Anda di halaman 1dari 13

cArtikel Kajian Pustaka

PENGARUH KOMUNIKASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP


KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MEDIASI
(Studi Empirik Pada Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo
Kabupaten Kendal)

Setya Pramono**
STIES PUTRA BANGSA TEGAL

Abstract
This research is a continuation of previous research, namely to further explore the effect of
communication on employee performance. The variables used in this study are communication,
organizational culture and organizational commitment in relation to employee performance. This
study took place in the Darul Amanah Sukorejo Islamic Boarding School, Kendal Regency, using
all employees as research respondents. Hypothesis testing in this study uses multiple linear
regression analysis. The results of the analysis obtained show that communication has a positive
effect on employee performance, organizational culture also has a significant and positive effect on
employee performance and organizational commitment has a significant and positive effect on
employee performance. Organizational commitment has also been shown to mediate the effect of
communication and financial compensation on employee performance.

Keywords: Communication, Organizational Culture, Organizational Commitment, Employee


Performance

Abstrak
Penelitian ini adalah lanjutan dari penelitian sebelumnya, yakni untuk lebih
mendalami pengaruh kominikasi terhadap kinerja pegawai. Vareabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah komunikasi, budaya organisasi dan komitmen organisasi dalam
kaitannya dengan kinerja pegawai. Penelitian ini mengambil lokasi di Pondok Pesantren
Darul Amanah Sukorejo Kabupaten Kendal dengan menggunakan seluruh pegawai sebagai
responden penelitiannya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi linier berganda. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan komunikasi
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, budaya organisasi juga berpengaruh
signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai dan komitmen organisasi berpengaruh
signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai. Komitmen organisasi juga terbukti
memidiasi pengaruh komunikasi dan kompensasi finansial terhadap kinerja pegawai.

Kata kunci : Komunikasi, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Kinerja Pegawai

* Dosen STIES Putra Bangsa Tegal

PENDAHULUAN faktor kunci yang harus dipertahankan


Sumber daya manusia merupakan suatu organisasi sejalan dengan tuntutan
salah satu asset paling berharga yang yang senantiasa dihadapi organisasi
dimiliki oleh suatu organisasi, karena untuk menjawab setiap tantangan yang
manusialah yang merupakan satu-satunya ada. Oleh karena itu, upaya untuk
sumber daya yang dapat menggerakkan mempertahankan sumber daya manusia
sumber daya lainnya. Dengan demikian, yang berkualitas merupakan langkah
unsur sumber daya manusia merupakan utama organisasi.

Halaman 56 Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021


Artikel Kajian Pustaka

Salah satu permasalahan penting fungsi manajemen sumber daya manusia


yang dihadapi oleh para pimpinan adalah adalah kompensasi yaitu pemberian balas
bagaimana dapat meningkatkan kinerja jasa langsung dan tidak langsung, uang
karyawannya sehingga dapat mendukung atau barang kepada karyawan sebagai
keberhasilan pencapaian tujuan. Menurut balas jasa yang diberikan dari
Schermerharn (2013) bahwa pimpinan perusahaan. Simamora (2015)
atau manajer yang baik adalah yang menjelaskan bahwa insentif adalah
mampu menciptakan suatu kondisi tambahan kompensasi diluar gaji atau
sehingga orang secara individu atau upah yang diberikan oleh organisasi.
kelompok dapat bekerja dan mencapai Mangkunegara (2017) mengartikan
kinerja yang tinggi. Permasalahan bahwa insentif memberikan gaji dari
peningkatan kinerja erat kaitannya pihak pemimpin perusahaan sebagai
dengan permasalahan bagaimana pengakuan terhadap prestasi kerja dan
memotivasi karyawan, bagaimana kontribusi karyawan kepada perusahaan.
pengawasan dilakukan, dan bagaimana Nawawi (2015) mengutarakan
cara mengembangkan budaya kerja yang insentif adalah penghargaan atau
efektif serta bagaimana menciptakan ganjaran yang diberikan untuk
lingkungan kerja yang nyaman dan memotifasi pekerja agar produktifitas
kondusif, agar karyawan dapat dan mau meningkat, sifatnya tidak tetap atau
bekerja optimal dan sehingga dapat sewaktu waktu. Oleh karena itu insentif
mendukung pencapaian tujuan organisasi. sewaktu waktu. Oleh karena itu insentif
Manajemen kinerja digunakan di anggap sebagai keuntungan, terutama
untuk memastikan bahwa aktifitas- diberikan kepada pekerja yang bekerja
aktifitas para karyawan dan hasil- secara baik atau yang berprestasi.
hasilnya sejalan dengan tujuan-tujuan Disamping meberikan insentif
organisasi. Manajemen kinerja kapada karyawan dalam meningkatkan
melibatkan penetapan aktivitas-aktvitas kinerja karyawan, budaya organisasi yang
dan hasil-hasilnya yang akan pada akhirnya juga akan meningkatkan
mengakibatkan keberhasilan perusahaan kinerja karyawan (Kotler dan Heskett,
dalam menerapkan strategi Neo et all., 2016). Budaya perusahaan dapat
2014). Kinerja adalah suatu hasil kerja mempunyai dampak yang berarti
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai terhadap kinerja ekonomi jangka panjang.
seseorang karyawan dalam melaksanakan Perusahaan-perusahaan dengan budaya
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang mementingkan setiap komponen
yang dierikan kepadanya Mangkunegara, utama manajerial dan kepemimpinan
(2017). manajerial pada semua tingkat berkinerja
Perusahaan senantiasa melebihi perusahaan yang tidak memiliki
menginginkan agar kinerja karyawannya ciri-ciri tersebut dengan perbedaan yang
baik, dengan demikian untuk besar. Budaya kuat membantu kinerja
meningkatkan kontribusi para karyawan bisnis karena menciptakan suatu tingkat
kepada organisasinya, maka organisasi motivasi yang luar biasa dalam diri
perlu memberikan insentif kepada karyawan. Nilai-nilai dan perilaku yang
karyawan. Hasibuan (2016) salah satu dianut bersama membuat orang merasa

Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021 Halaman 57


cArtikel Kajian Pustaka

nyaman dalam bekerja untuk sebuah 2. Apakah Budaya organisasi


perusahaan. Rasa komitmen atau loyal berpengaruh terhadap komitmen
membuat orang berusaha lebih keras organisasi?
sehingga meningkatkan kinerja 3. Apakah komitmen organisasi
karyawan. berpengaruh terhadap kinerja
Kajian empirik menjelaskan bahwa pegawai?
budaya organisasi berpengaruh terhadap 4. Apakah komunikasi berpengaruh
kinerja. Stare (2011) menemukan bahwa terhadap kinerja pegawai?
budaya organisasi berpengaruh terhadap 5. Apakah Budaya organisasi
kinerja, Murphy et al.,(2013) menemukan berpengaruh terhadap kinerja
bahwa budaya organisasi berpengaruh pegawai?
terhadap kinerja. Shahzad et al., (2013) 6. Apakah komunikasi berpengaruh
menemukan bahwa budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dengan
berpengaruh terhadap kinerja. Risianto komitmen organisasi sebagai variabel
(2018) menemukan bahwa budya mediasi ?
organisasi berpengaruh berpengaruh 7. Apakah budaya organisasi
terhadap kinerja. berpengaruh terhadap kinerja pegawai
Beberapa kajian lain menemukan dengan komitmen organisasi sebagai
temuan yang berbeda. Putriana dkk., variabel mediasi ?
(2015) dalam penelitianya menemukan
bahwa budaya organisasi tidak LITERATUR REVIEW
berpengaruh terhadap kinerja. Perbedaan Strategi Sumber Daya
hasil penelitian (Research Gap) dari MSDM digunakan dalam
beberapa penelitian menghasilkan temuan menganalisis berbagai permasalahan
tentang pengaruh budaya organisasi terutama mengenai permasalahan dalam
terhadap kinerja karyawan, ada yang penelitian ini.Manajemen sumberdaya
menemukan berpengaruh dan ada yang manusia stratejik adalah semua aktivitas
menemukan tidak berpengaruh.Perbedaan yang mempengaruhi prilaku individu
tersebut harus diuji secara empiris pada dalam usaha mereka untuk merumuskan
obyek penelitian lainya. dan menerapkan ebutuhan strategik
Schuler. (1999). Berikut beberapa
Masalah Penelitian pendapat pakar lain tentang manajemen
Berdasarkan kesenjangan (gap) sumberdaya manusia.
pada penelitian di atas dan fenomena Manajemen strategi merupakan
organisasi, maka dapat dirumuskan suatu bidang ilmu yang relatif baru,
masalah penelitian (research problem) bahkan dalam lingkungan ilmu
sebagai berikut : Bagaimana peningkatan manajemen itu sendiri untuk lebih
kinerja pegawai dapat melalui meningkatkan kemampuan daya saing,
komunikasi dan budaya organisasi serta organisasi menyadari bahwa dibutuhkan
komitmen organisasi. Selanjutnya dibuat penerapan strategi yang tepat, kompetitif,
dalam bentuk perttanyaan penelitian : komperhensif serta sejalan dengan visi
1. Apakah komunikasi berpengaruh dan misi. Manajemen strategi dibutuhkan
terhadap komitmen organisasi? untuk menjawab pertanyaan mendasar

Halaman 58 Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021


Artikel Kajian Pustaka

bagaimana organisasi mencapai individu, kelompok dan organisasi.


keunggulan kompetitif yang Manajemen sumberdaya manusia strategi
berkelanjutan (Hitt, R Duan & Robert, maupun perilaku organisasi pada
2001). akhirnya memiliki sasaran untuk
Amstrong (1998) menjelaskan meningkatkan pencapaian peningkatan
bahwa strategi berbasis sumberdaya kinerja.
berkaitan denagan perbaikan perbaikan
modal intelektual dan modal Komunikasi
manusia.Penelitian ini terkait dengan Komunikasi adalah proses
RBV dengan variabel-variabel yang pemindahan pengertian dalam bentuk
digunakan dijlaskan melali modal gagasan atau informasi dari seseorang ke
manusia dengan employee orang lain. Pengertian perpindahan
empowerment, budaya organisasi, dan tersebut melibatkan lebih sekedar kata-
variabel organisasi yang berdampak pada kata yang digunakan dalam percakapan,
kinerja karyawan .Berdasarkan tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik
penjelasan diatas maka pendekatan putus vokal dan sebagainya. Perpindahan
Resaurce-Based view (RBV) sangat yang efektif memerlukan tidak hanya
relevan digunakan untuk medasari transmisi data, tetapi bahwa seseorang
penelitian ini. Modal manusia berasal mengirimkan berita dan menerimanya
dari asumsi dasar bahwa mansia memiliki sangat tergantung pada keterampilan-
ketrampilan dan kemampuan yang dapat keterampilan tertentru (membaca,
ditingkatkan, dan karena itu dapat menulis, mendengar, berbicara dan lain-
mengubah cara orang untuk bertindak lain) untuk membuat sukses penukaran
(Becker 2009). informasi (Handoko, 2017).
Invancevich (2007) menyatakan Peranan komunikasi penting dalam
bahwa “strategic human resaurces hubungan antar fungsi dalam setiap
managemen as the achnowledgement that organisasi. Komunikasi yang telah tertata
HR policies and practices have critikal dengan baik akan menciptakan hubungan
linkages with orgaisational overal yang saling menguntungkan, mengurangi
strategy”. Dari pendapat para ahli dapat kesewenangan dan memperoleh
disimpilkan bahwa manajemen kedudukan yang sama dalam suatu
sumberdaya manusia stratejik adalah hubungan. Lebih dari itu, komunikasi
pendekatan yang menghubungkan antara dapat dipandang sebagai sebuah proses
manajemen sumber daya manusia dengan yang diterapkan dalam melakukan
manajemen setratejik dalam organisasi transfer informasi antara pihak-pihak
secara keseuruhan dalam rangka yang melakukan komunikasi (Anderson,
mencapai sasaran organisasi. 2012).
Kreitner (2005) menyatakan bahwa Seiring dengan dinamika organisasi
perilaku organisasi adalah bidang -bidang yang berjalan cepat maka peranan
interdisipliner yang digunakan untuk informasi tidak dapat diabaikan. Kecepatan
memahami dan mengatur sumberdaya memperoleh informasi akan
manusia di tempat kerja dengan lebih mempengaruhi kecepatan organisasi dalam
baik. Tingkatan analisisnya adalah merespon perubahan yang terjadi. Peran

Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021 Halaman 59


cArtikel Kajian Pustaka

penting komunikasi lain dapat dilihat dari kebersamaan. Budaya organisasi juga
kemampuannya untuk mengurangi potensi dapat membina kekohesifan, kesetiaan
timbulnya konflik yang lebih besar. Hal ini dan komitmen bersama. Apabila
wajar terjadi dalam hubungan kerja, karyawan diberikan pemahaman tentang
dimana dalam hubungan tersebut seringkali budaya organisasi maka setiap karyawan
terjadi salah paham yang diakibatkan oleh akan termotivasi dan semangat kerja
kurang jelasnya informasi atau tugas yang untuk melakukan setiap tugas-tugas yang
diberikan. diberikan oleh perusahaan.

Budaya Oreganisasi Komitmen Organisasi


Menurut Robbins (2016), ada 7 Komitmen organisasi merupakan
ciri-ciri budaya organisasi adalah: loyalitas dan identifikasi individu terhadap
1. Inovasi dan pengambilan resiko. organisasi. Mereka mempunyai komitmen
Sejauh mana karyawan didukung tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah
untuk Menjadi inovatif dan absensinya daripada yang komitmennya
mengambil resiko. rendah (Rivai, 2015). Selanjutnya Mathis
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh dan Jackson (dalam Sopiah, 2008)
mana karyawan diharapkan memberikan definisi komitmen organisasi
menunjukkan kecermatan, adalah derajat yang mana pegawai percaya
3. Orientasi hasil. Sejauh mana dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan
manajemen memfokus pada hasil akan tetap tinggal atau tidak akan
bukannya pada teknik dan proses meninggalkan organisasi. Secara
yang digunakan untuk mencapai keseluruhan komitmen organisasi
hasil tersebut. merupakan suatu keadaan sejauh mana
4. Orientasi orang. Sejauh mana seseorang pegawai memihak pada suatu
keputusan manajemen organisasi tertentu dan tujuannya, dan
memperhitungkan efek pada orang- berniat memelihara keanggotaan dalam
orang di dalam organisasi itu. organisasi tersebut untuk menjaga
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kelangsungan organisasi.
kerja diorganisasikan sekitar tim-
tim, ukannya individu. Kinerja Pegawai
6. Keagresifan. Berkaitan dengan Kinerja adalah hasil kerja seseorang
agresivitas karyawan. pada satu kesatuan waktu dan ukuran
7. Kemantapan. Organisasi tertentu. Menurut Hasibuan (2016),
menekankan dipertahankannya kinerja adalah hasil kerja yang dicapai
budaya organisasi yang sudah baik. oleh seseorang dalam melaksanakan
Robbins (2016) menyatakan bahwa tugas yang diberikan kepadanya yang
budaya organisasi yang kuat memberikan didasarkan pada kecakapan, pengalaman,
para karyawan suatu pemahaman yang kesungguhan dan waktu. Kinerja adalah
jelas dari tugas-tugas yang diberikan oleh suatu prestasi atau tingkat keberhasilan
organisasi, mempunyai pengaruh yang yang dicapai oleh seseorang (individu)
besar terhadap perilaku anggota- atau suatu organisasi dalam
anggotanya karena tingginya tingkat melaksanakan pekerjaan pada suatu

Halaman 60 Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021


Artikel Kajian Pustaka

periode tertentu (Robbins, 2016). Kinerja H7 : Budaya organisasi berpengaruh


karyawan (employee performance) adalah positif terhadap kinerja karyawan dengan
tingkat terhadap mana para karyawan dimediasi komitmen organisasi.
mencapai persyaratan-persyaratan
pekerjaan. Penilaian kinerja METODE PENELITIAN
(performance assessment) adalah proses Definisi Operasional Variabel
yang mengukur kinerja karyawan. 1. Komunikasi
Penilaian kinerja pada umumnya Komunikasi dapat diartikan sebagai
mencakup baik aspek kualitatif maupun sarana formal atau informal yang
kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan digunakan dalam berbagai informasi
(Simamora, 2015). . yang bermanfaat dan tepat waktu
antara satu pihak dengan pihak
Perumusan Hipotesis lainnya. Variabel komunikasi diukur
Adanya hasil penelitian yang dengan indikator (Sriussadaporn
berbeda (research gap) yaitu ada yang dalam Mas’ud, 2014) : a)
berpengaruh signifikan dan ada juga yang Profesionalisme; b) Kesamaan; c)
tidak signifikan, maka dalam penelitian ini Spontanitas; d) Orientasi; e)
dimasukkan variabel komitmen Penjelasan
organisasi sebagai variabel mediasi 2. Budaya Organisasi
sehingga kerangka penelitian dapat Budaya organisasi adalah hal-hal yang
digambarkan sebagai berikut : berkaitan dengan keyakinan, asumsi,
nilai, norma-norma, perilaku, idiologi,
sikap, kebiasaan, dan harapan-harapan
yang dimiliki oleh organisasi.
(Soetopo, 2012). Variabel Budaya
Organisasi diukur dengan indikator :
a) Berfikir strategis; b) Berlaku
amanah; c) Bekerjasama dan
Dari kerangka pemikiran di atas, hipotesa komunikatif; d) Science basic; e)
penelitian kami adalah :
Berdedikasi dalam pelayanan
H1: Komunikasi berpengaruh positif
3. Komitmen organisasi
terhadap komitmen organisasi,
Komitmen organsiasi adalah suatu
H2: Budaya organisasi berpengaruh ikatan psikologis individu pada
positif terhadap komitmen organisasi,
organisasi. Variabel komitmen diukur
H3: Komitmen organisasi berpengaruh
dengan indikator (Mitchell dalam
positif terhadap kinerja pegawai,
Rivai, 2015) :a) Kepercayaan dan
H4 : Komunikasi berpengaruh positif penerimaan yang kuat atas tujuan dan
terhadap kinerja karyawan
nilai-nilaiorganisasi. a) Kemauan
H5 : Organisasi berpengaruh positif
untuk mengusahakan tercapainya
terhadap kinerja karyawan
kepentingan organisasi; b) Keinginan
H6 : Komunikasi berpengaruh positif
yang kuat untuk mempertahankan
terhadap kinerja karyawan dengan
kedudukan sebagai anggota organisasi.
dimediasi komitmen organisasi.

Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021 Halaman 61


cArtikel Kajian Pustaka

4. Kinerja Pegawai disimpulkan bahwa hasil pengujian


Kinerja pegawai adalah prestasi atau kuesioner reliabel.
tingkat keberhasilan yang dicapai oleh
sesorang (individu) atau suatu Uji Asumsi Klasik
organisasi dalam melaksanakan Dari hasil uji normalitas dapat
pekerjaan pada suatu periode tertentu. disimpulkan bahwa model regresi (jalur I
Variabel kinerja pegawai dalam dan II) memiliki distribusi data residual
penelitian ini diukur berdasarkan normal.
indikator sebagai berikut Uji multikolinieritas menunjukkan
(Mangkunegara, 2017) : a) nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1,
Kemampuan menyelesaikan tugas hal ini berati bahwa diantara variabel
sesuai volume pekerjaan; b) independen dalam penelitian ini tidak
Ketrampilan dalam menyelesaikan memiliki hubungan satu sama lainnya
pekerjaan; c) Kesesuaian sehingga dapat disimpulkan bahwa model
menyelesaikan pekerjaan dengan regresi (jalur I dan II) tidak terdapat
prosedur; d) Tingkat kesalahan dalam masalah multikolinieritas.
menyelesaikan pekerjaan; d) Uji autokorelasi menunjukkan nilai
Ketepatan waktu dalam DW sebesar 1,821. Nilai nilai du = 1,715
menyelesaikan pekerjaan. (k=2 dan n= 124). Nilai DW berada
diantara du dan 4-du, yakni 1,715 < 1,821
Populasi dan Sampel < 4-1,715 = 2,285 sehingga dapat
Populasi dalam penelitian ini disimpulkan bahwa tidak terjadi
adalah pegawai (guru dan tendik) sekolah autokorelasi pada model regresi jalur I,
yang berada di Pondok Darul Amanah sedangkan tabel 4.2 erlihat nilai DW
Sukorejo Kendal sebanyak 205 orang sebesar 1,852. Nilai nilai du = 1,736
dan sampel yang diambil sejumlah 121 (k=3 dan n= 124). Nilai DW berada
orang dipilih dengan teknik randown diantara du dan 4-du, yakni 1,736 < 1,852
sampling atau dengan cara acak. < 4-1,736= 2,264 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN autokorelasi pada model regresi jalur II,
Analisa Data sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
Dari olah data SPSS, diperoleh terjadi autokorelasi pada model regresi.
hasil sebagai berikut: Bahwa semua
variabel kuesioner valid, karena masing- Uji Hipotesis
masing item memenuhi syarat yaitu nilai Hasil Uji Koefisien Regresi (Jalur I)
Corrected Item Total Correlation atau r Standardized
Coefficients
hitung > r tabel = 0,176 ( N = 124,  =
Model Beta t Sig.
0,05 ). Uji Reabilitas menunjukkan
1 (Constant) .636 .526
bahwa nilai Cronbach Alpha atau r hitung
Komunikasi (X1) .392 5.615 .000
untuk keempat variabel yaitu komunikasi,
Budaya Organisasi (X2) .508 7.272 .000
budaya organisasi , komitmen organisasi
a. Dependent Variable: Komitmen Organisasi (Y1)
dan kinerja pegawai semuanya lebih
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
besar dari 0,70 (r standar) maka dapat

Halaman 62 Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021


Artikel Kajian Pustaka

a. Hipotesis 1 (H1): sebesar 4,000 > t tabel = 1,660 (df =


Tabel hasil pengolahan SPSS di atas n – k – 1 = 121 – 3 – 1 = 117,  =
menunjukan bahwa nilai t hitung dari 0,05, uji satu pihak) dapat dilihat
pengaruh variabel komunikasi pada lampiran, dengan angka
terhadap komitmen organisasi signifikansi = 0,000 < = 0,05
sebesar 5,615 > t tabel = 1,660 (df = (signifikan). Berdasarkan pengujian
n – k – 1 = 121 – 2 – 1 = 118,  = di atas maka hipotesis 3 (H3) bahwa
0,05, uji satu pihak) dapat dilihat komitmen organisasi berpengaruh
pada lampiran, dengan angka positif terhadap kinerja karyawan
signifikansi = 0,000 <  = 0,05 terbukti.
(signifikan). Berdasarkan pengujian b. Hipotesis 4 (H4):
di atas maka hipotesis 1 (H1) bahwa Tabel hasil pengolahan SPSS di atas
komunikasi berpengaruh positif menunjukan bahwa nilai t hitung dari
terhadap komitmen organisasi pengaruh variabel komunikasi
terbukti. terhadap kinerja karyawan sebesar
b. Hipotesis 2 (H2): 2,065< t tabel = 1,660 (df = n – k – 1
Berdasarkan tabel di atas juga dapat = 121 – 3 – 1 = 117,  = 0,05, uji
diketahui bahwa nilai t hitung dari satu pihak) dapat dilihat pada
pengaruh variabel budaya organisasi lampiran, dengan angka signifikansi
terhadap Komitmen Organisasi 7,272 = 0,041< = 0,05 (signifikan).
> t tabel = 1,660 dengan angka Berdasarkan pengujian di atas maka
signifikansi = 0,000 < = 0,05 hipotesis 4 (H4) bahwa komunikasi
(signifikan). Berdasarkan pengujian berpengaruh positif terhadap kinerja
di atas maka hipotesis 2 (H2) bahwa karyawan terbukti.
budaya organisasi berpengaruh c. Hipotesis 5 (H5):
positif terhadap komitmen organisasi Tabel hasil pengolahan SPSS di atas
terbukti. menunjukan bahwa nilai t hitung dari
pengaruh variabel budaya
Hasil Uji Koefisien Regresi (Jalur II) organisasiterhadap kinerja karyawan
Standardized sebesar 3,934 < t tabel = 1,660 (df =
Coefficients
n – k – 1 = 121 – 3 – 1 = 117,  =
Model Beta t Sig.
0,05, uji satu pihak) dapat dilihat
1 (Constant) 10.911 .000
pada lampiran, dengan angka
Komunikasi (X1) .168 2.065 .041
signifikansi = 0,000< = 0,05
Budaya Organisasi (X2) .341 3.934 .000
Komitmen Organisasi (Y1) .380 4.000 .000
(signifikan). Berdasarkan pengujian
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y2)
di atas maka hipotesis 5 (H5) bahwa
Sumber: Data primer yang diolah, 2021 budaya organisasi berpengaruh
a. Hipotesis 3 (H3): positif terhadap kinerja karyawan
Tabel hasil pengolahan SPSS di atas terbukti.
menunjukan bahwa nilai t hitung dari
pengaruh variabel komitmen
organisasi terhadap kinerja karyawan

Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021 Halaman 63


cArtikel Kajian Pustaka

Peran mediasi komitmen organisasi Analisis Regresi Pengaruh


dalam pengaruh komunikasi terhadap Komunikasi, Budaya Organisasi Dan
kinerja karyawan Komitmen Organisasi Terhadap
Pengujian pengaruh mediasi Kinerja Pegawai
komitmen organisasi (Y1) dalam Analisis regresi pengaruh
memediasi komunikasi (X1) terhadap komunikasi (X1), budaya organisasi (X2)
kinerja karyawan (Y2) menggunakan alat dan komitmen organisasi (Y1) terhadap
bantu kalkulator sobel. Berdasarkan data kinerja pegawai (Y2) dapat diketahui
hasil pengolahan SPSS pada tabel maka bahwa koefisien regresi (beta) atau β3=
dapat diketahui besarnya pengaruh 0,356, β4 = 0,205 dan β5= 0,273
koefisien βX1→Y1 (A)= 0,392, Y1→Y2 sehingga dapat disusun persamaan regresi
(B)= 0,380, standar error X1→Y1 (SEA)= (jalur II) sebagai berikut :
0,118 dan standar error Y1→Y2 (SEB)= Y2 = β3 Y1 + β4 X1 + β5 X2 + e2
0,096. Oleh karena t hitung= 2,544 > z= sehingga :
sebesar 1,96, maka dapat disimpulkan Y2 = 0,356 Y1 + 0,205 X1 + 0,273 X2
berarti komitmen organisasi (Y1) mampu + e2
memedisi pengaruh komunikasi (X1) Dengan demikian dapat diketahui
terhadap kinerja karyawan (Y2). besarnya masing-masing pengaruh :
a. Y1 Y2 atau β3 = 0,356 (bertanda
Peran mediasi komitmen organisasi positif). Komitmen organisasi (Y1)
dalam pengaruh budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja
terhadap kinerja karyawan pegawai (Y2) hal ini dapat dikatalan
Pengujian pengaruh mediasi bahwa semakin tinggi komitmen
komitmen organisasi (Y1) dalam organisasi semakin tinggi pula
memediasi budaya organisasi (X2) kinerja pegawai
terhadap kinerja karyawan (Y2) b. X1 Y2 atau β4 = 0,205 (bertanda
menggunakan alat bantu kalkulator sobel. positif). Komunikasi (X1)
Berdasarkan data hasil pengolahan SPSS berpengaruh positif terhadap kinerja
pada tabel maka dapat diketahui besarnya pegawai (Y2), hal ini dapat
pengaruh koefisien βX2→Y1 (A)= 0,508, diindikasikan bahwa semakin lancar
βY1→Y2 (B)= 0,380, standar error komunikasi maka semakin tinggi
X2→Y1 (SEA)= 0,072 dan standar error kinerja pegawai
Y1→Y2 (SEB)= 0,096. Oleh karena t c. X2 Y2 atau β5 = 0,273
hitung= 3,452 > z= sebesar 1,96, maka (bertanda positif). Budaya Organisasi
dapat disimpulkan berarti komitmen (X2) berpengaruh positif terhadap
organisasi (Y1) mampu memedisi kinerja pegawai (Y2), hal ini dapat
pengaruh budaya organisasi (X2) diinterpretasikan bahwa semakin
terhadap kinerja karyawan (Y2). kuat budaya organisasi maka
semakin tinggi kinerja pegawai

Halaman 64 Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021


Artikel Kajian Pustaka

Simpulan semakin baik program budaya


1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan organisasimaka semakin tinggi kinerja
bahwa pengaruh Komunikasi terhadap karyawan.
komitmen organisasi signifikan, 6. Hasil uji Sobel menunjukkan bahwa
sehingga hipotesis 1 (H1) bahwa pengaruh tak langsung komunikasi
komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai signifikan,
terhadap komitmen organisasi terbukti sehingga hipotesis (H6) bahwa
dan dapat diinterpretasikan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap
semakin tinggi komunikasi maka kinerja karyawandengan komitmen
semakin tinggi pula komitmen organisasisebagai variabel mediasi
organisasi. terbukti. Dengan demikian variabel
2. Pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi dapat memediasi
komitmen organisasi, sehingga pengaruh komunikasi terhadap kinerja
hipotesis 2 (H2) bahwa budaya karyawan.
organisasi berpengaruh positif 7. Hasil uji Sobel juga menunjukkan
terhadap komitmen organisasiterbukti bahwa pengaruh tak langsung budaya
dan dapat diinterpretasikan bahwa organisasi terhadap kinerja karyawan
semakin baik program budaya signifikan, sehingga hipotesis (H7)
organisasimaka semakin tinggi bahwa budaya organisasi berpengaruh
komitmen organisasi. positif terhadap kinerja karyawan
3. Pengaruh komitmen organisasi dengan komitmen organisasisebagai
terhadap kinerja karyawan signifikan, variabel mediasi terbukti. Dengan
sehingga hipotesis 3 (H3) bahwa demikian variabel komitmen
komitmen organisasi berpengaruh organisasi dapat memediasi pengaruh
positif terhadap kinerja karyawan pengembangan budaya organisasi
terbukti dan dapat diinterpretasikan terhadap kinerja karyawan.
bahwa semakin tinggi komitmen
organisasi maka semakin tinggi pula Implikasi Kebijakan
kinerja karyawan. Implikasi dari hasil penelitian ini
4. Pengaruh komunikasi terhadap kinerja adalah:
karyawan signifikan, sehingga 1. Komunikasi berpengaruh positif
hipotesis 4 (H4) bahwa insentif terhadap komitmen organisasi dan
berpengaruh positif terhadap kinerja selanjutnya akan dapat meningkatkan
karyawan terbukti dan dapat kinerja pegawai. Implikasi dari hasil
diinterpretasikan bahwa semakin penelitian ini adalah :
tinggi komunikasi maka semakin a. Pimpinan perlu membaur
tinggi pulan kinerja pegawai. dengan bawahan dalam
5. Pengaruh budaya organisasi terhadap menyelesaikan suatu tugas
kinerja karyawan signifikan, sehingga pekerjaan sehingga tidak ada
hipotesis 5 (H5) bahwa budaya kensenjangan antar pimpinan
organisasi berpengaruh positif terhadap dan bawahan.
kinerja karyawan terbukti dan dapat b. Meningkatkan intensitas
diinterpretasikan bahwa semakin koordinasi antar bagian sehingga

Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021 Halaman 65


cArtikel Kajian Pustaka

bisa terjalin komunikasi yang keinginan untuk maju dan


semakin lancar antar pegawai berkembang misalnya
2. Budaya Organisasi berpengaruh memfasilitasi mereka untuk
positif terhadap komitmen organisasi melanjutkan studi ke jenjang yang
dan selanjutnya akan dapat lebih tinggi (S1 dan S2)
meningkatkan kinerja pegawai. Adanya langkah – langkah di atas
Implikasi dari hasil penelitian ini diharapkan kinerja pegawai atau
adalah : karyawan di Pondok Pesantren Darul
3. Penelitian ini juga menunjukkan Amanah Sukorejo Kabupaten Kendal
bahwa budaya organisasi semakin tinggi dan selanjutnya akan
berpengaruh positif terhadap berdampak positif bagi perkembangan
komitmen organisasi dan selanjutnya lembaga.
akan dapat meningkatkan kinerja
karyawan. Hal ini berimplikasi pada DAFTAR PUSTAKA
perlunya memgoptimalkan budaya Anis, Indah dkk, 2003, Pengaruh
organisasi dengan cara : Kepuasan Kerja dan Komitmen
Organisasional terhadap
a. Budaya organisasi dan komitmen
Keinginan Pindah Kerja Auditor
organsiasi menjadi factor penting (Studi Kasus pada KAP di Jawa
dalam peningkatan kinerja Tengah), Jurnal EKOBIS, Vol. 4,
karyawan, khususnya di Pondok No. 2.
Pesantren Darul Amanah Arif, L. S. M., Ahmad, U. N. U.&
Sukorejo, hal yang yang sangat Rahman, S. A. A., (2006).
penting adalah bagaimana Hubungan Kepuasan Komunikasi
Dengan Komitmen Terhadap
karyawan memahami budaya
Organisasi Di Kalangan Pekerja
organisasi itu sendiri. Penerapan Teknikal: Kajian Kes Di
budaya organisasi dengan Flextronics International Senai,
pemahaman yang tepat akan Johor. Penerbit Universiti
menumbuhkan komitmen Teknologi Malaysia
organisasi. Sehingga lahirlah Bowen, David E dan Lawler III, Edward.
kinerja karyawan yang E, 1992, The Empowerment of
Service Workers: What, Why and
menjadikan organisasi terus
How when. Sloan Man Review/
berkembang. Spring.
4. Komitmen organisasi berpengaruh Dessler, G, 1992, Manajemen
positif terhadap kinerja pegawai. PersonaliaEdisi 3, Terjemahan
Implikasi dari hasil penelitian ini Agus Dharma. Jakarta: Penerbit
adalah : Erlangga.
Fitriastuti, T. (2013). Pengaruh
a. Pimpinan perlu perhatian atas
Kecerdasan Emosional, Komitmen
hasil kerja anggota dan Organisasional Dan
memfasilitasi anggota yang Organizational Citizenship
mempunyai gagasan dan Behavior terhadap Kinerja
keinginan untuk berprestasi. Karyawan. Jurnal Dinamika
b. Pimpinan perlu mendukung Manajemen, 4(2).
anggota agar selalu memiliki

Halaman 66 Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021


Artikel Kajian Pustaka

Gibson, James John M, Ivancevich and Yogyakarta: Gadjah Mada


James H, Donnelly, Jr, 2000, University Press.
Organizations, Boston: McGraw Parwanto dan Wahyudin, 2004, Pengaruh
Hill Companies, Inc. Faktor-faktor Kepuasan Kerja
Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi analisis terhadap Kepuasan Kerja
multifariate dengan program SPSS. Karyawan Pusat komputer
Semarang, Badan Penerbit Akuntansi IMKA Surakarta, Jurnal
Universitas Diponegoro Bisnis dan Kewirausahaan,
Handoko, Hani, 2017, Manajemen Putriana, L., Umar, H., & Riady, H.
Personalia dan Sumber Daya (2015). The impact of
Manusia, Yogyakarta: BPFE organizational culture on job
Universitas Gajah Mada. satisfaction, organizational
Hasibuan, M. 2016, Manajemen Sumber Commitment and job Performance:
Daya Manusia, Jakarta: Bumi Study on Japanese Motorcycle
Aksara Jakarta. Companies in Indonesia. Int J Edu
Ivancevich, J. M. et al. (2007). Perilaku Res, 3, 103-14.
& Manajemen Organisasi. Qosyim, R. A. (2015). Pengaruh
Erlangga: Jakarta. Komunikasi dan Motivasi Kerja
Kreitner, Robert, and Angelo Kinichi, Serta Kepuasan Kerja Terhadap
2005, Organizational Behavior, Komitmen Organisasi dan Kinerja
New York: McGraw-Hill Karyawan Dinas Pengelola
Companies, Inc. Keuangan Daerah Kabupaten
Kiswanto, M., 2010. Pengaruh Lumajang. Jurnal Relasi STIE
Kepemimpinan dan Komunikasi Mandala Jember, 10(2).
Terhadap Kinerja Karyawan Risianto, D., Irawanto, D. W., &
Kaltim Pos Samarinda. Jurnal Mugiono, M. (2018). Peran
Eksis, 6(1), pp.1267-1439. Budaya Organisasi dalam
John R. Schermerhorn, Jr, 2003, Memediasi Pengaruh
Manajemen, edisi kelima, Andi Gayakepemimpinan dan Etika
Yogyakarta. terhadap Kinerja Perusahan. MIX:
Masrukin dan Waridin, 2006., Pengaruh Jurnal Ilmiah Manajemen, 8(1),
Motivasi, Kepuasan Kerja, Budaya 151-165.
Organisasi dan Kepemimpinan Robbins, S.P., and Coulter, M. 2016.
terhadap Kinerja Pegawai, Management (5th ed.), New Jersey,
EKOBIS, Vol. 7, No. 2. Prentice Hall, Inc.
Mangkunegara, A.P, (2017), Manajemen Robbins, Stephen, 2016, Perilaku
Sumber Daya Manusia Cetakan I, Organisasi. Terj: Benyamin Molan.
Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. New Jersey Prentice Hall, Inc.
Mas’ud, Fuad, 2004, Survai Diagnosis Shahzad, K. et al (2013). HRM and
Organisasional Konsep dan employee performance: A case of
Aplikasi, Badan Penerbit UNDIP, university teachers of Azad Jammu
Semarang. and Kashmir (AJK) in Pakistan.
Murphy, et al. 2013. Leadership: African Journal of Business
Memperkaya Pelajaran dari Management, 5(13), 5249–5253.
Pengalaman, edisi 7. Jakarta: https://doi.org/10.5897/AJBM10.16
Salemba Humanika. 05
Nawawi, Hadari, 2015, Kepemimpinan S. Schuler, Randall. dan Susan E.
Mengefektifkan Organisasi. Jackson, 1997. Manajemen Sumber
Daya Manusia, (Menghadapi Abad

Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021 Halaman 67


cArtikel Kajian Pustaka

Ke-21), Jakarta : PT. Gelora Aksara


Pratama.
Siagaan, Sondang P, 1995, Organisasi
dan Manajemen, Jakarta: PT.
Gunung Agung.
Simamora, 2015. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi Pertama.,
Yogyakarta: BP. STIE YKPN
Soedjono, 2005, Pengaruh Budaya
Organisasi teerhadap Kinerja
Organisasi dan Kepuasan Kerja
Suharto dan Budhi Cahyono, Pengaruh
Budaya Organisasi, Kepemimpinan
dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Sumber Daya Manusia di
Sekretariat DPRD Propinsi Jawa
Tengah,JRBI, Vo. 1, No.1.
Umar, Husein, 2002, Riset Pemasaran
dan Perilaku Konsumen. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo, 2007, Manajemen Kinerja,
Jakarta: PT Grafindo Persada.

Halaman 68 Dharma Ekonomi No. 53 / Th. XXVIII / April 2021

Anda mungkin juga menyukai