Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

Reviewer
Tanggal 12 Maret 2023
Topik Gaya kepemimpinan dan budaya organisasi
Penulis Dewi Sandy Trang
Tahun 2013
Judul Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Karyawan
Sumber Jurnal EMBA
Volume dan Hal. Vol.1 No.3 Hal. 208-216
Website https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1995
Diakses Tgl. 12 Maret 2023

Masalah Kelangsungan hidup suatu organisasi tergantung pada


pemimpinnya. Pemimpin menjadi salah satu indikator yang
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
Pemimpin reformasi harus peka terhadap perubahan, mampu
menganalisa dimana kelemahan dan kelebihan yang ada di
dalam dan di luar organisasi, mampu memecahkan masalah
yang dihadapi dan lebih meningkatkan efisiensi, produktivitas
pegawai dan kinerja organisasi. Pemimpin adalah simbol,
panutan, penggerak, dan pengaruh yang dapat mengarahkan
berbagai kegiatan dan sumber daya untuk mencapai tujuan
mereka. Kemampuan menyatukan aspek-aspek kemanusiaan
merupakan tantangan tersendiri, dan itu merupakan salah satu
tugas seorang pemimpin.
Budaya organisasi juga berperan penting yaitu berperan
sebagai perekat bagi seluruh komponen organisasi,
mendefinisikan identitas, mentransmisikan energi, motivasi dan
dapat dijadikan pedoman bagi para anggota organisasi dan dapat
menjadi energi positif yang dapat menggerakkan organisasi ke
arah yang lebih baik. Kepemimpinan dan budaya organisasi
memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain karena
setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda,
gaya kepemimpinan ini pada akhirnya akan membentuk budaya
organisasi. Dengan demikian, budaya organisasi sering
dianggap mencerminkan kepemimpinan dalam suatu organisasi,
misalnya, dua sisi mata uang yang sama. Fenomena yang terjadi
pada perwakilan BPKP Provinsi Sulut pada tahun 2012, ketika
terjadi pergantian pengurus, kinerja pegawai mulai menurun.
Hal ini terlihat dari beberapa pihak yang mengeluhkan
keterlambatan laporan audit perwakilan BPKP Provinsi Sulut.
Dalam hal kepemimpinan, pimpinan BPKP perwakilan provinsi
Sulut tidak memberikan penghargaan dan penghargaan kepada
pegawai yang berprestasi dan berprestasi. Selain itu, terdapat
budaya organisasi yang tidak seimbang. Sedangkan pada tahun
2012, perwakilan BPKP untuk Provinsi Sulut lebih fokus pada
budaya transparansi atau peningkatan citra, sehingga budaya
lain mulai terabaikan. 
Landasan Kepemimpinan
Konseptual Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan. (Robbins, 2006).
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan
adalah sebuah proses yang memberi arti pada kerjasama dan
tercipta dari keinginan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
(Jacob & Jacques, 2008). Kepemimpinan adalah penggunaan
pengaruh dalam perangkat atau situasi organisasi, yang
mengarah ke sesuatu yang bermakna dan memiliki dampak
langsung pada tujuan yang ambisius. (Ivancevich, et al., 2008).
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain secara konstruktif untuk melakukan upaya kolaboratif untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. (Cartono, 2005).
Penulis menyimpulkan dari definisi-definisi
kepemimpinan menurut para ahli yaitu kepemimpinan adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
Budaya Organisasi
Budaya organisasi sebagai sistem nilai, kepercayaan, atau
norma yang telah lama ada yang disepakati dan diikuti oleh
anggota organisasi sebagai pedoman perilaku organisasi dan
pemecahan masalah. (Sutrisno, 2010). Budaya organisasi adalah
cara hidup dan cara hidup organisasi yang mencerminkan nilai-
nilai atau kepercayaan yang telah dianut oleh para anggotanya.
(Ermwan, 2011). Budaya organisasi adalah pola asumsi dasar
yang dibuat atau dikembangkan oleh kelompok tertentu karena
mereka beradaptasi dengan masalah eksternal dan integrasi
internal telah bekerja cukup baik untuk dianggap berlaku aturan
dan karena itu diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang
tepat untuk memahami, berpikir dan merasakan . hubungan
dengan masalah. (Fred Luthans, 2006).  
Penulis menyimpulkan dari definisi-definisi budaya
organisasi menurut para ahli yaitu budaya organisasi terdiri dari
nilai-nilai, asumsi, asumsi, sikap dan norma perilaku yang telah
dilembagakan dan kemudian diekspresikan secara eksternal,
sikap dan tindakan, sehingga menjadi esensi organisasi, identitas
organisasi tertentu. 
Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan merupakan ukuran yang dapat
digunakan untuk mengetahui dan membandingkan kinerja tugas
dan tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi selama
periode waktu tertentu dan dapat digunakan untuk mengukur
kinerja.mengukur prestasi atau kinerja organisasi. (Gibson et al.,
1996). Kinerja pegawai atau kinerja pekerja pada hakekatnya
adalah kinerja pekerja dalam kurun waktu tertentu berdasarkan
berbagai kemungkinan, seperti standar, norma, atau kriteria lain
yang telah ditentukan sebelumnya dan disepakati oleh para
pihak. (Soeprihanto, 2000). Kinerja atau prestasi kerja
merupakan hasil kerja secara kualitatif dan kuantitatif yang
dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya.
(Mangkunegara, 2000). 
Penulis menyimpulkan dari definisi-definisi kinerja
karyawan menurut para ahli yaitu keluaran atau hasil kerja
pegawai sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. 
Metode Pendekatan Kuantitatif
 Subjek 92 orang karyawan di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Utara
 Instrumen Penulis menggunakan alat analisis regresi berganda dengan
menggunakan program SPSS versi 17.
 Analisis Analisis regresi berganda
Hasil Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
dan budaya organisasi secara bersamaan berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja pegawai. Budaya muncul dari
pemimpinnya, dan pemimpin mencerminkan budaya organisasi.
Temuan ini mendukung penelitian Indriany (2009) dalam
ulasannya tentang Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Sekretariat
Daerah Kerajaan Karanganyar dengan Oranye Organisasi
sebagai Variabel Intervening. Penelitian telah menemukan
bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi memiliki
dampak positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, namun tidak
signifikan. Artinya gaya kepemimpinan yang diterapkan pada
perwakilan BPKP Provinsi Sulut belum sesuai dengan harapan
pegawai. Hal ini terjadi karena seringnya terjadi peralihan dan
pergantian kepemimpinan. Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Cahyono (2012) dalam
ulasannya
Analisis pengaruh kepemimpinan, motivasi dan budaya
organisasi terhadap kinerja guru dan pegawai Universitas
Paywatan Daha Kediri. Studi kasus menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja
karyawan.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa budaya organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang dianut oleh orang-
orang di dalam organisasi. Di perwakilan BPKP Provinsi Sulut,
budaya organisasi sangat diapresiasi. Penelitian ini mendukung
temuan Maryani (2011) dalam ulasannya yang berjudul
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan dan
Pengembangan Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja,
Ketenagakerjaan dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Retail
di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja pegawai. 
Catatan lain Gaya kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Sebagian, gaya
kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan, tetapi tidak
signifikan. Sebagian, budaya organisasi memiliki dampak
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 

Kritik Reviewer Bahasa yang digunakan penulis mudah dipahami sesuai dengan
maksud dan tujuan pembaca. Analisisnya sangat detail dan
mudah dipahami. Penulis teliti dalam menyimpulkan semua isi
jurnal ini. Penulis detail dalam memberikan hasil yang didapat
dalam
melakukan penelitiannya.
Saran untuk Peneliti hendaknya memahami subjek penelitian yang akan
penelitian y.a.d diteliti dengan memperbanyak jumlah kajian literatur yang
relevan dengan subjek penelitian yang akan diteliti serta
meningkatkan ketelitian baik dari segi kelengkapan dan
kelengkapan data.

Anda mungkin juga menyukai