“DIAGNOSIS ORGANISASI”
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Perubahan Kelas C
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Dosen Pengampu:
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS RIAU
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah
ini kami beri judul “Diagnosis Organisasi”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi
kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal penting nya memiliki
pengetahuan tentang bagaimana “Diagnosis Organisasi”, beserta model-model dan level
tingkatannya.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr Susi
Hendriani, SE., M.Si Selaku dosen pengampu Manajemen Perubahan. Tidak lupa bagi rekan-
rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini kami juga
mengucapkan terimakasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna.
Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan
kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca
Penulis
II
DAFTAR ISI
3.2 Saran.................................................................................................................. 12
III
BAB I
PENDAHULUAN
1. Untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah manajemen perubahan semester
ini.
2. Untuk menjelaskan dan mengetahui maksud dari diagnostik dalam pengembangan
organisasi.
3. Untuk menjelaskan dan mengetahui maksud dari model dan teknik diagnostik dalam
pengembangan organisasi.
4. Untuk menjelaskan dan mengetahui maksud dari proses diagnostik dalam
pengembangan organisasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Diagnostik atau diagosa adalah proses memahami bagaimana organisasi saat ini
berfungsi, dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk merancang perubahan.
Diagnostik atau diagnosa organisasi merupakan suatu proses untuk menemukan bagaimana
organisasi menjalankan fungsi-fungsinya. Proses ini meliputi pencarian informasi yang
relevan tentang bagaimana organisasi berfungsi, menganalisa informasi tersebut, dan
membuat kesimpulan dan rekomendasi untuk pembinaan pengembangan organisasi tersebut.
Diagnosa yang sukses akan memberi “petunjuk” yang baik tentang “kebaikan” organisasi
saat itu dan cara pengembangannya. Diagnosa organisasi (DO) juga sebagai proses kolaborasi
antara anggota organisasi dan stakeholder untuk mengumpulkan informasi terkait,
menganalisis, dan menarik kesimpulan untuk perencanaan aksi dan intervensi penyelesaian
masalah kegiatan organisasi.
Pada diagnosa organisasi terdapat proses memahami bagaimana organisasi saat ini
berfungsi, dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk merancang perubahan. Agar
organisasi dapat berkembang terus menerus dan memberikan manfaat terhadap lingkungan
internal dan eksternalnya, maka harus dipastikan bahwa kondisi organisasi dalam keadaan
sehat dan prima. Untuk memastikan kondisi tersebut, salah satu upaya yang sering dilakukan
adalah dengan diagnostik.
a. Pemimpin perubahan dapat lebih percaya diri dalam meyakini bahwa tujuannya benar.
b. Pemimpin perubahan akan mudah mendapatkan argumentasi yang tepat dalam meyakinkan
stakeholdersnya.
c. Pemimpin perubahan akan tepat menentukan alternatif solusi atau penyelesaian masalah.
Apabila Ketiga manfaat ini dapat dicapai, maka menjadi pintu masuk bagi stakeholders untuk
mendukung perubahan yang akan dilaksanakan.
Diganosa organisasi adalah salah satu bentuk dari melakukan perubahan yang
direncanakan (planned change) atau proaktif (Hardiyansyah & Firmansyah, 2017). Kegiatan
diagnosis ini biasanya dilakukan setelah adanya proses entering dan contracting yang
dilakukan oleh organisasi untuk melakukan perencanaan perubahan, yang pada kedua proses
2
tersebut, yang pada kedua proses tersebut organisasi telah menetapkan langkah untuk
menindak lanjuti hasil diagnosa yang berhasil. Proses ini membantu praktisi pengembangan
organisasi dan anggota klien (yang memakai konsultan perubahan) yang bersama-sama
menentukan fokus isu organisasi pada, bagaimana mengumpulkan dan menganalisis data
untuk mengerti posisi organiassi, dan bagaimana bekerja bersama dalam mengembangkan
langkah aksi dari diagnosa tersebut. Diagnosa dalam pengembangan organisasi, bagaimana
pun merupakan banyak kolaborasi.
Lebih lanjut, Janicijevic (2013) menyatakan diagnosa organisasi adalah suatu metode
yang digunakan untuk menganalisis organisasi dalam rangka mengidentifikasi kelemahan
organisasi sehingga dapat dinetralisasi melalui perubahan organisasi. Diagnosa organisasi
melibatkan diagnosa atau penilaian tingkat fungsional suatu organisasi pada saat ini dalam
rangka merancang intervensi perubahan yang sesuai.
Analisis Medan Kekuatan atau Force Field Analysis (FFA) merupakan suatu analisis
yang digunakan untuk perubahan organisasi menuju kondisi yang lebih baik. Dalam analisis
ini, untuk berhasilnya perubahan kita akan menganalisis sisi kekuatan pendorong dan
penghambat yang ada di organisasi. Dengan mengetahui kekuatan pendorong dan
penghambat kunci, organisasi akan menggunakan kekuatan pendorong kunci dan mengurangi
hambatan kunci untuk mengefektifkan perubahan.
3
Contoh penerapan: Di perusahaan X karyawan diharuskan datang pukul 08.00,
dengan toleransi hingga pukul 08.30. dengan kelonggaran yang diberikan tersebut ternyata
memberikan efek yang kurang baik terhadap kinerja dari karyawan tersebut, seperti
tertundanya pekerjaan dari deadline yang ditentukan. Oleh karena itu dari bagian manajerial
membuat peraturan baru dimana pukul 08.00 semua karyawan harus sudah berada di tempat
kerjanya masing-masing. Awalnya para karyawan tidak menyetujui peraturan ini dan
berusaha melakukan negoisasi, namun beberapa karyawan memilih untuk melaksanakan
peraturan tersebut. Hingga pada akhirnya kebiasaan karyawan mulai berubah dimana mereka
menepati deadline tugas dari pekerjaan mereka dan kinerja dari karyawan organisasi tersebut
menjadi lebih baik.
2) Leavitt’s Model
Model ini tidak membagi faktor menjadi faktor pendorong dan penghambat seperti
pada analisis FFA.Model ini mengkategorikan variabel menjadi empat variabel yaitu struktur,
tugas, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM).Variabel struktur mengacu pada sistem
otoritas, sistem komunikasi, dan alur kerja dalam organisasi.Variabel tugas mengacu pada
tugas dan subtugas yang berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa.Variabel teknologi
meliputi semua peralatan dan mesin yang diperlukan oleh variabel tugas. Variabel SDM
mengacu pada orang yang akan merealisasikan tujuan organisasi.
Beberapa model diagnosis organisasi menggunakan teori open system ini sebagai
asumsi dasar.Premis dari teori ini adalah organisasi dianggap sebagai sistem sosial yang
mempunyai ketergantungan dengan lingkungannya.Sebagai suatu sistem, model ini
memandang adanya siklus yang meliputi input, transformasi (proses), dan output dalam suatu
organisasi. Output merupakan hasil dari proses input yang digunakan. Output tersebut
nantinya akan menjadi umpan balik untuk input selanjutnya. Perubahan yang akan dilakukan
pada suatu organisasi tidak lepas dari siklus ini. Oleh karena itu, perubahan di dalam
organisasi dilakukan dengan mengintervensi sisi input dan proses yang dilakukan sehingga
output yang dihasilkan akan mengalami perubahan.
4) McKinsey 7S Framework
5
untuk mengumpulkan informasi vital, menganalisis informasi itu, lalu merumuskan langkah-
langkah intervensi (Tichy, Hornstein, & Nisberg, 1977).
Tingkat terendah diagnosis organisasi adalah pekerjaan individu atau posisi yang
ditempati seseorang. Suatu organisasi terdiri dari berbagai kelompok, grup, pada gilirannya,
terdiri dari pekerjaan beberapa individu. Bagian ini membahas masukan, komponen desain,
danrelasional yang cocok untuk mendiagnosis pekerjaan. Tiga masukan input utama
mempengaruhi desain pekerjaan :
1. Desain organisasi
2. Desain kelompok
6
3. Karakteristik pribadi jobholders.
1. Bentuk organisasi
1. Skill
2. Identitas tugas
3. Signifikan tugas
1. Karakter pribadi
2. Kinerja individu.
Desain organisasi berkaitan dengan organisasi yang lebih besar di mana pekerjaan
individu adalah unit terkecil. Desain organisasi adalah bagian kunci dari konteks yang lebih
besar sekitar pekerjaan. sistem pengukuran Organisasi teknologi, struktur, sistem sumber
dayamanusia, dan budaya dapat memiliki dampak yang kuat pada cara pekerjaan dirancang
dan pengalaman masyarakat dalam pekerjaan. Sebagai contoh, perusahaan sistem
penghargaan dapat mengorientasikan perilaku karyawan untuk pekerjaan tertentu dan
mempengaruhi apakah orang melihat kinerja pekerjaan sebagai cukup dihargai. Secara
umum, desain organisasi yang relatif organik kemungkinan untuk mendukung desain
pekerjaan yang memungkinkan fleksibilitas karyawan dan kebijaksanaan dalam
melaksanakan tugas. Sebaliknya, desain mekanistik cenderung mempromosikan desain
standar pekerjaan yang membutuhkan perilaku tugas dirutinkan. Input komponen tingkat
organisasi, yaitu :
1. Lingkungan intern
2. Lingkungan ekstern
2. Teknologi
5. Sistem pengukuran/standar
Desain kelompok fokus pada kelompok yang lebih besar atau departemen yang berisi
pekerjaan individu. Seperti desain organisasi, desain kelompok merupakan bagian penting
dari konteks kerja. Kelompok tugas struktur, komposisi, norma kinerja, dan hubungan
interpersonal dapat digunakan sebagai masukan untuk merancang pekerjaan. Mereka
biasanya memiliki dampak yang lebih langsung pada pekerjaan daripada, komponen lebih
besar, desain organisasi. Sebagai contoh, kelompok struktur tugas dapat menentukan
bagaimana pekerjaan masing-masing dikelompokkan bersama - seperti dalam kelompok
membutuhkan koordinasi antar pekerjaan yang terdiri koleksi pekerjaan independen.
Kelompok dapat mempengaruhi komposisi jenis orang yang tersedia untuk mengisi
pekerjaan. norma kinerja Kelompok dapat mempengaruhi jenis desain pekerjaan yang
dianggap dapat diterima, termasuk tingkat kinerja jobholders. hubungan interpersonal dapat
mempengaruhi bagaimana kuat pengaruh perilaku kelompok kerja. Ketika anggota
memelihara hubungan dekat dan grup ini kohesif, norma kelompok lebih mungkin untuk
ditegakkan dan diikuti. Input komponen tingkat kelompok, yaitu Struktur organisasi Desain
komponen tingkat kelompok, yaitu :
1. Struktur tugas
2. Komposisi orang
3. Norma kerja
1. Bentuk organisasi
2. Bentuk kelompok
8
Karakteristik pribadi individu menduduki pekerjaan meliputi umur, pendidikan,
pengalaman,dan keterampilan dan kemampuan. Semua ini dapat mempengaruhi kinerja serta
bagaimana orang bereaksi terhadap desain kerja. kebutuhan individu dan harapan juga dapat
mempengaruhi tanggapan kerja karyawan. Misalnya, perbedaan individu dalam pertumbuhan
kebutuhan-kebutuhan untuk diri sendiri dan prestasi pribadi dapat menentukan berapa banyak
orang termotivasi dan puas dengan pekerjaan dengan tingkat otonomi yang tinggi berbagai
keterampilan, dan umpan balik tentang hasil.
Demikian pula, motivasi kerja dapat dipengaruhi oleh ekspektasi masyarakat bahwa
mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan bahwa kinerja kerja yang baik akan
menghasilkan hasil yang bernilai. Komponen desain menunjukkan bahwa pekerjaan individu
memiliki lima dimensi utama :
1. Variasi keahlian.
2. Identitas tugas
3. Signifikansi tugas
4. Otonomi
9
memiliki otonomi lebih; profesor biasanya dapat menentukan bagaimana proses mengajar di
kelas dengan umpan balik langsung tentang bagaimana mereka tampil di kelas.
Model diagnostik menunjukkan bahwa desain pekerjaan harus sesuai input pekerjaan
untuk menghasilkan output kerja yang efektif, seperti kualitas tinggi dan kuantitas kinerja
individu, tingkat absensi yang rendah, dan kepuasan kerja yang tinggi. Penelitian
mengungkapkan kecocokan antara input pekerjaan dan desain pekerjaan :
1. Desain kerja harus sebangun dengan organisasi yang lebih besar dan desain
kelompok dimana pekerjaan tertanam. Baik organisasi dan kelompok berfungsi sebagai
konteks yang kuatuntuk pekerjaan individu atau posisi. Mereka cenderung untuk mendukung
dan memperkuatdesain pekerjaan tertentu. Organik organisasi dan kelompok yang
memungkinkan anggota untuk diri mengatur perilaku mereka sesuai dengan pekerjaan yang
diperkaya. Organisasi-organisasi yang lebih besar dan kelompok mempromosikan otonomi,
fleksibilitas, dan inovasi di tingkat pekerjaan individu. Sebaliknya, organisasi mekanistik dan
kelompok mengandalkan kontrol eksternal adalah kongruen dengan desain pekerjaan skor
rendah padalima dimensi kunci.
2. Desain kerja harus sesuai dengan karakteristik pribadi job holders orang yang
bekerja efektif dan kepuasan berasal dari kerja. Umumnya, pekerjaan orang diperkaya sesuai
dengan kebutuhan pertumbuhan yang kuat. Orang-orang ini berasal kepuasan dan prestasi
dari pekerjaan bermasalah dengan berbagai keterampilan, otonomi, dan umpan balik tentang
hasil. Pengayaan pekerjaan juga sesuai orang-orang yang memiliki moderat ke tingkat tinggi
keterampilan tugas relevan, kemampuan, dan pengetahuan. Sebuah model dapat digunakan
untuk mendiagnosa organisasi, kelompok, dan pekerjaan individu.
Diagnosis adalah proses kolaboratif, yang melibatkan baik manajer dan konsultan
dalam pengumpulan data yang bersangkutan, menganalisis, dan menarik kesimpulan untuk
perencanaan aksi dan intervensi. Diagnosis mungkin ditujukan untuk menemukan
penyebabmasalah tertentu, atau mungkin diarahkan pada menilai organisasi atau departemen
untuk menemukan daerah untuk pengembangan di masa mendatang. Diagnosis memberikan
pemahaman praktis yang diperlukan untuk merancang intervensi untuk memecahkan
masalahdan meningkatkan efektivitas organisasi. Diagnosa didasarkan pada kerangka
konseptual tentang bagaimana fungsi organisasi. Model diagnostik seperti itu berfungsi
sebagai peta jalan dengan mengidentifikasi daerah-daerah untuk melihat dan pertanyaan-
pertanyaan untuk bertanya dalam menentukan bagaimana sebuah organisasi atau departemen
yang beroperasi.
10
kelompok-kelompok, yang pada gilirannya terdiri dari pekerjaan individu. Organisasi juga
menampilkanempat properti kunci sistem :
2. Batas,
3. Komentar,
4. Equifinality
3. Output sistem.
Diagnosis di tiap tingkatan melibatkan pengukuran setiap set dimensi dan kemudian
menilai bagaimana desain sistem sesuai dengan input. Organisasi output mungkin akan
efektif bila desain ini cocok dengan masukan. Tujuan yang ingin dicapai dari suatu diagnosis
adalah bukan mencari satu pemecahan, tetapi beberapa pilihan pemecah. Alternatif
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Perlu dihindari, penggiringan hasil-hasil kepada
satu macam pilihan, yang sering disebut dengan istilah "sistem kendali intern". Jikalau
condong kepada satu pilihan, diagnosisnya menjadi timpang. Hasil diagnosis dapat
didokumentasikan untuk suatu masa tertentu. Apabila keperluan akan hasil-hasil diagnosis
bersifat rutin, sebaiknya diagnosis dilakukan sendiri. Apabila kebutuhannya bersifat
sementara (misalnya : untuk satu kali perubahan organisasi), sebaiknya dilakukan oleh
konsultan dari pihak luar).
11
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Di era modern ini kita seharus nya mampu berpikir kereatif dan mampu
mempersiapkan diri untuk dimasa yang akan datang yang mana dimasa yang akan datang
akan ada banyak perubahan yang tidak kita ketahui, jika diri kita tidak dapat berpikir kreatif
atau pun tidak menyiapkan diri maka kita tidak mampu untuk bertahan, sebagai mahasiswa
seharusnya kita mampu untuk itu. Yang mana kita telah di ajari untuk berpikir dan telah
diberi ilmu yang sangat bermanfaat, untuk itu sebaiknya kita bisa memanfaatkan ilmu
teknologi di zaman sekarang dengan baik dan dapat mengasah atau mengembangkan bakat
kita untuk masa yang akan datang agar mampu bertahan apabila adanya suatu perubahan.
Maka dari itu penulis berharap pembaca mampu memahami makalah ini karna itu akan
membantu pembaca untuk melakukan perubahan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Janicijevic, N. 2013. The Mutual Impact of Organizational Cultur and Struckture. Economic
Annals, LVII.
Michael I Horrison. 1987. Diagnosing Organization Methods Models and Process. Sage
Publications.
Thoha, M. 1989. Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi. Cetakan Pertama.
Rajawali Pers. Jakarta.
13