dalam
organisasi di analisis dalam hubungannya dengan perilaku seseorang dan
interaksi kepribadian dalam suatu situasi.
Tugas yang berat sekaligus menantang bagi seoarang pemimmpin adalah
menyelaraskan perbedaan perbedaan antar individu itu sendiri sehingga ungkapan
perbedaan itu indah, bahwa dalam perbedaan tersebut ada kekuatan dapat
berlaku.
2. Tingkat kelompok
Kelompok terbentuk dari sekumpulan individu induvidu, kejadian kejadian
yang terjadi pada suatu kelompok bukan sekedar pehjumlahan dari perilaku
perilaku individu.
Kelompok mengembangkan norma normanya sendiri tentang perilaku
perilaku yang dapat di terima oleh para anggotanya.
Perbedaan antara kelompok yang satu dengan yang lain pasti ada. Hal ini
merupakan bibit bibit yang potensial untuk munculnya konflik dalam organisasi.
3. Tingkat organisasi
Struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada
setiap interaksi social dalam organisasi.
Perilaku organisasi bukanlah penjumlahan dari perilaku individu individu atau
kelompok. Tiap organisasi memiliki struktur, norma, budaya, visi, misi, filosofi,
tujuan, strategi, kebijakan dan berbagai hal lainnya.

Perilaku organisasi adalah suatu studi yang mempelajari tingkah laku


manusia dimulai dari tingkah laku secara individu, kelompok dan tingkah laku
ketika berorganisasi, serta pengaruh perilaku individu terhadap kegiatan
organisasi dimana mereka melakukan atau bergabung dalam organisasi tersebut.

RUANG LINGKUP PRILAKU ORGANISASI

Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku


individu atau kelompok yang terdapat dalam organisasi tersebut, pengkajian
masalah perilaku organisasi jelas akan meliputi atau menyangkut pembahasan
mengenai perilaku individu atau kelompok. Dengan demikian dapat dilihat bahwa
ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi internal
dari suatu organisasi.

Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau


sub sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah : motivasi,
kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah sistem imbalan,
hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan,
produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan
pengembangan organisasi (organizational development), dan sebagainya.
Sementara itu aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal organisasi seperti
faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi, kependudukan dan
sebagainya, menjadi kajian dari ilmu manajemen strategik (strategic
management).

Jika dicermati kasus obat palsu yang ditemukan di pasar pramuka ini guna
mendapatkan keuntungan yang meningkat namun tanpa disadari proses produksi
tersebut dapat merugikan konsumen hingga membahayakan nyawa konsumen.
Analisis mengenai kasus obat palsu yang di temukan di pasar pramuka
dari segi prilaku organisasi disini dapat dilihat dari unsur-unsur organisasi
meliputi :
1. Organisasi merupakan suatu system
Ada 2 sistem yaitu system terbuka adalah system yang dapat
mengendalikan operasinya sendiri, sedangkan system tertutup adalah
system yang tidak dapat memiliki kemampuan untuk mengendalikan
dirinya sendiri.
Pada kasus ini pelaku tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri
sehingga berdampak negatif bagi orang lain.
2. Adanya suatu pola aktivitas
Aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi dalam
pola tertentu. Urut urutan pola aktivitas yang dilakukan oleh organisasi
dilaksanakan secara relative teratur dan berulang ulang.
3. Sekelompok orang
Dua orang manusia atau lebih yang memiliki tujuan yang sama
berkumpul untuk bekerja sama, menggalang kekuatan agar tujuan mereka
dapat tercapai seefektif dan seefesien mungkin. Pada kasus ini ada
sekelompok orang yang menyalahkan kewenangannya sehingga dapat
merugikan orang lain.
4. Adanya tujuan organisasi
Organisasi didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan organisasi
pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu tujuan yang sifatnya abstrak
dan tujuan yang sifatnya berdimensi jangka panjang, yang menjadi
landasan dan nilai nilai yang melandasi organisasi itu didirikan.tujuan
organisasi seperti itu disebut misi organisasi. Jenis tujuan organisasi
yang lain di sebut tujuan organisasi atau sering disebut objective. Jenis
tujuan ini sifatnya lebih operasional,yang menunjukkkan apa yang akan
diraih oleh organisasi.
Tujuan operasional atau objectif biasanya merupakan tujuan jangka
pendek yang lebih spesifik dan dapat di ukur secara kuantitatif seperti,
pangsa pasar pertumbuhan, profitabilitas, produktivitas, dan lainnya.
Pada kasus ini tujuan dari pelaku yaitu untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih.

Masalah tersebut tidak lepas dari sikap dari BPOM dan penegak hukum
lain yang tidak tegas dalam usaha menekan peredaran obat palsu ini. Masyarakat
sebagai konsumen mempunyai hak yang harus dilindungi. Penegakan hak-hak
konsumen ini jelas memerlukan perlindungan hukum agar hak-hak konsumen
lebih terjamin .
Seorang apoteker berhak melakukan pelaporan terhadap pihak yang
berwajib jika mengetahui adanya penyalahgunaan dalam prosedur pembuatan obat
serta peralatan yang tidak memadai yang mampu merugikan konsumen

Alur Peredaran Obat Palsu


Obat-obat yang berasal dari industri farmasi, distributor, sub-distributor,
dan PBF (Pedagang Besar Farmasi), seharusnya tidak boleh langsung sampai ke
tangan klinik, dokter, mantri, toko obat dan pribadi. Pemutihan disini artinya,
obat-obat yang tidak memiliki izin edar diberikan kepada industri farmasi,
distributor, sub-distributor, dan PBF , dimana oleh industri farmasi, distributor,
sub-distributor, dan PBF obat-obat tersebut dibuatkan izin edar sehingga seolah-
olah memang sejak awal memiliki izin edar, kemudian obat-obat ini diedarkan ke
apotek dan rumah sakit, obat inilah yang disebut obat palsu. Peredaran obat palsu
juga terjadi jika seseorang atau pribadi yang tidak berwenang dalam
mendistribusikan obat, mengedarkan obat ke rumah sakit (Anonim f, 2008).

Tips Menghindari Obat Palsu

Langkah awal untuk mencapai hasil yang optimal dari suatu pengobatan adalah
membeli atau memperoleh obat di tempat yang benar. Beberapa tips membeli obat
yang baik untuk menghindari obat palsu adalah :
1. Perhatikan nomor registrasi sebagai tanda sudah mendapat izin untuk
dijual di Indonesia.
2. Periksalah kualitas keamanan dan kualitas fisik produk obat tersebut.
3. Periksalah nama dan alamat produsen, apakah tercantum dengan jelas.
4. Teliti dan lihatlah tanggal kadaluwarsa.
5. Untuk obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter (ethical/obat
keras), belilah hanya di apotek berdasarkan resep dokter.
6. Baca indikasi, aturan pakai, peringatan, kontra indikasi, efek samping, cara
penyimpanan, dan semua informasi yang tercantum pada kemasan.
7. Tanyakan informasi obat lebih lanjut pada apoteker di apotek.

Setelah membeli obat di tempat yang benar, penggunaan obat yang tepat
merupakan faktor penting untuk memperoleh khasiat yang optimal dari suatu
obat. Untuk itu, hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat, yaitu :
Baca aturan pakai pada label/etiket setiap Anda akan menggunakan obat.
Untuk menghindari kesalahan, jangan menggunakan obat di tempat gelap
(Anonim g, 2008).

Kerugian Penggunaan Obat Palsu


Kerugian yang ditimbulkan akibat pemakain obat palsu yaitu :
1. Bagi pasien yang memerlukan pengobatan jangka panjang, obat palsu bisa
berakibat sasaran pengobatan tidak tercapai. Misalnya saja, suatu obat
dalam data statistik disebutkan bisa mengurangi serangan jantung sampai
25 persen atau mengurangi kemungkinan stroke hingga 30 persen. Namun,
karena adanya penggunaan obat palsu, rentang persen tersebut tidak
tercapai.
2. Pada kasus penggunaan antibiotika palsu menyebabkan terjadinya
resistensi.
3. Obat palsu juga bisa menimbulkan penyakit lain pada pasien, misalnya
alergi.
4. Dan yang paling fatal, obat palsu juga bisa merenggut nyawa.
5. Menyebabkan kerugian materi pada konsumen (Anonim h, 2008).

Upaya Pencegahan
Untuk menghindari obat palsu maka diperlukan upaya pencegahan sebagai
berikut :
1. Adanya kerja sama antara pemerintah (Depkes, Badan POM, kepolisian,
pengadilan, dan kejaksaan) dengan industri, importir, distributor, rumah
sakit, organisasi profesi, tenaga medis, apotek, toko obat, konsumen, dan
juga masyarakat.
2. Pemerintah harus memberikan jaminan kepada setiap warganya untuk dapat
hidup sehat serta fasilitas yang memudahkan dalam mengakses kesehatan,
termasuk jaminan terhadap mutu dan kualitasnya.
3. Pengontrolan harga obat di pasaran oleh pemerintah.
4. Memberikan informasi yang benar kepada masyarakat sehingga
memeperluas pengetahuan tentang pemilihan obat (Anonim i, 2008).

Anda mungkin juga menyukai