Anda di halaman 1dari 10

Analisis Pengaruh Kepemimpinan.

Perubahan Organisasi, dan Budaya


Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan
Mata Kuliah : Budaya Organisasi

Dosen Pengampu : Eka Khadarpa UD.,S.E, M.M.

Oleh :

Diana Afianti – 202010160311454

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2022
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN. PERUBAHAN ORGANISASI, DAN
BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
PERUSAHAAN

Diana Afianti
Program Studi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Malang
Diana.afianty48@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Kepemimpinan,
Perubahan Organisasi, dan Budaya Organisasi terhadap kinerja Karyawan pada suatu
perushaan. Hasil dari penelitian ini menunujukan bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan. Selain itu perubahan organisasi dan budaya organisasi
juga mempengaruhi kinerja karyawan pada perusahaan.

Kata kunci : Kepemimpinan, Perubahan Organisasi, Budaya Organisasi, Kinerja


karyawan

Abstract
This study aims to analyze and determine the influence of Leadership, Organizational
Change, and Organizational Culture on the performance of employees in a company. The
results of this study indicate that leadership has a significant influence on employee
performance. In addition, organizational changes and organizational culture also affect the
performance of employees in the company.
Keywords: Leadership, Organizational Change, Organizational Culture, Employee
performance

A. PENDAHULUAN
Masa depan perusahaan sangat bergantung pada struktur pengendalian internal.
Organisasi. Organisasi harus terus berinovasi untuk menciptakan peluang bisnis. Yang lebih
kompetitif. konsep lama tidak dapat digunakan oleh generasi milenial saat ini . Untuk itu,
perusahaan perlu evaluasi Kinerja organisasi melalui kinerja karyawan.
Perusahaan perlu mengubah strategi internal mereka dan juga menghadapi
fenomena eksternal. Sejalan dengan itu, peran pemimpin harus mengubah struktur, budaya
dan disiplin pegawai. Organisasi individu mau tidak mau akan menghadapi berbagai kendala
untuk mencapai hasil yang baik agar hasilnya diterima dengan baik oleh organisasi dan
masyarakat yang membutuhkannya. Berdasarkan uraian dalam penelitian ini, terdapat
indikasi bahwa kepemimpinan kurang optimal, perubahan organisasi yang lambat, budaya
organisasi belum kuat, dan kinerja pegawai kurang optimal.

B. LANDASAN TEORI

Kepemimpinan

Menurut Wahjosumidjo (1999: 79) bahwa Pemimpin harus cerdas, bertanggung


jawab, sehat dengan karakteristik seperti kedewasaan, hubungan sosial yang bebas, motivasi
diri, dorongan untuk sukses, dan kesiapan untuk tindakan kemanusiaan. Sebaliknya, dalam
realitas sosial saat ini, pemimpin karismatik juga diakui, terutama di kalangan sosial dan
politik. Kemudian menurut Edwin B (2000: 101) Pemimpin karismatik memiliki kesetiaan,
akuntabilitas, dan dukungan dari pengikut mereka. Tugas seorang pemimpin adalah
menasihati, mengarahkan, memotivasi dan membimbing untuk mencapai tujuan. Menurut
Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: 120) Pendidikan dan pelatihan, disiplin kerja, kompensasi,
kondisi organisasi, sistem kerja, motivasi, kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja
pegawai.
konsep inti kepemimpinan, antara lain;
1. Menurut Salus (1988.80, bahwa kepemimpinan itu adalah kekuatan yang memilih
impian seseorang dan kemudian metetapkan tujuan Kehidupan seorang.
Kepemimpinan dalam pikirannya Itu berarti sesuatu yang bisa digerakkan dari dalam
dan mengarah ke keberhasilan misi(organisasi).
2. Menurut Geneen (1984: 80), Kepemimpinan sebagai keahlian yang sangat individual
subyektif dan sulit diukur secara kualitatif. Kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain berasal dari hati nurani yang sangat subjektif. mantan
Presiden Amerika, mengatakan bahwa kepemimpinan adalah seni khusus seseorang.
Implementasinya membutuhkan visi besar tentang siapa pemimpinnya. Kemampuan
kepemimpinan visioner seorang pemimpin dapat diturunkan dari pengembangan
potensi seni dan kepemimpinan. Kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari konsep
pemimpin yang mencakup segalanya.
3. Triyantoro Safaria (2003: 25) mendefenisikan pemimpin sebagai orang yang
memainkan peran sentral atau posisi dominan dan berpengaruh dalam kelompok.
Pada konsep kepemimpinan, maka elemen yang paling penting peran, kunci, dominasi
dan pengaruh. Kepemimpinan akan berarti jika ada keseimbangan, jika yang termasuk
dalam kelompok dapat diterima dan diinternalized atau dengan kata lain
kepemimpinan akan muncul ketika ada sekelompok orang yang mengincar tujuan
bersama dengan menerima legitimasi kehadiran pemimpin. Secara umum tujuan
kepemimpinan akan muncul jika ada kapasitas kecerdasan, motivasi, kepercayaan
diri, kemampuan penilaian yang baik, dominan, agresif, Kefasihan dalam berbicara
dan pengambilan keputusan yang cepat. Selain faktor bawaan, hati nurani itu juga
akan sangat mempengaruhi kepemimpinan.

Perubahan Organisasi

Menurut Robbins (2003), Pada dasarnya efektivitas organisasi meningkat karena


segala perubahan yang telah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
organisasi dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan perubahan perilaku
para anggota organisasi. Lebih lanjut Robbins menyatakan perubahan organisasi dapat
dilakukan pada struktur yang mencakup strategi dan sistem, teknologi,
penataan fisik dan sumber daya manusia.

Wibowo (2007) menyebutkan bahwa ada tiga jenis perubahan organisasi yaitu
perubahan perkembangan , perubahan peralihan dan perubahan mendasar.
1. Perubahan perkembangan mencerminkan perubahan dengan perubahan keterampilan,
prosedur yang ada, standar kinerja atau kondisi. Dalam perubahan perkembangan
tersebut adalah kedua asumsi yaitu bahwa orang dapat menjadi lebih baik jika
diberikan alasan , sumber daya, motivasi dan juga pelatihan yang tepat .
2. Perubahan peralihan menanggapi perubahan signifikan dalam kekuatan atau tuntutan
lingkungan pasar untuk berhasil.
3. Perubahan transformasional adalah perubahan radikal dari satu keadaan ke keadaan
lain sehingga menjadi penting jika memerlukan transfer budaya, perilaku dan sikap
untuk melakukan dengan sukses dan bertahan untuk waktu yang lama waktu.
Budaya Organisasi
Menurut Sobirin (2005) budaya organisasi adalah pola keyakinan dan nilai-nilai
dalam suatu organisasi yang dipahami, diperluas, dan dipraktikkan oleh anggota organisasi
sehingga pola ini memberikan maknanya bagi organisasi yang terkait dan yang membentuk
dasar dari aturan berperilaku.
Rivai dan Mulyadi (2008) berpendapat bahwa budaya organisasi itu sendiri
merupakan Bagaimana perasaan karyawan dan bagaimana persepsi ini menciptakan panutan,
nilai dan harapan. Organisasi hanya bekerja secara efektif ketika mereka dibagikan Nilai-nilai
yang ada di antara karyawan.
Robbin (2003) mendefinisikan budaya organisasi sebagai sistem makna yang diikuti
oleh anggota untuk membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Ada tujuh
ciri utama budaya organisasi sebagai berikut:
1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko;
2. Perhatian terhadap detail;
3. Berorientasi pada hasil;
4. Berorientasi pada manusia ;
5. Berorientasi kelompok;
6. agresifitas ;
7. Stabilitas.

Fungsi utama budaya organisasi adalah untuk membantu memahami lingkungan


dan mencari tahu bagaimana bereaksi sedemikian rupa untuk mengurangi kecemasan,
ketegangan dan Kebingungan. Budaya organisasi memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai
proses integrasi internal dan sebagai proses penyesuaian eksternal (Sunyoto & Burhanuddin,
2011).

Kinerja Karyawan
Mangkunegara (2009)mendefinisikan kinerja karyawan sebagai hasil kualitatif dan
kuantitatif yang dicapai karyawan selama menjalankan tugasnya sesuai dengan tugas yang
diberikan. Secara umum kinerja merupakan ukuran hubungan antara output yang dihasilkan
dengan input tertentu. Kinerja adalah tujuan yang didefinisikan sebagai komitmen manajerial
yang ingin dicapai oleh seorang karyawan atau organisasi.
Ada tiga jenis kriteria untuk menentukan kinerja karyawan yang merupakan hasil dari
tugas, perilaku, dan karakteristik pribadi. Hasil dari tugas individu berhubungan dengan
tujuan akhir dari tugas karyawan ketika perilaku dikaitkan dengan tindakan karyawan.
Karakteristik pribadi karyawan merupakan kriteria terakhir Kriteria terlemah adalah sikap
karyawan (Robbins, 2003).

C. PENELITIAN TERDAHULU

Samsul Dkk (2019), dalam penelitian yang berjudul pengaruh Kompetensi,


Kompensasi dan Kepemimpinan Terhadap kinerja Karyawan , mendapatkan hasil bahwa
kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja karyawan. Hasil serupa juga didapatkan oleh
peneliti sebelumnya yaitu Bahagia et al (2018), Widiastuti (2017), Mardikaningsih (2016),
Bahrum dan Inggrid(2015). Menurut Darmawan Dkk(2018) Dalam bekerja tidak cukup
hanya dengan mengarahkan karyawan, tetapi juga harus ada pengawasan dari pihak
manajemen agar pekerjaan karyawan dapat berjalan dengan lancar. Pemimpin juga menjadi
contoh bagi karyawan, karena dengan pemimpin yang bijaksana tidak memperlakukan
pegawai secara semena-mena saat memimpin dengan tidak membeda-bedakan pegawai akan
meningkatkan semangat dan motivasi pegawai sehingga lebih giat dalam bekerja. Hal ini
sesuai dengan apa yang telah disebutkan pada penelitian sebelumnya oleh Andari (2016).

Ramli Dkk (2013), dengan penelitian yang berjudul pengaruh Perubahan


Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang Banjarmasin), menyatakan bahwa Perubahan organisasi
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Pengaruh yang dihasilkan
menunjukkan hubungan yang positif dengan kinerja karyawan , artinya pada saat adanya
perubahan organisasi maka akan meningkatkan kinerja pegawai karena pegawai dipaksa
untuk beradaptasi dengan perubahan organisasi.
Sri Dkk (2020), dengan penelitian yang berjudul Analisis Manajemen
Perubahan, Kepemimpinan Transformasional, Struktur Organisasi, Budaya Organisasi Dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan, mendapatkan hasil bahwa Budaya organisasi
berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja karyawan hal tersebut menunjukkan bahwa
budaya organisasi merupakan identitas karyawan yang merupakan cermin kinerja karyawan.
Budaya organisasi yang selaras dengan kondisi karyawan akan meningkatkan kinerja
karyawan yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Hasil penelitian dilakukan oleh Said, Lubis dan Putra (2015), Bayu dan Hulmansyah
(2016), Jessicha (2018), Bangun (2019), Menda (2018) dan Prasetyo (2019) yang mengklaim
bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja karyawan.
D. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KEPEMIMPINAN
H1
(X1)

PERUBAHAN H2
KINERJA
ORGANISASI (X2)
KARYAWAN(Y)

BUDAYA
H3
ORGANISASI (X3)

a) Hubungan variabel antara Kepemimpinan dan kinerja karyawan


Alimudin (2002) menyatakan bahwa pemimpin diakui jika mampu mempengaruhi
bawahannya untuk secara konsisten meningkatkan kinerjanya. Pendapat ini sejalan
dengan Grimes (1998) yang menekankan bahwa pemimpin berperan dalam
meningkatkan kompetensi, komitmen, dan keterampilan, memahami nilai-nilai
organisasi dan kerjasama tim, serta meningkatkan kinerja organisasi. Seperti yang
ditunjukkan Yukl (2007), kesesuaian antara kepemimpinan, standar, dan budaya
organisasi merupakan prasyarat yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja
karyawan guna mencapai tujuan organisasi. Kajian Sasongko (2008) menyatakan
bahwa ketika pemimpin dapat menerapkan kepemimpinan yang baik, karyawan
akan lebih bahagia dan hasilnya akan bekerja lebih baik. Kepemimpinan memiliki
dampak positif yang sangat besar pada kinerja. Ini karena pemimpin dapat
mendukung karyawannya dan dengan demikian memiliki dampak positif pada
kinerja dan produktivitas karyawan (Carmeli, 2003 dan Goleman, 2004). Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan memiliki hubungan yang sangat
penting dengan kepemimpinan karena dapat mempengaruhi kinerja karyawan
dalam suatu perusahaan. Semakin banyak pemimpin memimpin dengan memberi
contoh kepada karyawan mereka, semakin baik kinerja perusahaan.
H1 : Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja karyawan Perusahaan.

b) Hubungan Variabel antara Perubahan organisasi dan kinerja karyawan


Tujuan perubahan organisasi adalah menciptakan metode baru yang perlu perbaikan
dengan memanfaatkan instrumen yang ada berupa peningkatan kualitas, efektivitas,
dan akuntabilitas organisasi kepada pemangku kepentingan. Dengan kata lain,
upaya perbaikan atau peningkatan kinerja karyawan merupakan salah satu cara
perusahaan melakukan perubahan untuk menjadikan keadaan lebih baik dari
sebelumnya. (Poruakhan, 2016). Penelitian sebelumnya terhadap kedua variabel
tersebut telah diteliti oleh Utami et al. Al. (2017) menemukan penelitian tentang
perubahan organisasi yang memiliki pengaruh positif yang besar terhadap kinerja
karyawan. Kajian Poluakan (2016) memperkuat temuannya bahwa perubahan
organisasi berdampak positif signifikan terhadap kinerja karyawan PT Galesong
Prima Manado miliknya.
H2: Perubahan Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja karyawan Perusahaan.

c) Hubungan Variabel antara Budaya organisasi dan kinerja karyawan


Salah satu tujuan perusahaan menerapkan budaya organisasi adalah untuk mencapai
tujuan organisasi dengan menegakkan aturan dan etos kerja yang meningkatkan
kinerja karyawan. Gengsi suatu perusahaan atau organisasi dapat dilihat dari
perilaku dan kinerja karyawannya (Utami et. al., 2017). Sagita dkk. Al. (2018)
menyatakan dalam jurnal bahwa budaya organisasi yang baik dapat meningkatkan
kinerja karyawan secara signifikan. Penelitian lain yang menguatkan teori ini adalah
penelitian Ismail (2017) yang membuktikan bahwa budaya organisasi berpengaruh
sangat positif terhadap kinerja pegawai.
H3: Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja karyawan Perusahaan.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan


memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Selain itu,
perubahan organisasi memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
Efek yang dihasilkan berkorelasi positif dengan kinerja. Artinya ketika terjadi
perubahan organisasi, karyawan akan bekerja lebih baik karena mereka harus
beradaptasi dengan perubahan organisasi. Setelah itu, budaya organisasi juga sangat
mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
merupakan jati diri pegawai yang menjadi cermin dari kinerja pegawai. Budaya
organisasi yang sesuai dengan kondisi kerja karyawannya meningkatkan kinerja
karyawan.
DAFTAR PUSTAKA

Simbolon, dkk. "pengaruh perubahan organisasi dan budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai (studi pada kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang Banjarmasin)," Jurnal
Wawasan Manajemen, vol. 1, no. 1, 2016, -, -. Accessed 16 Nov. 2022.

Sri, dkk. "Analisis Manajemen Perubahan, Kepemimpinan Transformasional, Struktur


Organisasi, Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan," jurnal
benefita, vol. 5, no. 2, 2020, pp. 225-237, -. Accessed 16 Nov. 2022.

Shabrina, Safira. "Hubungan Antara Perubahan Organisasi, Budaya Organisasi,


Kepemimpinan Transformasional, dan Kinerja Karyawan pada PT Pancaputra Mitratama
Mandiri ," Jurnal ilmu Manajemen, vol. 9, no. 1, 2021, -, -. Accessed 16 Nov. 2022.

Anda mungkin juga menyukai