Anda di halaman 1dari 31

LEADERSHIP IN BUSINESS

APLIKASI SUMBER KEKUASAAN


PADA KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL
FADHLI INSAN
ZAHRA SYAUQINA
Topics

KEKUASAAN & SUMBER & BENTUK


KEPEMIMPINAN KEKUASAAN

PENGERTIAN APLIKASI SUMBER-


KEKUASAAN SUMBER KEKUASAAN
PADA KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL
KEKUASAAN &
KEPEMIMPINAN
Konsep “power” (kekuasaan) erat sekali dengan kepemimpinan.
Menurut Yukl (1994) esensi kepemimpinan adalah pengaruh
terhadap bawahan. Proses mempengaruhi antara seorang
pemimpin dan bawahan tidak hanya satu arah. Pemimpin
mempengaruhi bawahan, tapi bawahan juga dipengaruhi
pemimpin-pemimpin lain. Dengan kekuasaan, pemimpin
memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya
(bawahan).

Merunut Robbins (1984), kita harus hati-hati membandingkan


deskripsi tentang kekuasaan dengan kepemimpinan. Kedua konsep
sangat berkaitan erat. Pemimpin menggunakan kekuasaan sebagai
alat tujuan kelompok. Pemimpin mencapai tujuan-tujuan dan
kekuasaan digunakan untuk memfasilitasi prestasi. Ada perbedaan
antara kekuasaan dan kepemimpinan:
Perbedaan Kekuasaan dan
Kepemimpinan
POWER (Kekuasaan) LEADERSHIP (Kepemimpinan)

1. Memerlukan beberapa
1. Tidak memerlukan kesamaan antara tujuan-
kesesuaian dengan tujuan tujuan pemimpin dan dalam
tapi KETERGANTUNGAN memimpin
2. Dalam memberikan 2. Dalam memberikan pengaruh
pengaruh tidak fokus lebih fokus pada “Down Ward
3. Dalam riset fokus Influence” (pengaruh dari atas
cenderung lebih luas pada ke bawah) terhadap bawahan
taktik (cara) untuk mengabaikan lateral dan
memperoleh pemenuhan “upward” (dari bawah ke atas)
kebutuhan. 3. Dalam riset menekankan
gaya.
PENGERTIAN KEKUASAAN
Istilah kekuasaan dalam literatur manajemen
telah dipakai secara luas akan tetapi masih
juga terjadi kekaburan tentang
pengertiannya. Istilah kekuasaan sering
dipergunakan silih berganti dengan istilah-
istilah lainnya seperti pengaruh (influence)
dan otoritas (authority).
Kekuasaan, sebagai suatu kemungkinan yang membuat
Max Weber seorang aktor didalam suatu hubungan sosial berada dalam
suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan
menghilangkan halangan.

Kekuasaan, sebagai suatu kemampuan untuk


mempengaruhi aliran energi dan dana yang tersedia
untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas
Walter Nord dari tujuan lainnya, kekuasaan hanya dipergunakan jika
tujuan-tujuan tersebut akan mengakibatkan
perselisihan satu sama lain.

Kekuasaan, sebagai suatu produksi dari akibat


yang diinginkan (Russel).

Russel & Kekuasaan, itu kemampuan untuk


Bierdst mempergunakan kekuatan. (Bierdst)
Kekuasaan, sebagai suatu potensi dari suatu pengaruh,
kekuasaan adalah suatu sumber yang bisa atau tidak bisa untuk
dipergunakan. Penggunaan kekuasaan selalu mengakibatkan
Rogers perubahan dalam kemungkinan bahwa seseorang atau kelompok
akan mengangkat suatu perubahan perilaku yang diinginkan.
Perubahan ini dirumuskan sebagai pengaruh (“influence”) .

Dari beberapa rumusan tersebut yang dihubungkan dengan konsep


kepemimpinan, maka pendapat Rogers dapat memberikan rumusan
yang bermakna bagi kepemimpinan. Kepemimpinan seperti yang telah
dirumuskan, ialah suatu proses untuk mempengaruhi aktivitas-aktivitas
individu atau kelompok dalam usahanya untuk mencapai tujuan dalam
situasi tertentu. Dengan demikian secara sederhana kepemimpinan
adalah setiap usaha untuk mempengaruhi, sedangkan kekuasaan
dapat diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang
pemimpin. Hal ini merupakan suatu sumber yang memungkinkan
seorang pemimpin mendapatkan hak untuk mengajak atau
mempengaruhi orang lain.
Adapun otoritas (Authority) dapat dirumuskan sebagai suatu tipe khusus
kekuasaan yang secara asli melekat pada jabatan yang diduduki oleh
pemimpin. Dengan demikian otoritas adalah kekuasaan yang disahkan
dengan otoritas (legitimatized) oleh suatu peranan formal seseorang
(dalam Astuti dan Utaminingtyas, 1996).
SUMBER & BENTUK
KEKUASAAN
Machiavelli menyatakan bahwa hubungan
yang baik itu tercipta jika didasarkan atas cinta
(kekuasaan pribadi) dan ketakutan (kekuasaan
jabatan), itulah sebabnya Amitai Etzioni
SUMBER &BENTUK KEKUASAAN

membahas bahwa sumber dan kekuasaan itu


ada dua yakni kekuasaan jabatan (“position
power”) dan kekuasaan pribadi (“personal
power”). Menurut Etzioni perbedaan keduanya
ada pada konsep kekuasaan itu sendiri
sebagai suatu kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku.
Kekuasaan dapat diperoleh dari jabatan
organisasi, pengaruh pribadi, atau keduanya.
Seseorang yang mempunyai kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain
SUMBER &BENTUK KEKUASAAN

untuk melakukan kerja karena jabatan


organisasi yang dijabatnya, maka orang
tersebut mempunyai kekuasaan jabatan.
Adapun seseorang yang memperoleh
kekuasaan dari para pengikutnya dikatakan
mempunyai kekuasaan pribadi, ada orang lain
yang mempunyai kedua kekuasaan tersebut
yaitu kekuasaan jabatan dan kekuasaan
pribadi.
FRENCH&RAVEN (DALAM YUKL, 1994) BESERTA
KRIEGLANSI DAN HERSEY&GOLDSMITH (1979)
MENGEMBANGKAN 7 TAKSONOMI UNTUK
MENGKLASIFIKASIKAN TIPE-TIPE KEKUASAAN YANG
BERBEDA MENURUT SUMBERNYA
COERCIVE POWER
(KEKUASAAN PAKSAAN)

Kekuasaan ini berdasarkan atas rasa takut. Sumber kekuasaan


diperoleh dari rasa takut. Pemimpin yang mempunyai kekuasaan ini
mempunyai kemampuan memberi hukuman, dampratan, pemecatan.
Dalam kehidupan manusia pada umumnya kekuasaan ini
dihubungkan dengan penggunaan kekerasan fisik. Menurut David
Kipnis semua kekuasaan pada dasarnya ada pada setiap orang hanya
saja penguasa yang suka menyakiti atau menghukum orang lain,
seringkali dipergunakan dan sulit dikendalikan. Dalam kehidupan
organisasi pemimpin atau manajer dengan kekuasaan ini dapat dilihat
dari tindakannya yang suka menghukum menunda pembayaran gaji,
dan kenaikan pangkat dan bahkan memecat pegawai.
LEGITIMATE POWER
(KEKUASAAN LEGITIMASI)

Kekuasaan ini bersumber pada jabatan yang dipegang oleh pemimpin


secara formal, makin tinggi seorang pemimpin, makin besar
kekuasaan legitimasinya. Pemimpin yang tinggi kekuasaan
legitimasinya mempunyai kecenderungan mempengaruhi orang lain
karena ia merasa mempunyai hak atau wewenang yang diperoleh
dari jabatan dalam organisasinya, hingga diharapkan saran-saran akan
banyak diikuti oleh orang lain.
EXPERT POWER
(KEKUASAAN KEAHLIAN)

Kekuasaan ini bersumber dari keahlian, kecakapan, atau pengetahuan


yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang diwujudkan lewat rasa
hormat, dan pengaruhnya terhadap orang lain. Pemimpin yang tinggi
kekuasaan keahlian mempunyai kemampuan untuk memberikan
fasilitas terhadap perilaku kerja orang lain.
REWARD POWER
KEKUASAAN PENGHARGAAN)

Kekuasaan ini bersumber atas kemampuan atau hadiah bagi orang


lain, misalnya gaji, promosi, atau penghargaan jasa. Kekuasaan ini
sangat tergantung pada seseorang yang mempunyai sumber untuk
menghargai atau memberikan hadiah tersebut. Tujuan dari kekuasaan
ini dapat diperkirakan secara jelas yakni harus dinilai dengan hadiah-
hadiah tersebut. Seorang pemimpin atau manajer yang mempunyai
potensi untuk melakukan penghargaan ini, maka ia mempunyai
kekuasaan atas bawahannya. Potensi ini diwujudkan dengan
menambah nyamannya kondisi kerja, memperbaharui perlengkapan
kerja, dan memuji atas keberhasilan para pengikut menyelesaikan
pekerjaannya.
REFERENT POWER
(KEKUASAAN REFERENSI)
Kekuasaan ini bersumber pada sifat-sifat pribadi dari seorang
pemimpin. Pemimpin yang tinggi kekuasaan referensi pada umumnya
disenangi dan dikagumi oleh orang lain karena kepribadiannya .
Kekuasaan pemimpin atau manajer dalam kekuasaan ini sangat
tergantung pada kepribadiannya yang mampu menarik para bawahan
atau pengikutnya. Kesenangan daya tarik, dan kekaguman para
bawahan dapat memberi identifikasi tersendiri terhadap pengaruh
pimpinannya. Pemimpin yang selalu tampil dengan kepribadian yang
jujur, satu kata dengan perbuatan, taat pada agama, loyal pada
undang-undang negara, sederhana gaya hidup dan tutur katanya
atau mementingkan kepentingan orang banyak daripada kepentingan
sendiri, maka pemimpin seperti ini mempunyai kekuasaan referensi
yang tinggi.
INFORMATION POWER
(KEKUASAAN INFORMASI)

Kekuasaan ini bersumber karena adanya akses informasi yang dimiliki


oleh pemimpin yang dinilai sangat berharga oleh pengikutnya.
Sebagai seorang pemimpin, maka semua informasi mengenai
organisasinya ada padanya, demikian pula informasi yang datang dari
luar organisasi. Dengan demikian pimpinan merupakan sumber
informasi (“informational role”). Kekuasaan yang bersumber pada
usaha mempengaruhi orang lain karena mereka membutuhkan
informasi yang ada pada pimpinan, maka kekuasaan ini digolongkan
pada kekuasaan informasi.
CONNECTION POWER
(KEKUASAAN HUBUNGAN)

Kekuasaan ini bersumber pada hubungan yang dijalani oleh pimpinan


dengan orang penting dan berpengaruh baik diluar atau didalam
organisasi. Pemimpin yang tinggi kekuasaan hubungan cenderung
minta saran-saran dari orang lain, karena mereka membantu
mendapatkan hal-hal yang menyenangkan dan menghilangkan hal-
hal yang tidak menyenangkan dari kekuasaan hubungan ini
Aplikasi Sumber-
Sumber Kekuasaan
pada Kepemimpinan
Situasional
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL MELAHIRKAN GAYA KEPEMIMPINAN YANG
DIDASARKAN PADA KEDEWASAAN PARA PENGIKUTNYA, SERTA SUMBER
KEKUASAAN YANG MELAHIRKAN BENTUK-BENTUK KEKUASAAN LAINNYA,
SEPERTI YANG TELAH DIJELASKAN SEBELUMNYA. SELAIN ITU, PEMIMPIN
SITUASIONAL DAPAT MENYEDIAKAN ALAT UNTUK MEMAHAMI DAMPAK
POTENSIAL DARI SETIAP SUMBER KEKUASAAN. KEMATANGAN PENGIKUT TIDAK
HANYA TERGANTUNG PADA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KEMUNGKINAN
SUKSES YANG TINGGI, TETAPI JUGA PADA SUMBER KEKUATAN YANG
DIGUNAKAN PEMIMPIN UNTUK MEMPENGARUHI PERILAKU. OLEH KARENA ITU,
SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN YANG EFEKTIF, SELAIN MENERAPKAN BERBAGAI
GAYA KEPEMIMPINAN SESUAI DENGAN KEMATANGAN PENGIKUTNYA, JUGA
HARUS MENGGUNAKAN BERBAGAI BENTUK DAN SUMBER KEKUASAAN YANG
COCOK UNTUK PENGIKUT YANG SAMA

KEKUASAAN PAKSAAN
Pengikut yang rendah kematangannya (M1) biasanya
memerlukan perilaku pengarahan yang kuat agar supaya
menjadi produktif. Gaya kepemimpinan yang cocok kepada
pengikut-pengikut seperti ini ialah sering diberikan “instruksi”.
Perilaku orang-orang yang berada ditingkat kematangan yang
rendah ini kelihatannya dipengaruhi oleh suatu kesadaran
bahwa biaya akan bertambah banyak jika mereka tidak
mengetahui, mempelajari dan mengikuti aturan-aturan
permainan yang ada. Oleh karena itu orang-orang yang tidak
mampu dan tidak mau, sangsi-sangsi seperti misalnya dipecat,
dipindahkan, atau digeser, barangkali merupakan suatu cara
yang penting bagi pemimpin untuk mempengaruhi mereka.
Kekuasaan paksaan yang dimiliki pemimpin dapat
dipergunakan memotivasi bawahan untuk menghindari
hukuman atau biaya dengan cara mematuhi apa yang dikatakan
pemimpin.
KEKUASAAN HUBUNGAN
Ketika seorang pengikut mulai beranjak dari tingkat
kematangan M1 ke M2, maka perilaku pengarahan masih
diperlukan dan kenaikan perilaku pendukungpun (supportive)
juga dirasakan amat penting. Gaya kepemimpinan “Instruksi”
dan “Konsultasi” sesuai untuk tingkat kematangan seperti ini,
dan hasilnya akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan
sumber kekuasaan hubungan dari pemimpin. Pemilikan sumber
kekuasaan ini oleh pemimpin akan dapat diterima oleh
pengikutnya, karena para pengikut pada tingkat kematangan
seperti ini cenderung untuk membantu dan menghindari
hukuman atau mendapatkan suatu hadiah lewat hubungan-
hubungan yang kuat. Dengan demikian, pemimpin yang
mempunyai pengikut pada tingkat kematangannya berkembang
dari M1 ke M2, dan mempunyai sumber kekuasaan hubungan
yang kuat, maka gaya yang sesuai untuk situasi seperti ini ialah
melakukan instruksi dan konsultasi.
KEKUASAAN PENGHARGAAN

Pengikut yang berada pada tingkat kematangan yang


berkembang dari rendah ke sedang sering membutuhkan
sejumlah perilaku dukungan dan pengarahan yang besar. Gaya
“konsultasi” sering memperkuat kekuasaan penghargaan
ini.Oleh karena pengikut pada tingkat kematangan ini
berkemauan untuk mencoba mengamalkan perilaku baru, maka
pemimpin yang mempunyai sumber-sumber dukungan yang
berupa penghargaan ini dapat mengarahkan dan memaksa
mereka ke arah perkembangan yang dimiliki pemimpin dengan
diperkuat oleh gaya konsultasi, adalah sesuai untuk pengikut
yang mempunyai tingkat kematangan yang berkembang dari
rendah ke sedang.
KEKUASAAN LEGITIMASI

Gaya kepemimpinan yang sesuai untuk mempengaruhi secara


efektif pada kedua tingkat kematangan di sedang ini (M2 dan
M3) ialah gaya “konsultasi” dan “partisipatif”. Untuk
memadukan secara efektif gaya-gaya ini, maka kekuasaan
legitimasi sangatlah membantu. Pada saat pengikut mencapai
tingkat-tingkat kematangan ini, maka kekuasaan pemimpin
menjadi tersahkan (legitimized). Dalam hal ini pemimpin akan
mampu untuk memaksa atau mempengaruhi para pengikutnya,
karena keberuntungan jabatan yang dipegangnya dalam
hierarki dalam organisasi.
KEKUASAAN REFERENSI

Pengikut yang berada pada tingkat kematangan dari sedang ke


tinggi (M3 ke M4) hanya membutuhkan pengarahan yang sedikit
tetapi masih memerlukan tingkat tinggi untuk berkomunikasi
dan dukungan dari pemimpin. Gaya “partisipasi” dapat
digunakan secara efektif, jika pemimpin karena itu pemimpin
harus memberikan keyakinan pada pengikut yang mempunyai
kematangan dibawah rata-rata, agar supaya mau bekerja untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
ADAPUN SUMBER KEKUASAAN YANG DIPERGUNAKAN
UNTUK MEMPENGARUHI ORANG-ORANG ATAU
PENGIKUT YANG BERADA PADA TINGKAT
KEMATANGAN DIATAS-ATAS (M3 DAN M4) ADALAH
DITERIMA BERASAL DARI ORANG-ORANG YANG
DIPENGARUHI OLEH PEMIMPIN TERSEBUT. SUMBER
HUBUNGAN SUMBER KEKUASAAN INI BUKAN SEMATA-MATA BERASAL DAN
KEKUASAAN, DIBESARKAN DARI JABATAN ORGANISASI, MELAINKAN
TINGKAT KARENA KEBERHASILAN PRIBADI PEMIMPIN DALAM
KEMATANGAN, GAYA MEYAKINKAN DAN MEMPENGARUHI PARA
KEPEMIMPINAN. PENGIKUTNYA. PEMIMPIN SEPERTI INI BUKAN
BERKUASA ATAS, MELAINKAN BERKUASA DENGAN
(POWER WITH) PARA PENGIKUTNYA. OLEH KARENA ITU
PERWUJUDAN DARI SUMBER KEKUASAAN INI
DIJABARKAN DALAM KEKUASAAN REFERENSI,
INFORMASI DAN KEAHLIAN. GAYA KEPEMIMPINANNYA
IALAH PARTISIPASI DAN DELEGASI.
Konsep “power” (kekuasaan) erat sekali
dengan kepemimpinan. Esensi kepemimpinan
adalah pengaruh terhadap bawahan. Dengan
kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk
mempengaruhi perilaku para pengikut,
KESIMPULAN

kekuasaan adalah suatu kapasitas


mempengaruhi orang lain. Inti kepemimpinan
efektif adalah pengaruhnya atas sikap dan
perilaku bawahan. Terdapat 7 (tujuh) macam
kekuasaan yaitu coercive power, lagitimate
power, expert power, reward power, referent
power, informational power dan connection
power. Beberapa tipe kekuasaan berhubungan
erat dengan proses mempengaruhi.
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai